Anda di halaman 1dari 10

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana


Waktu : 7.30 – 11.30
Hari/Tanggal : Rabu, 10 Juni 2020
Dosen : Dr. Lies Sulistiani, S.H.,M.Hum.
Ajie Ramdan, S.H., M.H.

_________________________________________________________________________

Nama : Erika Fadilah


NPM : 110110170139

1. Surat dakwaan memiliki peranan yang penting dalam proses peradilan pidana.
Penasihat Hukum Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Heru Hidayat, Soesilo
Aribowo mengatakan penerapan pasal dalam surat dakwaan yang dibacakan Jaksa
Penuntut Umum (JPU) dalam kasus PT Asuransi Jiwasraya menurutnya tidak tepat.
Dia mengatakan, perbuatan yang dituduhkan tim jaksa bukan tindak pidana korupsi
melainkan ranah pasar modal. Untuk itu, penyelesaian kasus ini harus menggunakan
UU pasar modal dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jelaskan oleh sudara:

a. Apakah fungsi surat dakwaan bagi masing-masing pihak dalam kasus diatas?

Ditinjau dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan pemeriksaan suatu


perkara tindak pidana, maka fungsi suatu Surat Dakwaan dapat di bagi kedalam 3
kepentingan, yakni:
1. Bagi Seorang Jaksa Penuntut Umum:
Surat Dakwaan berfungsi sebagai dasar pembuktian yuridis dari suatu tuntutan
pidana dan penggunaan upaya hukum.
2. Bagi Seorang Terdakwa:
Surat Dakwaan berfungsi sebagai dasar dalam mempersiapkan suatu pembelaan atas
suatu dakwaan terhadap suatu tindak pidana yang dituduhkan kepadanya.
3. Bagi Seorang Hakim:
Surat Dakwaan berfungsi sebagai dasar dan batas ruang lingkup pemeriksaan di
persidangan, serta sebagai dasar pertimbangan hukum dalam menjatuhkan putusan
pidana.

b. Jenis surat dakwaan dan perbedaan masing-masing jenis surat dakwaan?


Jaksa Agung mengeluarkan Surat Edaran Jaksa Agung Nomor SE-004/J.A/11/1993
tentang Pembuatan Surat Dakwaan dengan tujuan agar terdapat keseragaman para
Penuntut Umum dalam membuat surat dakwaan. Disebutkan dalam surat edaran ini
tentang bentuk-bentuk surat dakwaan, yaitu :

1. Dakwaan Tunggal
Dalam surat dakwaan ini hanya ada satu Tindak Pidana saja yang didakwakan, karena
tidak adanya kemungkinan untuk mengajukan alternatif atau dakwaan pengganti
lainnya;

2. Dakwaan Alternatif
Dalam surat dakwaan ini terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis,
lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada
lapisan lainnya. Bentuk dakwaan ini digunakan bila belum terdapat kepastian
tentang Tindak Pidana mana yang paling tepat untuk dapat dibuktikan. Dalam
dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, hanya satu
dakwaan saja yang dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya dan jika salah
satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi.
Dalam bentuk Surat Dakwaan ini, antara lapisan satu dengan yang lainnya
menggunakan kata sambung atau.

3. Dakwaan Subsidair
Sama halnya dengan dakwaan alternatif, dakwaan subsidair juga terdiri dari
beberapa lapisan dakwaan yang disusun secara berlapis dengan maksud lapisan yang
satu berfungsi sebagai pengganti lapisan sebelumnya. Sistematik lapisan disusun
secara berurut dimulai dari Tindak Pidana yang diancam dengan pidana tertinggi
sampai dengan Tindak Pidana yang diancam dengan pidana terendah.
Pembuktian dalam surat dakwaan ini harus dilakukan secara berurut dimulai dari
lapisan teratas sampai dengan lapisan selanjutnya. Lapisan yang tidak terbukti harus
dinyatakan secara tegas dan dituntut agar terdakwa dibebaskan dari lapisan
dakwaan yang bersangkutan.

4. Dakwaan Kumulatif
Dalam Surat Dakwaan ini, didakwakan beberapa Tindak Pidana sekaligus, ke semua
dakwaan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan ini digunakan dalam hal
Terdakwa melakukan beberapa Tindak Pidana yang masing-masing merupakan
Tindak Pidana yang berdiri sendiri.

5. Dakwaan Kombinasi
Disebut dakwaan kombinasi, karena dalam bentuk ini dikombinasikan atau
digabungkan antara dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau subsidair.

c. Mengapa Jaksa Penuntut Umum menggunakan dakwaan subsidair dan kumulatif


dalam kasus diatas?

Pasal 143 KUHAP menyatakan Penuntut Umum wajib mengajukan permintaan


disertai dengan suatu surat dakwaan. Dakwaan subsidair merupakan dakwaan yang
berlapis-lapis atau terdapat lapisan dakwaan yang disusun secara berlapis dengan
maksud lapisan yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan sebelumnya sehingga
apabila seorang terdakwa tidak memenuhi unsur tindak pidana yang diatur dipasal
lapisan pertama maka diharapkan pada pasal selanjutnya bisa memenuhi rumusan
pasalnya. Pembuktianya pun dilakukan dengan berturut dari pasal dilapisan atas
hingga berikutnya. Dakwaan kumulatif, pasal yang diduga dilanggar disusun dan
semua dakwaan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang apabila tidak
terbukti harus dinyatakan dengan tegas dan dituntut pembebasan daripasa dakwaan
tersebut yang mana perbuatan tersebut berdiri sendiri. Tujuan kedua dakwaan
tersebut dilakukan oleh jaksa penuntut umum sebab terdakwa jiwasraya tersebut
melakukan lebih dari 1 jenis tindak pidana yang ada didalam KUHP dan uu Tipikor.
Maka agar terdakwa tidak 'lepas'dari tuntutan karena tidak memenuhi unsur
daripada dakwaan maka dakwaan disusun secara berlapis kumulatif dan subsidair

2. Pembuktian di dalam proses peradilan pidana sangatlah penting untuk membuktikan


kesalahan dari terdakwa. Jelaskan oleh saudara:
a. Jenis-jenis pembuktian dan pembuktian yang dianut di Indonesia beserta dasar
hukumnya?

Pembuktian memiliki peran penting dalam pemeriksaan disidang pengadilan karena


dengan pembuktian nestapa terdakwa akan ditentukan dan dipertimbangkan.
Menuurut J.C.T Simorangir, pembuktian adalah usaha dari yang berwenang dalam
mengemukakan dihadapan hakim sebanyak mungkin hal-hal yang berkaitan dengan
suatu tindak pidana yang bertujuan supaya bisa dipakai oleh hakim sebagai bahan
pertimbangan memberikan keputusan dalam perkara tersebut. 1 Jenis-jenis
pembuktian antara lain:
- System atau teori pembuktian berdasarkan undang-undangan secara normative
atau positif (positive wettelijk bewijstheorie). Menurut Simons system atau teori

1
Martiman Prodjohamidjojo, System Pembuktian Dan Alat-Alat Bukti, Jakarta, Ghalia, 1983 Hlm 12.
ini berdasarkan undang-undang secara positif untuk menghilangkan semua
pertimbangan subjektif hakim sehingga bisa mengikat hakim secara ketat
menurut hukum dan peraturan pembuktian yang keras2
- System atau teori pembuktian berdasarkan keyakinan haim atau conviction
intime. Merupakan proses yang menentukan bersalah menurut hukum atau tidak
kepada terdakwa yang ditentukan oleh penilaian keyakinan hakim dan hakim
boleh tidak terikat oleh variasi alat bukti yang ada dan hakim bisa menggunakan
alat bukti tersebut untuk memperoleh keyakinan atas kesalahan terdakwa
maupun mengabaikan alat bikti dengan menggunakan keyakinan yang
disimpulkan dari keterangan saksi dan juga pengakuan terdakwa 3
- System atau teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim dan atas alasan
yang logis atau laconviction raisonnee merupakan pembuktian yang
menitikberatkan pada keyakinan hakim berdasarkan alasan yang jelas. Hakim
wajib memberikan penjabatran dan menjelaskan setiap alasan-alasan yang
mendasari keyakinannya atas kesalahan yang dilakukan oleh terdakwa. 4
- System atau teori pembuktian berdasarkan undang-undangan secara negara atau
negatief wettelijk bewijs theorie merupakan perpaduan atau pencampuran
pembuktian conviction raisonnee dengan system pembuktian berdasarkan
undang-undang secara positif. dalam pembuktian ini ditentukan oleh keyakinan
hakim yang didasari pada cara dan dengan alat-alat bukti yang sah berdasarkan
undang-undang5.

Indonesia menganut teori pembuktian negative sebagaimana yang terdapat dalam


pasal 183 KUHAP yang menyatakan hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seseorang kecuali jika dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia
memperoleh keyakinan bahwasannya suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan
bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. Hakim baru bisa menyatakan
terdakwa bersalah jika telah dipenuhinya syarat-syarat alat bukti sesuai ketentuan
KUHAP serta berdasarkan keyakinannya.

b. Jenis alat bukti yang diatur di dalam KUHAP beserta dasar hukumnya dan
perkembangan jenis alat bukti?

Jenis-jenis alat bukti dalam persidangan antara lain pada pasal 184 ayat 1 KUHAP
menyatakan alat bukti yang sah antara lain keterangan saksi, keterangan ahli, surat,
petunjuk, keterangan terdakwa6 sehingga apabila suatu ketentuan lain yang berada
diluar pasal tersebut tidak dibenarkan digunakan sebagai alat bukti untuk
2
Andi Sofyan, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar , Yogyakarta Rangkang Education, 2013, Hlm 241.
3
Tolib Effendi, Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana Perkembangan Dan Pembaharuan Di Indonesia, Malangm
Setara Press, 2014 Hlm 171.
4
Ibid
5
Ibid
6
Bambang Waluyo, System Pembuktian Dalam Peradilan Indonesia, Sinar Grafika, 1996 Hlm 5. S
membuktikan kesalahan terdakwa dalam persidangan. Maka dari itu hak harus
memiliki prinsip hati-hati dan cermat untuk menentukan batas kekuatan pembuktian
atau bewijskracht dari semua alat bukti yang disebutkan dalam pasal 184 KUHAP.
Keterangan saksi merupakan alat bukti yang paling utama dalam perkara pidana
sehingga selalu berpedoman pada pemeriksaan keterangan saksi. Apabila ditinjau
dari the degree of evidence keterangan saksi tersebut merupakan nilai penting serta
kekuatan pembuktian maka harus mengacu pada beberapa hal yakni saksi tersebut
harus mengucapkan sumpah atau janji sebagaimana dalam pasal 160 ayat 3, kedua
keterangan saksi tersebut bernilai sebagai alat bukti dalam persidangan, ketiga,
keterangan saksi harus diberikan disidang pengadilan sebagaimana yang dimuat
dalam pasal 185 ayat 1, keterangan seorang saksi tidak cukup sebagaimana dalam
pasal 185 ayat 2 yakni keterangan satu orang saksi belum cukup sebagai alat bukti
yang sesuai dengan asas unustestis nullus testis dan keterangan beberapa saksi
berdiri sendiri sebagaimana dalam pasal 185 ayat 4 yang menyatakan keterangan
beberapa saksi berdiri sendiri mengenai suatu keadaan dan dapat digunakan sebagai
alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya dengan satu
dengan yang lain.

Keterangan ahli berdasarkan pasal 133 KUHAP dihubungkan dengan penjelasan pasal
186 mengenai jenis dan tata cara pemberian keterangan ahli sebagai alat bukti yang
sah yang merupakan seorang ahli yang dinyatakan dipersidangan pengadilan pasla 1
angka 28 bia ditarik pengertian abhwa keterangan ahli adalah keterangan yang
diberikan seorang ahli yang mempunyai keahlian khusus mengenai masalah yang
dimintakan keterangan dalam suatu perkara pidana.

Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya baik
antara satu dengan yang lain maupun dnegan tindak pidana itu yang menandakan
telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa yang melakukannya atau pelakunya.
Sebagaimana dalam pasal 188 ayat 2 yang menyatakan petunjuk hanya diperboleh
daripada keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa.

Keterangan terdakwa terdapat dalam pasal 189 ayat 1 yang menyatakan keterangan
terdakwa adalah apa-apa yang terdakwa nyatakan disidang pengadilan tentang
perbuatan yang ia lakukan atau apa yang ia ketahui sendiri maupun yang dialami
sendiri. Perkembangan alat bukti dipersidangan terlihat dalam UU 11 tahun 2008
Informasi dan Transaksi Elektronik yang menyatakan dalam pasal 5 ayat 1 bahwa
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah.

c. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaskan proses penyidik
dalam menetapkan tersangka Eggi Sudjana dengan dugaan kasus makar. (Penetapan)
tersangka itu sesuai dengan KUHAP. Ada bukti permulaan, seperti keterangan saksi,
empat keterangan ahli, petunjuk, dan barang bukti yang disampaikan seperti video
dan pemberitaan-pemberitaan di media online, berikan pendapat saudara terkait
proses penetapan tersangka dalam kasus diatas, mengapa saksi dalam hukum acara
pidana sebagai alat bukti yang utama berbeda dengan hukum acara perdata.
Benarkah demikian jelaskan ?

Dalam kasus tersebut dapat ditelaah berdasarkan ketentuan yang ada dalam KUHAP
yang menyatakan keterangan seorang saksi tidak cukup sebagaimana dalam pasal
185 ayat 2 yakni keterangan satu orang saksi belum cukup sebagai alat bukti yang
sesuai dengan asas unustestis nullus testis. Dalam kasus tersebut saksinya hanyalah
satu orang saja artinya dalam proses pembuktiannya tidak bisa diuji keabsahana
karena menurut ketentuan pasal 185 ayat 2, keterangan satu orang saksi belumlah
cukup dinyatakan sebagai alat bukti sekalipun alat bukti berikutnya seperti
keterangan ahli dan petunjuk sudah dipenuhi dengan baik. Selain itu dalam
persidangan pidana berbeda dengan sidang perdata karena pada sidang pidana yang
dicari dan ditelaah untuk mendapatkan kebenaran materil sedangkan perdata yang
dicari adalah keterangan formil.

3. KPK pada Jumat 3 Mei 2019 mengamankan lima orang dalam tangkap tangan yang
mereka lakukan di Balikpapan. Selain itu, komisi tersebut juga mengamankan sejumlah
uang yang diduga suap. Operasi tangkap tangan tersebut dilakukan setelah KPK
mendapatkan informasi akan terjadi transaksi pemberian uang pada hakim yang
mengadili sebuah perkara pidana di PN Balikpapan tersebut. Kasus ini terkait dengan
kasus penipuan terkait dokumen tanah.

Jelaskan oleh saudara:

a. Bagaimana pendapat saudara apabila kasus diatas mempengaruhi Putusan yang


dibuat oleh Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus kasus penipuan
terkait dokumen tanah?

Pendapat saya mengenai kasus diatas mempengaruhi putusan yang dibuat majelsi
hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus kasus penipuan terkait dengan
hukum tanah. Sejatinya dalam memberikan putusan hakim dalam pertimbangan tidak
boleh mendapatkan pengaruh atau intervensi dari manapun dan dalam keadaan
apapun. Hal ini adalah untuk menghilangkan unsur subjektif hakim dalam
memutuskan sesuatu sehingga adanya conflict of interest harus tidak boleh ada
karena akan mempengaruhi independensi hakim. Dalam proses pembuktian di
Indonesia menganut pada Indonesia menganut teori pembuktian negative
sebagaimana yang terdapat dalam pasal 183 KUHAP yang menyatakan hakim tidak
boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali jika dengan sekurang-kurangnya
dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwasanya suatu tindak pidana
benar-benar terhadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. Maka dari
itu pada dasarnya hakim terikat pada ketentuan yang melegitimasi alat bukti yang
ada dan dipadukan dengan keyakinan hakim dalam memutus. Apabila kemudian
diketahui bahwa hakim tersebut melanggar independensinya maka itu bisa dilakukan
laporan ke Bawas sebagai institusi internal mahkamah agung untuk menilai
ketidaknetralan hakim dalam memutus.

b. Apakah perbedaan antara putusan akhir dan putusan bukan akhir, beserta dasar
hukumnya ?

Putusan akhir adalah putusan yang mengakihir pemeriksaan dipersidangan baik yang
sudah melalui semua tahapan pemeriksaan maupun yang tidak atau belum
menempuh semua tahapan pemeriksaan yang terdiri dari putusan bebas pasal 191
ayat 1 KUHAP, putusan lepas dari segala tuntutan hukum sebagaimana dalma psal
191 ayat 2 KUHAP, dan putusan yang mengandung pemidanaan pasal 193 ayat 1
KUHAP. Sedangkan putusan bukan putusan akhir adalah putusan yang diberikan
Ketika masih berada dalam proses pemeriksaan perkara dengan tujuan agar
memperlancar jalannya pemeriksaan.

c. Contoh putusan akhir dan bukan akhir serta perbedaannya?

Contoh putusan akhir dan bukan akhir terlihat dalam putusan Nomor
203/Pid.B/2010/PN.SKH yang menyatakan terdakwa pembunuhan dihukum 8 tahun
penjara karena telah melanggar pasal 338 KUHP. Sedangkan putusan bukan putusan
akhir terlihat dalam putusan No 12/Pid.B/2012/PN.BDG. Perbedaanya adalah putusan
yang diberikan pada saat sidang pemeriksaan adalah tujuannya untuk memperlancar
jalannya suatu proses beracara sedangkan putusan akhir berisikan putusan akhir yang
berada setelah semua proses dijalankan oleh terdakwa dalam pemeriksaan.
Putusan bukan akhir tidak mengakhiri pemeriksaan namun akan mempengaruhi arah
dan pengembangan proses persiangan dan putusan akhir adalah bersifat mengakhiri
proses persidangan. Putusan bukan akhir ditulis dalam berita acara persidangan dan
diucapkan didepan sidang yang terbuka untuk umum dan ditandatangani oleh hakim
dan panitera yang menotulensi acara persidangan. Putusan bukan akhir tidak beridisi
sendiri sehingga tunduk pada putusna akhir dan putusan bukan akhir tersebut bisa
menjadi pertimbangan putusan akhir. Hakim tidak terikat pada putusan bukan akhir
sedangkan dalma putusan akhir hakim terikat daripadanya. Tidak terdapat
mekanisme banding dalam putusan sidang bukan akhir sedangkan putusan akhir
memiliki mekanisme upaya hukum setelahnya yakni banding.
d. Jelaskan oleh saudara maksud dari putusan sela dan bagaimana hubungannya
dengan upaya hukum lainnya, apa akibatnya bagi terpidana, beserta dasar
hukumnya?
Putusan sela adalah putusan yang diberikan sebelum adanya putusan akhir dan
putusan itu ditujukan untuk mempermudah pemeriksaan perkara yang dapat
diajukan oleh terdakwa atau pun penasehat hukum yang belum menyinggung
tentang pokok perkara dalam suatu dakwaan. Dalam putusan sela ini Tidak terdapat
mekanisme banding (upaya hukum). Adapun akibatnya bagi terpidana adalah belum
menenentukan bersalah atau tidak bersalahnya seorang terdakwa hanya saja
diberikan putusan sela adalah untuk mempermudah proses pemeriksaan dimuka
persidangan sehingga status terpidananya belum ada dan dalam putusan sela
statusnya masih terdakwa. Adapun dasar hukumnya terdapat dalam pasal 156
KUHAP.

4. Terpidana Ahok dalam kasus Penodaan Agama pada tahun 2017 tidak mengajukan
upaya hukum banding akan tetapi pada tahun 2018 Ahok mengajukan Peninjauan
Kembali (PK) ke Mahkamah Agung. Di dalam KUHAP diatur mengenai upaya hukum
biasa dan upaya hukum luar biasa. Sebutkan dan Jelaskan oleh saudara

a. Bagaimanakah konsekusi Pidana yang dijatuhkan, apabila upaya hukum yang


diajukan Ahok adalah Banding sampai Kasasi, jelaskan beserta dasar hukumnya?

Konsekuensi pidana yang dijatuhkan apabila upaya hukum yang diajukan Ahok
adalah banding sampai kasasi dan dasar hukumnya. Upaya hukum adalah hak
terdakwa atau penuntutu mum untuk tidak menerima putusan pengadilan yang
berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan
permohonan peninjauan Kembali dalam hal serta menurut cara yang ditentukan oleh
Undang-undang sesuai dengan pasal 1 butir 12 KUHAP.

Upaya hukum pidana banding terdapat dalam pasal 233 sampai dengan pasal 243
KUHAP sehubungan dengan permasalahan itu apabipa ada putusan hakim ditingkat
pertama yang memat perintah terdakwa ditahan atau dibebaskan dari tahanan yang
dengan putusan akhir. Majelis hakim harus memperhatikan ketentuan yang ada
dalam pasal 193 ayat 2a jo pasal 21 KUHAP dna pasal 193 ayat 2 b KUHAP maka
karena perintah Ahok ditahan berarti segera akan masuk ke tahanan maka perintah
ini hanya bisa dikeluarkan apabila terdakwa diajukan di muka persidangan karena
perbuatan yang dimaksud berdasarkan pasal 21 ayat 4 KUHAP,setelah putusan di
keluarkan tanpa menunggu putusan banding bisa langsung dieksekusi.

Artinya jika ahok melakukan banding maka akan tetap ditahan sampai ditunggu
putusan banding bisa meringankan atau justru memperberat putusan tingkat
pertama dengan dalil menguatkan putusan pengadilan tingkat pertama atau
pengadilan negeri atau menganulir putusan pengadilan tingkat pertama atau
pengadilan negeri.
Sedangkan upaya hukum kasasi terdapat dalam pasal 244 sampai dengan pasal 262
KUHAP yang diajukan 14 hari setelah putusan pengadilan tinggi diberitahukan maka
bisa saja menghasilkan konsekuensi putusan menguatkan pengadilan negeri dan
pengadilan tinggi dan bisa saja menganulir putusan sebelumnya. Hal ini bergantung
pada pengadilan tinggi menguji judex factienya sehingga menjadi penting kronologi
peristiwa pidananya sementara di kasasi mahkamah agung akan menguji penerapan
hukumnya atau judex jurisnya maka dari itu menimbulkan konsekuensi pada putusan
yang akan dikeluarkan.

b. Jenis upaya hukum biasa dan luar biasa yang diatur di dalam KUHAP beserta dasar
hukumnya?
Upaya hukum terbagi menjadi 2 bagian yakni upaya hukum biasa (dalam pasal 233-
258 KUHAP) yang terdiri dari pemeriksaan ditingkat banding di pengadilan tinggi dan
pemeriksaan ditingkat kasasi pada mahkamah agung. Sedangkan upaya hukum luar
biasa (dalam pasal 259-269) terdiri dari pemeriksaan ditingkat kasasi demi
kepentingan umum yang aman permohonannyan diajukan oleh jaksa penuntut
umum yang karena jabatannya, dan peninjauan Kembali putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Upaya hukum banding terdapat dalam pasal 67 KUHAP yang menyatakan terdakwa
atau penuntut umum berhak untuk memintakan banding terhadap putusan
pengadilan tingkat pertama kecuali terhadpa putusan bebas, lepas dari segala
tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan
putusna pengadilan dalam acara cepat. Upaya hukum kasasi adalah (terdapat dalam
pasal 244-262 KUHAP) terhadap putusan pidana yang diberikan pada tingkat
terakhir oleh pengadilan lain selain dari mahkamah agung dan pengadilan tinggi,
terdakwa maupun penuntut umum bisa mengajukan permohonan pemeriksaan
kasasi kepada mahkamah agung kecuali terhadap putusan bebas murni. Kasasi demi
kepentingan hukum adalah upaya hukum luar biasa yang merupakan pengecualian
dan penyimpangan dari upaya hukum biasa, upaya banding dan kasasi7

c. Apakah pengajuan memori banding merupakan keharusan bagi pemohon banding


dan bagaimana dengan memori kasasi bagi pemohon kasasi, jelaskan beserta dasar
hukumnya?
Memori banding merupakan suatu dokumen yang tidak wajib diberikan oleh
pembanding baik terdakwa/ penasehat hukumnya atau jaksa penuntut umum.

7
Yahya Harahap, Pembahasan Pemrasalahan Dan Penerapan KUHAP, Pemeriksaan Sidang Pengadilan,
Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali, Sinar Grafika, Jakarta, 2012 Hlm 607
Sebagaimana dalam pasal 237 KUHAP yang menyatakan pengajuan memori banding
tidak wajib selama pengadilan tinggi belum memulai memeriksa suatu perkara pada
tingkat banding, akan tetapi penasehat hukum/terdakwa maupun jaksa penuntut
umum dapat menyeragkan memori banding dan kontra memori banding kepada
pengadilan tinggi. Sedangkan memori kasasi merupakan suatu keharusan karena
menyangkut sebagai syarat formil yang bersifat fundamental dari suatu permohonan
kasasi di mahkamah agung sehingga dalam pemenuhannya akan melindungi para
pihak untuk mendapaykan akses perlakun yang adil dalam suatu perkara. Hal ini
sejalan dnegan putusan MK No 95/PUU-XVI/2018 yang diajukan Husein Syahrendra
dan Nurhayati yang melakukan uji mateirl terhadap pasal 47 ayat 1 UU 14/1985
tentang Mahkamah Agung.

d. Apakah terhadap putusan bebas dapat dilakukan upaya hukum? Sertai jawaban

saudara dengan dasar hukum di dalam KUHAP dan putusan.

Putusan bebas dapat dimintakan upaya hukum. Putusan bebas terdapat dalam pasal
191 ayat 1 KUHAP yang menyatakan jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil
pemeriksaan di sidang kesalahan terdakwa atas perbuatan yang dituduhkan tersebut
kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa diputus bebas.
Putusan bebas adalah tindak pidana yang didakwakan jaksa dalam surat dakwaan
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sehingga tidak dipenuhinya ketentuan
minimum pembuktian yang sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah dan
keyakinan hakim8. Putusan bebas dapat dimintakan upaya hukum artinya bisa
dilakukan kasasi sebagaimana dalam putusan mahkamah konstitusi Nomor
114/PUU-X/2012 yang melegitimasi praktik pengajuan kasasi atas putusan bebas,
akan tetapi ini bersifat limitative yakni hanya ditingkat kasasi sedangkan upaya
hukum banding dan peninjauan Kembali tidak bisa diajukan upaya hukum
sebagaimana dalam pasal 244 KUHAP jo putusan mahkamah konstitusi nomor
114/PUU-X/2012 dan kasasi demi kepentingan hukum yang diajukan oleh jaksa
agung (Pasal 259 KUHAP).

8
Ibid Hlm 80.

Anda mungkin juga menyukai