HIMPUNAN
Himpunan / set adalah kumpulan objek yang berbeda dan dari suatu segi ditanggapi sebagai
suatu kesatuan. Biasanya himpunan ditandai dengan kurung kurawal : { }. Objek-obyek yang
berada di dalam himpunan tersebut masing-masing disebut Elemen atau Anggota set.
Himpunan biasanya dinyatakan dengan huruf kapital (upper case), misalnya A, B, C dan
seterusnya. Untuk menyatakan anggota atau elemen himpunan dinyatakan dengan huruf
lower case, misalnya a, b, c dan seterusnya. Bila obyek a adalah elemen dari himpunan A
ditulis dengan a A, sebaliknya jika b bukan elemen himpunan A ditulis dengan b A.
Contoh Himpunan :
Penjelasan Contoh : Pada contoh 1 diberikan notasi standard untuk himpunan bilangan
didalam matematika. Pada contoh dua ditunjukkan bahwa ada dua cara penulisan
himpunan, yaitu dengan mendaftarkan anggota-anggotanya (tabulasi) atau dengan notasi
pembentuk himpunan.
45
HIMPUNAN KOSONG : Himpunan kosong atau void set adalah himpunan yang tidak
memiliki anggota. Notasi dari himpunan kosong adalah { } atau .
KESAMAAN DUA HIMPUNAN : Dua himpunan adalah sama apabila keduanya memiliki
elemen yang sama. Dengan kata lain bila A sama dengan B ditulis dengan A = B, maka
seluruh elemen A menjadi elemen B dan seluruh elemen B menjadi elemen A.
SINGLETON SET : Adalah himpunan yang anggotanya tunggal (banyaknya anggota hanya
satu).
HIMPUNAN TAK HINGGA : Adalah himpunan yang banyaknya anggota tak hingga.
Himpunan Berhingga adalah himpunan yang banyaknya anggota berhingga.
CONTOH :
PENJELASAN CONTOH :
46
4) Bila kita cari solusi dari x2 – 2x + 1 = 0 kita peroleh (x-1)2 = 0, sehingga x = 1.
Ini merupakan satu-satunya solusi dari x2 – 2x + 1 = 0. Jadi E = {x R : x2 –
2x + 1 = 0} hanya memiliki satu anggota, dengan kata lain E singelton set.
OPERASI PADA HIMPUNAN : Dua buah himpunan dapat dioperasikan (dengan operasi
biner) sehingga menghasilkan suatu himpunan baru sebagai hasil operasi tersebut. Operasi
tersebut adalah irisan (intersection) dan gabungan (union). Satu himpunan dapat
dioperasikan (dengan operasi uner) sehingga menghasilkan himpunan baru. Operasi
tersebut adalah komplemen.
IRISAN DUA HIMPUNAN : Irisan dua himpunan A dan B adalah A B yang merupakan
himpunan semua elemen semesta x sehingga x A dan x B, atau dapat ditulis dengan
notasi pembentuk himpunan A B = {x U : x A dan x B}.
CONTOH :
PENJELASAN :
47
Maka
A B={x R : -3 < x < 0 atau 2 < x < 3}
AB = R
A’ = {x R: x 3 atau x -3} = {x R: x 3}
1) Hukum Idempotent.
A A= A , A A= A
2) Hukum Associative.
( A B) C = A ( B C )
( A B) C = A ( B C )
3) Hukum Commutative.
A B = B A , A B = B A
4) Hukum Distributive.
A ( B C ) = ( A B) ( A C )
A ( B C ) = ( A B) ( A C )
5) Hukum Identity
A = A , A U A
A U U , A
6) Hukum Involution.
( Ac) c = A
7) Hukum Complement.
48
1. A A = A
2. A A = A
3. A = A
4. A =
5. A - B A
6. jika A B dan C D
maka : ( A C ) ( B D )
7. jika A B dan C D
maka : ( A C ) ( B D )
8. A A B
9. A I B A , A I B B
10. jika A B , maka A B = B
11. jika A B, maka A B = A
12. A = A
13. A ( B - A) =
14. A ( B - A) = A B
15. A - ( B C ) = ( A - B ) ( A - C )
16. A - ( B C ) = ( A - B ) ( A - C )
A AC = U , A AC =
U C = , C = U
8) Hukum De Morgan’s
(A B) C = AC B C
(A B) C = AC B C
CONTOH :
49
1) ( A) (B A) = A
2) (A B) (A B’) = A
PENJELASAN CONTOH:
Dengan hukum-hukum dan sifat-sifat yang sudah dijelaskan di atas kita dapat
buktikan pernyataan 1 s/d 3, sebagai berikut:
1) ( A) (B A) = A (B A), hk identity
= (A B) (A A), hk distributif
= (A B) A, sifat 1
= A, sb A B A dan sifat 10
= A, sb A B’ A
ILUSTRASI OPERASI HIMPUNAN : Metode yang disepakati dalam diagram venn untuk
menggambarkan himpunan dengan memakai daerah arsiran. Secara khusus persegi
panjang dipakai untuk menggambarkan universal set dan himpunan-himpunan bagian dari U
50
dengan memakai lingkaran. Komplemen dari himpunan adalah bagian dari universal set
yang tidak di himpunan.
A A
’
Diagram venn untuk operasi himpunan irisan dan gabungan pada dua himpunan A dan B
digambarkan sebagai berikut:
A
B A B
AB AB
A B A B
( A B) C AC B C
51
DIAGRAM VENN UNTUK HUBUNGAN TIGA HIMPUNAN: Apabila ada 3 himpunan A, B
dan C maka kita bias menggambarkan hubungan antara ketiganya dengan diagram venn
sebagai berikut:
A B
A B
C C
A (B C) (A B C)’
CONTOH :
52
A B
1 2 3 4
6
5 C7
PENJELASAN CONTOH:
A B A B
C C
Daerah 2 = A ( B C ) C
Daerah 3 = A B C
C
Daerah 4 = B ( A C ) C
Daerah 5 = AC BC
Daerah 6 = A B C
Daerah 7 = B C AC
Daerah 8 = C ( A B) C
53