Anda di halaman 1dari 16

GUNAHUMAS

Jurnal Kehumasan ISSN – 2655 - 1551

ANALISIS KOMPETENSI ABAD-21 DALAM BIDANG KOMUNIKASI


PENDIDIKAN

Siti Ahadiah Nurjanah


Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Leuwi Goong, Kabupaten Garut.
Email: siti.ahadiah80@gmail.com

ABSTRAK

Abad 21 ditandai dengan berkembangnya informasi, komputasi, otomasi, dan komunikasi yang merambah dalam
segala aspek kehidupan manusia di semua belahan dunia. Hal ini tentunya berdampak pada pendidikan yang
diterapkan termasuk di dalamnya bagaimana model pembelajarannya sehingga dapat mengadaptasi dan
memenuhi semua tuntutan abad 21. Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran
abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad 21
mencerminkan empat hal. 1) Critical Thinking dan Problem Solving, 2) Communication Skills,
3) Collaboration Skills, 4) Creativity Skills dan Innovation. Tuntutan dunia internasional terhadap tugas guru
memasuki abad ke-21 tidaklah ringan. Guru diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran yang bertumpu dan melaksanakan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional
UNESCO untuk Pendidikan, hal ini didasari bahwa Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan
berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik (education as
organized and sustained communication designed to bring about Learning).

Kata kunci: Pembelajaran abad 21, Kurikulum 2013, 4C.

ABSTRACT

The 21st century is marked by the development of information, computing, automation, and communication
which penetrated in all aspects of human life in all parts of the world. This certainly has an impact on applied
education including how the learning model can adapt and meet all the demands of the 21st century. In the 2013
curriculum it is expected to be implemented 21st century learning. This is to respond to the demands of an
increasingly competitive era. The 21st century learning reflects four things. 1) Critical Thinking and Problem
Solving, 2) Communication Skills, 3) Collaboration Skills, 4) Creativity Skills and Innovation. The international
demand for teacher assignments into the 21st century is not easy. Teachers are expected to be able and able to
organize a learning process that is based and implement the four pillars of learning recommended by the
UNESCO International Commission for Education, this is based on that Education is an organized and
sustainable communication designed to foster learning activities in students (education as organized and
sustained) communication designed to bring about Learning).

Keywords: 21st Century Learning, Curriculum, 4C; Communication Skill


388 Volume 2, Nomor 2, Edisi Desember, Tahun 2019

7. Teaching and accountability,


A. PENDAHULUAN mengajar dan akuntabilitas.

Abad ke-21 adalah abad yang sangat Untuk memecahkan masalah tersebut di atas,
berbeda dengan abad-abad sebelumnya. guru dituntut mampu untuk membaca setiap
Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar tantangan yang ada pada masa kini. guru
biasa disegala bidang.pada abad ini, harus mampu untuk mencari sendiri
terutama bidang Information and pemecahan masalah yang timbul dari dampak
Communication Technology (ICT) yang kemajuan zaman karena tidak semua
serba canggih (sophisticated) membuat kemajuan zaman berdampak baik, dampak
dunia ini semakin sempit, karena negatif juga harus diperhitungkan.
kecanggihan teknologi ICT ini beragam
Kompetensi Guru
informasi dari berbagai sudut dunia mampu
diakses dengan instant dan cepat oleh Guru yang mampu menghadapi tantangan
siapapun dan dari manapun, komunikasi tersebut adalah guru yang profesional yang
antar personal dapat dilakukan dengan memiliki kualifikasi akademik dan memiliki
mudah, murah kapan saja dan di mana saja. kompetensi-kompetensi antara lain
kompetensi profesional, kompetensi
Perubahan-perubahan tersebut semakin pedagogik, kompetensi kepribadian, dan
terasa, termasuk didalamnya pada dunia kompetensi sosial yang kualifaid.
pendidikan. Guru saat ini menghadapi
tantangan yang jauh lebih besar dari era a. Kompetensi profesional
sebelumnya. Guru menghadapi klien yang
jauh lebih beragam, materi pelajaran yang Kompetensi profesional sekurang-kurangnya
lebih kompleks dan sulit, standard proses meliputi :
pembelajaran dan juga tuntutan capaian
kemampuan berfikir siswa yang lebih 1. Menguasai subtansi bidang studi dan
tinggi, untuk itu dibutuhkan guru yang metodologi keilmuannya
mampu bersaing bukan lagi kepandaian
2. Menguasai struktur dan materi
tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak
kurikulum bidang studi
(hard skills- soft skills).
3. Menguasai dan memanfaatkan
Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan teknologi informasi dan komunikasi
guru di abad 21, yaitu : dalam pembelajaran
1. Teaching in multicultural society, 4. Mengorganisasikan materi kurikulum
mengajar di masyarakat yang memiliki bidang studi
beragam budaya dengan kompetensi
multi bahasa. 5. Meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Teaching for the construction of melalui penelitian tindakan kelas
meaning, mengajar untuk
mengkonstruksi makna (konsep). b. Kompetensi pedagogik
3. Teaching for active learning, mengajar
untuk pembelajaran aktif. Kompetensi pedagogik sekurang-
4. Teaching and technology, mengajar kurangnya meliputi:
dan teknologi. 1. Memahami karakteristik peserta didik
5. Teaching with new view about dari aspek fisik, sosial, kultural,
abilities, mengajar dengan pandangan emosional, dan intelektual
baru mengenai kemampuan.
6. Teaching and choice, mengajar dan 2. Memahami latar belakang keluarga
pilihan. dan masyarakat peserta didik dan
Analisis Kompetensi Abad-21 Dalam Bidang Komunikasi Pendidikan .... 389

kebutuhan belajar dalam konteks 2. Berkontribusi terhadap


kebhinekaan budaya pengembangan pendidikan di
sekolah dan masyarakat
3. Memahami gaya belajar dan
kesulitan belajar peserta didik 3. Berkontribusi terhadap
pengembangan pendidikan di tingkat
4. Memfasilitasi pengembangan lokal, regional, nasional dan global
potensi peserta didik
4. Memanfaatkan teknologi informasi
5. Menguasai teori dan prinsip belajar dan komunikasi (ICT) untuk
serta pembelajaranYang mendidik berkomunikasi dan mengembangkan
diri
6. Mengembangkan kurikulum yang
mendorong keterlibatan peserta 5. Memiliki sikap, perilaku, etika, tata
didik dalam pembelajaran cara berpakaian dan bertutur bahasa
yang baik
7. Merancang pembelajaran yang
mendidik Orientasi Guru Abad 21

8. Melaksanakan pembelajaran yang Tuntutan dunia internasional terhadap tugas


mendidik guru memasuki abad ke-21 tidaklah ringan.
Guru diharapkan mampu dan dapat
9. Mengevaluasi proses dan hasil menyelenggarakan proses pembelajaran
pembelajaran yang bertumpu dan melaksanakan empat
pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi
c. Kompetensi kepribadian Internasional UNESCO untuk Pendidikan,
Kompetensi kepribadian sekurang- hal ini didasari bahwa Pendidikan
kurangnya meliputi: merupakan komunikasi terorganisasi dan
1. Menampilkan diri sebagai pribadi berkelanjutan yang dirancang untuk
yang mantap, stabil, dewasa, arif dan menumbuhkan kegiatan belajar pada diri
berwibawa peserta didik (education as organized and
sustained communication designed to bring
2. Menampilkan diri sebagai pribadi about Learning). UNESCO
yang berakhlak mulia dan sebagai merekomendasikan empat pilar dalam
teladan bagi peserta didik dan bidang pendidikan, yaitu:
masyarakat
a. Learning to know (belajar untuk
3. Memiliki sikap, perilaku, etika, tata mengetahui)
cara berpakaian, dan bertutur bahasa
yang baik Learning to know, yaitu proses belajar
untuk mengetahui, memahami, dan
4. Mengevaluasi kinerja sendiri menghayati cara-cara pemerolehan
pengetahuan dan pendidikan yang
5. Mengembangkan diri secara
memberikan kepada peserta didik bekal-
berkelanjutan
bekal ilmu pengetahuan. Proses
d. Kompetensi social pembelajaran ini memungkinkan peserta
Kompetensi sosial sekurang-kurangnya didik mampu mengetahui, memahami,
meliputi: dan menerapkan, serta mencari informasi
1. Berkomunikasi secara efektif dan dan/atau menemukan ilmu pengetahuan.
empatik dengan peserta didik, orang
tua peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan dan masyarakat
390 Volume 2, Nomor 2, Edisi Desember, Tahun 2019

mutu sekolah. Lebih dari itu, pembimbingan


b. Learning to do (belajar melakukan juga efektif mengembangkan
atau mengerjakan) kepemimpinan guru dan budaya
Learning to do, yaitu proses belajar pembelajaran profesional di sekolah
melakukan atau mengerjakan sesuatu. (Walkinton, 2005) dimana kedua hal
Belajar berbuat dan melakukan tersebut merupakan komponen penting
(Learning by doing) sesuatu secara aktif kesuksesan sekolah di abad 21 (c).
ini bermakna pendidikan seharusnya
memberikan bekal-bekal kemampuan Menurut Reinman & Sprinthall (1998),
atau keterampilan. Peserta didik dalam pembimbingan merupakan bagian dari
proses pembelajarannya mampu supervisi. Walaupun demikian,
menggunakan berbagai konsep, prinsip, pembimbingan memiliki karakteristik yang
atau hukum untuk memecahkan masalah membedakannya dari supervisi yaitu
yang konkrit. penekanan pembimbingan pada refleksi dan
c. Learning to live together (belajar pembelajaran profesional. Supervisi lebih
untuk hidup bersama) dekat dengan peran sosialisasi untuk
Learning to live together, yaitu ‘membentuk’ guru menjadi sosok guru yang
pendidikan seharusnya memberikan sesuai dengan dengan lingkungan sekolah
bekal kemampuan untuk dapat hidup dimana guru mengajar. Fungsi supervisi ini
bersama dalam masyarakat yang meliputi penyambutan (guru baru),
majemuk sehingga tercipta kedamaian enkulturasi, pemodelan, penjelasan, diskusi,
hidup dan sikap toleransi antar sesama dan pemberian umpan balik. Fungsi ini
manusia. dilakukan dalam pembimbingan namun
d. Learning to be (belajar untuk dengan tuntutan komitmen yang lebih
menjadi/mengembangkan diri sendiri). holistik dan hubungan yang lebih multi
Learning to be, yaitu pendidikan arah. Pembimbing mungkin menjadi pelatih,
seharusnya memberikan bekal motivator, sumberinformasi, dan pasangan
kemampuan untuk mengembangkan diri. belajar, bergantung pada konteks
Proses belajar memungkinkan (Walkington, 2005). Di Inggris, istilah
terciptanya peserta didik yang mandiri, pembimbingan menjadi popular melebihi
memiliki rasa percaya diri, mampu supervisi di saat semakin banyak guru
mengenal dirinya, pemahaman diri, sekolah yang melakukan pembimbingan
aktualisasi diri atau pengarahan diri, terhadap calon guru di sekolah mereka
memiliki kemampuan emosional dan (Hawkey, 1998).
intelektual yang konsisten, serta
mencapai tingkatan kepribadian yang Pembimbingan berbasis sekolah berpotensi
mantap dan mandiri mengembangkan komunitas pembelajaran di
sekolah. Daresh (2003) mengatakan bahwa
B. KAJIAN LITERATUR secara umum, hubungan pembimbingan- baik
yang terjadi secara alami melalui kontak
Hakekat Pembimbingan Guru informal dengan seseorang (misalnya
pembimbingan dari guru favorit) ataupun
Pembimbingan saat ini dipandang sebagai melalui program formal dan terstruktur
salah satu strategi pengembangan (seperti pembimbingan untuk guru-guru baru
kompetensi guru abad 21, guru yang sesuai di sekolah) merupakan kesempatan besar
untuk pembelajaran. Baik pembimbing dan
tuntutan guru profesional dan sekolah abad
yang dibimbing akan banyak belajar tentang
21 (Hargreavas, 1997; Hargreaves & Fullan,
kehidupan profesional mereka dan
2000). Pembimbingan melekatkan memperoleh akan memperoleh pemahaman
pembelajaran pada praktek profesional guru yang lebih tentang kebutuhan personal, visi,
di sekolah, juga merupakan bentuk berbagi dan nilai-nilai melalui setiap pengalaman
tanggung jawab dalam upaya peningkatan pembelajaran mereka.
Analisis Kompetensi Abad-21 Dalam Bidang Komunikasi Pendidikan ..... 391

Pembimbingan merupakan bantuan dari pembelajaran yang efektif bagi siswa (Carr,
seorang individu terhadap individu yang Nancy, & Harries, 2005). Terlebih,
lain. Pembimbingan biasanya dilakukan pengajaran di era 21 sangat lah kompleks and
sulit sehingga tak satupun ahli dapat
oleh atasan atau individu yang dipandang
menjawab dengan mudah permasalahan atau
lebih senior dalam jabatan. Namun,
memiliki jawaban paling benar. Dengan kata
seringkali terjadi, pembimbingan terjadi lain, dalam pembimbingan, kedua belah pihak
antar teman sebaya atau bahkan dari yang saling belajar (Hargreavas & Fullan, 2000)
lebih junior kepada yang lebih senior dari sehingga manfaat dan hasil pembimbingan
sisi usia. Dengan demikian pembimbingan tidak hanya bagi individu yang dibimbing,
tidaklah selalu terjadi antara atasan dengan namun juga pembimbing. “The mentor is
bawahan. Pembimbingan yaitu “off-line highly likely to grow as the partners in the
help by one person to another in making relationships share and reflect” (Walkington,
significant transitions in knowledge, work 2005:12).
or thinking” (Megginson, Clutterbuck,
Garvey, Stokes, & Harris, 2006: 5). Dengan demikian, pembimbingan berbeda
Pembimbingan merupakan “the dengan evaluasi (Portner, 2003).
relationship between someone of greater Pembimbingan merupakan proses yang
expertise in a given setting working with berkelanjutan yang berupaya membangun
someone of lesser expertise (although it is kepercayaan diri guru. Kerahasiaan data
not necessarily just one-on-one individu yang dibimbing dijaga dan
relationship)” (Walkington, 2005: 12). digunakan semata-mata untuk refleksi.
Penilaian manfaat pembimbingan pun
Dalam pembimbingan, hubungan dibangun dilakukan oleh individu yang dibimbing.
secara sadar dan sengaja antara pembimbing Evaluasi lebih merupakan suatu kunjungan
dan yang dibimbing. “Mentoring involves yang diaturoleh suatu kebijakan, berorientasi
the relationships built around shared pada penilaian kinerja, dan ditujukan untuk
purposes and mu-tual goals among the pengisian data yang akan diproses untuk
penilaian guru. Semua kegiatan evaluasi
adults involved’ (Carr, Nancy, & Harries,
dibuat dan merupakan kewenangan supervisor
2005). Tujuan pembimbingan yaitu
atau pengawas.
menghasilkan perubahan yang signifikan
pada pengetahuan, pekerjaan atau pemikiran Di sekoiah, pembimbingan mungkin
individu yang dibimbing dengan cara diberikan oleh guru, kepala sekoiah,
membantu individu memahami sesuatu supervisor, dan atau akademisi perguruan
yang sedang terjadi terkait dengan tinggi kepada mahasiswa calon guru, kepala
pekerjaan atau karir individu yang pada sekoiah, guru dan atau kepala sekoiah, baik
awalnya mungkin dipandang sepele atau secara individual ataupun kelompok
tidak penting (Megginson, dkk., 2006). (Walkington, 2005) Praktek pembimbingan
yang sering terjadi di sekoiah yaitu ketika
Pembimbingan dimaksudkan untuk seorang guru belajar pada guru lain atau di
menciptakan lingkungan yang reflektif bagi saat seorang guru mendengarkan
individu yang dibimbing dalam menghadapi permasalahan dari guru lain kemudian
isu-isu yang sedang dihadapi maupun memberikan tip-tip praktis dan berbagi
diprediksikan terjadi, diantaranya: karir, rencana pengajaran dan bahan-bahan
pertumbuhan pribadi, pengelolaan pelajaran (Reiman & Sprinthall, 1998). Hal
hubungan dan manajemen situasi ini biasanya terjadi secara alami tanpa suatu
(Megginson, dkk., 2006). Dalam praktek, program yang terencana (Bartell, 2005).
pembimbingan lebih seperti seperti
‘coaching’atau pendampingan dan Namun demikian, tidak berarti pembimbingan
kolaborasi. Terjadi proses berbagi antara yang efektif dapat terjadi secara otomatis di
sekolah. Bahkan, menurut
pembimbing dan yang dibimbing dengan
komitmen untuk pengembangan pelaksanaan
392 Volume 2, Nomor 2, Edisi Desember, Tahun 2019

Hargreaves & Fullan (2000), walaupun alami. Kemampuan berpikir kritis adalah
pembimbingan telah banyak dilakukan guru potensi intelektual yang dapat dikembangkan
untuk mengembangkan kemampuan dan melalui proses pembelajaran sesuai pendapat
Schafersman (1991) berpikir kritis merupakan
juga mengelola stress guru, dalam
suatu keterampilan yang harus diajarkan pada
prakteknya, kadangkala masih
siswa melalui ilmu pengetahuan alam atau
mengecewakan. Oleh karena itu, sekolah disiplin yang lain untuk mempersiapkan
dan institusi terkait perlu menyusun mereka agar berhasil dalam kehidupan dan
program-program pembimbingan untuk pendapat, sedangkan yang bertanggung jawab
memberikan bantuan dan praktek yang lebih untuk mengembangkan dan mengajarkan
terstruktur dan efektif pada guru. Di salah satunya adalah guru karena seorang
samping itu, pemrograman pembimbingan guru memiliki keleluasaan untuk membuat
di sekolah memberikan pengakuan dan rancangan pembelajaran sebelum proses
penghargaan kegiatan pembimbingan pembelajaran dilakukan hal tersebut sesuai
sebagai salah satu layanan bantuan dengan pendapat Arend (2009: 1) yang
profesional guru. Hal ini berimplikasi pada menyatakan bahwa berpikir kritis dapat
pengakuan dan penghargaan peran-peran dimiliki oleh seorang mahasiswa jika
yang dijalankan pembimbing dan yang mahasiswa tersebut secara konsisten dilatih
dibimbing dalam hubungan pembimbingan baik melalui diskusi terarah maupun dengan
sehingga peluang keberhasilan difasilitasi oleh seorang instruktur.
pembimbingan pun akan lebih besar
(Walkington, 2005). Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat
diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal
Ketrampilan pemecahan masalah, berfikir ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang
kreatif dan berfikir kritis telah menjadi pusat semakin kompetitif. Adapun pembelajaran
perhatian dari Pendidik, Peneliti, Pengusaha, abad 21 mencerminkan empat hal.
dan media massa selama beberapa tahun ini.
Hal tersebut dapat dilihat dari fakta bahwa 1. Critical Thinking dan Problem Solving
kemampuan berfikir kritis akan menentukan 2. Communication Skills
daya tahan/saing seseorang dalam 3. Collaboration Skills
berkompetisi untuk menjadi yang terunggul 4. Creativity Skills dan Innovation
karena akan meningkatkan daya kompetitif
dari individu tersebut, sesuai pendapat peneliti C. METODOLOGI PENELITIAN
yang menyatakan keterampilan berpikir kritis
telah diakui sebagai keterampilan yang Studi ini dilakukan dengan menggunakan
penting untuk keberhasilan belajar, bekerja analisis isi atau analisis framing terhadap
dan hidup diabad ke-21 (Zare, P. & Othman, fenomena yang sedang dihadapai para guru
M. 2015 ;Kivunja, C. 2015; Bermingham, M. Indonesia, khususnya dalam upaya
2015). meningkatkan kompetensi berkomunikasi di
era digital atau Abad 21, melalui sejumlah
Seseorang yang mempunyai keterampilan kajian teoritikal dan praktikal yang terjadi
berfikir kritis tinggi dan kemampuan selama ini di lapangan.
komunikasi yang baik akan mudah
menyesuaikan perubahan kondisi dan dihargai D. HASIL DAN PEMBAHASAN
baik dalam konteks akademik dan dunia kerja
(Mason, 2007; Rudd, 2007; Kosciulek & Critical Thinking dan Problem Solving
Wheaton, 2003). Berfikir kritis merupakan
kemampuan yang penting bagi siswa, Pada karakter ini, peserta didik berusaha
sehingga berpikir kritis hendaknya menjadi untuk memberikan penalaran yang masuk
salah satu aktivitas yang harus dikembangkan akal dalam memahami dan membuat pilihan
dan diajarkan di setiap mata pelajaran, karena yang rumit, memahami
kemampuan berpikir kritis bukan bawaan
sejak lahir dan tidak berkembang secara
Analisis Kompetensi Abad-21 Dalam Bidang Komunikasi Pendidikan .... 393

interkoneksi antara sistem. Peserta didik Pengertian tersebut menunjukkan bahwa


juga menggunakan kemampuan yang berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses
dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan juga sebagai suatu kemampuan. Proses dan
permasalahan yang dihadapinya dengan kemampuan tersebut digunakan untuk
mandiri, peserta didik juga memiliki memahami konsep, menerapkan,
kemampuan untuk menyusun dan mensintesis dan mengevaluasi informasi
mengungkapkan, menganalisa, dan yang didapat atau informasi yang
menyelesaikan masalah. dihasilkan. Tidak semua informasi yang
diterima dapat dijadikan pengetahuan yang
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk diyakini kebenarannya untuk dijadikan
mewujudkan hal tersebut melalui penerapan panduan dalam tindakan. Demikian halnya
pendekatan saintifik (5M), pembelajaran dengan informasi yang dihasilkan tidak
berbasis masalah, penyelesaian masalah, selalu merupakan informasi yang benar.
dan pembelajaran berbasis projek. Informasi tersebut perlu dilakukan
pengkajian melalui berbagai kriteria seperti
Guru jangan risih atau merasa terganggu kejelasan, ketelitian, ketepatan, reliabilitas,
ketika ada siswa yang kritis, banyak kemamputerapan, bukti-bukti lain yang
bertanya, dan sering mengeluarkan mendukung, argumentasi yang digunakan
pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa dalam menyusun kesimpulan, kedalaman,
ingin tahunya yang tinggi. Hal yang perlu keluasan, serta dipertimbangkan
dilakukan guru adalah memberikan kewajarannya.
kesempatan secara bebas dan bertanggung
bertanggung jawab kepada setiap siswa Ennis (1985) dalam Goals for a Critical
untuk bertanya dan mengemukakan Thinking Curiculum, berpikir kritis meliputi
pendapat. Guru mengajak siswa untuk karakter (disposition) dan keterampilan
menyimpulkan dan membuat refleksi (ability). Karakter dan keterampilan
bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada merupakan dua hal yang tidak terpisah
level HOTS dan jawaban terbuka pun dalam diri seseorang. Dari perspektif
sebagai bentuk mengakomodasi psikologi perkembangan, karakter dan
kemampuan berpikir kritis siswa. keterampilan saling menguatkan, karena itu
keduanya harus secara eksplisit diajarkan
“Critical thinking is the intellectually bersama-sama. Karakter (disposition)
disciplined process of actively and skillfully tampak dalam diri seseorang sebagai
conceptualizing, applying, synthesizing, pemberani, penakut, pantang menyerah,
and/or evaluating information gathered mudah putus asa, dan lain sebagainya. John
from, or generated by, observation, Dewey menggambarkan aspek karakter dari
experience, reflection, reasoning, or berpikir sebagai “atribut personal”. Suatu
communication as a guide to belief and karakter (disposisi) manusia merupakan
action. In its exemplary form, it is based on motivasi internal yang konsisten dalam diri
universal intellectual values that trancend seseorang untuk bertindak, merespon
subject matter divisions: clarity, accuracy, seseorang, peristiwa, atau situasi biasa.
precision, consistancy, relevance, sound
evidence, good reasons, depth, breadth, and Berbagai pengalaman memperkuat teori
fairness. It entails the examination of those karakter (disposisi) manusia yang ditandai
structures or elements of thought implicit in sebagai kecenderungan yang tampak, yang
all reasoning: purpose, problem, or dapat dengan mudah dideskripsikan,
questionate-issue, assumptions, concepts, dievaluasi, dan dibandingkan oleh dirinya
empirical grounding; reasoning leading to sendiri dan orang lain. Mengetahui karakter
conclusions, implication and consequences,
objection from alternative viewpoints, and
frame of reference” (Jenicek, 2006).
394 Volume 2, Nomor 2, Edisi Desember, Tahun 2019

(disposisi) seseorang memungkinkan kita berbagai data dan pendapat,


memperkirakan, bagaimana seseorang respek terhadap kejelasan
cenderung bertindak atau bereaksi dalam dan ketelitian, mencari
berbagai situasi. Berbeda dengan karakter, pandanganpandangan lain
keterampilan dimanifestasikan dalam yang berbeda, dan akan
bentuk perbuatan. Seseorang dengan berubah sikap ketika terdapat
keterampilan yang baik cenderung mampu sebuah pendapat yang
memperlihatkan sedikit kesalahan dalam dianggapnya baik.
mengerjakan tugas-tugas sedangkan orang b. Kriteria (criteria)
yang kurang terampil membuat kesalahan Berpikir kritis harus
yang lebih banyak bila diberikan sejumlah mempunyai sebuah kriteria
tugas yang sama. Samsudin (2009) atau patokan. Untuk sampai
mengutip model yang diadaptasi dari ke arah sana maka harus
Triandis (1979, dalam Rickets dan Rudd, menemukan sesuatu untuk
2005), keterampilan berpikir kritis diputuskan atau dipercayai.
merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh Meskipun sebuah argumen
karakter berpikir kritis dan sejumlah faktor dapat disusun dari beberapa
pendukung, yang digambarkan dalam sumber pelajaran, namun
skema pada Gambar.1 akan mempunyai kriteria
yang berbeda. Apabila kita
akan menerapkan
standarisasi maka haruslah
berdasarkan kepada
relevansi, keakuratan fakta-
fakta, berlandaskan sumber
yang kredibel, teliti, tidak
bias, bebas dari logika yang
Indikator Berpikir Kritis Terdapat berbagai keliru, logika yang konsisten,
rujukan yang mengemukakan indikator dan pertimbangan yang
berpikir kritis, yang dikemukakan berikut matang.
ini. Wade (1995) mengidentifikasi delapan c. Argumen (argument)
karakteristik berpikir kritis, meliputi: (1) Argumen adalah
kegiatan merumuskan pertanyaan, (2) pernyataan atau proposisi
membatasi permasalahan, (3) menguji data- yang dilandasi oleh data-
data, (4) menganalisis berbagai pendapat data. Keterampilan berpikir
dan bias, (5) menghindari pertimbangan kritis akan meliputi kegiatan
yang sangat emosional, (6) menghindari pengenalan, penilaian, dan
penyederhanaan berlebihan, (7) menyusun argumen.
mempertimbangkan berbagai interpretasi, d. Pertimbangan atau pemikiran
dan (8) mentoleransi ambiguitas. Beyer (reasoning) Kemampuan ini
(1995) menjelaskan karakteristik yang adalah untuk merangkum
berhubungan dengan berpikir kritis berikut. kesimpulan dari satu atau
beberapa premis. Prosesnya
a. Watak (dispositions) akan meliputi kegiatan
Seseorang yang menguji hubungan antara
mempunyai keterampilan beberapa pernyataan atau
berpikir kritis mempunyai data.
sikap skeptis, sangat terbuka, e. Sudut pandang (point of
menghargai sebuah view) Sudut pandang adalah
kejujuran, respek terhadap cara memandang atau
Analisis Kompetensi Abad-21 Dalam Bidang Komunikasi Pendidikan .... 395

menafsirkan dunia ini, yang bagian dari keseluruhan


akan menentukan konstruksi kompleks.
makna. Seseorang yang 13. Peka terhadap perasaan,
berpikir dengan kritis akan pengetahuan, dan kecerdasan
memandang sebuah orang lain.
fenomena dari berbagai
sudut pandang yang berbeda.
f. Prosedur penerapan kriteria Communication Skills
(procedures for applying
criteria) Prosedur penerapan Pada karakter ini, peserta didik dituntut
berpikir kritis sangat untuk memahami, mengelola, dan
kompleks dan prosedural. menciptakan komunikasi yang efektif dalam
Prosedur tersebut akan berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan,
meliputi merumuskan dan multimedia. Peserta didik diberikan
permasalahan, menentukan kesempatan menggunakan kemampuannya
keputusan yang akan untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu
diambil, dan pada saat berdiskusi dengan teman-
mengidentifikasi perkiraan- temannya maupun ketika menyelesaikan
perkiraan. masalah dari pendidiknya.

Ada 13 indikator karakter berpikir kritis Abad 21 adalah abad digital. Komunikasi
yang dikembangkan Ennis (1985, dalam dilakukan melewati batas wilayah negara
Costa, 1985), berikut. dengan menggunakan perangkat teknologi
yang semakin canggih. Internet sangat
1. Mencari pertanyaan jelas membantu manusia dalam berkomunikasi.
dari teori dan pertanyaan. Saat ini begitu banyak media sosial yang
2. Mencari alasan. digunakan sebagai sarana untuk
3. Mencoba menjadi yang berkomunikasi. Melalui smartphone yang
teraktual. dimilikinya, dalam hitungan detik, manusia
4. Menggunakan sumber- dapat dengan mudah terhubung ke seluruh
sumber yang dapat dipercaya dunia.
dan menyatakannya.
5. Menjelaskan keseluruhan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
situasi. pengertian komunikasi adalah pengiriman
6. Mencoba tetap relevan dan penerimaan pesan atau berita dari dua
dengan ide utama. orang atau lebih agar pesan yang dimaksud
7. Menjaga ide dasar dan dapat dipahami. Sedangkan Wikipedia
orisinil di dalam pikiran. dinyatakan bahwa komunikasi adalah “suatu
8. Mencari alternatif. proses dimana seseorang atau beberapa
9. Berpikiran terbuka. orang, kelompok, organisasi, dan
10. Mengambil posisi (dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan
mengubah posisi) ketika informasi agar terhubung dengan
bukti-bukti dan alasan-alasan lingkungan dan orang lain”.
memungkinkan untuk
melakukannya. Komunikasi tidak lepas dari adanya
11. Mencari dokumen-dokumen interaksi antara dua pihak. Komunikasi
dengan penuh ketelitian. memerlukan seni, harus tahu dengan siapa
12. Sepakat dalam suatu cara berkomunikasi, kapan waktu yang tepat
yang teratur dengan bagian- untuk berkomunikasi, dan bagaimana cara
berkomunikasi yang baik. Komunikasi bisa
dilakukan baik
396 Volume 2, Nomor 2, Edisi Desember, Tahun 2019

secara lisan, tulisan, atau melalui simbol dramatik sehingga pesan akan
yang dipahami oleh pihak-pihak yang menjadi lain artinya bila
berkomunikasi. Komunikasi dilakukan pada diucapkan dengan intonasi suara
lingkungan yang beragam, mulai di rumah, yang berbeda. Intonasi suara yang
sekolah, dan masyarakat. Komunikasi bisa tidak proposional merupakan
menjadi sarana untuk semakin merekatkan hambatan dalam berkomunikasi.
hubungan antar manusia, tetapi sebaliknya d. Humor: dapat meningkatkan
bisa menjadi sumber masalah ketika terjadi kehidupan yang bahagia.
miskomunikasi atau komunikasi kurang Dugan (1989), memberikan
berjalan dengan baik. Penguasaan bahasa catatan bahwa dengan
menjadi sangat penting dalam tertawa dapat membantu
berkomunikasi. Komunikasi yang berjalan menghilangkan stress dan
dengan baik tidak lepas dari adanya nyeri. Tertawa mempunyai
penguasaan bahasa yang baik antara hubungan fisik dan psikis
komunikator dan komunikan. dan harus diingat bahwa
humor adalah
Kegiatan pembelajaran merupakan sarana merupakan satu-satunya
yang sangat strategis untuk melatih dan selingan dalam
meningkatkan kemampuan komunikasi berkomunikasi.
siswa, baik komunikasi antara siswa dengan e. Singkat dan jelas.
guru, maupun komunikasi antarsesama Komunikasi akan efektif
siswa. Ketika siswa merespon penjelasan bila disampaikan secara
guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau singkat dan jelas, langsung
menyampaikan pendapat, hal tersebut pada pokok permasalahannya
adalah merupakan sebuah komunikasi sehingga lebih mudah
dimengerti.
Jenis-jenis komunikasi f. Timing (waktu yang tepat)
adalah hal kritis yang perlu
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk diperhatikan karena
menciptakan atau meningkatkan aktifitas berkomunikasi akan berarti
hubungan antara manusia atau kelompok. bila seseorang bersedia
Jenis komunikasi terdiri dari: untuk berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu
1. Komunikasi Verbal mencakup untuk mendengar atau
aspek-aspek berupa ; memperhatikan apa yang
disampaikan.
a. Vocabulary (perbendaharaan 2. Komunikasi Non Verbal
kata-kata). Komunikasi tidak
akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata Komunikasi non verbal adalah
yang tidak dimengerti, karena itu penyampaian pesan tanpa kata-
olah kata menjadi penting dalam kata dan komunikasi non verbal
berkomunikasi. memberikan arti pada komunikasi
b. Racing (kecepatan). Komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi
akan lebih efektif dan sukses bila non verbal :
kecepatan bicara dapat diatur
dengan baik, tidak terlalu cepat a. Ekspresi wajah ,Wajah
atau terlalu lambat. merupakan sumber yang kaya
c. Intonasi suara: akan dengan komunikasi, karena
mempengaruhi arti pesan secara
Analisis Kompetensi Abad-21 Dalam Bidang Komunikasi Pendidikan .... 397

ekspresi wajah cerminan dari komunikasi seperti


suasana emosi seseorang. mengetuk-ngetukan kaki atau
b. Kontak mata, merupakan mengerakkan tangan selama
sinyal alamiah untuk berbicara menunjukkan
berkomunikasi. Dengan seseorang dalam
mengadakan kontak mata keadaan stress bingung atau
selama berinterakasi atau sebagai upaya untuk
tanya jawab berarti orang menghilangkan stress
tersebut terlibat dan
menghargai lawan bicaranya 3. Collaboration Skills
dengan kemauan untuk Pada karakter ini, peserta didik
memperhatikan bukan sekedar menunjukkan kemampuannya dalam
mendengarkan. Melalui kontak kerjasama berkelompok dan
mata juga memberikan kepemimpinan, beradaptasi dalam
kesempatan pada orang lain berbagai peran dan tanggungjawab,
untuk mengobservasi yang bekerja secara produktif dengan yang
lainnya. lain, menempatkan empati pada
c. Sentuhan adalah bentuk tempatnya, menghormati perspektif
komunikasi berbeda. Peserta didik juga
personal mengingat sentuhan menjalankan tanggungjawab pribadi
lebih bersifat spontan dari dan fleksibitas secara pribadi, pada
pada komunikasi verbal. tempat kerja, dan hubungan
Beberapa pesan seperti masyarakat, menetapkan dan
perhatian yang sungguh- mencapai standar dan tujuan yang
sungguh, dukungan emosional, tinggi untuk diri sendiri dan orang
kasih sayang atau simpati lain, memaklumi kerancuan.
dapat dilakukan melalui Pembelajaran secara berkelompok,
sentuhan. kooperatif melatih siswa untuk
d. Postur tubuh dan gaya berkolaborasi dan bekerjasama. Hal
berjalan. Cara seseorang ini juga untuk menanamkan
berjalan, duduk, berdiri dan kemampuan bersosialisasi dan
bergerak memperlihatkan mengendalikan ego serta emosi.
ekspresi dirinya. Postur tubuh Dengan demikian, melalui kolaborasi
dan gaya berjalan akan tercipta kebersamaan, rasa
merefleksikan emosi, konsep memiliki, tanggung jawab, dan
diri, dan tingkat kesehatannya. kepedulian antaranggota.
e. Sound (Suara). Rintihan, Sukses bukan hanya dimaknai sebagai
menarik nafas panjang, sukses individu, tetapi juga sukses
tangisan juga salah satu bersama, karena pada dasarnya manusia
ungkapan perasaan dan disamping sebagai seorang individu,
pikiran seseorang yang dapat juga makhluk sosial. Saat ini banyak
dijadikan komunikasi. Bila orang yang cerdas secara intelektual,
dikombinasikan dengan semua tetapi kurang mampu bekerja dalam
bentuk komunikasi non verbal tim, kurang mampu mengendalikan
lainnya sampai desis atau emosi, dan memiliki ego yang tinggi.
suara dapat menjadi pesan Hal ini tentunya akan menghambat
jalan menuju kesuksesannya, karena
yang sangat jelas.
menurut hasil penelitian Harvard
f. Gerak isyarat, adalah yang
University, kesuksesan seseorang
dapat mempertegas ditentukan oleh 20% hard skill dan 80%
pembicaraan . Menggunakan soft skiil. Kolaborasi merupakan
isyarat sebagai bagian total gambaran seseorang
398 Volume 2, Nomor 2, Edisi Desember, Tahun 2019

yang memiliki soft skill yang Strategi pembelajaran kolaboratif


matang. didukung oleh adanya tiga teori,
Menurut pendapat Keohane yaitu:
kolaborasi yaitu bekerja bersama 1. Teori Kognitif
dengan yang lain, kerja sama, Teori ini berkaitan dengan terjadinya
bekerja dalam begian satu team, dan pertukaran konsep antar anggota
di dalamnya bercampur didalam satu kelompok pada pembelajaran
kelompok menuju keberhasilan kolaboratif sehingga dalam suatu
bersama. Sedangkan Gokhale kelompok akan terjadi proses
mendefinisikan bahwa transformasi ilmu pengetahuan pada
“collaborative learning” mengacu setiap anggota.
pada metode pengajaran di mana 2. Teori Konstruktivisme Sosial
siswa dalam satu kelompok yang Pada teori ini terlihat adanya
bervariasi tingkat kecakapannya interaksi sosial antar anggota yang
bekerjasama dalam kelompok kecil akan membantu perkembangan
yang mengarah pada tujuan individu dan meningkatkan sikap
bersama. saling menghormati pendapat
Dari pengertian kolaborasi yang anggota semua kelompok.
diungkapkan oleh berbagai ahli 3. Teori Motivasi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Teori ini teraplikasi dalam struktur
pengertian Collaborative Learning pembelajaran kolaboratif karena
(belajar kolaborasi) adalah suatu pembelajaran tersebut akan
strategi pembelajaran di mana para memberikan lingkungan yang
siswa dengan variasi yang bertingkat kondusif bagi siswa untuk belajar,
bekerjasama dalam kelompok kecil menambah keberanian anggota
kearah satu tujuan. Dalam kelompok untuk memberi pendapat dan
ini para siswa saling membantu menciptakan situasi saling
antara satu dengan yang lain. Jadi memerlukan pada seluruh anggota
situasi belajar kolaboratif ada unsur dalam kelompok.
ketergantungan yang positif untuk
mencapai kesuksesan. Penerapan Collaborative Learning
Belajar kolaboratif menuntut adanya Di Dalam Kelas
modifikasi tujuan pembelajaran dari Salah satu upaya untuk mewujudkan
yang semula sekedar penyampaian suasana belajar yang memungkinkan
informasi menjadi konstruksi peserta didik berkomunikasi secara
pengetahuan oleh individu melalui baik adalah dengan menggunakan
belajar kelompok. Dalam belajar metode pembelajaran Collaborative
kolaboratif, tidak ada perbedaan Learning (pembelajaran kerjasama).
tugas untuk masing-masing individu, Collaborative Learning merupakan
melainkan tugas itu milik bersama salah satu bentuk dari pembelajaran
dan diselesikan secara bersama Active Learning yang lebih
tanpa membedakan percakapan menekankan kepada aktifitas dan
belajar siswa. kreatifitas siswa. Metode ini
Dari uraian diatas, kita bisa meliputi berbagai cara untuk
mengetahui hal yang ditekankan membuat peserta didik aktif sejak
dalam belajar kolaboratif yaitu awal melalui aktifitas-aktifitas yang
bagaimana “cara agar siswa dalam membangun kerja kelompok dan
aktivitas belajar kelompok terjadi dalam waktu
adanya kerjasama, interaksi, dan
pertukaran informasi”.
Analisis Kompetensi Abad-21 Dalam Bidang Komunikasi Pendidikan .... 399

yang singkat membuat mereka Guru perlu membuka ruang kepada


berpikir tentang materi pelajaran. siswa untuk mengembangkan
kreativitasnya. Kembangkan budaya
Realisasi collaborative learning apresiasi terhadap sekecil apapun
dalam pembelajaran adalah peserta peran atau prestasi siswa. Hal ini
didik dikelompokkan menjadi bertujuan untuk memotivasi siswa
beberapa kelompok yang berbeda. untuk terus meningkatkan
Setiap kelompok diberi tugas untuk prestasinya.
menyelesaikan suatu masalah Peran guru hanya sebagai fasilitator
dengan cara bekerja sama dengan dan membimbing setiap siswa dalam
seluruh anggota kelompoknya. belajar, karena pada dasarnya setiap
Setiap anggota diharuskan aktif siswa adalah unik. Hal ini sesuai
dalam menyelesaikan masalah dengan yang disampaikan oleh
tersebut. Howard Gardner bahwa manusia
memiliki kecerdasan majemuk. Ada
Guru memonitor jalannya kerjasama delapan jenis kecerdasan majemuk,
dan memberikan bimbingan jika yaitu; (1) kecerdasan matematika-
menemukan kelompok yang kurang logika, (2) kecerdasan bahasa, (3)
baik dalam bekerja sama. kecerdasan musikal, (4) kecerdasan
Pembelajaran dengan metode ini kinestetis, (5) kecerdasan visual-
dilakukan dalam beberapa kali spasial, (6) kecerdasan intrapersonal,
pertemuan, tergantung pada (7) kecerdasan interpersonal, dan (8)
seberapa sulit masalah yang harus kecerdasan naturalis.
dipecahkan. Durasi pertemuan antar
anggota kelompok maupun antar Pengertian Inovasi
kelompok dalam bekerja sama akan Inovasi adalah an idea, practice or
memberikan pengaruh terhadap object that perceived as new by an
keberhasilan metode ini. Pertemuan individual or other unit of adoption.
kelompok yang teratur dalam jangka Menurut Prof. Azis Inovasi berarti
waktu tertentu akan dapat mengintrodusir suatu gagasan maupun
meningkatkan kesuksesan dibanding teknologi baru, inovasi merupakan
kelompok yang hanya bekerja sama genus dari change yang berarti
kadang-kadang saja. perubahan. Inovasi dapat berupa ide,
proses dan produk dalam berbagai
Pembelajaran ini dirancang untuk bidang.
memaksimalkan keberhasilan belajar Dalam Kamus Besar Bahasa
secara kolaboratif dan untuk Indonesia (1997 : 381) Inovasi
diartikan sebagai penemuan baru yang
mengasah keterampilan kerjasama
berbeda dari yang sudah ada atau
siswa dalam berinteraksi dengan
yang sudah dikenal sebelumnya,
teman-temannya, dan juga untuk
misalnya gagasan, metode atau alat.
meminimalkan kegagalan belajar Menurut Peter Drucker (1997 : 84),
yang dilakukan secara sendiri-diri. innovation as “change that creates a
new dimention of performance”.
4. Creativity Skills dan Innovation Inovasi sebagai suatu perubahan yang
Pada karakter ini, peserta didik menimbulkan dimensi baru dalam
memiliki kemampuan untuk penampilannya.
mengembangkan, melaksanakan,
dan menyampaikan gagasan-gagasan Sedangkan menurut Prof. Dr. Deni
baru kepada yang lain, bersikap Darmawan, S.Pd.M,Si.,MCE
terbuka dan responsif terhadap mengungkapkan bahwa inovasi
perspektif baru dan berbeda.
400 Volume 2, Nomor 2, Edisi Desember, Tahun 2019

adalah proses berkomunikasi kemampuan untuk mengevaluasi


melalui strategi yang terencana (kemampuan untuk menangkap akar
dengan tujuan diadopsi. Tujuan masalah, ketidakkonsistenan dan
yang ingin dicapai adalah untuk elemen yang hilang), berpikir
terjadinya perubahan. divergen (fleksibilitas, originalitas
dan elaborasi) dan redefinisi. Belajar
Berdasarkan pengertian-pengertian secara kreatif adalah hal yang alami
tersebut di atas, inovasi merupakan karena berkaitan sifat manusia yang
sebuah temuan baru baik dalam selalu ingin tahu. Psikologi belajar
bentuk ide, barang atau jasa yang telah menunjukkan bahwa individu
berbeda dari sebelumnya dalam yang menghadapi hal baru akan
lingkun gan tertentu, dalam arti mengalami ketidakseimbangan
kreasi, dimensi dan penampilannya. dalam dirinya. Dengan demikian
Kemudian temuan baru itu diproses, peluang untuk mengatasi
dikenalkan secara sistematis dengan ketidakseimbangan tersebut secara
maksud agar dimilii oleh individu kreatif terbuka bagi semua orang.
lain supaya terjadi perubahan,
sehingga perubahan hasil inovasi Dasar Peningkatan Kreativitas
tersebut menjadi kepuasan pada dan Kemampuan Inovasi pada
pihak yang menggunakannya Guru

Pengertian Kreativitas a. Pembelajaran


Beberapa pengertian kreativitas : 1. Pembelajaran merupakan
Kreativitas adalah kemampuan kegiatan pemaknaan dunia nyata
untuk menghasilkan sesuatu yang secara menyeluruh dengan cara
tidak dibuat oleh orang lain, sesuatu menginterpretasikan kembali
yang baru dan memiliki daya guna pengetahuan yang telah
Kreativitas adalah membuat sesuatu diperolehnya
yang abstrak menjadi nyata, sesuatu 2. Pembelajaran sejati adalah
yang potensial menjadi actual lebih berdasar pada penjelajahan
Kreativitas adalah kombinasi dari yang terbimbing dengan
tiga hal, yaitu : pendampingan daripada sekedar
➢ Penalaran (thinking) transmisi pengetahuan
➢ Kecakapan (skills) 3. Belajar pada kehidupan
➢ Motivasi secara nyata dan kontekstual yang
memberikan kesempatan siswa
Kreativitas adalah untuk memecahkan masalah yang
orisinalitas, artinya bahwa produk, ada dengan caranya sendiri
proses, atau orangnya, mampu b. Prinsip Belajar Aktif
menciptakan sesuatu yang belum 1. Authentic/raw data
diciptakan oleh orang lain. 2. Siswa memiliki otonomi
Kreativitas juga dapat dispesifikkan 3. Relevan-bermakna-menarik
dalam dunia pendidikan, yang 4. Membutuhkan prior knowledge
dinamakan oleh Torrance dan Goff 5. Aktifitas yang menantang
(1990) sebagai kreativitas akademik 6. Guru sebagai fasilitator dan co-
learner
(academic creativity), Kreativitas
7. Social interaction and dialogue
akademik ini menjelaskan cara
8. Problem & evidence based
berpikir guru atau siswa dalam learning
belajar dan memproduksi informasi. 9. Bermacam perspektif
Berpikir dan belajar kreatif memuat
Analisis Kompetensi Abad-21 Dalam Bidang Komunikasi Pendidikan .... 401

diri sendiri dan orang lain, memaklumi


kerancuan.
10. Kolaborasi-negosiasi 4. Creativity Skills dan Innovation
Pada karakter ini,
E. SIMPULAN DAN REKOMENDASI peserta didik memiliki kemampuan
untuk mengembangkan, melaksanakan,
Pembelajaran abad 21 memiliki cirri yang dan menyampaikan gagasan-gagasan
disebut sebagai 4C, yaitu: baru kepada yang lain, bersikap terbuka
dan responsif terhadap perspektif baru
1. Critical Thinking dan Problem Solving dan berbeda.
Pada karakter ini, peserta didik
berusaha untuk memberikan penalaran F. REFERENSI
yang masuk akal dalam memahami dan
membuat pilihan yang rumit, Costa, A.L. and Presseisen, B.Z., 1985.
memahami interkoneksi antara sistem. Glossary of Thinking Skill, in A.L.
Peserta didik juga menggunakan Costa (ed). Developing Minds: A
kemampuan yang dimilikinya untuk Resource Book for Teaching Thinking,
berusaha menyelesaikan permasalahan Alexandria: ASCD.
yang dihadapinya dengan mandiri, Dahar, R.W. 1989. Teori – teori Belajar.
peserta didik juga memiliki Erlangga. Jakarta.
kemampuan untuk menyusun dan Darmawan, Deni. 2012. Inovasi Pendidikan.
mengungkapkan, menganalisa, dan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
menyelesaikan masalah. Ennis, R.H. 1985. Goals for A Critical
2. Communication Skills Thiking Curriculum. Costa, A.L. (Ed).
Pada karakter ini, peserta didik Developing Minds A Resource Book
dituntut untuk memahami, mengelola, for Teaching Thinking. Alexandra,
dan menciptakan komunikasi yang Virginia: Assosiation for Supervisions
efektif dalam berbagai bentuk dan isi and Curriculum Development (ASCD).
secara lisan, tulisan, dan multimedia. Hargreaves, A. & Fullan, M. (2000).
Peserta didik diberikan kesempatan Mentoring in the new millennium.
menggunakan kemampuannya untuk ProQuest Education Journals, 39 (1),
mengutarakan ide-idenya, baik itu pada 50-56.
saat berdiskusi dengan teman-temannya Hargreaves, Andy. (1997). The four ages of
maupun ketika menyelesaikan masalah professionalism and professional
dari pendidiknya. learning. UNICORN, 23(2). 86-114
3. Collaboration Skills Hawkey, Kate. (1998). Consultative
Pada karakter ini, peserta didik supervision and mentor development:
menunjukkan kemampuannya dalam an initial exploration and case study.
kerjasama berkelompok dan Teachers and Teaching, 4 (2). 331-347
kepemimpinan, beradaptasi dalam Smith, B. L., and MacGregor, J. T. (1992).
berbagai peran dan tanggungjawab, "What is collaborative learning?" In
bekerja secara produktif dengan yang Goodsell, A. S., Maher, M. R., and
lain, menempatkan empati pada Tinto, V., Eds. (1992), Collaborative
tempatnya, menghormati perspektif Learning: A Sourcebook for Higher
berbeda. Peserta didik juga Education. National Center on
menjalankan tanggungjawab pribadi Postsecondary Teaching, Learning, &
dan fleksibitas secara pribadi, pada Assessment, Syracuse University.
tempat kerja, dan hubungan Susilana, Rudi ; (2007), Media
masyarakat, menetapkan dan mencapai Pembelajaran, CV. Wacana Prima,
standar dan tujuan yang tinggi untuk Bandung Rockwood, H. S. III (1995a).
402 Volume 2, Nomor 2, Edisi Desember, Tahun 2019

"Cooperative and collaborative learning"


The national teaching
Suhardan, Dadang ;(2010) Inovasi dan
Kreativitas Pendidikan, hand out
perkuliahan
Permen Diknas Nomor 17Tahun 2007
tentang Kualifikasi dan Standar
Kompetensi guru.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan
UPI ;(2009) Manajemen Pendidikan,
Alfa Beta, Bandung

Anda mungkin juga menyukai