Anda di halaman 1dari 13

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE

INITHIAL ASSESMENT

Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gadar Dan


Manajemen Bencana
Dosen Pengampu : Jamaludin, A.Kep, M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Rini Riana
Nim : 20181422
Kelas : 3B

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


TAHUN AJARAN 2019/2020
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)
TINDAKAN PENGKAJIAN AWAL (INITIAL ASSESMENT) ORANG DEWASA:
SURVEI PRIMER
Sumber : http://budimanone.blogspot.com/2013/10/sop.html

Pengertian  survei Tindakan penilaian secara cepat fungsi vital penderita berdasarkan
primer prioritas, diikuti resusitasi dan stabilisasi.
Indikasi Pasien yang mengalami trauma dan non trauma.
Tujuan a. Untuk mengetahui secara cepat kondisi korban
b. Untuk dapat memberikan penanganan yang cepat pada korban yang
mengalami kondisi yang mengancam kehidupan
Petugas          Dokter
         Perawat Registered Nurse (RN)
         Perawat Emergency
Persiapan alat Alat pelindung diri (APD): masker,sarung tangan.
Persiapan pasien Amankan pasien dan lingkungan.
Prosedur
1. Amankan pasien dan penolong dari bahaya lingkungan

2. Penolong memasang APD (Jika memungkinkan)

3. Kaji respon atau kesadaran dengan Sapa atau penggil korban dengan suara yang keras “
pak!, Pak!...Apa anda baik – baik saja ? lalu Tepuk atau goyang tubuh korban

4. Kaji kepatenan airway (saluran pernafasan pasien) dengan melakukan:


a. Lihat:
Apakah ada benda asing di mulut korban?
Apakah ada penyumbatan jalan napas
Adakah pergerakan dada – perut waktu bernafas
Lihat apakah bibir sianosis?
b. Dengar :
Suara nafas korban, apakah normal? Adakah suara nafas tambahan: snoring, gurgling,
stridor, suara parau?adakah suara nafas hilang?
c. Raba
Dekatkan pipi penolong dengan hidung-mulut korban, Apakah terasa hembusan nafas
korban dari hidung/mulut

5. Kaji kemampuan bernafas (breathing) dengan melakukan:


a. Lihat:
. Pergerakan nafas korban, adakah apnoe atau takhipnoe?
. Adakah pergerakan dada – perut waktu bernafas?
. Hitung frekuensi pernafasan korban.
. Adakah sianosis?
. Adalah jejas di dada?
b. Dengar:
Tempelkan pipi penolong ke hidung korban, sambil mendengarkan suara nafas korban,
apakah normal, menurun, menghilang, atau suara nafas tambahan
c. Raba
. Apakah ada hawa ekspirasi?
. Palpasi dada korban apakah ada udema torak, nyeri tekan.

6. Kaji kondisi sirkulasi darah korban dengan melakukan:


a. Raba nadi arteri carotis, rasakan denyutannya, jika tidak teraba maka lakukan resisutasi
jantung-paru.
b. Raba nadi arteri radialis, hitung frekuensinya, tachicardia atau tidak
c. Raba ekstremitas, terasa dingin atau tidak?
d. Lihat apakah ada luka dan perdarahan yang banyak.
7. Kaji tingkat kesadaran dan status neurologis korban dengan melakukan:
a. Alert, Verbal respon, Pain respon, Unresponse
b. Lihat respon pupil korban
c. Lihat anggota gerak apakah mengalami kelumpuhan?
8. Kaji kondisi cedera tambahan (exposure) dengan melakukan:
a. Gunting Pakaian dan lihat jejas
b. Lakukan Posisi Log Roll (nilai bagian belakang), jika ada fraktur cervikal, minta
bantuan orang lain
c. Catat kelainan yg ditemukan terutama yg mengancam
d. Cegah hipotermia
e. Pakaikan selimut hangat
9. Buat keputusan apakah korban dalam kategori:
1. Kritis (Critical):
Cardiac arrest, Respiratory Arrest
2. Tidak stabil (Unstable):
Kesulitan bernafas dan jalan nafas tidak paten, trauma kepala dan dada yang berat,
shock, nyeri dada yang hebat, fraktur tulang panjang, diduga meningitis, luka tusuk
pada dada,leher, abdomen dan genitalia, Penurunan kesadaran, Luka bakar > 10%
(orang dewasa), Luka bakar > 5% (anak-anak)
3. Resiko tidak stabil (Potential Unstable):
Trauma yang serius, injuri yang tersembunyi, injuri ekstremitas dengan kerusakan saraf
dan sirkulasi
4. Stabil (Stable):
Injuri yang kecil (minor) dengan tanpa perdarahan yang banyak, tidak ada kerusakan
saraf dan sirkulasi, tidak ada tanda-tanda shock, tidak ada komplikasi lainnya
10. Untuk korban yang kritis dan tidak stabil segera ditransportasi dan diobati, dilakukan
pencatatan tanda-tanda vital. Bila kondisi korban telah stabil maka dilakukan survey
sekunder
11. Untuk korban yang resiko tidak stabil dan stabil, dilakukan pencatatan tanda-tanda vital,
dan survey sekunder.
Rujukan 1.    Campbell, J.E, 2004, BTLS, New Jersey; Upper saddle Riner
2.    PHECC, 2004, Pre Hospital Emergency Care Clinical Handbook,Clinical
practice procedures, 2011, www.ambulance.qld.gov. au/.../03_cpp_assess

Malang, 24 September 2012


Pengajar

RONI YULIWAR, S.Kep,Ns,M.Ked


STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE
TEKHNIK MEMBEBASKAN JALAN NAPAS

Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gadar Dan


Manajemen Bencana
Dosen Pengampu : Jamaludin, A.Kep, M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Rini Riana
Nim : 20181422
Kelas : 3B

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


TAHUN AJARAN 2019/2020
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)
TINDAKAN PENGKAJIAN AWAL (INITIAL ASSESMENT) ORANG DEWASA:
SURVEI SEKUNDER

Pengertian  survei Tindakan penilaian lanjutan setelah survei primer yang dilakukan secara
sekunder menyeluruh.

Indikasi Pasien yang mengalami trauma dan non trauma.


Tujuan          Untuk mencari cedera yang mengancam jiwa atau dapat menyebabkan
kecacatan

Petugas          Dokter


         Perawat Registered Nurse (RN)
         Perawat Emergency

Persiapan alat Alat pelindung diri (APD): msker,sarung tangan.

Persiapan pasien Kondisi pasien dipertahankan stabil


Prosedur
1.    Lakukan anamnsesa tentang keluhan utama pasien dari aspek:

a. P - Provocation
b. Q - Quality
c. R - Region / Referral / Recurrence / Relief
d. S – Severity
e. T - Time
2.    Lakanmnesa tentang riwayat penyakit korban dari aspek:

a. A = Allergic/Riwayat Alergi
b. M = Medication/Obat Yang Telah Atau Sedang Dikonsumsi Oleh Korban
c. P = Past Illnes (Peny.Dahulu)/Pregnancy(Kehamilan)
d. L = Last Meal/Makanan Yang Dikonsumsi    Terakhir
e. E = Event/Environt (Lingkungan) Yang  Berhubungan Dengan Kejadian Perlukaan
3.    Lakukan pemeriksaan fisik head to toe:
HEAD
HEAD
INSPECT General Lacerations, deformity, facial muscle, or asymmetry
Eyes Pupils or evidence of raccoon eyes (bruising around orbits
suggestive of basal skull fracture)
Ears Blood in canal or evidence of battle’s sign (significant
bruising behind the ears (over mastoid process) suggestive of
base of skull fracture)
Nose Deformity or epistaxis
Mouth Loose teeth, bite malocclusion (suggestive of a mandibular
fracture)
or airway/tongue swelling
Voice Hoarseness
Palpate General Crepitus, bony tenderness, or
subcutaneous emphysema

NECK
Inspect Deformity, laceration or either raised jvp or jvd or jugular venous distension
Palpate Tracheal position, bony tenderness, carotid pulse, subcutaneous emphysema, or
lymphadenopathy

CHEST
Inspect Expansion, paradoxical movement, accessory muscle use, lacerations, or
deformity
Palpate Tenderness, subcutaneous emphysema, bony crepitus, or apex beat
Auscultate Heart sounds, air entry and breath sounds, or additional sounds

ABDOMEN
Inspect Laceration, bruising (memar), distension, or priapism (spinal trauma)
Palpate Tenderness (bentuk), guarding/rigidity, rebound tenderness, or masses
(massa/benjolan)
Auscultat Bowel sounds (suara bising usus)
e

SKIN
Inspect Rash (kemerahan), colour, temperature

PELVIS
Inspect Laceration, bruising, or deformity
Palpate Bony tenderness(bentuk/keutuhan tulang)
UPPER AND                     

UPPER AND LOWER LIMBS


Inspect Laceration, bruising, deformity, shortening,or rotation
Palpate Neurovascular status, bony tenderness, or crepitus

BACK
Inspect Laceration, bruising, or deformity
Palpate Bony tenderness, or evidence of a bony step
Rujukan 4.    Campbell, J.E, 2004, BTLS, New Jersey; Upper saddle Riner
5.    PHECC, 2004, Pre Hospital Emergency Care Clinical Handbook,
6.    Clinical practice procedures, 2011, www.ambulance.qld.gov.
au/.../03_cpp_assess

Malang, 24 September 2012


Pengajar

RONI YULIWAR, S.Kep,Ns,M.Ked

SOP Membebaskan Jalan Nafas (Heimlich Manuver)

Sumber : https://dokumen.tips/documents/sop-pembebasan-jalan-nafas.html

Pengertian:
Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dari sumbatan
Tujuan:
Membebaskan jalan nafas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal
sehingga menjamin kecukupan oksigenasi tubuh
Prosedur:
Pertama kali yang harus dilakukan adalah:
o Pemeriksaan jalan nafas dengan metode look, listen, feel
o Look: lihat pergerakan nafas ada tau tidak
o Listen: dengarkan ada atau tidaknya suara nafas tambahan yang keluar
o Feel: rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui mulut atau hidung

Jenis-jenis suara nafas tambahan:


1. Snoring à suara seperti ngorok. Kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan
napas bagian atas oleh benda padat. Jika terdengar suara ini segera lakukan
pengecekan dengan cross finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu
ibu jari dan jari telunjuk dimana ibu jari mendorong rahang atas dan jari telunjuk
mendorong rahang bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di
tenggorokan korban (lepaskan gigi palsu)
2. Gargling à suara seperti berkumur. Kondisi ini menandakan sumbatan terjadi karena
cairan (mis.darah) maka lakukan finger sweep (menggunakan 2 jari yang sudah
dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan) dengan kepala pasien
dimiringkan (bila tidak ada dugaan fraktur tulang leher) dan melakukan jaw thrust
3. Crowing à suara dengan nada tinggi, biasanya disebabkan karena pembengkakan
(edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama lakukan maneuver head tilt dan
chin lift atau jaw thrust saja. Cara mengatasi: cricotirotomi atau trakeostomi.

 Cara head tilt maneuverà letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke
bawah sehingga penyangga leher tegang dan lidah pun terangkat kedepan
 Cara chin lift maneuver à gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang
dagu pasien kemudian diangkat
 Cara jaw thrust maneuver àdorong sudut rahang kiri dan kanan kea rah depan
sehingga barisan gigi bawah bareda di depan barisan gigi atas
Cara lain:
1. Abdominal thrust (maneuver Heimlich)
Membebaskan jalan nafas dengan cara diberikan hentakan mendadak pada ulu
hati (daerah subdiafragma – abdomen).
 Cara dengan posisi berdiri atau duduk
Penolong berdiri dibelakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua
lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol
tangan kepalan pada perut korban (sedikit diatas pusar dan dibawah ujung
sternum). Pegang erat kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke
atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.
 Cara dengan posisi tergeletak (tidak sadar)
Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong
berlutut disisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban digaris
tengah sedikit diats pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua
diletakkan diatas tangan pertama. Penolong menekan kea rah perut dengan
hentakan yang cepat kearah atas. (berdasarkan ILCOR yang terbaru cara ini
tidak dianjurkan lagi, yang dianjurkan langsung melakukan RJP)
2. Back blow (untuk bayi)
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif
atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung korban
di titik silang garis antara belikat dengan tulang punggung/vertebrae)
3. Chest thrust (untuk bayi, anak gemuk, dan wanita hamil)
Bila penderita sadar lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan
jari(bayi) atau kepalan tangan (ibu hamil) dibawah garis imajinasi antara kedua
putting susu pasien). Bila sadar, tidurkan terlentang dan lakukan chest thrust
tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatan.
Bersihkan jalan nafas dengan cara cross finger

CROSS FINGER :

1) Posisikan kepala pasien miring kurang lebih 45 derajat ke arah kita


2) Silangkan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang sama dengan arah berlawanan
letakkan pada gigi bagian atas dan bawah di sudut mulut pasien.
3) Lebarkan/jauhkan jari untuk membuka rahang pasien
4) Usap keluar bila terdapat sisa muntah, darah, gigi, atau benda asing lainnya yang
menyumbat jalan nafas dengan cara melakukan usapan memutar searah jarum jam
kearah luar
5) Hati-hati jangan sampai mendorong benda asing (sisa makanan, gigi palsu) masuk
lebih jauh ke jalan nafas
Ceklish Keterampilan (√)

Tindakan/Persiapan
N Keterangan
o. Aspek Keterampilan Tidak
Dilakukan
dilakukan

A. Prosedur
1. Pemeriksaan jalan nafas dengan metode
look, listen, feel
a. Look: lihat pergerakan nafas ada tau
tidak
b. Listen: dengarkan ada atau tidaknya
suara nafas tambahan yang keluar
c. Feel: rasakan adanya aliran udara atau
nafas yang keluar melalui mulut atau
hidung
2. Cara head tilt maneuverà letakkan satu
telapak tangan di dahi pasien dan tekan
ke bawah sehingga penyangga leher
tegang dan lidah pun terangkat kedepan
3. Cara chin lift maneuver à gunakan jari
tengah dan telunjuk untuk memegang
tulang dagu pasien kemudian diangkat
4. Cara jaw thrust maneuver àdorong
sudut rahang kiri dan kanan kea rah
depan sehingga barisan gigi bawah
bareda di depan barisan gigi atas
5. Abdominal thrust (maneuver
Heimlich)
Membebaskan jalan nafas dengan cara
diberikan hentakan mendadak pada ulu
hati (daerah subdiafragma – abdomen).
 Cara dengan posisi berdiri atau
duduk
Penolong berdiri dibelakang korban,
lingkari pinggang korban dengan
kedua lengan penolong, kemudian
kepalkan satu tangan dan letakkan
sisi jempol tangan kepalan pada
perut korban (sedikit diatas pusar
dan dibawah ujung sternum). Pegang
erat kepalan tangan ke perut dengan
hentakan yang cepat ke atas. Setiap
hentakan harus terpisah dan gerakan
yang jelas.
 Cara dengan posisi tergeletak (tidak
sadar)
Korban harus diletakkan pada posisi
terlentang dengan muka ke atas.
Penolong berlutut disisi paha
korban. Letakkan salah satu tangan
pada perut korban digaris tengah
sedikit diats pusar dan jauh di bawah
ujung tulang sternum, tangan kedua
diletakkan diatas tangan pertama.
Penolong menekan kea rah perut
dengan hentakan yang cepat kearah
atas. (berdasarkan ILCOR yang
terbaru cara ini tidak dianjurkan lagi,
yang dianjurkan langsung
melakukan RJP)
6. Chest thrust (untuk bayi, anak gemuk,
dan wanita hamil)
Bila penderita sadar lakukan chest thrust
5 kali (tekan tulang dada dengan
jari(bayi) atau kepalan tangan (ibu
hamil) dibawah garis imajinasi antara
kedua putting susu pasien). Bila sadar,
tidurkan terlentang dan lakukan chest
thrust tarik lidah apakah ada benda
asing, beri nafas buatan.
7. Back blow (untuk bayi)
Bila penderita sadar dapat batuk keras,
observasi ketat. Bila nafas tidak efektif
atau berhenti, lakukan back blow 5 kali
(hentakan keras pada punggung korban
di titik silang garis antara belikat dengan
tulang punggung/vertebrae)
8. CROSS FINGER :
Posisikan kepala pasien miring kurang
lebih 45 derajat ke arah kita
9. Silangkan ibu jari dan jari telunjuk
tangan yang sama dengan arah
berlawanan letakkan pada gigi bagian
atas dan bawah di sudut mulut pasien.
10 Lebarkan/jauhkan jari untuk membuka
. rahang pasien
Usap keluar bila terdapat sisa muntah,
darah, gigi, atau benda asing lainnya
yang menyumbat jalan nafas dengan
cara melakukan usapan memutar searah
jarum jam kearah luar
11 Hati-hati jangan sampai mendorong
. benda asing (sisa makanan, gigi palsu)
masuk lebih jauh ke jalan nafas

Anda mungkin juga menyukai