S DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN : ASMA BRONKIALE
MUHAMMAD SYAHPUTRA
NIM : P07520217032
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian Asma
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas
yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang
oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat
karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang
(Almazini, 2012)
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa
saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada
anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan
(Saheb, 2011)
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperresponsivitas saluran napas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk terutama malam hari dan atau
dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran napas yang luas,
bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan
(Sundaru, 2013). Kesimpulan asma merupakan gangguan pada saluran pernafasan
yang dapat menyebabkan seseorang sulit untuk bernafas dan dapat menyebabkan
kematian apabila tidak ditangani secara cepat.
3. Etiologi
a. Factor ekstrinsik (asma imunologik/asma alergi)
- Reaksi antigen-antibodi
- Inhalasi allergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b. Factor instrinsik (asma nonimunoligik/asma non alergi)
- Infeksi (influenza virus)
- Fisik ( cuaca dingin, perubahan temperature)
- Iritan : bahan kimia
- Polusi udara : karbondioksida,asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktifitas yang berlebihan juga dapat menjadi factor pencetus ( suriadi, 2011)
4. Patofisiologi
(Almazini, 2012)
5. Manifestasi klinis
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat
hiperaktifitas bronkus, obstruksi jalan nafas dapat refersible secara spontan maupun
dengan pengobatan gejala – gejala asma antara lain :
- Bising Mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoscop.
- Batuk produktif, sering pada malam hari
- Nafas atau dada seperti tertekan (Halim, 2012)
6. Komplikasi
- pneumotorak
- bronchitis
- gagal nafas
- efisiema subkutis
- ateletasis
7. Pemeriksaan Diagnostik
- spirometri : melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
- pemeriksaasn sputum : sputum eisinofil sangat karakteristik untuk asma
- uji profokasi bronkus : untuk menunjukkan adanya hiperaktifitas bronkus
- foto torax :melihat komplikasi asama
C. RENCANA KEPERAWATAN ASMA
DAFTAR PUSTAKA
Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma Berat.
Jakrta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Saheb, A. 2011. Penyakit Asma. Bandung: CV medika
Sundaru H. 2013 Apa yang Diketahui Tentang Asma, JakartaDepartemen Ilmu
Penyakit Dalam, FKUI/RSCM
Suriadi. 2011,Asuhan Keperawatan pada Anak,Jakarta : ISBN
Halim Danukusantoso, 2012. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru, Jakarta, Penerbit
Hipokrates , 2012
LAPORAN KASUS
Kasus :
Ny. S berusia 64 tahun, masuk IGD RS Poltekkes Medan pada tanggal 29
September 2020, pukul 10.00 Wib dengan keluhan sesak nafas. Ny S datang
bersama keluarganya, saat pemeriksaan TTV didapatkan hasil, TD : 150 / 90 mmHg,
HR : 98 x/m, RR : 37 x/m, T : 37,6 0C ditemukan suara nafas ronchi dan whezzing
dikedua lapang paru klien, retraksi dada dangkal, terlihat otot bantu pernafasan
dengan tingkat kesadaran Compos mentis.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Namaklien : Ny. S
No register : 101191
Usia : 64 tahun
Tanggal masuk : 29 Januari 2020 (jam 10.00)
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Asma Bronkhiale
Tanggal Pengkajian : 29 Januari 2020 (jam 10.10)
2. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Ds :Klien mengeluh sesak nafas
2. Riwayat kesehatan sekarang
Ds :klien mengatakan habis bersih-bersih rumah, tiba tiba jatuh dan klien
sulit untuk bernafas ( sesak nafas klien kambuh).
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Ds :Klien mengatakan punya penyakit asma pada tahun 2013 dan klien
tidak rutin memeriksakannya ke poliklinik, bila asmanya kambuh klien
hanya membeli obat yang ada di warung.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ds : Keluarga klien mempunyai riwayat penyakit asma yaitu ayah klien.
Genogram
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= laki-laki yang meninggal
= perempuan yang meninggal
= pasien
= tinggal satu rumah
5. Riwayata alergi
Ds :klien mengatakan tidak ada alergi obat,makanan,minuman namun
asma klien kambuh bila klien terkana debu dan kena angin malam.
3. PENGKAJIAN PRIMER
a. Pengkajian primer
1) Airway (A)
Jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas , sedikit ada
secret dan adanya pernafasan cuping hidung.
2) Breating (B)
Terdengar suara ronchi dan whezzing dikedua lapang paru klien.
Klien terlihat sesak nafas, retraksi dada dangkal, terlihat otot bantu
pernafasan, nafas cepat, Rr : 37 x/m.
3) Circulasi (C )
Akral dingin, klien terlihat pucat, capillary refil > 3 detik, TD : 150 /
90 mmHg, N : 98 x/m. S : 37,60C
4) Dissability (D )
Kesadaran komposmentis, GCS E4-M6-V5, klien tidak mengeluh
nyeri.
4. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keadaan umum
Ds :klien tampak lemah dan terlihat cemas / ketakutan
2. Kesadaran
Do :Composmentis E:4 V:5 M:6
3. Tanda –tanda Vital
Do :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
- Pernafasan : 37 X/menit
- Nadi : 98 X/menit
- Suhu : 37,6°C
- Spo2 : 102 %
4. Berat Badan
Do :
- BB : 50 Kg
- TB : 150 cm
5. Kepala
Inspeksi :Distribusi rambut tidak merata, rambut sedikit kotor, rambut
berwarna hitam dan beruban, tidak ada hematom maupun lesi
dikepala.
Palpasi : Tidak ada hematom maupun lesi, tidak ada nyeri tekan pada
kepala.
6. Mata
Inspeksi : Mata simetris, reflek pupil normal, pupil isokor, sklera non
ikterik, konjungtiva hiperemis.
Palpasi : Sklera non ikterik, konjungtiva hiperemis.
7. Hidung
Inspeksi : lubang hidung simetris, dan sedikit ada serumen.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung.
8. Telinga
Inspeksi : Tidak ada kemerahan, telinga simetris, lubang telinga cukup
bersih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daun telinga maupun tulang
mastoid.
9. Mulut dan Tenggorokan
Inspeksi : Bibir pucat, Sianosis (+)mukosa lembab, tidak ada stomatitis
dan leukopakia, ada karies gigi, tidak ada gusi bengkak, tidak
terlihat pembengkakan tonsil.
10. Leher
Inspeksi : Terlihat otot bantu pernafasan, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid dan tonsil.
Palpasi : Tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid dan tonsil,
11. Dada/ paru
(1). Paru
Inspeksi : Bentuk simetris, Gerakan dada Simetris
Palpasi : stemfremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor eluruh lapang paru
Auskultasi : terdengar whezzing dan ronkhy.
(2). Jantung
Inspeksi : Terlihat ictus cordis di ICS ke 5 digaris midclavicula
sinistra.
Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS ke 5 digaris midclavicula sinistra.
Perkusi : Suara perkusi dullnes
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, suara lup-dup
12. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada distensi abdomen, tidak ada strie, umbilkal tidak
menonjol, tidak ada kolostomi.
Auskultasi : terdengar peristaltik dengan frekuensi 5 x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan epigastrik dan titik Mc Burney point,
tidak ada pembesaran hepar, lien dan limfe
Perkusi : suara perkusi thympani
13. Ekstremitas
Atas : Ekstermitas atas normal kekuatan otot 5 pada kedua tangan.
Bawah : Ekstermitas bawah normal dengan kekuatan otot 5 pada
kedua kaki, akral dingin.
14. Kulit
Palpasi : Akral dingin, tidak ada lesi dikulit.
5. HASIL LABORATORIUM
Hasil Lab tanggal 29 September 2020 pukul 16.00 WIB
Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin 12,4 gr% 12 – 16 gr%
A Leukosit 6800 µ/l 4300 – 11400 µ/l
Trombosit 435.000 150.000 – 450.000
HCT/HMT 36 % 37 %
Glukosa sesaat 141 mg/dl 76 – 110 mg/dl
SGOT 14
SGPT 17
Cholesterol Ttl 234 mg/dl 50 – 220 mg/dl
HDL Chlorest 70 mg/dl 55 – 65 mg/dl
LDL Chlorest 154 <150 mg/dl
Tryglyserida 49 mg/dl <200 mg/dl
CK-MB 12
LDH 70 µ/l <480 µ/l
Urea 5 mg/dl 15 – 45 mg/dl
Creatinine 0,6 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl
Terapi
- RL + Aminophilin 20 Tpm
- O2 kanul binasal 4 liter/menit
- Ventolin per 8 jam
- Fexotid per 8 jam
- ISDN 3 X 1/2
- CPG 1 X 1
- Diovan 1 x 40
6. DATA FOKUS
7. ANALISA DATA
DO :
Klien tampak sulit bernafas terdengar
suara nafas ronchi dan whezzing
perubahan Gangguan
dilapang paru kanan dan kiri
membran kapiler – pertukaran gas
Bibir klien tampak pucat, Sianosis (+)
alveolar
Klien tampak gelisah dan bercucuran
keringat
TD : 150 / 90 mmHg, N : 98 x/m. S :
37,60C
Pemeriksaan AGDA :
- PCO2 : 52 mmHg (35 – 45 mmHg)
- PH : 7,20 (7,35 – 7,45)
- HCO3 : 36 mmFQ/dl (22 – 26
mmFQ/dl)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler
– alveolar ditandai dengan klien tampak sulit bernafas dan gelisah, terdengar
suara nafas ronchi dan whezzing dilapang paru kanan dan kiri, bibir pucat
Sianosis (+), pemeriksaan AGDA :PCO2 : 52 mmHg (35 – 45 mmHg), PH :
7,20 (7,35 – 7,45), HCO3 : 36 mmFQ/dl (22 – 26 mmFQ/dl)
2. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus, takipnea
ditandai dengan klien tampak sesak, RR : 37 x/menit Retraksi dada dangkal,
terlihat otot bantu pernafasan, adanya pernafasan cuping Hidung
3. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut sufokasi
ditandai dengan klien tampak cemas, Akral dingin, klien terlihat pucat,
capillary refil > 3 detik, TD : 150 / 90 mmHg, N : 98 x/m. S : 37,6 0C
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi (NIC)
o Keperawatan Hasil (NOC)
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan NIC : Airway Management
pertukaran gas
keperawatan selama 3 x - Buka jalan nafas, gunakan teknik
berhubungan
dengan 24 jam, pasien mampu : chin lift atau jaw thrust bila perlu
perubahan
Respiratory Status : Gas - Posisikan pasien untuk
membran
kapiler – exchange memaksimalkan ventilasi
alveolar
Respiratory Status : - Identifikasi pasien perlunya
ventilation pemasangan alat jalan nafas buatan
Vital Sign Status - Pasang mayo bila perlu
Dengan kriteria hasil : - Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Mendemonstrasikan - Keluarkan sekret dengan batuk atau
peningkatan ventilasi dan suction
oksigenasi yang adekuat - Auskultasi suara nafas, catat
Memelihara kebersihan adanya suara tambahan
paru paru dan bebas dari - Lakukan suction pada mayo
tanda tanda distress - Berika bronkodilator bial perlu
pernafasan - Barikan pelembab udara
Mendemonstrasikan batuk - Atur intake untuk cairan
efektif dan suara nafas mengoptimalkan keseimbangan.
yang bersih, tidak ada - Monitor respirasi dan status O2
sianosis dan dyspneu Respiratory Monitoring
(mampu mengeluarkan - Monitor rata – rata, kedalaman,
sputum, mampu bernafas irama dan usaha respirasi
dengan mudah, tidak ada - Catat pergerakan dada,amati
pursed lips) kesimetrisan, penggunaan otot
Tanda tanda vital dalam tambahan, retraksi otot
rentang normal supraclavicular dan intercostal
- Auskultasi suara nafas, catat area
penurunan / tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan
Cemas berhubungan - Melakukan pendekatan yang Rabu, 30 September 2020 ukul : 14.00 Wib
11.00 Wib dengan kesulitan menenangkan pada klien S : Klien mengatakan masih merasa lemas
bernafas dan rasa - Memberi penjelasan tentang semua O : Klien tampak lemas dan cemas
takut sufokasi. prosedur dan apa yang dirasakan Akral dingin, klien terlihat pucat, capillary refil >
selama prosedur. 3 detik, TD : 150 / 90 mmHg, N : 98 x/m. S :
- Memahami prespektif pasien 37,60C
terhadap situasi stres. A : Masalah belum teratasi
- Memberikan dukungan kepada P : Intervensi dilnjutkan
pasien untuk memberikan - Beri pendekatan yang menenagkan bagi klien
keamanan dan mengurangi takut. - Anjurkan keluarga untuk melakukan
- Memberi kesempatan pasien untuk pendampingan pada klien
mengungkapkan perasaan, - Dorong klien untuk mengungkapkan
ketakutan, persepsi Instruksikan perasaan, dan ketakutannya
pasien menggunakan teknik
relaksasi.
Kamis, 01 Pola Nafas tidak - Melakukan pemantauan TTV klien : Kamis, 01 Oktober 2020 pukul : 14.00 Wib
Oktober efektif berhubungan TD : 130 / 90 mmHg, N : 94 x/m, S : Klien mengatakan sesak sudah mulai berkurang
2020 dengan penyempitan RR : 30 x/i S : 36,60C O : RR = 28 x/menit
bronkus - Posisikan pasien untuk Klien menggunakan T/h O2 = 4 liter/i
10.00 Wib memaksimalkan ventilasi, dengan A : Masalah teratasi sebagian
posisi semi fowler P : Intervensi dilanjutkan :
- Melakukan pemberian intake cairan - Pemantauan TTV Klien
mengoptimalkan keseimbangan. - Beri posisi nyaman untuk memaksimalkan
- Memonitor respirasi dan status O2 ventilasi pernafasan
Mengatur peralatan oksigenasi dan - Monitor respirasi dan status O2
aliran oksigen
Kamis, 01 Cemas berhubungan - Memberi penjelasan tentang semua Kamis, 01 Oktober 2020 pukul : 14.00 Wib
Oktober dengan kesulitan prosedur dan apa yang dirasakan S : Klien mengatakan optimis akan sembuh dari
2020 bernafas dan rasa selama prosedur. penyakitnya dan bertanya apakah penyakitnya
takut sufokasi. - Memahami prespektif pasien akan kambuh lagi
11.00 Wib terhadap situasi stres. O : Klien tampak lebih tenang
- Memberikan dukungan kepada TD : 130 / 90 mmHg, N : 92 x/m. S : 36,6 0C
pasien untuk memberikan A : Masalah teratsi sebagian
keamanan dan mengurangi takut. P : Intervensi dilnjutkan
- Memberi kesempatan pasien untuk - Beri pendekatan yang menenagkan bagi klien
mengungkapkan perasaan, - Anjurkan keluarga untuk melakukan
ketakutan, persepsi Instruksikan pendampingan pada klien
pasien menggunakan teknik - Lakukan penkes tentang pencegahan dan
relaksasi. pengobatan penyakit asma
Jumat, 02 Gangguan pertukaran - Memantau keadaan umum klien Jumat, 02 Oktober 2020 ukul : 14.00 Wib
Oktober gas berhubungan dan periksa tanda tnda vital klien S : Klien mengatakan keadaan dirinya saat ini
2020 dengan perubahan - Memposisikan pasien untuk sudah lebih baik, sesak nafas sudah berkurang
membran kapiler – memaksimalkan ventilasi walau terkadang muncul sesaat
10.00 Wib alveolar - Melakukan pemeriksaan Analisa O :
Gas Darah pada klien Pemeriksaan AGDA :
- Membantu klien untuk melakukan - PCO2 : 45 mmHg (35 – 45 mmHg)
batuk efektif - PH : 7,30 (7,35 – 7,45)
- Mengauskultasi suara nafas, catat - HCO3 : 28 mmFQ/dl (22 – 26 mmFQ/dl)
adanya suara tambahan RR = 25 x/menit
- Mengatur intake untuk cairan Klien menggunakan T/h O2 = 3 liter/i
mengoptimalkan keseimbangan. A : Masalah teratasi sebagian
- Memonitor rata – rata, kedalaman, P : Intervensi dilanjutkan :
irama dan usaha respirasi - Pemantauan TTV Klien
- Mencatat pergerakan dada,amati - Monitor respirasi dan status O2
kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
Pola Nafas tidak - Melakukan pemantauan TTV klien : Jumat, 2 Oktober 2020 pukul : 14.00 Wib
10.00 Wib efektif berhubungan TD : 130 / 90 mmHg, N : 94 x/m, S : Klien mengatakan sesak sudah mulai berkurang
dengan penyempitan RR : 30 x/i S : 36,60C O : RR = 28 x/menit
bronkus - Posisikan pasien untuk Klien menggunakan T/h O2 = 4 liter/i
memaksimalkan ventilasi, dengan A : Masalah teratasi sebagian
posisi semi fowler P : Intervensi dilanjutkan :
- Melakukan pemberian intake cairan - Pemantauan TTV Klien
mengoptimalkan keseimbangan. - Beri posisi nyaman untuk memaksimalkan
- Memonitor respirasi dan status O2 ventilasi pernafasan
Mengatur peralatan oksigenasi dan Monitor respirasi dan status O2
aliran oksigen
Jumat, 02 Cemas berhubungan - Melakukan penkes tentang Jumat, 2 Oktober 2020 pukul : 14.00 Wib
Oktober dengan kesulitan penyakit, penangan dan S : Klien mengatakan sudah lebih nyaman dan
2020 bernafas dan rasa pencegahan penyakit asma paham akan kondisi penyakitnya
11.00 Wib takut sufokasi. - Memberi penjelasan tentang semua O : Klien tampak lebih tenang
prosedur dan apa yang dirasakan TD : 130 / 90 mmHg, N : 92 x/m. S : 36,6 0C
11.00 Wib selama prosedur. A : Masalah teratasi
- Memahami prespektif pasien P : Intervensi dihentikan
terhadap situasi stres.