Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Perbanyakan dengan cara kultur jaringan merupakan salah satu alternatif


untuk dapat menghasilkan bibit yang unggul dalam jumlah yang banyak. Seleksi
bahan eksplan yang cocok merupakan faktor yang penting untuk menentukan
keberhasilan program kultur jaringan. Hal tersebut dilakukan karena apabila
eksplan yang kurang steril diberi kesempatan dalam penanaman dalam media,
maka kemungkinan mikroorganisme yang terbawa oleh eksplan akan tumbuh
dengan cepat dalam waktu yang singkat akan menutupi media pada eksplan.
Berdasarkan hal itu, salah satu hal yang menjadi kendala dalam kultur in vitro
adalah tingginya kontaminasi. Sumber kontaminasi dapat berasal dari eksplan,
media, alat dan lingkungan yang tidak steril. Kontaminasi pada eksplan tanaman
biasanya tidak hanya dari lingkungan, tetapi terkadang juga bersimbiosis dengan
tanaman itu sendiri misalnya bakteri maupun cendawan. Apabila media
terkontaminasi bakteri maka tanaman akan berlrndir atau basah, karena bakteri
langsung menyerang jaringan tubuh tumbuhan, sedangkan apabila terkontaminasi
oleh cendawan maka tanaman akan lebih kering dan ditemukan adanya hifa
jamur. Sehingga perlu dilakukan sterilisasi eksplan, media, alat dan lingkungan
kerja (Gunawan 1988).
Tahap awal perkembangan kultur in vitro dimulai dari tahap sterilisasi
permukaan eksplan. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara
fisik maupun kimia. Secara fisik melalui suhu, tekanan, radiasi dan penyaringan,
misalnya sterilisasi, pembakaran atau sanitasi. Secara kimia melalui perubahan
komposisi molekul misalnya dengan senyawasenyawa fenolik, alkohol, klor,
iodium dan etilen oksida. Keefektifan zat antimikrobial tergantung konsentrasi,
jumlah dan jenis mikroorganisme, suhu, bahan organic terlarut dan pH (Pelczar
dan Chan 1988).
Lingkungan aseptik sebagai salah satu syarat utama suksesnya kegiatan
kultur jaringan perlu diterapkan dengan sungguh-sungguh (Wetherell, 1976:1).
Perlu adanya usaha sterilisasi peralatan, media maupun eksplan yang akan
digunakan dalam proses kultur jaringan agar bebas dari kontaminan. Oleh karena
itu pada praktikum kali ini akan dilakukan proses sterilisasi bahan kultur jaringan
pada benih caisim dan semangka, secara baik dan benar sesuai dengan prosedur
yang ada. Adapun beberapa bahan kimia yang digunakan dalam proses sterilisasi
bagian tanaman untuk kultur jaringan diantaranya Alkohol 70%, Sodium
hypochlorite (NaClO) 0.05-2.625 %, Calsium hypochlorite (Ca(ClO)2, H2O2,
HgCl2 0.01 -0.05% (w/v), detergen, beberapa fungisida seperti Dithane M-45
(dengan bahan aktif: Mankozeb 80%), Benlate (bahan aktif: Streptomisin 20%),
dan bakterisida seperti agrimicyn, clorampenicol, dan cefotaxime.

Tujuan
1. Mengetahui tahapan-tahapan sterilisasi benih yang memiliki kulit tebal pada
caisim dan benih semangka.
2. Mengetahui sterilisasi pada benih yang organnya tidak terletak dalam tanah.

Daftar Pustaka
Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Gunawan, L.W. 1988. Teknik Kultur Jaringan. Bogor: Laboratorium Kultur
Jaringan, PAU Bioteknologi, IPB
Wetherell, dkk. 1976. Biologi. Jakarta: Erlangga. 211 hal

Anda mungkin juga menyukai