INITHIAL ASSESMENT
Disusun Oleh :
Nama : Rini Riana
Nim : 20181422
Kelas : 3B
Pengertian survei Tindakan penilaian secara cepat fungsi vital penderita berdasarkan
primer prioritas, diikuti resusitasi dan stabilisasi.
Indikasi Pasien yang mengalami trauma dan non trauma.
Tujuan a. Untuk mengetahui secara cepat kondisi korban
b. Untuk dapat memberikan penanganan yang cepat pada korban yang
mengalami kondisi yang mengancam kehidupan
Petugas Dokter
Perawat Registered Nurse (RN)
Perawat Emergency
Persiapan alat Alat pelindung diri (APD): masker,sarung tangan.
Persiapan pasien Amankan pasien dan lingkungan.
Prosedur
1. Amankan pasien dan penolong dari bahaya lingkungan
3. Kaji respon atau kesadaran dengan Sapa atau penggil korban dengan suara yang keras “
pak!, Pak!...Apa anda baik – baik saja ? lalu Tepuk atau goyang tubuh korban
Disusun Oleh :
Nama : Rini Riana
Nim : 20181422
Kelas : 3B
Pengertian survei Tindakan penilaian lanjutan setelah survei primer yang dilakukan secara
sekunder menyeluruh.
a. P - Provocation
b. Q - Quality
c. R - Region / Referral / Recurrence / Relief
d. S – Severity
e. T - Time
2. Lakanmnesa tentang riwayat penyakit korban dari aspek:
a. A = Allergic/Riwayat Alergi
b. M = Medication/Obat Yang Telah Atau Sedang Dikonsumsi Oleh Korban
c. P = Past Illnes (Peny.Dahulu)/Pregnancy(Kehamilan)
d. L = Last Meal/Makanan Yang Dikonsumsi Terakhir
e. E = Event/Environt (Lingkungan) Yang Berhubungan Dengan Kejadian Perlukaan
3. Lakukan pemeriksaan fisik head to toe:
HEAD
HEAD
INSPECT General Lacerations, deformity, facial muscle, or asymmetry
Eyes Pupils or evidence of raccoon eyes (bruising around orbits
suggestive of basal skull fracture)
Ears Blood in canal or evidence of battle’s sign (significant
bruising behind the ears (over mastoid process) suggestive of
base of skull fracture)
Nose Deformity or epistaxis
Mouth Loose teeth, bite malocclusion (suggestive of a mandibular
fracture)
or airway/tongue swelling
Voice Hoarseness
Palpate General Crepitus, bony tenderness, or
subcutaneous emphysema
NECK
Inspect Deformity, laceration or either raised jvp or jvd or jugular venous distension
Palpate Tracheal position, bony tenderness, carotid pulse, subcutaneous emphysema, or
lymphadenopathy
CHEST
Inspect Expansion, paradoxical movement, accessory muscle use, lacerations, or
deformity
Palpate Tenderness, subcutaneous emphysema, bony crepitus, or apex beat
Auscultate Heart sounds, air entry and breath sounds, or additional sounds
ABDOMEN
Inspect Laceration, bruising (memar), distension, or priapism (spinal trauma)
Palpate Tenderness (bentuk), guarding/rigidity, rebound tenderness, or masses
(massa/benjolan)
Auscultat Bowel sounds (suara bising usus)
e
SKIN
Inspect Rash (kemerahan), colour, temperature
PELVIS
Inspect Laceration, bruising, or deformity
Palpate Bony tenderness(bentuk/keutuhan tulang)
UPPER AND
BACK
Inspect Laceration, bruising, or deformity
Palpate Bony tenderness, or evidence of a bony step
Rujukan 4. Campbell, J.E, 2004, BTLS, New Jersey; Upper saddle Riner
5. PHECC, 2004, Pre Hospital Emergency Care Clinical Handbook,
6. Clinical practice procedures, 2011, www.ambulance.qld.gov.
au/.../03_cpp_assess
Sumber : https://dokumen.tips/documents/sop-pembebasan-jalan-nafas.html
Pengertian:
Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dari sumbatan
Tujuan:
Membebaskan jalan nafas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal
sehingga menjamin kecukupan oksigenasi tubuh
Prosedur:
Pertama kali yang harus dilakukan adalah:
o Pemeriksaan jalan nafas dengan metode look, listen, feel
o Look: lihat pergerakan nafas ada tau tidak
o Listen: dengarkan ada atau tidaknya suara nafas tambahan yang keluar
o Feel: rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui mulut atau hidung
Cara head tilt maneuverà letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke
bawah sehingga penyangga leher tegang dan lidah pun terangkat kedepan
Cara chin lift maneuver à gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang
dagu pasien kemudian diangkat
Cara jaw thrust maneuver àdorong sudut rahang kiri dan kanan kea rah depan
sehingga barisan gigi bawah bareda di depan barisan gigi atas
Cara lain:
1. Abdominal thrust (maneuver Heimlich)
Membebaskan jalan nafas dengan cara diberikan hentakan mendadak pada ulu
hati (daerah subdiafragma – abdomen).
Cara dengan posisi berdiri atau duduk
Penolong berdiri dibelakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua
lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol
tangan kepalan pada perut korban (sedikit diatas pusar dan dibawah ujung
sternum). Pegang erat kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke
atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.
Cara dengan posisi tergeletak (tidak sadar)
Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong
berlutut disisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban digaris
tengah sedikit diats pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua
diletakkan diatas tangan pertama. Penolong menekan kea rah perut dengan
hentakan yang cepat kearah atas. (berdasarkan ILCOR yang terbaru cara ini
tidak dianjurkan lagi, yang dianjurkan langsung melakukan RJP)
2. Back blow (untuk bayi)
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif
atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung korban
di titik silang garis antara belikat dengan tulang punggung/vertebrae)
3. Chest thrust (untuk bayi, anak gemuk, dan wanita hamil)
Bila penderita sadar lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan
jari(bayi) atau kepalan tangan (ibu hamil) dibawah garis imajinasi antara kedua
putting susu pasien). Bila sadar, tidurkan terlentang dan lakukan chest thrust
tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatan.
Bersihkan jalan nafas dengan cara cross finger
CROSS FINGER :
Tindakan/Persiapan
N Keterangan
o. Aspek Keterampilan Tidak
Dilakukan
dilakukan
A. Prosedur
1. Pemeriksaan jalan nafas dengan metode
look, listen, feel
a. Look: lihat pergerakan nafas ada tau
tidak
b. Listen: dengarkan ada atau tidaknya
suara nafas tambahan yang keluar
c. Feel: rasakan adanya aliran udara atau
nafas yang keluar melalui mulut atau
hidung
2. Cara head tilt maneuverà letakkan satu
telapak tangan di dahi pasien dan tekan
ke bawah sehingga penyangga leher
tegang dan lidah pun terangkat kedepan
3. Cara chin lift maneuver à gunakan jari
tengah dan telunjuk untuk memegang
tulang dagu pasien kemudian diangkat
4. Cara jaw thrust maneuver àdorong
sudut rahang kiri dan kanan kea rah
depan sehingga barisan gigi bawah
bareda di depan barisan gigi atas
5. Abdominal thrust (maneuver
Heimlich)
Membebaskan jalan nafas dengan cara
diberikan hentakan mendadak pada ulu
hati (daerah subdiafragma – abdomen).
Cara dengan posisi berdiri atau
duduk
Penolong berdiri dibelakang korban,
lingkari pinggang korban dengan
kedua lengan penolong, kemudian
kepalkan satu tangan dan letakkan
sisi jempol tangan kepalan pada
perut korban (sedikit diatas pusar
dan dibawah ujung sternum). Pegang
erat kepalan tangan ke perut dengan
hentakan yang cepat ke atas. Setiap
hentakan harus terpisah dan gerakan
yang jelas.
Cara dengan posisi tergeletak (tidak
sadar)
Korban harus diletakkan pada posisi
terlentang dengan muka ke atas.
Penolong berlutut disisi paha
korban. Letakkan salah satu tangan
pada perut korban digaris tengah
sedikit diats pusar dan jauh di bawah
ujung tulang sternum, tangan kedua
diletakkan diatas tangan pertama.
Penolong menekan kea rah perut
dengan hentakan yang cepat kearah
atas. (berdasarkan ILCOR yang
terbaru cara ini tidak dianjurkan lagi,
yang dianjurkan langsung
melakukan RJP)
6. Chest thrust (untuk bayi, anak gemuk,
dan wanita hamil)
Bila penderita sadar lakukan chest thrust
5 kali (tekan tulang dada dengan
jari(bayi) atau kepalan tangan (ibu
hamil) dibawah garis imajinasi antara
kedua putting susu pasien). Bila sadar,
tidurkan terlentang dan lakukan chest
thrust tarik lidah apakah ada benda
asing, beri nafas buatan.
7. Back blow (untuk bayi)
Bila penderita sadar dapat batuk keras,
observasi ketat. Bila nafas tidak efektif
atau berhenti, lakukan back blow 5 kali
(hentakan keras pada punggung korban
di titik silang garis antara belikat dengan
tulang punggung/vertebrae)
8. CROSS FINGER :
Posisikan kepala pasien miring kurang
lebih 45 derajat ke arah kita
9. Silangkan ibu jari dan jari telunjuk
tangan yang sama dengan arah
berlawanan letakkan pada gigi bagian
atas dan bawah di sudut mulut pasien.
10 Lebarkan/jauhkan jari untuk membuka
. rahang pasien
Usap keluar bila terdapat sisa muntah,
darah, gigi, atau benda asing lainnya
yang menyumbat jalan nafas dengan
cara melakukan usapan memutar searah
jarum jam kearah luar
11 Hati-hati jangan sampai mendorong
. benda asing (sisa makanan, gigi palsu)
masuk lebih jauh ke jalan nafas