Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

MfiSl DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


Jalan Merdeka Barat No. 8 Telepon ; 3505550 - 3505006 Fax; 3505136-3505139
Jakarta 10110 (Sentral) 3507144
Kotak Pos No. 1369
Jakarta 10013

SURAT EDARAN

Nomor: SE 40 TAHUN 2020

TENTANG

PEDOMAN LANGKAH-LANGKAH KEAMANAN PENERBANGAN

DALAM MASA KEGIATAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAN AMAN DARI CORONA

VIRUS DISEASE 2019(COVID-19)

1. Sehubungan dengan telah ditetapkannya Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor


: SE 13 Tahun 2020 tentang Operasional Transportasi Udara Dalam Masa Kegiatan
Masyarakat Produktif dan Aman dari Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan
diperlukannya penyesuaian prosedur keamanan penerbangan, maka perlu
ditetapkan pedoman langkah-langkah keamanan penerbangan dalam masa kegiatan
masyarakat produktif dan aman dari Corona Virus Disease 2019(COVID-19).

2. Dasar:

a. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;


b. Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan;
0. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Soslal
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
20f9(COVID-19);
d. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019(COVID-19);
e. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 80 Tahun 2017
tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional;
f. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 18 Tahun 2020
tentang Pengendalian Transportasi dalam rangka Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2020;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019(COVlD-19);
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di
Tempat dan Fasiiitas Umum daiam rangka Pencegahan dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)',
i. Surat Edaran Ketua Peiaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-
19 Nomor 7 Tahun 2020 tentang Kriteria dan Persyaratan Perjalanan Orang
dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman
Corona Virus Disease 2019(COViD-19) sebagaimana telah diubah dengan Surat
Edaran Ketua Peiaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
Nomor 9 Tahun 2020; dan
j. Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.01/MENKES/382/2020 tentang Protokol Pengawasan Peiaku Perjalanan
Dalam Negeri di Bandar Udara dan Pelabuhan dalam rangka Penerapan
Kehidupan Masyarakat Produktif dan Aman Terhadap Corona Virus Disease
2019(COVID-19).

3. Langkah-langkah keamanan penerbangan pada masa kegiatan masyarakat produktif


dan aman dari Corona Virus Disease 2019(COVID-19), meiiputi:
a. panduan pengamanan Bandar Udara;
b. panduan pengamanan Angkutan Udara;
c. panduan pemeriksaan keamanan terhadap kargo dan pos;
d. panduan rekruitmen serta pendidikan dan pelatihan; dan
e. panduan pelaksanaan pengawasan internal.

4. Panduan bagi Penyelenggara Bandar Udara dalam pengamanan Bandar Udara


sebagaimana dimaksud butir 3 huruf a, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pengoperasian Bandar Udara, meiiputi:
1) mengoperasikan Bandar Udara sesuai protokol kesehatan dalam rangka
pencegahan dan pengendalian Covid-19 di tempat dan fasiiitas umum;
2) menyediakan informasi terkait penerapan protokol kesehatan di area terminal
antara lain : area lapor diri (check-in area), ruang tunggu banda udara;
3) personel keamanan penerbangan yang sedang bertugas menggunakan alat
pelindung diri, berupa : masker, sarung tangan sekaii pakai {disposable
gloves) dan pelindung wajah transparan {face shield), serta
direkomendasikan menggunakan baju lengan panjang;
4) personel keamanan penerbangan selalu bekerja dalam kelompok dan/atau
jadwal (shift) yang sama untuk memudahkan pelacakan kontak erat apabila
terdapat kasus Covid-19 pada saat bekerja;
5) personel keamanan penerbangan yang bertugas harus menjaga jarak
(physical distancing) sesuai protokol kesehatan; dan
6) melakukan langkah mitigasi terhadap kerawanan yang ditimbulkan akibat
penyesuaian prosedur keamanan pada masa kegiatan masyarakat produktif
dan aman dari Corona Virus Disease 2019(COVID-IQ).
b. pemeriksaan keamanan terhadap penumpang, bagasi kabin, bagasi tercatat, dan
orang selain penumpang serta barang bawaannya, meliputi:
1) membuat jalur antrian dan membuat penanda jarak fislk (physical distancing)
sesuai ketentuan protokol kesehatan dalam jalur antrian penumpang dan
orang selain penumpang di Tempat Pemeriksaan Keamanan (Secun'ty Check
Point/SCP).
2) menyedlakan hand sanitizer di setiap area Tempat Pemeriksaan Keamanan
(Security Check Point/SCP);
3) menerapkan jaga jarak (physical distancing) antara personel keamanan
penerbangan dengan penumpang dan orang selain penumpang yang sedang
diperiksa;
4) penerapan prosedur pemeriksaan keamanan dengan cara :
a) personel keamanan penerbangan mengingatkan penumpang dan orang
selain penumpang untuk selalu menjaga jarak (physical distancing) saat
berada dalam jalur antrian;
b) personel keamanan penerbangan menginstruksikan penumpang dan
orang selain penumpang untuk melepas sementara masker pada saat
dilakukan pemeriksaan izin masuk (tiket atau boarding passlPAS Bandar
udara) untuk dicocokkan dengan identitas diri dan wajah dengan tetap
memperhatikan jarak aman;
c) personel keamanan penerbangan mengingatkan penumpang dan orang
selain penumpang untuk mengeluarkan semua benda-benda yang
mengandung metal di dalam kantong baju dan celana serta yang melekat
di badan untuk ditempatkan ke dalam wadah (tray) dan diperiksa dengan
mesin x-ray, kecuali atribut seragam (termasuk sabuk) yang melekat di
baju seragam yang digunakan penumpang tertentu yaitu : Aparatur Sipil
Negara, TNI, Polri dan Personel Pesawat Udara;
d) apabila pada saat pemeriksaan keamanan dengan WTMD menimbulkan
bunyi alarm, personel keamanan penerbangan meminta penumpang dan
orang selain penumpang untuk mengeluarkan seluruh benda yang
mengandung metal yang melekat padanya dan mengulang kembali
pemeriksaan melewati WTMD secara terus menerus hingga alarm tidak
berbunyi, kecuali terhadap:
(1) penumpang tertentu, yaitu : Aparatur Sipil Negara, TNI, Poiri dan
Personal Pesawat Udara; dan
(2) penumpang dengan kondisi tertentu antara lain: menggunakan kursi
roda, membawa kereta bayl, menggendong bayi, menggunakan alat
bantu medis, alat bantu gerak/jalan, sakit, dan hamil.
e) apablla dibutuhkan pemeriksaan lanjutan atas hasil pemeriksaan WTMD
yang masih berbunyi, maka personal keamanan penerbangan harus :
(1) mengutamakan pemeriksaan dengan menggunakan peralatan
keamanan penerbangan; dan
(2) sebisa mungkin menghlndari pemeriksaan manual secara langsung.
f) peralatan keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud huruf (e)
angka (1) mellputi :
(1) pemeriksaan dengan menggunakan peralatan pendeteksi metal dan
non-metal yang menggunakan teknologi milimeter wave {body
inspection machine); atau
(2) pemeriksaan dengan menggunakan Hand Held Metal Detector
(HHMD).
g) pemeriksaan manual secara langsung sebagaimana dimaksud huruf (e)
angka (2) dapat dilakukan hanyajika diperlukan;
h) pemeriksaan penumpang dengan peralatan pendeteksi metal dan non-
metal yang menggunakan teknologi milimeter wave {body inspection
machine) dapat dilakukan dengan ketentuan;
(1) penumpang mengeluarkan seluruh benda yang ada didalam pakaian
dan ditempatkan ke dalam wadah {tray) untuk diperiksa dengan mesin
x-ray;

(2) apabila alarm indikator pada peralatan pendeteksi metal dan non-
metal yang menggunakan teknologi milimeter wave {body inspection
machine) memberlkan tanda maksimal 2 (dua) titik maka harus
dilakukan pemeriksaan penyebab alarm pada titik tersebut untuk
memastikan bukan barang dilarang;
(3) apabila alarm indikator pada peralatan pendeteksi metal dan non-
metal yang menggunakan teknologi milimeter wave {body inspection
machine) memberikan tanda 3 (tiga) titik atau lebih maka penumpang
diminta mengeluarkan benda-benda yang masih terdapat pada
pakaian dan mengulang kembali pemeriksaan.
i) apabila diperlukan pemeriksaan manual, maka personel keamanan
penerbangan harus menyesuatkan metode pemeriksaan untuk
menghindarl tatap muka dengan penumpang atau orang yang sedang
diperiksa;
Catt: teknis pemeriksaannya seperti apa? Sebaiknya langsung diperjelas
teknis pemeriksaan menghindari tatap muka yang seperti apa?
j) personel keamanan penerbangan harus mengganti sarung tangan
setelah melakukan pemeriksaan manual terhadap penumpang. bagasi
kabin dan bagasi tercatat serta pemeriksaan keamanan terhadap orang
selain penumpang dan barang bawaan;
k) pemeriksaan bagasi kabin, bagasi tercatat dan barang bawaan yang
dicurigai dari hasil pemeriksaan mesin x-ray diprioritaskan dengan
menggunakan peralatan pendeteksi bahan peledak {Explosive Trace
Detector/ETD) atau pemeriksaan manual, jlka diperlukan;
I) Meningkatkan penyemprotan disinfektan secara teratur pada wadah (tray)
yang digunakan untuk menaruh barang, sesuai protokol kesehatan;
m) apabila pada saat pemeriksaan keamanan ditemukan penumpang dan
orang selain penumpang dengan gejala covid-19 maka harus ditangani
sesuai protokol kesehatan.
5) pengangkutan hand sanitizer berbahan dasar alkohol yang dibawa
penumpang dalam penerbangan internaslonal dapat dikecuallkan dari
ketentuan LAGs dengan tetap memperhatikan ketentuan penanganan barang
berbahaya; dan
6) penyemprotan disinfektan pada Tempat Pemeriksaan Keamanan (Security
Check Point/SCP) mengacu pada protokol kesehatan.

5. Panduan bagi Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan Udara
Asing dalam pengamanan Angkutan Udara sebagaimana dimaksud butir 3 huruf b,
dengan ketentuan sebagai berikut;
a. pengoperaslan Angkutan Udara, meliputi:
7) penerapan langkah mitigasi terhadap kerawanan yang ditimbulkan akibat
penyesuaian prosedur keamanan pada masa kegiatan masyarakat produktif
dan aman dari Corona Virus Disease 2019(COVID-19);
1) penggunaan alat pelindung diri oleh personel keamanan penerbangan yang
sedang bertugas, berupa : masker penutup mulut dan hidung, sarung tangan
sekali pakai (disposable gloves) dan pelindung wajah transparan (face shield),
serta direkomendasikan menggunakan baju lengan panjang;
2) pengaturan sistem kerja personel keamanan penerbangan untuk selalu
bekerja dalam kelompok dan/atau jadwal (shift) yang sama guna
memudahkan pelacakan kontak erat apabila ada kasus Covid-19 pada saat
bekerja; dan
3) penerapan jaga jarak (physical distancing) oleh personel keamanan
penerbangan yang bertugas sesual protokol kesehatan.
b. pelaksanaan kegiatan lapor diri, meliputi:
1) Petugas lapor diri yang sedang bertugas harus menggunakan alat pelindung
diri, berupa : masker penutup mulut dan hidung, pelindung wajah transparan
(face shield), serta direkomendasikan menggunakan baju lengan panjang;
2) Petugas lapor diri diperbolehkan untuk tidak menggunakan pelindung wajah
transparan (face shield) apabila telah tersedia pembatas transparan di meja
lapor diri; dan
3) Petugas lapor diri harus tetap menerapkan jaga jarak aman (physical
distancing) sesuai protokol kesehatan.
c. pelaksanaan kegiatan boarding, meliputi:
1) penumpang harus melepas sementara masker saat dilakukan pemeriksaan
boarding pass yang dicocokkan dengan identitas diri dan wajah dengan tetap
memperhatlkan jarak aman;
2) petugas mengatur antrian penumpang yang akan naik ke pesawat udara
sesuai protokol kesehatan untuk mengurangi potensi keramaian dan
kepadatan antrian; dan
3) petugas mengatur jumlah penumpang dalam appron passanger bus yang
digunakan menuju ke pesawat udara untuk tetap menerapkan jaga jarak
(phisical distancing) sesuai protokol kesehatan.
d. pelaksanaan kegiatan pemeriksan keamanan (aircraft security check) dan
penyisiran keamanan pesawat udara (aircraft security search) dengan ketentuan:
1) Petugas yang melakukan pemeriksan keamanan pesawat udara (aircraft
security check) dan penyisiran keamanan pesawat udara (aircraft security
search) harus menggunakan alat pelindung diri, berupa : masker penutup
mulut dan hidung, pelindung wajah transparan (face shield) dan sarung
tangan, serta direkomendasikan menggunakan baju lengan panjang; dan
2) Pelaksanaan pemeriksan keamanan dan penyisiran keamanan pesawat udara
dilakukan setelah kegiatan pembersihan pesawat udara dan penyemprotan
disinfektan.
6. Panduan bagi Unit Penyelenggara Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara,
Badan Usaha Angkutan Udara, Perusahaan Angkutan Udara Asing, Regulated
Agent dan Pengirlm Pabrikan (Known Consignoi) dalam melakukan pemeriksaan
keamanan terhadap kargo dan pos sebagaimana dimaksud butir 3 huruf c, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. melaksanakan operasional pemeriksaan keamanan terhadap kargo dan pos
sesuai protokol kesehatan dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19
di tempat dan fasilitas umum;
b. menyediakan informasi terkait protokol kesehatan di area penanganan kargo dan
pos;

c. personel keamanan penerbangan yang sedang bertugas menggunakan alat


pelindung diri, berupa : masker dan sarung tangan sekali pakai (disposable
gloves);
d. Personel keamanan penerbangan selalu bekerja dalam kelompok dan/atau
jadwal (shift) yang sama untuk memudahkan pelacakan kontak erat apabila ada
kasus Covid-19 pada saat bekerja;
e. Personel keamanan penerbangan yang bertugas harus tetap menjaga jarak
sesuai protokol kesehatan;
f. Melakukan langkah mitlgasi terhadap kerawanan yang ditimbulkan akibat
penyesuaian prosedur keamanan pada masa kegiatan masyarakat produktif dan
aman darl Corona Virus Disease 2019(COVID-19); dan
g. Petugas lain yang terkait penanganan kargo dan pos harus menggunakan alat
pelindung diri, berupa : masker dan sarung tangan sekali pakai (disposable
gloves).

7. Panduan bagi Unit Penyelenggara Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara,
Badan Usaha Angkutan Udara, Perusahaan Angkutan Udara Asing, Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Keamanan
Penerbangan, Regulated Agent dan Pengirlm Pabrikan (Known Consignor) dalam
melakukan pelatihan kepedulian keamanan penerbangan (avsec aivareness) dan
pelatihan kepedulian keamanan penerbangan terkait tugas dan tanggungjawab (duty
security training), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pelaksanaan pelatihan kepedulian keamanan penerbangan (avsec awareness)
dan pelatihan kepedulian keamanan penerbangan terkait tugas dan
tanggungjawab (duty security training) mengikuti protokol kesehatan dalam
pencegahan dan pengendalian Covid-19 di tempat dan fasilitas umum;
b. apabila pelatihan kepedulian keamanan penerbangan (avsec awareness) dan
pelatihan kepedulian keamanan penerbangan terkait tugas dan tanggungjawab
{duty security training) dilaksanakan di dalam kelas maka harus tetap
memperhatikan jaga jarak (physical distancing) sesuai protokol kesehatan; dan
c. apabila pelatihan kepedulian keamanan penerbangan {avsec awareness) dan
pelatihan kepedulian keamanan penerbangan terkalt tugas dan tanggungjawab
{duty security training) dilaksanakan dengan cars e-leaming, Computer Based
Training(CBT), atau daring {online), yang dapat diakses dari manapun harus ;
1) memperhatikan efektifitas pelatihan antara lain: kehadiran peserta dan
evaluasi pelatihan {post test); dan
2) melindungi kerahasiaan {confidential) mated yang disampaikan.

8. Panduan bagi Unit Penyelenggara Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara,
Badan Usaha Angkutan Udara, Perusahaan Angkutan Udara Asing, Penyelenggara
Pelayanan NavigasI Penerbangan, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Keamanan
Penerbangan, Regulated Agent dan Pengirim Pabrikan {Known Consignor) dalam
meiakukan pengawasan internal keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud
butir 3 huruf e, dengan ketentuan sebagai berlkut:
a. meiakukan revisi program pengawasan Internal untuk menyesuaikan
pelaksanaan langkah-langkah keamanan dl masa kegiatan masyarakat produktif
dan aman dad Corona Virus Disease 2019(COVID-IQ);
b. melaksanakan pengawasan Internal dengan menerapkan protokol kesehatan;
c. inspektur internal yang meiakukan observasi lapangan dliengkapi dengan alat
pellndung did, berupa : masker, sarung tangan sekali pakal {disposable gloves)
dan pellndung wajah transparan {face shield), serta direkomendasikan
menggunakan baju lengan panjang;
d. meiakukan pemeriksaan implementasi lapangan dengan cara :
1) pengamatan secara langsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,
atau

2) pengamatan menggunakan fasilitas CCTV apabila tersedia.


e. kegiatan wawancara dapat dilakukan di lokasi secara langsung atau secara
daring {online);
f. melaporkan hasil pengawasan Internal secara reguler, triwulan, semesteran dan
tahunan kepada DIrektorat Keamanan Penerbangan dan Kantor Otoritas Bandar
Udara secara elektronik; dan
g. menindaklanjuti semua temuan hasil pengawasan Direktorat Keamanan
Penerbangan dan Kantor Otoritas Bandar Udara serta menyampalkan bukti
{evidence) secara elektronik sesuai target waktu yang telah ditetapkan.
9. Unit Penyelenggara Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara, Badan Usaha
Angkutan Udara, Perusahaan Angkutan Udara Asing, Penyelenggara Pelayanan
Navlgasi Penerbangan, Lembaga Pendidlkan dan Pelatihan Keamanan
Penerbangan, Regulated Agent dan Pengirim Pabrikan {Known Consignor) harus
menyusun prosedur Langkah-langkah keamanan penerbangan pada masa kegiatan
masyarakat produktif dan aman dari Corona Virus Disease 2019(COVID-19).

10. Langkah-langkah keamanan penerbangan pada masa kegiatan masyarakat produktif


dan aman dari Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud
pada butir 3, dilakukan tanpa mengurangai ketentuan keamanan penerbangan yang
beriaku.

11. Direktur Keamanan Penerbangan dan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara
melakukan pengawasan terhadap tindak lanjut Surat Edaran ini.

12. Surat Edaran ini beriaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan ditetapkannya
Keputusan Presiden yang mengakhiri Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020
tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease
2019(COVID-19)dan dapat dievaluasi kembali.

13. Demikian Surat Edaran ini untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Ditetapkan di: JAKARTA


Pada tanggal:

DIREKTUR JENDJERAL PERHUBUNGAN UDARA

<c<

*Vperh\j & lYlfNTO R.


na Ut Madya (IV/d)
199503 1 001
^UBV

Anda mungkin juga menyukai