Anda di halaman 1dari 21

KONSEP PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Di Susun oleh kelompok 3:


1. Ni Luh pande Suastini C 301 17 264
2. Nurul Anisah Putri C 301 17 301
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah
perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode: tahun 4000
SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-masing
periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode pertama akuntansi
hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan
dari apa saja yang  terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan
dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya  double-entry bookkeeping. Pada periode
terakhir banyak sekali  perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah
debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah  masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan
teknologi yang luar biasa juga berdampak  pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000
: 173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1)
alat hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke
pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan)
ajaran agama.
  Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap
akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan
sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi
akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan
keputusan (Nicholls dan Holmes, 1988 : 57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana  informasi
akuntansi diharapkan  dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan
mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi.

B.     Rumusan Masalah  


 Apa yang dimaksud dengan teori akuntansi.        
 Bagai mana akuntansi bisa di katana seni,sains,atau teknologi?
 Bagi mana  yang di maksud dengan perspektif teori akuntansi itu?
 Apa yang dimaksud dengan penalaranitu?
 Apa yang menjadi unsure dalam penalaran itu?
 Apa yang di masuksud dengan asersi itu?
 Apa keyakian itu ?
C.    Tujuan Masalah
 Untuk mengetahui pengertian tori akuntansi
 Untuk mengetahui bagaimana akuntansi bisa dikatan seni,sains,atau teknologi
 Untuk mengetahui apa maksud dari perspektif teori akuntansi
 Untuk mengetahui pengertian penalaran
 Untuk mengetahui unsure-unsur yang harus ada dalam penalaran itu
 Untuk mengetahui apa itu asersi
 Untuk mengetahui tentang keyakinan
BAB II
PEMBAHASAN

BAB I PENGRTIAN TEORI AKUNTANSI


A.  Arti Penting Teori Akuntansi
Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah masalah praktis dan
professional.
Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan penyusun
standar akan sangat mendorong pengambangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori
akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau
bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu teori baik yang
melandasinya. Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran.Teori merupakan obor yang
menerangi praktik dengan prinsip-prinsip yang masuk akal.

B. Pengertian Akuntansi
Teori akuntansi sangat erat kaitannya dengan akuntansi keuangan, pengertian teori akuntansi
sangat bergantung pada pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan.
Akuntansi didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi dan kegiatan cukup
luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang terdokumentasi secara sistematis
dalam bentuk literatur akuntansi. Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan didefinisikan sebagai
berikut:
Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi
keuangan kuantitatif  unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian
(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomik.
Dalam arti sempit,akuntansi didefinisikan sebagai proses, fungsi atau praktik sebagai berikut:
Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan,
peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi,
atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang
relevan bagi pihak yang berkepentingan.
C. Seni, Sains, atau Teknologi
Pada awalnya pengembangan, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan karena orang yang
akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan
mengerjakan magang pada praktisi.
Yang dimaksud dengan akuntansi dikatakan sebagai seni adalah cara menerapkannya bukan
sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan. Kalau akuntansi bukan merupakan seni, apakah akuntansi itu
merupakan ilmu atau sains?
Pengertian ilmu itu sendiri merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia
alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri, dengan katalain bahwa ilmu adalah
pengetahuan yang berisi penjelasan (explanation) tenteng gejala alam atau sosial yang bebas dari
pertimbangan nilai karena ilmu harus mendeskripsi gejala tersebut seperti apa adanya. Kegiatan dan
tujuan ilmiah dalam membangun ilmu diarahkan untuk menguji dan menetapkan kebenaran suatu
penjelasan. Selain syarat bebas nilai, ada beberapa kriteria penting untuk menguji validitas pernyataan-
pernyataan sebagai seperangkat pengetahuan agar pengetahuan dapat disebut sebagai sains yaitu
koherensi, menuntut bahwa seperangkat pernyataan-pernyataan diturunkan secara logis  atau bernalar dari
asumsi atau premis yang mendasarinya, korespondensi menentukan apakah konklusi yang diturunkan dari
teori yang melandasinya didukung oleh fakta empiris di dunia nyata, keterujian menghendaki terdapatnya
metoda yang cukup meyakinkan untuk menguji teori, keuniversalan atau kekomprehensifan adalah
criteria untuk menentukan apakah pernyataan-pernyataan (teori) mampu untuk mencakupi dan
menjelaskan semua fakta yang berkaitan dengan fenomena yang dibahas.
Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum untuk
menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk
mendapatkan kebenaran penjelasan (teori).

D. Akuntansi Sebagai Teknologi


Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,
teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah nyata dalam lingkungan tertentu dan untuk
mencapai tujuan tertentu. Teknologi digunakan untuk mengendalikan variable-variabel alam dan sosial
untuk mencapai kehidupan tertentu yang lebih baik. Akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat sebagai sains,
karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, auntansi dapat didefinisikan sebagai  
“rekayasaan informasi  dan pengendalian keuangan.” Teknologi merupakan sains terapan, penerapan
teknologi tidak lepas dari nilai budaya tempat akuntansi iterapkan.
1.      Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Proses untuk menentukan cara yang terbaik untuk mendapatkan produk (hasil) terbaik dalam
penerapan suatu teknologi disebut perekayasaan. Perekayasaan itu sendiri meupakan suatu proses
terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan
menentukan teori, pengetahuan yang tersedia, konsep, metoda, teknik, serta pendekatan untuk
menghasilkan suatu produk (konkret atau konseptual). Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yan
sama baik pada tingkat makro (nasional) maupun pada tingkat mikro (perusahaan). Yang dimaksud
akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan
keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi ( tentang struktur, mekanisma, pihak yang
terlibat, dan sstandar pelaporan) dalam suatu wilayah Negara tertentu, Pelaporan keuangan adalah
struktur dan proses tentang bagaimana informasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan
harus disediakan dan dilaporkan dalam suatu Negara untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomik.
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai
disiplin ilmu. Pada tingkat makro, produk perekayasaan akuntansi adalah semacam konstitusi yang
disebut rerangka konseptual.
Struktur Rekayasaan Akuntansi
Rekayasa Akuntansi

Ilmu-Ilmu Murni Ilmu-Ilmu Terapan Nilai dan Tata Sosial

Ekonomi Teori Manajemen Nilai-Nilai Sosial


Sosiologi Matematika Terapan Tujuan-Tujuan Sosial
Psikologi Teknologi Komputer Sistem Politik
Matematika Ekonomi Terapan Sistem Hukum
Teknologi Komunikasi Lain-Lain
Teknologi Pengukuran
Lain-Lain

E. Teori Akuntansi Sebagai Sains


Teori sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak atau
sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan dikerjakan dalam dunia nyata.Teori
akuntansi sering diartikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan harus di anut
dalam lingkungan tertentu.
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis
yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta.
Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis dan
memberi alasan menga fenomena atau fakta seperti yang di amati. Teori permintaan (dalam ekonomika)
misalnya menjelaskan mengapa kalau harga naik, kuantitas barang yang diminta akan menurun.
Memprediksi berarti memberi keyakinan bahwa kalau asumsi-asumsi atau syarat-syarat yang diteorikan
dipenuhi beesar kemungkinan suatu fenomena atau fakta (peristiwa) tertentu akan terjadi. Hipotesis
bahwa kuantitas yang diminnta turuun kalau harga naik adalah prediksi yang diturunkan dari analisis.
Keseluruhan analisis membentuk teori dalam bidang pengetahuan tertentu.

F. Teori Akuntansi sebagai Penalaran Logis


Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis  ( logical reasoning ) yang melandasi
praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata. Teori berusaha untuk
memberikan pembenaran (justification)terhadap praktik agar praktik mempunyai kekuatan untuk dapat
mempertahankan atau dipertanggungjelaskan kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran,
konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka pikir yang logis. Hasil
proses penalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum
(semacam konstitusi) yang menjadi landasan umum untuk menentukan tindakan atau praktik (dalam
bentuk undang-undang atau peraturan) yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan.
Bila diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering di maksudkan sebagai suatu penalaran
logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu (baik menurut standar
akuntansi atau  melalui trandisi) dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah
tertentu. Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kelayakan
prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi landasar konseptual dalam
penentuan standar atau praktik yang baru.
Paton dan Littleton mengemukakan bahwa tujuan teori akuntansi adalah penyediaan gagasan-
gagasan mendasar (fundamental ideas) yang menjadi basis fundasi dalam proses perekayasaan pelaporan
keuangan. Hasil perekayasaan tersebut berupa seperangkat doktrin ( body off doctrin)  yang berkaitan
secara logis, terkoordinasi, dan konsisten yang mempunyai fungsi sebagai landasan untuk penurunan
standar akuntansi.
Secara ringkas dapat di katakan bahwa teori akuntansi merupakan penalaran logis. Proses
penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan.
Perekayasaan akuntansi (pelaporan keuangan) menghasilkan suatu rerengka konseptual. Fungsi rerangka
konseptual adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan (menjustifikasi) dan untuk mempengaruhi atau
mengembangkan praktik akuntansi.
G. Perspektif Teori Akuntansi
Pembahasan sebelum ini membedakan pengertian teori atas dasar taksonomi akuntansi sebagai
sains atau teknologi. Bila akuntansi dilakukan sebagai sains, teori akuntansi akan merupakan penjelasan
ilmiah. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi diartikan sebagai penalaran logis.
Manapun perlakuan yang dianut, teori akuntansi akan berisi pernyataan yang berupa baik penjelasan
ataupun pembenaran (justifikasi) tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi. Contoh fenomena
atau perlakuan akuntansi antara lain adalah adanya bermacam metoda akuntansi, penggunaan sistem
berpasangan (debit-kredit), keharusan menyusul statemen aliran kas, pernyataan bahwa akuntansi kos
sekarang lebih relevan dari akuntansi kos historis, dan adanya reaksi pasar modal terhadap penerbitan
informasi laba. Selain perspektif (aspek) taksonomi yang membagi teori akuntansi menjadi penjelasan
ilmiah dan justifikasi, teori akuntansi juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan
atau penekanan pembahasan.
1.      Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran (goal) teori akuntansi telah disinggung dalam beberapa uraian sebelum ini. Aspek
sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan normatif. Klasifikasi
ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains atau teknologi.
Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan teknologi akan menghasilkan
teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda yang ingin dicapai atau
dihasilkan olehn teori akuntansi.
  Penjelasan positif berisi pernyataan tentang suatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan) seperti
adanya sesuai dengan fakta atau yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan
untuk memberi jawaban apakah suatu pernyataan itu benar atau salah (good or bad) atau relevan atau
takrelevan (relevant or irrelevant) dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu.
Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat
pembuatan kebijakan (policy making).
 Dengan pemikiran diatas, blaug (1992) menjelaskan bahwa teori positif berkepentingan dengan
masalah fakta (realmof fact) sedangkan teori normatif berkepentingan dengan masalah nilai (realm of
value.
Dilain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran
mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif (good or bad) daripada perlakuan
akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Misalnya, teori akuntansi normatif
berusaha untuk menjawab apakah akuntansi kos historis (historical cost accounting) lebih baik daripada
akuntansi kos sekarang (current cost accounting) untuk mencapai tujuan akuntansi. Untuk menjawab
masalah ini, teori akuntansi normatif mendasarkan penjelasanatau teorinya atas dasar tujuan yang telah
disepakati untuk dicapai. Tujuan tersebut jelas memuat nialai-nilai (values) yang harus dipertahankan.
Penentuan kesesuaian dengan tujuan akan merupakan proses subjektif (subjective) yang melibatkan
kemampuan menimbang (art) antara manfaat dan risiko atau keuntungan dan kerugian. Hasil akhir teori
akuntansi normatif adalah suatu pernyataan atau proposal yang menganjurkan tindakan tertentu
(prescriptive). Teori akuntansi positif sering diklasifikasi sebagai teori formal atau teori normatif sebagai
teori non-formal.
 Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan sasaran teori dan
bidang masalah (realm) yang menjadi perhatian masing-masing teori. Bila dikaitkan dengan dikotomi
sains-teknologi, teori akuntansi positif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai sains sedangkan
teori akuntansi normatif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai  teknologi.
2.      Aspek Tataran Semiotika
Akuntannsi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi seebagai sarana
komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis (the language of business).
Bahasa merupakan bagian penting dalam komunikasi. Pesan atau makna yang ada dibenak pengirim
disimbolkan dalam bentuk ungkapan bahasa yang tepat agar makna tersebut ditafsirkan sama persis
seperti yang dimaksudkan. Dalam ilmu bahasa, sistem komunikasi dan efek komunikatif (teori
komunikasi) dipelajari dalam tiga bidang kajian yaitu semiotika, linguistika, dan logika. Semiotika
merupakan bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda-tanda (signs) dan simbol-simbol
dalam bidang linguistika. Linguistika itu sendiri merupakan bidang kajian ilmu bahasa yang membahas
fonetik, gramatika, morfologi, dan makna kata atau  ungkapan. Logika membahas masalah yang berkaitan
dengan validitas penalaran dan penyimpulan. Ketiga bidang kajian ini menjadi teori yang melandasi
terciptanya komunikasi yang efektif. Sebagai teori umum dalam penyimbolan informasi, semiotika
membahas tiga pernyataan pokok yang berkaitan dengan simbol informasi.
Ketiga pertanyaan tersebut adalah:
Apakah simbol tersebut logis (masuk akal)?
Apa makna yang terkandung oleh simbol?
Apakah ungkapan tersebut mempunyai efek (pengaruh) terhadap penerima?
Pokok masalah diatas membentuk tiga tataran (level) semiotika yaitu sintaktika, semantika, dan
pragmatika. Sintaktika menelaan logika dan kaidah bahasa yaitu hubungan logis diantara tanda-tanda atau
simbol-simbol bahasa. Semantika menelaan hubungan antara tanda atau simbol dan dunia kenyataan
(fakta) yang di simbolkannya. Pragmatika membahas dan menguji apakah komunikasi efektif dengan
mempelajari ada tidaknya perubahan perilaku penerima. Moeliono (1989) memberi ciri tiap tataran
semiotika dalam teori komunikasi.
Tataran semiotika dalam teori komunikasi
Tataran sasaran bahasa penekanan komunikasi kandungan pesan
Sistematiaka aspek formal tanda bahasa (kosa kata, tata bahasa)
Tataran Sasaran bahasa Penekeanan Kandungan
komunikasi pesanan
Sintaktika aspek formal Operasional, Informasi
tanda bahasa penandaan sintaktik
(kosa kata, tata
bahasa)
Semantika Aspek isi tanda Penafsiran, Informasi
bahasa(makna) Pelambangan semantik
Pragmatika Keefektifan Fungsional, Informasi
tanda bahasa pemengaruhan pragmatik
(efek
komunikatif)

Akuntansi keuangan yang dikenal luas sekarang ini dikembangkan atau direkayasa atas dasar
premis bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang dituju informasi. Efek komunikasi yang ingin
dicapai adalah agar pihak yang dituju tersebut bersedia menanamkan dana ke kegiatan ekonomik yang
dibutuhkan masyarakat melalui perusahaan. Karena perilaku investor dan kreditor menjadi sasaran
pemengaruhan, pesan (message) yang ingin disampaikan mengenai perusahaan adalah misalnya
likuiditas, solvensi, dan profitabilitas. Dianggap pesan tesebut merupakan masukan dalam pengambilan
keputusan investor dan kreditor. Pesan tersebut disampaikan melalui modium statemen keuangan. Atas
dasar analogi tararan semiotika di atas.
a.      Teori Akuntansi Semantika
Teori akuntansi semantika menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau
realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan)
sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan
kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menjawab apakah elemen-elemen statemen keuangan benar-
benar mereprensentasi aps yang memang dimaksudkan dan untuk menyakinkan bahwa makna yang
terkandung dalam simbol pelaporan tidak disalah artikan oleh pemakai. Teori ini berusaha untuk
menemukan dan merumuskan makna-makna penting pelaporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini
banyak membahas pendefisinian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut atau karakteristik
elemen sebagai pendefisinian, daan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu
atribut. Pendefisinian merupakan langkah penting dalam teori semantika karena kesalahan pemaknaan
mempunyai implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi. Misalnya, dalam pendefinisian aset,
penguasaan (control) bukannya pemilikan (ownership) yang dijadikan kriteria karena kalau pemilik
menjadi kriteria aset akan banyak objek yang tidak masuk sebagai aset. Pendefinisian dan pemaknaan
laba bersih (net income) jiga menjadi perhatian penting teori ini karena akuntansi berusaha untuk
melekatkan makna laba akuntansi agar mendekati konsep laba ekonomik. Demikian juga, teori ini
menjelaskan bahwa laba (earnings) atas dasar asas akrual merupakan indikator kemampuan
mendatangkan kas di masa datang. Laba bukan sekedar kenaikan kas dalam suatu perioda.
Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur yaitu elemen
(objek) yang menyimbolkan kegiatan, jumlah  rupiah sebagai pengukur (size) dan hubungan
(relationship) antarelemen. Objek, pengukur dan hubungan itulah yang membentuk makna yang akhirnya
manjadi informasi.
b.      Teori Akuntansi Sintaktik
Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah
tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-
elemen kauangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol-simbol tersebut  (misalnya
aset, utang, pendapatan, dan lainnya) harus berkaitan secara logis sehingga informasi semantik dapat
dikandung dalam statemen keuangan.
Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang membentuk struktur pelaporan
keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, identitas pelapor (pelaporan),
pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan (prinsip akuntansi berterima
umum atau generally accepted accounting principles). Dari segi sintaktik, teori akuntansi berusaha untuk
memberi penjelasan dan penalaran tentang apa yang harus dilaporkan, siapa melaporkan, kapan
dilaporkan, dan bagaimana melaporkannya. Struktur pelaporan keuangan dalam suatu negara akan
bergantung pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sintaktik antara lain sebagai berikut

c.       Teori Akuntansi Pragmatik


Teori  akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan katalain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh
informasi akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan diinterpretasi dengan tepat , merupakan
masalah keefektifan komunikasi.
  Suatu pesan atau kejadian (misalnya pengumuman laba ) dikatakan mengandung informasi kalau
pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal ) dan memicu tindakan tertentu
( misalnya terrefleksi dalam perubahan harga atau voluma saham di pasar modal ). Apabila tindakan
tersebut dapat diyakini sebagai akibat informasi dalam pesan tersebut, dapat dikatakan informasi tersebut
bermanfaat.
Informasi akutansi dikatakan  bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-
akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemekai yang dituju.
Teori  pragmatik akan banyak berisi pengujian-pengujian teori  tentang hubungan  antara variabel
akuntansi  dengan variable perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek atau pemakai yang diukur
perilakunya dapat berupa para akuntan, pelaku pasar modal, manajer, dan auditor. Yang dapat menjadi
indikator perubahan perilaku antara lain perubahan harga saham, volume saham, kinerja manajer, kinerja
karyawan, dan kinerja perusahaan
3.      Aspek Pendekatan Penalaran
Telah di sebut sebelumnya bahwa teori akuntansi dapat diartikan sebagai penalaran logis yang
memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu. Penalaran adalah proses berpikir
logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief ) terhadap suatu
pertanyaan atau penjelasan. Peranan logika sangat penting dalam penalaran. Pernyataan dapat berupa teori
tentang suatu kejadian alam atau sosial. Teori ( penjelasan ) yang disusun dengan penalaran yang baik
akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting dalam rangka menerima atau
menolak kebenaran ( validitas ) suatu teori. Proses bersifat dedukatif maupun induktif.
1.      Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyatan umum yang
disepakati ( disebut premis )ke pernyatan khusus sebagai simpulan ( konklusi ). Pernyataan umum yang
disepakati dan menjadi basis penelaran dapat berasal dari teori , prinsip , konsep, doktrin, atau norma
yang di anggap benar,baik, atau relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan situasi khusus
yang dibahas. Pernyataan umum tersebut dapat saja memuat nilai-nilai etika, moral, ideologi, keyakinan,
atau budaya.
Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasandan dukungan dan dukungan
terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Misalnya, akuntansi menyajikan aset sebesar kos historis
karena akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca adalah untuk
menunjukan nilai jual sehingga kos historis merupakan pengukur yang paling tepat.
2.      Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari suatu
pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan
generalisasi (perampatan ) dari keadaan khusus tersebut.
Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya dagunakan nutukmenghasilkan pernyataan umum
yang terjadi penjelasan (teori ) terhadap gejala akuntamsi tertentu. Pernyataan – pernyataan umum
tersebut biasanya berasal dari hipotetis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian empiris. Hipotetis
merupakan generalisasi yang dituju oleh penelitian akuntansi.
Contoh berikut menunjukan aplikasi penalaran indukatif: “pengamatan menunjukan bahwa
voluma saham beberapa perusahaan yang dijual-belikan beberapa hari setelah penerbitan statemen
keuangan meningkat dengan tajam. Dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan tertentu bahwa
informasi akuntansi bermanfaat bagi investor di pasar modal.”
Pada praktriknya, penalaran induktif dalam akuntansi tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran
deduktif atau sebaliknya. Kedua penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam penalaran deduktif
misalnya, dapat merupakan hasil dari suatu penalaran induktif.
3.      Verifikasi Teori  Akuntansi
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak.
Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori yang
diverifikasi. Teori akuntansi  normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis ( logical
reasoning ) yang melandasi teori  yang diajukan. Teori normative dikembangkan atas dasar kesepakatan
terhadap asumsi atau tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi tertentu. Validitas
dapat dinilai dengan menentukan apakah asumsi-asumsi yang digunakan masuk akal (reasonable ).
Karena teori normative tidak bebas nilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan
prinsip ( konklusi )juga menjadi bagian kriteria validitas teori. Criteria ini sering bersifat subjektif.
Penerimaan suatu asumsi juga harus di dukung dengan penalaran logis sehingga asumsi tersebut tetap
masuk akal serta ketidaksetujuan terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi atau diukur implikasinya.
Penalaran logis menjadi criteria validitas karena teori normative dalam banyak hal tidak mau belum
menghasilkan fakta dan observasi untuk mendukungnya.
Teory akuntansi positif dinilai validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa
yang nyatanya terjadi. Menetukan fakta melibatkan observasi secara objektif. Pada umumnya, observasi
objektif dapat dicapai melalui penelitian ilmiah dengan metoda ilmiah. Validitas teori akuntansi positif
banyak dilakukan dengan penilitian empiris. Penelitian empiris biasanya didasarkan atas pengamatan
terbatas ( sampel )untuk menguji teori secara statists. Karena teori akuntansi positif bebas nilai,  verifikasi
dibatasi pada apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi tidak di arahkan untuk menentukan apakah teori
tersebut baik atau tidak bila dijadikan basis untuk menentukan kebijakan.
Berkaitan dengan masalah nilai ( value ), perlu diingat suatu kaidah berikut: the fact that many people do
thing does not make it right ( kenyataan bahwa banyak orang melakukan sesuatu tidak menjadikannya
benar ). Peneliyian empiris dapat memverifikasi bahwa nyatamya banyak orang melakukan sesuatu tetepi
tidak memverifikasi apakah sesuatu tersebut benar secara nilai ( baik atau buruk ). Sebagai contoh,
kenyataan bahwa banyak orang melakukan korupsi tidak menjadikan korupsi itu benar. Benar tidaknya
(baik buruknya ) korupsi hanya dapat diverifikasi secara normative atas dasar nilai-nilai etika’ moral, atau
akhlaq,
Teori akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta ( tidak mempunyai
kandungan empiris )sehingga verifikasi validitasnya mengandalkan penelaran logis semata-mata.
Teori akuntansi semantic melibatkan penyimbolan fakta/realitas sehingga mengandung unsure empiris.
Oleh karenanya, validitas dapat diverifikasi secara empiris dengan pengamatan. Untuk menentukan
apakah symbol “cost” dalam akuntansi dipahami makanya dengan benar oleh pemakaiannya dapat diuji
dengan melakukan penelitian empiris. “perlengkapan” sebagai padan kata  “supplies” dapat diuji
validitasnya dengan menenyai pemakai tentang persepsinya terhadap istilah tersebut.
Teori akuntansi pragmatik mempunyai kandungan empiris yang besar karena teori ini banyak
memanfaatkan fakta atau data empiris perilaku pasar/individual sebagai reaksi terhadap informasi
akuntansi. Apabila data empiris belum tersedia, perilaku dapat di ukur dengan menggunakan instrument
penelitian yang di rancang untuk keperluan tersebut. Verifikasi teori ini dapat dilakukan dengan
penelitian empiris yang didasarkan atas asumsi bahwa informasi dianggap bermanfaat bila pemakai
berbuat atau bertindak seakan-akan menggunakan informasi tersebut. Teori akuntansi pragmatic
merupakan focus teori akuntansi positif.
Daya prediksi sering digunakan sebagai criteria validitas teori, asumsi atau permis akuntansi .
suatu teori dikatakan mwmpunyai daya prediksi yang tinggi bila sesuatu yang diharapkan dari kebijakan
yang didasarkan atas teori tersebut besar kwmungkinannya akan terjadi. Karena teori  akuntansi semantic,
sintatik, tidak berdiri sendiri tetapi saling mendukung dan melengkapi, semua pendekatan pengujian
biasanya dilakukan untuk memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-dapatnya teori harus diverifikasi
validitasnya atas dasar penelaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan prtimbangan nilai ( value
judgments ) yang telah disepakati.
A.       Pengertian penalaran
Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan
terhadap suatu pernyataan atau asersi. Menentukan secara logis dan objektif apakah suatu pernyataan
valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur penalaran terdiri atas
masukan, proses,dan keluaran.

Menurut Nickerson (1989) adalah sebagai berikut :


Reasoning encompasses many of the processes we use to from and evaluate belief-belief abaut
the world ,about people, about the truth or falsity of claims we ancounter or make. It involes the
production and evaluaition of argument, the making of inference and the drawing of conclusions, the
generation.testing of hypotheses.it requires both deduction and induction both analysis and syintesis, and
both criticality and createlity.

B.        Unsur dan struktur penalaran


Struktur dan proses penalaran di bangun atas dasar tiga konsep penting yaitu:
 Aseri (assertion)
Aseri adalah suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu ( misalnya teori) adalah
benar. Biala seseorang mempunyai kepercayaan bahwa stetmen keuang itu bermanfaat bagi invesetor
adalah benar, maka pernyataannya “stetmen keuangan itu bermanfaat bagi infvesetor”
 Keyakinan (bilief)
Keyakinan adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa suatu pernyataanatau teori (penjelasan)
mengenai suatu phenomena atau (gejala alam social) adalah benar
 Argument
Adalah serangkayan aseri beserta keterkaitan (atikulasi) dan inferensi atau penyimpulan yang di gunakan
untuk mendukung suatu keyakinan.bila di hubungkan dengan argument , keyakinan adalah tingkat
kepercayaan yang diletakan pada suatu pernyataan konklusi atas dasar pemahaman dan penilaian suatu
argument sebagai bukti yang masuk akal.
     Dalam hal teori akuntansi, pertimbangan di perlukan untuk menetapkan relevansi atau keepektivan
suatu perlakuan akuntansi untuk mencapai tujuan akuntansi.
Arti Penting Argumen
Serangkaian asersi beserta inferensi atau penyimpulan yang terlibat di dalamnya.Simpulan dinyatakan
pulan dalam bentuk asersi.Merupakan bukti rasional akan kebenaran suatu pernyataan. Argumen
membentuk, memelihara, atau mengubah keyakinan.

C.       Aseri
Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yangdinyatakan dalam bentuk kalimat atau ungkapan. Berikut
ini adalah contoh beberapa aseri ( beberapa adalah aseri dalam akuntansi).
            Manusia adalah makhluk social
            Semua binatang menyusui mempunyai paru-paru.
            Beberapa obat batuk menybabkan kantuk
            Partisipasi mempengaruhi kinerja.
            Stetmen aliran kas bermanfaat bagi invesetor dan kreditor
            Dll.
Beberapa aseri mengandung pengkuantifikasi yaitu :
( semua (all), tidak ada (no) , dan beberapa( some). Aseri yang memuat pengkuatifikasi semua dan tidak
ada merapakan aseri universal dan yang memuat pengkuntifikasi beberapa merupaka aseri sepesifik.
Aseri sepesifik dapat di susun dengan pengkuantifikasi sedikit,banyak, sebagian besar, atau bilangan
tertentu.
1.  Interpretasi aseri
untuk menerima kebenaran suatu aseri, harus di pastikan terlebih dahulu apa arti atau maksud aseri
tersebut.
2.  Aseri untuk evaluasi istilah
Representasi aseri dalam bentuk diagram dapat di gunakan untuk mengevaluasi makna sebagai suatu
istilah.
3.  Jenis asersi (pernyataan)
Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kebenaran suatu asersi, asersi harus di dukung oleh bukti atau
fakta. Untuk keperluan argument, suatu aseri sering di anggap benar atau diterima tanpa harus di uji
dahulu kebenarannya .bila di kaitkan dengan fakta pendukung, asersi dapat di klasifikasi menjadi asumsi
(assumption), hipotesis ( hypothesys),dan pernyataan fakta (statemen of  fact). Jenis aseri itu sebagai
berikut :
 Asumsi
Asumsi adalah asersi yang di yakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau menunjukan
bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang orang bersedia untuk menerima sebagai
benar untuk keperluan diskusi atau debat .
 Hipotesis
Hipotesis adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak di ketahui atau di yakini bahwa asersi
tersebut dapat di uji kebenarannya.  untuk di sebut sebagai hipotesis, suatu asersi juga harus mengandung
kemungkinan salah. Bila tidak ada kemungkinan salah, suatu aseri akan menjadi pernyataan fakta.
Hipotesis biasanya di ajukan dalam rangka pengujian teori.
 Pernyataan fakta.
Pernyataan fakta adalah asrsi yang bukti tentang kebenarannya di yakini sangat kuat atau bahkan tidak
dapat di bantah.
4.      Fungsi asersi
Dalam argument, asersi dafat berpungsi sebagai peremis dan konkluksi.
Peremis adalah asersi yang di gunakan untuk mendukung suatu konkluksi.
Konkluksi adalah asersi yang di turunkan dari serangkaian asersi.
Ketig a jenis asersi yang di bahas sebelum ini dafat berfunsi sebagai premis dalam suatu argument.

D.       Keyakinan
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi di sebut benar.
1.      Properitas keyakinan
Adalah semua penalaran berjtujuan untuk menghasilkan suatu keyakinan terhadap asersi yang menjadi
konkluksi penalaran. Pemahaman terhadap bebrapa prioritas (sifat) keyakinan sangat penting dalam
mencapai keberhasilan argument.

v  Keadabenaran
Sebagi produk penalaran, untuk dapat menimbulkan keyakinan, sutu asersi harus harus ada
benarnya(plausible). Keadabenaran atau plausibilitas suatu asersi bergantung pada apa yang di ketahui
suatu asersi bergantung pada apa yang deketahui tentang isi asersi atau pengetahuan yang mendasari dan
pada sumber asersi.

v bukan pendapat
Keyakinan adalah sesuatu yang harus dapat di ajukan atau di buktikan  secara objektif apakah  salah atau
benar dan sesuatu yang di harapkan menghasilkan suatu kesepakatan oleh setiap orang yang
mengevalusinya atas dasar fakta objektif.
v  Bertingkat
Keyakinan yang di dapat dari suatu aserasi tidak bersifat mutlak . tingkat keyakinan dapat di tentukan
oleh kuantitas dan kualiatas bukti mendukung asersi.

v  Berbias
Selain kekuatan bukti yang objektif yang ada, keyakinan di pengaruhi oleh prepensi, keinginan dan
kepentingan peribadi yang karena sesuatu hal perluan peribadi yang karena sesuatu hal perlu di
pertahankan.

v  Bermuatan nilai
Nilai keyakinan adalah tingkat penting tidaknya suatu keyakinan perlu di pegang atau di pertahankan
seseorang. Nilai keyakinan  bagi seseorang akan tinggi aapabila perubahan keyakinan mempunyai
inflikasi serius terhadap flisofi, system nilai, martabat, pendapatan potensial, dan perilaku orang tersebut.

v  Berkekuatan
Kekutan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang di lekatkan seseorang pada kebenaran suatu asersi.

v  Berketertempaan
Ketertempaan (malleability) atau kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah tidaknya keyakinan
tersebut di ubah dengan adanya informasi yang relevan.berbeda dengan veredikaliatas,ketertempaan tidak
memasalahkan apakah suatu aseri sesuai atau tidak dengan realitas tetapi lebih memasalahkan apakah
keyakinan terhadap suatu aseri dapat di ubah oleh buti.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Teori akuntansi : penalaran logis yang (1)memberikan kerangka acuan umum untuk menilai praktek
akuntansi, (2)memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru, (3)menjelaskan praktek-praktek
yang ada, (4)memberi seperangkat prinsip logis yang saling berkaitan menuju suatu
kesimpulan (inferensial). Pengujian teori adalah uji kemampuannya untuk menjelaskan, meramalkan, dan
mengukur risiko. Teori akuntansi ada 3 tingkat :
1.       yang menerapkan praktek dan prosedur  
      akuntansi = teori sintaksis (struktur)
2.       yang konsentrasi pada istilah-istilah 
       = teori interpretasional (semantis)
3.       yang menekankan pengaruh akuntansi terhadap 
       perilaku dan keputusan = teori perilaku (pragmatis).
Praktek akuntansi tradisional menekankan sistem biaya historis (har-ga perolehan). Interpretasi
akuntansi harus berhubungan dengan konsep ekonomi atau konsep fisik dunia nyata. Contoh : interpretasi
terbaik penilaian aktiva adalah konsep manfaatnya di masa yang akan datang. Pendekatan perilaku
akuntansi masih mencari jawaban siapa pemakai laporan? Model keputusan normatif belum berhasil
sebab ketidakmampuan menguji model-model itu. Penalaran deduktif diawali dengan tujuan dan postulat.
Beberapa kompromi dibuat untuk melayani tujuan yang berbeda-beda. Kelemahan deduktif : jika postulat
atau premis salah, kesimpulannya pasti salah. Pendekatan induktif : pengamatan data, jika ada hubungan
yang berulang-ulang, prinsip dapat dirumuskan. Keunggulan induktif : tidak dibatasi model/struktur.
Kelemahan induktif : pengamat dipengaruhi ide di bawah sadar tentang hubungan relevan dengan data.
Kesulitan induktif : data mentah tiap perusahaan berbeda, sulit digene-ralisasi. Teori deskriptif :
mengurai/menjelaskan informasi. Teori normatif : berusaha menjelaskan apa yang harus dikomunikasikan
dan caranya. Teori induktif umumnya deskriptif.
Investor membeli surat berharga bila yakin nilai intrinsiknya lebih besar daripada harga pasarnya.
Dua pendekatan nilai intrinsik : (1)deviden (2)laba. Ada pendapat kedua pendekatan identik. Teori
portofolio : investor yang rasional lebih suka menyimpan surat berharga yang memaksimasi rate of
return (tingkat laba) atau meminimasi tingkat risiko – bersifat normatif yakni menjelaskan bagaimana
investor harus bertindak. Risiko Sistemik : dikaitkan dengan pergerakan harga pasar umum. Risiko Non-
sistemik : yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
Model-model lebih konsisten dengan pendekatan kejadian daripada pendekatan nilai. Suatu
peristiwa adalah kejadian, gejala, atau transaksi yang dianggap dapat diamati dan mempunyai intrepretasi
semantik lebih baik ketimbang pengukuran nilai aktiva dan kewajiban. Pendekatan etis teori akuntansi
menekankan konsep keadilan, kebenaran, dan kewajaran.
Teori akuntansi banyak melibatkan proses penilayan kelayakan dan paliditas suatu pernyataan adan
argument. Maka dari itu penalaran ini memeberikan keyakinan bahwa suatu pernyataan atau argument
layak untuk di terima atau di tolak.dalam penalaran ini terdapat unsure-unsur penalaran unsure itu antara
lain asersi,keyakinan dan argument.
a.  Asersi adalah suatu pernyataan yang menegaskan bahwa sesuatu adalah benar.di dalam asersi ada yang
di sebut : interprestasi asersi,asersi untuk evalusi istilah,jesis asersi,dan pungsi asersi,
b.  Keyakinan adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa suatu pernyataanatau teori (penjelasan)
mengenai suatu phenomena atau (gejala alam social) adalah benar.
1.   Ada yang dinamakan properitas keyakinan merupakan Adalah semua penalaran berjtujuan
untuk menghasilkan suatu keyakinan terhadap asersi yang menjadi konkluksi penalaran.
Pemahaman terhadap bebrapa prioritas (sifat) keyakinan sangat penting dalam mencapai
keberhasilan

2. Argument dalam propritas keyakinan terdapat (keadabenaran, bukan, pendapat, bertingkat,


berbias,bermuatan nilai,berkekuatan,verdikal dan berketetempaan)
DAFTAR PUSTAKA

Accounting Principles Board (ABP) .”Basic Concepets And Accounting Principles Underling Financial
Statements Of Businis Enterprises.” Accounting Prisiples Board Statement No.4.new York :
AICPA,1970.
Suwardjono,Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan. BPFE Yogyakarta,edisi ketiga,
Yogyakarta, 2005.

Anda mungkin juga menyukai