B. Pengertian Akuntansi
Teori akuntansi sangat erat kaitannya dengan akuntansi keuangan, pengertian teori akuntansi
sangat bergantung pada pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan.
Akuntansi didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi dan kegiatan cukup
luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang terdokumentasi secara sistematis
dalam bentuk literatur akuntansi. Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan didefinisikan sebagai
berikut:
Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi
keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian
(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomik.
Dalam arti sempit,akuntansi didefinisikan sebagai proses, fungsi atau praktik sebagai berikut:
Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan,
peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi,
atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang
relevan bagi pihak yang berkepentingan.
C. Seni, Sains, atau Teknologi
Pada awalnya pengembangan, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan karena orang yang
akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan
mengerjakan magang pada praktisi.
Yang dimaksud dengan akuntansi dikatakan sebagai seni adalah cara menerapkannya bukan
sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan. Kalau akuntansi bukan merupakan seni, apakah akuntansi itu
merupakan ilmu atau sains?
Pengertian ilmu itu sendiri merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia
alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri, dengan katalain bahwa ilmu adalah
pengetahuan yang berisi penjelasan (explanation) tenteng gejala alam atau sosial yang bebas dari
pertimbangan nilai karena ilmu harus mendeskripsi gejala tersebut seperti apa adanya. Kegiatan dan
tujuan ilmiah dalam membangun ilmu diarahkan untuk menguji dan menetapkan kebenaran suatu
penjelasan. Selain syarat bebas nilai, ada beberapa kriteria penting untuk menguji validitas pernyataan-
pernyataan sebagai seperangkat pengetahuan agar pengetahuan dapat disebut sebagai sains yaitu
koherensi, menuntut bahwa seperangkat pernyataan-pernyataan diturunkan secara logis atau bernalar dari
asumsi atau premis yang mendasarinya, korespondensi menentukan apakah konklusi yang diturunkan dari
teori yang melandasinya didukung oleh fakta empiris di dunia nyata, keterujian menghendaki terdapatnya
metoda yang cukup meyakinkan untuk menguji teori, keuniversalan atau kekomprehensifan adalah
criteria untuk menentukan apakah pernyataan-pernyataan (teori) mampu untuk mencakupi dan
menjelaskan semua fakta yang berkaitan dengan fenomena yang dibahas.
Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum untuk
menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk
mendapatkan kebenaran penjelasan (teori).
Akuntansi keuangan yang dikenal luas sekarang ini dikembangkan atau direkayasa atas dasar
premis bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang dituju informasi. Efek komunikasi yang ingin
dicapai adalah agar pihak yang dituju tersebut bersedia menanamkan dana ke kegiatan ekonomik yang
dibutuhkan masyarakat melalui perusahaan. Karena perilaku investor dan kreditor menjadi sasaran
pemengaruhan, pesan (message) yang ingin disampaikan mengenai perusahaan adalah misalnya
likuiditas, solvensi, dan profitabilitas. Dianggap pesan tesebut merupakan masukan dalam pengambilan
keputusan investor dan kreditor. Pesan tersebut disampaikan melalui modium statemen keuangan. Atas
dasar analogi tararan semiotika di atas.
a. Teori Akuntansi Semantika
Teori akuntansi semantika menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau
realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan)
sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan
kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menjawab apakah elemen-elemen statemen keuangan benar-
benar mereprensentasi aps yang memang dimaksudkan dan untuk menyakinkan bahwa makna yang
terkandung dalam simbol pelaporan tidak disalah artikan oleh pemakai. Teori ini berusaha untuk
menemukan dan merumuskan makna-makna penting pelaporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini
banyak membahas pendefisinian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut atau karakteristik
elemen sebagai pendefisinian, daan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu
atribut. Pendefisinian merupakan langkah penting dalam teori semantika karena kesalahan pemaknaan
mempunyai implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi. Misalnya, dalam pendefinisian aset,
penguasaan (control) bukannya pemilikan (ownership) yang dijadikan kriteria karena kalau pemilik
menjadi kriteria aset akan banyak objek yang tidak masuk sebagai aset. Pendefinisian dan pemaknaan
laba bersih (net income) jiga menjadi perhatian penting teori ini karena akuntansi berusaha untuk
melekatkan makna laba akuntansi agar mendekati konsep laba ekonomik. Demikian juga, teori ini
menjelaskan bahwa laba (earnings) atas dasar asas akrual merupakan indikator kemampuan
mendatangkan kas di masa datang. Laba bukan sekedar kenaikan kas dalam suatu perioda.
Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur yaitu elemen
(objek) yang menyimbolkan kegiatan, jumlah rupiah sebagai pengukur (size) dan hubungan
(relationship) antarelemen. Objek, pengukur dan hubungan itulah yang membentuk makna yang akhirnya
manjadi informasi.
b. Teori Akuntansi Sintaktik
Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah
tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-
elemen kauangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol-simbol tersebut (misalnya
aset, utang, pendapatan, dan lainnya) harus berkaitan secara logis sehingga informasi semantik dapat
dikandung dalam statemen keuangan.
Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang membentuk struktur pelaporan
keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, identitas pelapor (pelaporan),
pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan (prinsip akuntansi berterima
umum atau generally accepted accounting principles). Dari segi sintaktik, teori akuntansi berusaha untuk
memberi penjelasan dan penalaran tentang apa yang harus dilaporkan, siapa melaporkan, kapan
dilaporkan, dan bagaimana melaporkannya. Struktur pelaporan keuangan dalam suatu negara akan
bergantung pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sintaktik antara lain sebagai berikut
C. Aseri
Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yangdinyatakan dalam bentuk kalimat atau ungkapan. Berikut
ini adalah contoh beberapa aseri ( beberapa adalah aseri dalam akuntansi).
Manusia adalah makhluk social
Semua binatang menyusui mempunyai paru-paru.
Beberapa obat batuk menybabkan kantuk
Partisipasi mempengaruhi kinerja.
Stetmen aliran kas bermanfaat bagi invesetor dan kreditor
Dll.
Beberapa aseri mengandung pengkuantifikasi yaitu :
( semua (all), tidak ada (no) , dan beberapa( some). Aseri yang memuat pengkuatifikasi semua dan tidak
ada merapakan aseri universal dan yang memuat pengkuntifikasi beberapa merupaka aseri sepesifik.
Aseri sepesifik dapat di susun dengan pengkuantifikasi sedikit,banyak, sebagian besar, atau bilangan
tertentu.
1. Interpretasi aseri
untuk menerima kebenaran suatu aseri, harus di pastikan terlebih dahulu apa arti atau maksud aseri
tersebut.
2. Aseri untuk evaluasi istilah
Representasi aseri dalam bentuk diagram dapat di gunakan untuk mengevaluasi makna sebagai suatu
istilah.
3. Jenis asersi (pernyataan)
Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kebenaran suatu asersi, asersi harus di dukung oleh bukti atau
fakta. Untuk keperluan argument, suatu aseri sering di anggap benar atau diterima tanpa harus di uji
dahulu kebenarannya .bila di kaitkan dengan fakta pendukung, asersi dapat di klasifikasi menjadi asumsi
(assumption), hipotesis ( hypothesys),dan pernyataan fakta (statemen of fact). Jenis aseri itu sebagai
berikut :
Asumsi
Asumsi adalah asersi yang di yakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau menunjukan
bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang orang bersedia untuk menerima sebagai
benar untuk keperluan diskusi atau debat .
Hipotesis
Hipotesis adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak di ketahui atau di yakini bahwa asersi
tersebut dapat di uji kebenarannya. untuk di sebut sebagai hipotesis, suatu asersi juga harus mengandung
kemungkinan salah. Bila tidak ada kemungkinan salah, suatu aseri akan menjadi pernyataan fakta.
Hipotesis biasanya di ajukan dalam rangka pengujian teori.
Pernyataan fakta.
Pernyataan fakta adalah asrsi yang bukti tentang kebenarannya di yakini sangat kuat atau bahkan tidak
dapat di bantah.
4. Fungsi asersi
Dalam argument, asersi dafat berpungsi sebagai peremis dan konkluksi.
Peremis adalah asersi yang di gunakan untuk mendukung suatu konkluksi.
Konkluksi adalah asersi yang di turunkan dari serangkaian asersi.
Ketig a jenis asersi yang di bahas sebelum ini dafat berfunsi sebagai premis dalam suatu argument.
D. Keyakinan
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi di sebut benar.
1. Properitas keyakinan
Adalah semua penalaran berjtujuan untuk menghasilkan suatu keyakinan terhadap asersi yang menjadi
konkluksi penalaran. Pemahaman terhadap bebrapa prioritas (sifat) keyakinan sangat penting dalam
mencapai keberhasilan argument.
v Keadabenaran
Sebagi produk penalaran, untuk dapat menimbulkan keyakinan, sutu asersi harus harus ada
benarnya(plausible). Keadabenaran atau plausibilitas suatu asersi bergantung pada apa yang di ketahui
suatu asersi bergantung pada apa yang deketahui tentang isi asersi atau pengetahuan yang mendasari dan
pada sumber asersi.
v bukan pendapat
Keyakinan adalah sesuatu yang harus dapat di ajukan atau di buktikan secara objektif apakah salah atau
benar dan sesuatu yang di harapkan menghasilkan suatu kesepakatan oleh setiap orang yang
mengevalusinya atas dasar fakta objektif.
v Bertingkat
Keyakinan yang di dapat dari suatu aserasi tidak bersifat mutlak . tingkat keyakinan dapat di tentukan
oleh kuantitas dan kualiatas bukti mendukung asersi.
v Berbias
Selain kekuatan bukti yang objektif yang ada, keyakinan di pengaruhi oleh prepensi, keinginan dan
kepentingan peribadi yang karena sesuatu hal perluan peribadi yang karena sesuatu hal perlu di
pertahankan.
v Bermuatan nilai
Nilai keyakinan adalah tingkat penting tidaknya suatu keyakinan perlu di pegang atau di pertahankan
seseorang. Nilai keyakinan bagi seseorang akan tinggi aapabila perubahan keyakinan mempunyai
inflikasi serius terhadap flisofi, system nilai, martabat, pendapatan potensial, dan perilaku orang tersebut.
v Berkekuatan
Kekutan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang di lekatkan seseorang pada kebenaran suatu asersi.
v Berketertempaan
Ketertempaan (malleability) atau kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah tidaknya keyakinan
tersebut di ubah dengan adanya informasi yang relevan.berbeda dengan veredikaliatas,ketertempaan tidak
memasalahkan apakah suatu aseri sesuai atau tidak dengan realitas tetapi lebih memasalahkan apakah
keyakinan terhadap suatu aseri dapat di ubah oleh buti.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori akuntansi : penalaran logis yang (1)memberikan kerangka acuan umum untuk menilai praktek
akuntansi, (2)memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru, (3)menjelaskan praktek-praktek
yang ada, (4)memberi seperangkat prinsip logis yang saling berkaitan menuju suatu
kesimpulan (inferensial). Pengujian teori adalah uji kemampuannya untuk menjelaskan, meramalkan, dan
mengukur risiko. Teori akuntansi ada 3 tingkat :
1. yang menerapkan praktek dan prosedur
akuntansi = teori sintaksis (struktur)
2. yang konsentrasi pada istilah-istilah
= teori interpretasional (semantis)
3. yang menekankan pengaruh akuntansi terhadap
perilaku dan keputusan = teori perilaku (pragmatis).
Praktek akuntansi tradisional menekankan sistem biaya historis (har-ga perolehan). Interpretasi
akuntansi harus berhubungan dengan konsep ekonomi atau konsep fisik dunia nyata. Contoh : interpretasi
terbaik penilaian aktiva adalah konsep manfaatnya di masa yang akan datang. Pendekatan perilaku
akuntansi masih mencari jawaban siapa pemakai laporan? Model keputusan normatif belum berhasil
sebab ketidakmampuan menguji model-model itu. Penalaran deduktif diawali dengan tujuan dan postulat.
Beberapa kompromi dibuat untuk melayani tujuan yang berbeda-beda. Kelemahan deduktif : jika postulat
atau premis salah, kesimpulannya pasti salah. Pendekatan induktif : pengamatan data, jika ada hubungan
yang berulang-ulang, prinsip dapat dirumuskan. Keunggulan induktif : tidak dibatasi model/struktur.
Kelemahan induktif : pengamat dipengaruhi ide di bawah sadar tentang hubungan relevan dengan data.
Kesulitan induktif : data mentah tiap perusahaan berbeda, sulit digene-ralisasi. Teori deskriptif :
mengurai/menjelaskan informasi. Teori normatif : berusaha menjelaskan apa yang harus dikomunikasikan
dan caranya. Teori induktif umumnya deskriptif.
Investor membeli surat berharga bila yakin nilai intrinsiknya lebih besar daripada harga pasarnya.
Dua pendekatan nilai intrinsik : (1)deviden (2)laba. Ada pendapat kedua pendekatan identik. Teori
portofolio : investor yang rasional lebih suka menyimpan surat berharga yang memaksimasi rate of
return (tingkat laba) atau meminimasi tingkat risiko – bersifat normatif yakni menjelaskan bagaimana
investor harus bertindak. Risiko Sistemik : dikaitkan dengan pergerakan harga pasar umum. Risiko Non-
sistemik : yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
Model-model lebih konsisten dengan pendekatan kejadian daripada pendekatan nilai. Suatu
peristiwa adalah kejadian, gejala, atau transaksi yang dianggap dapat diamati dan mempunyai intrepretasi
semantik lebih baik ketimbang pengukuran nilai aktiva dan kewajiban. Pendekatan etis teori akuntansi
menekankan konsep keadilan, kebenaran, dan kewajaran.
Teori akuntansi banyak melibatkan proses penilayan kelayakan dan paliditas suatu pernyataan adan
argument. Maka dari itu penalaran ini memeberikan keyakinan bahwa suatu pernyataan atau argument
layak untuk di terima atau di tolak.dalam penalaran ini terdapat unsure-unsur penalaran unsure itu antara
lain asersi,keyakinan dan argument.
a. Asersi adalah suatu pernyataan yang menegaskan bahwa sesuatu adalah benar.di dalam asersi ada yang
di sebut : interprestasi asersi,asersi untuk evalusi istilah,jesis asersi,dan pungsi asersi,
b. Keyakinan adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa suatu pernyataanatau teori (penjelasan)
mengenai suatu phenomena atau (gejala alam social) adalah benar.
1. Ada yang dinamakan properitas keyakinan merupakan Adalah semua penalaran berjtujuan
untuk menghasilkan suatu keyakinan terhadap asersi yang menjadi konkluksi penalaran.
Pemahaman terhadap bebrapa prioritas (sifat) keyakinan sangat penting dalam mencapai
keberhasilan
Accounting Principles Board (ABP) .”Basic Concepets And Accounting Principles Underling Financial
Statements Of Businis Enterprises.” Accounting Prisiples Board Statement No.4.new York :
AICPA,1970.
Suwardjono,Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan. BPFE Yogyakarta,edisi ketiga,
Yogyakarta, 2005.