Anda di halaman 1dari 42

PELAKSANAAN KONSERVASI IKAN PARI DI WILDLIFE

CONSERVATION SOCIETY (WCS) PROVINSI ACEH

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

ALFADHILLAH WARAHMAH

1605904020001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA AQUATIK

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Kajian Sumberdaya Pesisir Untuk Pengembangan Ekowisata Di Pantai


Ajay Lhok Geulumpang, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh
Nama : Alfadhillah Warahmah
Nim : 1605904020001

Jurusan : Sumber Daya Akuatik

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Sumberdaya Akuatik Pembimbing Skripsi

Neneng Marlian, S.Pi., M.Si Muhammad Arif Nasution, S.Pi., M.Si


NIDN : 0127078401 NIDN : 0026078703

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmatnya

penulis telah dapat menyelesaikan penyususnan laporan praktek kerja lapangan.

Penyusunan laporan PKL ini dengan judul “PELAKSANAAN KONSERVASI

IKAN PARI DI WILDLIFE CONSEVATION SOCIETY (WCS)” PROVINSI

ACEH. Adalah hasil dari praktek langsung dan observasi di lapangan.

Dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan serta bimbingan dan pengarahan, penulis mengucapkan banyak

terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing ibu Neneng Marlian, S.Pi.,

M.Si serta pihak pihak lainnya yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, yang

mungkin dari segi kata-kata dan penyajiannya, dengan kerendahan hati,penulis

mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun sehingga menjadi lebih

baik lagi di masa yang akan datang.

Semoga laporan ini dapat di manfaatkan oleh semua pihak, khususnya bagi

penulis sendiri agar bisa mengaplikasikannya dalam dunia nantinya.

Rasa terimakasih penulis yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof.Dr. M. Ali Sarong, M.SI selaku dekan Fakultas Perikanan Dan

Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar

2. Ibu Neneng Marlian, S.Pi., M.Si selaku ketua jurusan dan pembimbing

pratek kerja lapangan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan yang telah

memberikan arahan dan dorongan serta motivasi kepada penulis

3
sehinggga laporan praktek kerja lapanagan ini dapat tersusun dengan

baik.

3. Bapak Kusuma Banda Naira S.Pi selaku enumerator di lembaga wildlife

conservation society yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melakukan praktek kerja lapangan serta telah memfasilitasi penulis

selama melakukan PKL.

4. Kedua orangtua saya yang selalu memberikan semangat dalam berjuang

untuk mencapai kesuksesan.

5. Teman-teman yang telah banyak membantu baik dalam bentuk moril

maupun materil sehingga laporan praktek kerja lapangan ini dapat

tersusun tanpa ada kendala.

Dalam penyusunan laporan praktek kerja lapagan ini masih sangat banyak

terdapat kekurangan, baik dalam penulisan maupun pengumpulan materi. Namun

penulis berharap kepada semua pihak semoga dapat memberikan masukan serta

kritikan agar laporan praktek kerja lapangan ini dapat sempurna.

Alue Peunyareng, 17 Oktober 2019

Penulis

4
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1


1.2. Tujuan PKL........................................................................................ 4
1.3. Manfaat PKL...................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Konservasi ........................................................................ 5


2.2. Klasifikasi Ikan Pari........................................................................... 7

BAB III METODELOGI PKL

3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................. 14


3.2. Alat dan Bahan .................................................................................. 14
3.3. Metode PKL....................................................................................... 14
3.4. Analisis Data ...................................................................................... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Jenis Ikan Pari Hasil Tangkapan Nelayan di Laut Rigah................... 17


4.2. Kondisi Morfologi Pari Hasil Tangkapan Nelayan di Laut Rigah..... 18
4.3. Kondisi Penangkapan Ikan Pari di Laut Rigah................................... 28
4.4. Status Keterlindungan dan Pengelolaan ikan pari .............................. 30

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan......................................................................................... 35
5.2. Saran................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aceh adalah salah satu kawasan yang memilki sumber daya kelautan sangat

besar dan layak menjadi poros maritim Indonesia di wilayah barat.Tidak

mengherankan jika nelayan merupakan salah satu mata pencarian utama rakyat

Aceh.Untuk diketahui bersama, ada puluhan ribu keluarga masyarakat Aceh yang

hidupnya menggantungkan diri dengan usaha perikanan.Sebagaimana diketahui,

Aceh memiliki luas kawasan laut mencapai 295 ribu km² dengan panjang garis pantai

mencapai 2.666 km. Dengan kawasan laut seluas itu, potensi perikanan Aceh

diperkirakan mencapai 1,6 juta ton per tahun. Namun yang baru bisa dinikmati

berkisar 10 persennya saja. Sementaraitu,pemanfaatan dan pengelolaan

sumberdayalautmasihmenghadapi kendala klasikberupaKendala teknis, meliputi

tingkat kemiskinan nelayan yang tinggi, rendahnya produktivitas, gejala tangkap

lebih dan illegal fishing, pencemaran dan kerusakan fisik habitat, konflik

penggunaan ruang, minimnya perhatian pembangunan pulau-pulai kecil, lemahnya

penanganan pasca panen dan pemasaran serta rendahnya semangat bahari Kendala

struktural, meliputi kondisi ekonomi makro yang belum kondusif bagi kemajuan

perikanan serta system hokum dan kelembagaan perikanan yang masih lemah.

6
Dalam hal ini Yang banyak meraup untung dalam sumber daya perikanan kita

itu justru kapal-kapal asing berukuran besar yang selama ini kerap melakukan praktik

illegal fishing di kawasan laut Aceh. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi

ini, Pemerintah Aceh mendorong agar operasi pemburuan kapal ilegal fishing di

perairan laut Aceh terus ditingkatkan.selain menegakkan kedaulatan RI di wilayah

perairan laut Aceh, hal yang tidak dapat dipungkiri adalah kenyataan bahwa Aceh

masih memiliki kekurangan dalam pengembangan sektor perikanan. Kelemahannya

antara lain keterbatasan pengetahuan dan keterampilan para nelayan kita dalam

menguasai teknologi perikanan, keterbatasan dalam modal usaha, sehingga armada

penangkapan tidak mampu mencapai wilayah laut yang lebih luas. (M.Heikal

Daudy,2015)

Tingkat keragaman jenis dari biota-biota laut sangat beragam baik dari jenis

ikan-ikan bertulang sejati maupun ikan-ikan bertulang rawan (elasmobranchii) seperti

ikan pari yang tercatat sebagai produksi perikanan terbesar, akan tetapi tindakan

kelestarian dan konservasi bagi komoditi tersebut belum cukup baik, terbilang masih

sangat minim serta kekurangan data. Oleh karena itu di perlukan penelitian agar

masyarakat dapat menyadari beatapa pentingnya kelestarian sumberdaya kelautan

terutama komoditi ikan pari. Pengetahuan sangat di butuhkan seiring dengan

meningkatnya pemanfaatan yang amat tinggi terhadap populasi jenis ini. Status

konservasi ikan pari yang semakin terancam diduga akibat perburuan yang berlebih

serta perkembangan yang cukup sulit dan memakan waktu yang lama bagi ikan pari

tersebut. Elasmobranchii saat ini sedang menghadapi masalah terhadap tingginya laju

7
kepunahan akibat (over fishing) yang dipicu oleh tingginya permintaan pasar akan

daging dan kulit pari serta sirip hiu.

Faktor lain yang menyebabkan tingginya laju kematian Elasmobranchii adalah

tingkat kematian alami tinggi pada berbagai tingkat umur dan penurunan kualitas

perairan akibat pencemaran. Penangkapan yang dilakukan oleh nelayan cenderung

tidak disadari oleh ketersediaan informasi dan data ilmiah mengenai status konservasi

Elasmobranchii. Di Indonesia laju penangkapan Elasmobranchii tinggi, hal ini

ditunjukkan oleh hasil tangkapan yang naik secara signifikan dari tahun ke tahun.

Oleh karena itu, upaya konservasi (protektif area) kita menjaga perairan berarti kita

menjaga biota yang ada di dalam perairan tersebut salah satunya adalah ikan pari

karena ikan pari jumlah stoknya tercatat sudah mulai berkurang dan sudah kategori

dalam kepunahan. Banyak dari sebagian orang terus memanfaatkan ikan pari baik itu

dari segi konsumsi daging ikan pari dan dari sirip serta ekor untuk menjadim bahan

kosmetik. Sehingga sangat perlu dari peran pemerintah melakukan konservasi agar

ikan pari dapat terlindungi dan mengurangi tingkat kepunahan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengkaji

permasalahan mengenai “Pelaksanaan Konservasi Ikan Pari di Wildllife Conservation

Society Provinsi Aceh” Oleh sebab itu penulis ingin mendalami pengetahuan

mengenai konservasi ikan pari di Wildlife Conservation Societymelalui program

praktek kerja lapang (PKL).

1.2. Tujuan PKL

8
Mengetehui pelaksanaan konservasi ikan pari yang di lakukan di wildlife

consevation society.

1.3. Manfaat PKL

Dengan kita mengetahui pelaksaan konservasi ikan pari diharapkan PKL ini

bisa menjadi informasi awal atau data awal bagi stakeholder ataupun instansi terkait

lainnya, agar bisa melakukan upaya konservasi ikan pari di wilayah aceh.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Konservasi

Istilah konservasi atau yang dikenal dengan pelestarian atau perlindungan

seringkali dikaitkan dengan masalah lingkungan seperti konservasi sumber daya

alam, konservasi hutan, konservasi lingkungan hidup, konservasi air, konservasi

energi, konservasi tanah, dan lain sebagainya. Hal ini karena alam sebagai tempat kita

hidup dan mencari penghidupan, sangat penting dijaga kelestariannya dan alamlah

yang sangat sering terancam kelestariannya karena ulah orang-orang yang tidak

bertanggung jawab. Hanya ingin mengambil keuntungan tanpa memperdulikan

dampak yang ditimbulkan.

Ada beberapa definisi istilah konservasi. Jika dilihat secara umum, pengertian

konservasi adalah suatu usaha pemeliharaan, pemgelolaan, dan perlindungan secara

berkesinambungan yang dilakukan terhadap sesuatu untuk menghindari kepunahan

dan kerusakannya dengan cara mengawetkan, meletarikan, atau mengefesienkan

penggunaanya. Sementara itu, dapat kita lihat sekilas mengenai pengertian konservasi

lingkugan hidup yaitu upaya yang dilakukan unuk menjaga kelestarian lingkungan,

dimana kita masih dapat memanfaatkannya akan tetapi dengan tetap menjaga

keutuhan komponen-komponennya agar masih dapat dinikmati di masa mendatang.

Selain menjaga kelestariannya juga diharapkan dapat meningkatkan daya guna

lingkungan itu sendiri sehingga lebih banyak manfaat yang diperoleh.

10
Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pada pasal 1 poin 2,

pengertian Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya

alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin

kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas

keanekaragaman dan nilainya. Dapat kita lihat bahwa konservasi bukan berarti

menghentikan sama sekali pemanfaatan lingkungan, hanya saja pemanfaatannya

harus diperhatikan dengan bijaksana. Oleh sebab itu yang akan merasakan manfaat

ataupun kerusakan lingkungan adalah kita sendiri dan anak cucu kita, sehingga hal ini

memang sudah menjadi kewajiban kita untuk melestarikan lingkungan.(Akhmad

Dhian, 2017)

Pengertian konservasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Selain diartikan sebagai pelestarian

atau perlindungan, konservasi juga diartikan sebagai pengelolaan dalam sumber daya

alam. Pengelolaan ini dilakukan dengan caya yang bijaksana dan tepat sehingga dapat

menjamin kesinambungan persediaandan juga kualitas nilai serta keragaman dari

objek tersebut.

Konservasi menurut Adhi Shakti, beliau mengatakan bahwa konservasi

merupakan suatu upaya dan proses untuk mengolah tempat, ruang suatu objek agar

memiliki makan kultural. Dengan proses tersebut, maka akan ada pemeliharaan yang

akan dilkakukan dimana bersumber dari sumber daya alam.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian konservasi

tidak hanya menyangkut masalah perawatan, pelestarian, dan perlindungan alam,

11
tetapi juga menyentuh persoalan pelestarian warisan kebudayaan dan peradaban umat

manusia. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi.

Konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba memanfaatkan sumber daya alam

untuk masa sekarang. Dari segi ekologi, konservasi merupakan pemanfaatan sumber

daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Dalam konteks yang lebih

luas, konservasi tidak hanya diartikan secara sempit sebagai menjaga atau

memelihara lingkungan alam (pengertian konservasi fisik), tetapi juga bagaimana

nilai-nilai dan hasil budaya dirawat, dipelihara, dijunjung tinggi, dan dikembangkan

demi kesempurnaan hidup manusia

2.2. Klasifikasi Ikan Pari

Ikan pari (rays)  atau sering juga dikenal dengan peh termasuk dalam ikan

yang bertulang rawan memiliki keragaman sangat banyak dimana golongan pari

dapat dijumpai dalam 13 Famili dan 560 jenis. Ikan pari mempunyai bentuk tubuh

gepeng melebar (depressed) dimana sepasang sirip dada (pectoral, fins)-nya melebar

dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak

bawahnya terlihat bundar atau oval. Ikan pari umumnya mempunyai ekor yang sangat

berkembang (memanjang) menyerupai cemeti.

Pada beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi duri penyengat sehingga

disebut ‘sting-rays’, mata ikan pari umumnya terletak di kepala bagian samping.

Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal(terminal mouth) dan umumnya bersifat

predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings atau gill slits) yang

berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di bagian

bawah (ventral). Ikan pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin yang disebut

12
“clasper” letaknya di pangkal ekor. Ikan pari betina umumnya berbiak secara

melahirkan anak (vivipar) dengan jumlah anak antara 5-6 ekor. Ukuran ikan pari

dewasa bervariasi dari ukuran yang relatif kecil, yaitu lebar 5 cm dengan panjang 10

cm (famili Narkidae) hingga berukuran sangat besar yaitu lebar 610 cm dengan

panjang 700 cm (pari Manta, famili Mobulidae).

a. Ikan pari gergaji (Pristidae)

Ikan pari gergaji merupakan ikan bertulang rawan pipih dengan moncong sangat

panjang dan memiliki 16-32 buah gigi pada setiap sisinya. Tubuhnya agak mirip

ikan hiu. Mempunyai dua sirip dada kecil yang tidak digunakan sebagai alat

pendorong, karena daya dorong untuk berenang berasal dari gerakan tubuhnya yang

berkelok-kelok seperti ikan hiu; dua sirip punggung, sirip perut dan sebuah sirip ekor.

Celah insang terdapat pada sisi bawah kepala. Hidup di laut, payau dan air tawar di

seluruh daerah tropis dan subtropis.Ikan pari gergaji bersifat ovovivipar

sertamakanannya berupa moluska, krustasea dan ikan. Ada 6 jenis yang sudah

diketahui, diantaranya Pristis cuspidatus, yang banyak terdapat di Lautan Hindia dan

Pasifik. "Gergaji"nya yang aneh itu adalah tulang rawan yang pipih, keras dan kaku,

digunakan sebagai senjata untuk mempertahankan diri atau untuk menyerang

mangsa.(Nurdin Manik,2003)

Salah seekor ikan pari gergaji di laboratorium Laut Lerner, Bimini - Kepulauan

Bahama pernah terlihat menyerang ikan lain dari arah samping, menusuknya dengan

salah satu gergajinya, kemudian menggosok-gosokkan di dasar air sampai

lepasdanmemakannya. Ikan pari gergaji pada umumnya berukuran panjang 2-4 m,

kecuali Pristis pectinatus yangmerupakan jenis terbesar yang terdapat di Samudera

13
Atlantik dan Laut Tengah, dapat mencapai panjang 5,4 m. Sedangkan yang banyak

terdapat di Danau Nicaragua, Sungai Amazon dan seluruh perairan air tawar daerah

tropis, yaitu Pristis perotteti.

b. Ikan pari sengat (Dasyatidae)

ikan pari sengat mempunyai 1-3 duri berbisa padapangkal ekor yang dapat

membuat luka sangat menyakitkan bahkan dapat mematikan. Terdapat sekitar 90

jenis dengan diameter "cakram" 0,30 - 2,1 m. Tubuhnya sangat pipih dengan bentuk

bervariasi, ada yang bundar, segitiga atau belah ketupat. Sirip

dadamiripsayap,sirippunggungkecildan hanya satu, bahkan pada kebanyakan jenis

tidak ada. Sirip ekor tidak ada, kecuali ge- nus Aetoplatera dan Gymnura, yang

berekor pendek.

Semua ikan pari sengat berekor kecil panjang mirip cambuk,lebih panjang

daripada tubuhnya. Mata terletak di puncak kepala dan di belakangnya terletak

lubang pernapasan yang merupakan pintu masuk air untuk memasok insangnya yang

terletak di sisi bawah belakang mulut. Di sisi atas dan di dekat pangkal pangkal ekor

terdapat 1-3 sengat yangmerupakan duri tajam, digunakan hanya untuk membela diri

bila diganggu atau diserang. Di dalam duri tersebut terdapat sel-sel kelenjar bisa,

sehingga di banyak daerah duri-duri ini digunakan sebagai ujung tombak. Panjang

duri ini biasanya 7, 5- 10 cm, bahkan ada yang mencapai 38 cm pada ikan berukuran

besar.( W.T.White, 2006)

Pari sengat biasanya berdiam diri di pasir atau Lumpur pada pantai yang

dangkal dan sulit terlihat. Di Amerika Serikat setiap tahun terjadi sekitar 1500

"kecelakaan" yang diakibatkan oleh ikan pari sengat, beberapa diantaranya

14
mengakibatkan kelumpuhan otot-otot jantung dan kematian. Umumnya ikan pari ini

hidup di daerahbentikperairan pantai, selain di daerah payau dan air tawar di seluruh

daerah tropis, subtropis dan daerahberiklim sedangdengan makanannya adalah

cacing, moluska, krustasea dan ikan. Semua jenis ikan pari sengat bersifat

ovovivipar (anaknya menetas di dalam rahim induk dan baru kemudian

dilahirkan). Ikan pari sengat terbesar dari perairan Australia, yaitu Dasyatis

brevicaudata, lebar tubuhnya 2,1m.Semetara yang banyak terdapatdiperairan

Jamaica dan sangat ditakuti oleh para nelayan setempat adalah ikan pari sengat

bundar (Urolophus jamicensis). Ada beberapa jenis ikan pari sengat dari perairan

laut Indonesia, yaitu Taeniura lymma, Aetobatus narinari, Amphotistius kuhli,

Pastinachus sephen dan Himantura uarnak. Ditangkap dengan bottom trawl, jaring

insang dan pancing, dan dipasarkan dalam bentuk segar.(Desriani Biring,2011)

c. Ikan pari hantu (Mobulidae)

Ikan pari hantu merupakan pari bertubuh besar dan berpenampilan ganjil,

mempunyai 10 jenis. Sirip dadanya sangat mirip dengan ikan pari elang

(Aetobatus narinari), kecuali mulutnya yang sangat jauh lebih besar dandilengkapi

dengan sepasang tonjolan pada kedua sisinya yang digunakan sekop ketika makan.

Sirip dada beberapa jenis ikan pari hantu dapat mencapai lebar 6,6 m dan berat

sekitar 1360 kg. Sirip punggungnya kecil, tidak ada sirip ekor dan pada beberapa

jenis mempunyai duri bisa di bagian ekornya. Pada kebanyakan jenis, mulutnya

terletak diujung, tetap terbuka ketika berjelajah. Hidup di dekat permukaan air,

plankton dan kerang- kerangan kecil adalah makanannya. Ikan pari ini sering terlihat

meloncat dari airdan melayang di udara, dan menimbulkan bunyi seperti ledakan

15
meriam ketika jatuh kembali ke air.

Jenis Manta birostris yang terdapat di seluruh daerah Indo-Pasifik

mempunyai gigi hanya pada rahang bawah. Demikian pula dengan

genusCeratobatisdari perairan Jamaica hanya pada rahang atas saja. Sedangkan yang

mempunyai gigi lengkap pada rahang atas dan bawah yaitu genus Mobula dari lautan

Atlantik dan Indo- Pasifik dan genus Indomanta dari India. Semua ikan pari hantu

bersifat ovovivipar (melahirkan anak). Dalam suatu pengamatan di lepas pantai Florida,

menunjukkan bahwa sebuah embryo yang berada pada ikan pari betina dilontarkan ke

udara sampai sejauh kira-kira 1,2 m. Embryo ini mula-mula mengeluarkan ekornya

dan pada saat itu pula membentangkan sirip-sirip dadanya yang besar dengan ukuran

dari ujung ke ujung lebih dari 90 cm. Akan tetapi hal ini bukan merupakan cara

melahirkan yang biasa.(Nurdin Manik,2003)

d. Ikan pari luncur (Rajidae)

Ikan Pari luncur mempunyai 119 jenis, bertubuh sangatpipih, berbentuk

segitigadanbelahketupat.Panjangtubuh umumnya hanya 30-60 cm, walaupun ada juga

yang mencapai 2,4 m. Sirip dadanya mirip sayap berukuran sangat besar,

terbentang rata dari moncong kemudian meruncing secara tiba-tiba. Sirip ekor tidak

ada. Ekornya ramping, berukuran sama atau lebih pendek dari tubuhnya, terdapat 1atau2

sirip punggung di ujung ekor (pada jenis yang lain tidak ada).

Mata ikan pari luncur terdapat pada bagian atas kepala dengan sepasang

lubang di belakangnya. Di sepanjang punggung, ekor dan sirip dada sering dilengkapi

dengan duri-duri. Celah insang terletak disisi bawah, seperti juga mulutnya, yang

memiliki serangkaian gigi mirip trotoar pipih pada setiap rahangnya. Moncong

16
ikan pari luncur umumnya berujung runcing. Berbeda dengan semua jenis ikan pari

lain yang melahirkan anak, ikan pari luncur ini menghasilkan telur (ovipar). Telur

besar yang yang dihasilkan terbungkus dengan kapsul tanduk persegi panjang

dengan sulur pendek dan runcing pada setiap sudutnya. Telur ini sering dijumpai di

pantai dandikenal sebagai "dompet puteri duyung". Anaknya tetap berada di dalam

kapsul itu sekurang-kurangnya selama 4 bulan. Ikan pari luncur tersebar di seluruh

dunia, kebanyakan berada di perairan dangkal, walaupun ada juga yang ditemukan

pada kedalaman lebih dari 2000 m.

Sejumlah jenis ikan pari luncur memiliki organ penghasil tegangan listrik

lemah di sepanjang sisi ekor, digunakan sebagaidetector untuk mengetahui posisi

mangsa, lawan jenis, rintangan, musuh dan lain-lain. Warnanya sangat bervariasi dan

dapat berubah-ubah sesuai warna latar belakangnya. Raja naevus adalah pari

bermoncimh panjang yang banyak terdapat di lepas pantai Inggris. Berwarna cokelat

tua atau abu-abu pada punggung dan perut, panjangnya dapat mencapai 2,1 m dan

berat sekitar 90 kg. Sedangkan ikan pari luncur kecil di Atlantik Utara yang banyak

menyebar dari Nova-Scotia sampai Califor- nia, yaitu Raja erinacea, panjang tubuh

hanya 51 cm.(Desriani Biring, 2011)

17
BAB III

METODELOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai

dengan bulan September 2019 yang bertempat di Pelabuhan Rigah Aceh Jaya.

Pengambilan data sample pengukuran morfologi ikan pari yang tertangkap oleh

nelayan di lakukan setiap hari senin-minggu kecuali jumat selama 1 bulan. Adapun

observasi ikan pari di zona penangkapan ikan di lakukan setiap hari sabtu (seminggu

sekali selama 1 bulan).

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan

disesuaikan dengan kebutuhan saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

Tabel.1 Alat dan Bahan yang di gunakan

Alat dan Bahan Kegunaan


Kamera Digital Untuk mengambil dokumentasi
GPS Menentukan lokasi penangkapan
Data Sheet/Lembar Data Untuk mengisi hasil pendataan
Alat Tulis Untuk mencatat hasil pendataan
Mistar/Roll Meter Mengukur panjang,lebar ikan pari

3.3. Metode PKL

18
Metode Praktek Kerja Lapangan menggunakan metode survey yaitu suatu

teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung.

Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Adapun

lokasi data sampling pelaksanaan konservasi ikan pari di lakukan pada zona

penangkapan ikan nelayan tradisional di laut rigah acehjaya. Untuk pengambilan

sample dalam penelitian ini sebanyak 4 kali ulangan selama satu bulan. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling.Sedangkan

identifikasi ikan pari dilakukan menggunakan literatur dan buku taksonomi

(W.T.White dkk,Economically Important Sharks And Rays Of Indonesia,2006)

3.4. Analisis Data

Analisis data yang di gunakan pada PKL ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif yaitu metode yang di pakai untuk menggambarkan suatu kondisi

suatu kondisi ataun keadaan yang berlangsung, supaya dengan objek penelitian

tersebut kemudian dianalisis secara sistematis,faktual, dan akurat terhadap kejadian

atau tentang populasi. Analisis data yang digunakan pada Praktek Kerja Lapangan ini

adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan yakni meliputi

partisipasi aktif, metode wawancara, dan metode observasi.

1. Partisipasi aktif

19
Partisipasi aktif adalah proses pengumpulan data dimana peneliti turut serta

dalam melakukan kegiatan dilapangan secara langsung yang berkaitan dengan

konservasi ikan pari.

2. Metode wawancara

Pengumpulan data dengan cara wawancara adalah merupakan salah satu

pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab dan tatap muka secara

langsung antara peneliti data dengan narasumber yang telah ditentukan.

3. Metode observasi

Metode observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah merupakan datapendukung yang diperoleh langsung

dari sumber-sumber bacaan yang telah ada untuk dikelola. Namun dalam pengolahan

data sekunder yang dilakukan terkait dengan praktek Kerja Lapangan ini antara lain,

studi perpustakaan, dan dari media massa yang telah tersedia.

3.5. Metode Morfometrik Ikan Pari

1. Mengukur lebar tubuh ikan pari

20
2. Mengukur panjang tubuh ikan pari

3. Mengukur panjang clasper pada ikan pari jantan

4. Menimbang berat tubuh pada ikan pari

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Jenis Ikan Pari HasilTangkapan Nelayan di Laut Rigah

Jenis yang dijumpai terdiri dari 1 fillum yakni Chordata, terdiri dari 1 kelas

yakni Chondriichthyes, terdiri dari 6 famili dan genus yakni Dasyatis cf longa,

Gymnura japonica, Gymnura zonura, Neotrygon orientalis, Rhinoptera javanica

muller dan Rhynchobatus australiae.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa jenis ikan pari yang diidentifikasi dan

ditangkap oleh nelayan yang didaratkan di TPI Rigah terdiri dari 6 jenis ikan pari.

Pada tempat pendaratan ikan di TPI Rigah paling banyak dijumpai 6 jenis ikan pari

diantaranya Dasyatis cf longa, Gymnura japonica, Gymnura zonura, Neotrygon

orientalis, Rhinoptera javanica muller dan Rhynchobatus australiae.

Ikan pari yang ditangkap oleh nelayan di Laut Rigah dari 6 jenis yang

dijumpai dijumlahkan keseluruhan dan di analisis komposisi jenisnya masing-masing

yang secara lengkap dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel Komposisi Jenis Pari Hasil Tangkapan Nelayan di Laut Rigah

Jenis Jantan Betina Banyak


Dasyatis cf longa 1 1
Gymnura japonica 1 4 5
Gymnura zonura 1 1
Neotrygon orientalis 7 13 20
Rhinoptera javanica muller 1 1
Rhynchobatus australiae 7 12
19
JUMLAH 16 31 47

22
Dari hasil pengumpulan data selama penelitian diketahui bahwa total ikan

pari yang ditangkap oleh nelayan di Laut Rigah jenis pari Dasyatis cf longa yang

didapat sebanyak 1 ekor, jenis pari Gymnura japonica sebanyak 5 ekor, jenis pari

Gymnura zonura sebanyak 1 ekor, jenis pari Neotrygon orientalis sebanyak 20 ekor,

jenis Rhinoptera javanica muller sebanyak 1 ekor dan jenis Rhynchobatus australiae

sebanyak 19 ekor dengan total keseluruhan mencapai 47 ekor. Dari table diatas

tersebut terlihat bahwa ikan pari yang paling dominan yaitu jenis Neotrygon

orientalis yang paling banyak di jumpai pada saat melakukan penelitian.

4.2. Kondisi Morfologi Pari Hasil Tangkapan Nelayan diLaut Rigah

Parameter morfologi ikan pari yang ditangkap oleh nelayan di Laut Rigah

diantaranya meliputi jenis kelamin, ukuran panjang tubuh, panjang total, lebar tubuh,

serta bobot yang di gambarkan dalam berat tubuh.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan pari yang ditangkap oleh

nelayan di Laut Rigah dominan berjenis kelamin betina dan paling sedikit dijumpai

adalah ikan pari berjenis kelamin jantan belum dewasa.Menurut salah seorang

nelayan mengatakan bahwa ukuran tubuh ikan pari jantan lebih kecil di bandingkan

dengan ikan pari betina, faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah pertumbuhan

ikan pari betina lebih cepat dari pada ikan pari jantan.

Ikan pari yang tertangkap didominasi oleh individu dalam fase belum matang

seksual (immature). Hal tersebut menjadi indikasi bahwa ikan pari yang tertngkap

berjenis jantan belum sempat melakukan reproduksi, sehingga dapat mengancam

populasi di alam. Sifat hidup dari ikan pari sebagai filter feeder menyebabkan faktor

23
makanan menjadi salah satu faktor utama penyebab pergerakan ikan tersebut dan

Ikan pari yang di daratkan berdominasi oleh jenis kelamin betina hal tersebut di

mungkinkan karena sifat hidup ikan pari tersebut bergerak dalam kelompok besar

(schooling).

Tinnginya jumlah betina yang di daratkan menjadi indikasi adanya dominasi

jumlah betina di alam. Berdasarkan penelitian terdapat individu betina yang di

daratkan dalam kondisi mengandung embrio. Hal tersebut dapat menjadikan

indikasi adanya satu kelompok yang tengah memasuki fase melahirkan, karena

umumnya ikan pari melakukan siklus reproduksi secara beramaan dalam satu

kelompok(White et.al, 2006)

Pertumbuhan ikan merupakan perubahan dimensi (panjang, bobot,

volume, jumlah dan ukuran) persatuan waktu baik individu, stok maupun komunitas,

sehingga pertumbuhan ini banyak dipengaruhi faktor lingkungan seperti makanan,

jumlah ikan, jenis makanan, dan kondisi ikan. Pertumbuhan yang cepat dapat

mengindikasikan kelimpahan makanan dan kondisi lingkungan yang sesuai. Laju

pertumbuhan ikan di tentukan oleh factor genetic yang berbentuk dalam setiap

spesies, jumlah pakan, temperature, siklus hormonal, dan beberapa factor lain seperti

suasana berdesak-desakkan (crowding) yang menekan pertumbuhan ikan

(Tutupoho,2008)

Pola pertumbuhan dapat memberikan informasi tentang hubungan panjang

bobot dan factor kondisi ikan, merupakan langkah utamayang penting dalam upaya

pengelolaan sumberdaya perikanan diperairan. Pola pertumbuhan dalam

pengelolaan sumberdaya perikanan sangat bermanfaat dalam penentuan

24
selektivitas alat tangkap agar ikan-ikan yang tertangkap hanya yang berukuran layak

tangkap (Mulfizaret al., 2012).

Secara umum pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu keturunan

(genetik), jenis kelamin, parasit dan penyakit. Faktor eksternal yang mempengaruhi

pertumbuhan ikan yaitu jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, jumlah ikan

yang menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut.

4.2.1. Kondisi Morfologi Jenis Dasyatis cf longa

Jenis ikan pari Dasyatis cf longa merupakan salah satu contoh ikan pari yang

hidup di perairan dengan substrat lumpur atau pasir dan kadang-kadang memasuki

periran dengan substrat batu karang. Jenis ikan pari ini memiliki habitat di daerah

estuari dengan dasar lumpur atau pasir  minimal pada kedalaman 100 m dibawah

permukaan air laut dan ketika dewasa beralih ke dasar dengan substrat berbatu-batu

(Garcia et al. 2012). Seperti ikan pada umumnya, pertumbuhan ikan pari dipengaruhi

oleh dua faktor; faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam dapat berupa genetik,

umur atau ukuran, ketahanan terhadap penyakit, dan kemampuan memanfaatkan

makanan.Faktor luar berupa pengaruh lingkungan meliputi sifat fisika kimia perairan

serta komponen hayati seperti ketersediaan makanan dan kompetisi. Tingkat

kedewasaan ikan pari jantan dilihat pada ukuran klaspernya (berfungsi sebagai alat

kelamin), sedangkan pari betina didaasarkan pada ada tidaknya telur pada indung

telur. Ikan pari jantan muda dicirikan oleh ukuran klasper yang lebih pendek dari sirip

perut (pelfic fin), ikan pari mulai dewasa memiliki klasper yang sejajar dengan sirip

perut, dan ikan pari dewasa mempunyai klasper yang ukurannya lebih panjang dari

25
sirip perut.

Kondisi morfologis ikan pari Jenis Dasyatis cf longa atau dengan nama lokal

disebut dengan ikan pari “pi”meliputi panjang tubuh, panjang total, lebar tubuh serta

berat tubuh ikan pari hasil tangkapan nelayan di Laut Rigah. Dari hasil penelitian

mengenai sebaran kondisi morfologis ikan pari hasil tangkapan nelayan di Laut Rigah

jenis Dasyatis cf longa diperoleh hasil sebaran panjang tubuh ikan pari dari mulai

ujung bagian kepala menuju pangkal ekor dengan rata-rata panjang tubuh 79 cm.

Ukuran lebar ikan dari sisi kanan hingga sisi kiri ikan pari diperoleh rata-rata 84 cm.

Berat ikan pari jenis Dasyatis cf longa yang diperolah selama penelitian diperoleh

rata-rata 17,5 kg.

Ikan pari jenis Dasyatis cf longa pernah mendarat hanya satu kali dengan jenis

kelamin betina dan memiliki habitat pada permukaan perairan hingga paparan

terumbu.penangkapan ikan ini biasanya menggunakan jarring gillnet.

Gambar.1. Dasyatis cf longa

4.2.2. Kondisi Morfologi Jenis Gymnura japonica

Jenis Ikan pari Gymnura japonica ini merupakan ikan yang dikenal

masyarakat lokal sebagai ikan pari kelelawar.Secara umum ikan ini juga disebut

sebagai ikan Longtail Butterfly Rays. Dari hasil pengamatan ikan pari memiliki

26
bentuk tubuh yang pipih dengan sirip melebar kesamping menyerupai sayap

(depressed). Mulut terletak dibagian bawah (inferior). Tidak memiliki sirip

punggung, ekor memiliki 9-10 belang hitam dan duri dibagian pangkalnya. Bagian

punggung bercak-bercak kecil.Ciri-ciri ikan pari ini sesuai dengan ciri-ciri menurut

Fishbase (2014) yang menyatakan bahwa ikan pari ini memiliki bentuk tubuh pipih

dan melebar kesamping. Terdapat bercak-bercak hitam dibagian punggung.

Memiliki ekor yang panjang. Dari ciri-ciri tersebut ikan pari ini tergolong ikan pari

kelelawar dan tergolong ke dalam family Gymnuridae.

Jenis pari Gymnura japonica atau dikenal dengan pari kelelawar dengan

maksimum ukuran panjang tubuhnya mencapai 100 cm dan lebar 160cm, umumnya

hidup pada area permukaan hingga paparan terumbu karang. Ikan pari Gymnura

japonica berdasarkan hasil penelitian mempunyai panjang tubuh rata-rata sebesar 33

cm. Rata-rata lebar tubuh ikan diantaranya sebesar 25 cm. Dari hasil analisis data

pengukuran lebar tubuh maupun berat ikan, masing-masingnya didapati nilai rata-

rata 0.7kg. Jenis pari Gymnura japonica pernah mendarat enam kali selama satu

bulan dengan jenis kelamin jantan dan betina, jenis ikan pari ini yang dominan

muncul dengan jenis betina.Penangkapan pari jenis ini umumnya dilakukan dengan

menggunakan jaring gilnet.

Gambar.2. Gymnura japonica

27
4.2.3. Kondisi Morfologi Jenis Gymnura zonura

Ikan pari jenis Gymnura zonuramerupakan jenis ikan pari spesies yang

panjang tubuhnya dapat mencapai 270 cm dan berukuran 38–40 cm saat lahir,

sebarannya yaitu di seluruh perairan Indo–Pasifik, dari India ke arah timur hingga

Melanesia, habitatnya berada didasar perairan dan ditemukan di sekitar perairan

pantai hutan bakau dan pulau karang, dewasanya ditemukan lebih ke arah lepas

pantai pada kedalaman sekitar 100 m. Ikan pari jenis Gymnura zonuraermasuk

kedalam hewan vivipar, dengan ketergantungan embrio pada kuningtelurnya (White

et al., 2006).

Ukuran morfologi jenis pari Gymnura zonura yang diperoleh selama

penelitian yaitu ukuran panjang tubuh ikan pari hasil tangkapan jenis Gymnura

zonura diperoleh rata-rata ukuran sebesar 27 cm. Untuk ukuran lebar tubuh ikan pari

jenis Gymnura zonura diperoleh rata-rata 54 cm. Data berat tubuh ikan pari

Gymnura zonura menunjukkan rata-rata 0,7 kg. Ikan pari jenis Gymnura zonura

berdasarkan hasil penelitian pernah mendarat satu kali selama satu bulan dengan

jenis kelamin betina, jenis ikan pari ini yang dominan muncul dengan jenis kelamin

betina. Penangkapan pari jenis ini umumnya dilakukan dengan menggunakan jarring

gillnet.

28
Gambar.3. Gymnura zonura

4.2.4. Kondisi MorfologiJenis Neotrygon orientalis

Sebaran dan habitat dari ikan pari jenis Neotrygon orientalisini terbilang luas.

Allen (2000) mengatakan bahwa spesies ini mempunyai variasi habitat yang sangat

luas dengan pola sebaran yang unik. Daerah sebaran ikan pari adalah perairan pantai

dan kadang masuk ke daerah pasang surut.Ikan pari biasa ditemukan di perairan laut

tropis. Di perairan tropis Asia Tenggara (Thailand, Indonesia, Papua Nugini) dan

Amerika Selatan (Sungai Amazon), sejumlah spesies ikan pari bermigrasi dari

perairan laut ke perairan tawar. Menurut White et al. (2006). Neotrygon orientalis

merupakan ikan demersal di perairan dangkal dan paparan benua pada kedalaman

hingga 90 m. Berkembang biak secara Vivipar dengan melahirkan 1–2 ekor anak

dengan masa kandungan yang belum diketahui, waktu musim kawin tidak tetap dan

makanannya terdiri dari crustacea dan ikan-ikan kecil. Umumnya dijumpai di

perairan Indo–Pasifik Barat sampai Melanesia, termasuk selatan Jepang dan

Australia, kemungkinan pula mencapai bagian tenggara Afrika, biasanya tertangkap

dalam jumlah yang banyak oleh pukat dasar, jaring udang dan perangkap ikan.

Kondisi morfologi jenis pari Neotrygon orientalis yang diperoleh selama

penelitian, menunjukkan rata-rata ukuran panjang tubuh ikan sebesar 21 cm.

29
Kemudian lebar tubuh ikan pari hasil tangkapan nelayan menunjukkan rata-rata

sebesar 24 cm. Dan untuk ukuran berat tubuh ikan pari jenis Neotrygon orientalis

diperoleh rata-rata berat tubuh mencapai 5 kg.

Ikan pari Neotrygon orientalis berdasarkan hasil penelitian pernah mendarat

24 (dua puluh empat) kali selama satu bulan dengan jenis kelamin jantan dan betina,

jenis ikan pari ini yang dominan muncul dengan jenis kelamin betina sebanyak 13

ekor dan jantan sebanyak 7 ekor. Penangkapan pari jenis ini umumnya dilakukan

dengan menggunakan jaring gillnet.

Gambar.4. Neotrygon orientalis

4.2.5. Kondisi Morfologi Jenis Rhinoptera javanica muller

Jenis pari Rhinoptera javanica muller atau dikenal dengan pari elang

berbintik memilki bentuk cakram datar, dengan warna biru atau hitam dengan warna

bintik-bintik putih diatas lalu tubuh bagian bawah nya berwarna putih, dan moncong

khas yang mendalam seperti paruh bebek.Ekor nya lebih panjang dari pari lainnya

dan mungkin memilki 2-6 duri berbisa, sirip dada yang panjang seperti sayap

memiliki insang kecil dibawahnya.Jenis pari elang berbintik dewasa bisa tumbuh

mencapai 5 meter, yang terbesar memilki rentang sayap hingga 3 meter, dan berat

mencapai 230 kilogram. Jenis Pari ini berkembangbiak secara ovovivipar, telur

30
disimpan didalam tubuh betina dan menetas secara internal dan memberi makan

dengan kantung kuning telur hingga ia lahir. Setelah periode kehamilan selama satu

tahun induk pari elang melahirkan sebanyak 4 ekor anak. Saat bayi pari elang ini

pertama kali lahir tubuh cakram mereka berukuran 17–35 cm dan akan tubuh

dewasa dalam jangka waktu 4-6 tahun.

Jenis pari Rhinoptera javanica muller atau dikenal dengan pari elang mereka

dapat ditemukan diwilayah indo-pasifik,wilayah pasifik barat, samudra hindia, dan

barat daya samudra atlantik. mereka biasanya hidup di perairan dangkal

denagn terumbu karang dan kedalaman maksimal 80 meter, mereka menghabiskan

waktunya berenang bebas diperairan terbuka, umumnya mereka bergerombol dengan

yang lainnya dan menempuh perjalanan jarak jauh dalam sehari.

Jenis pari Rhinoptera javanica muller berdasarkan penelitian mempunyai

panjang tubuh rata-rata sebesar 92 cm. Rata-rata lebar tubuh ikan diantaranya sebesar

56 cm. Dari hasil analisis data pengukuran lebar tubuh maupun berat ikan, masing-

masingnya didapati nilai rata-rata 10 kg.

Jenis pari Rhinoptera javanica muller maksimum ukuranlebar tubuhnya

mencapai 150 cm. Ikan pari Rhinoptera javanica muller berdasarkan hasil penelitian

pernah mendarat satu kali selama satu bulan dengan jenis kelamin

jantan.Penangkapan pari jenis ini umumnya dilakukan dengan menggunakan jaring

gilnet.

Gambar.5. Rhinoptera javanica muller

31
4.2.6. Kondisi Morfologi Jenis Rhynchobatus australiae

Jenis ikan pari Rhynchobatus australiae atau pari gitar dapat ditemukan pada

perairan pantai tropis kawasan Indo-Pasifik pada kedalaman kurang lebihh 90

m. Rhinobatus typus mampu berkamuflase dengan substrat yang ada disekitar dasar

perairan yaitu pasir.

Rhinobatus typus memiliki ciri khas yaitu memiliki bentuk yang mirip

dengan ikan hiu dan ikan pari.Bentuk moncongnnya segitiga dengan garis mulutnya

bergelombang dan terdapat gundukan duri pada kepala bagian atas dan bagian

punggung.Tipe mulut dari ikan pari gitas yaitu inferior dengan rahang bagian atas

lebih panjang.Ikan pari gitar memiliki celah insang sebanyak 7 namun tidak memiliki

tutup insang (operculum). Ikan pari gitar mengendalikan kesembangan dan

pergerakannya dengan menggunakan berbagai siripnya yaitu sirip perut, sirip

punggung,  serta sirip ekor. Salah satu bentuk perlindungan tubuh ikan pari gitar

dengan cara membenamkan tubuhnya di pasir serta memanfaatkan sirip ekornya

untuk melawan mangsanya. Serta memanfaatkan ketebalan kulitnya yang tersusun

atas sisik placoid untuk menghidnari turbulensi di perairan.

Ukuran morfologi jenis pari Rhynchobatus australiae atau pari gitar yang

diperoleh selama penelitian yaitu ukuran panjang tubuh ikan pari hasil tangkapan

jenis Rhynchobatus australiae diperoleh rata-rata ukuran sebesar 27 cm. Untuk

ukuran lebar tubuh ikan pari jenis Rhynchobatus australiae rata-rata 54 cm. Data

berat tubuh ikan pari Rhynchobatus australiae menunjukkan rata-rata 0,7 kg.

Habitat jenis pari Rhynchobatus australiae umumnya hidup pada kedalaman

32
37 dengan maksimum ukuran lebar tubuhnya mencapai 106 cm. Ikan pari

Rhynchobatus australiae berdasarkan hasil penelitian pernah mendarat 17 (tujuh

belas) kali selama satu bulan dengan jenis kelamin jantan dan betina, jenis ikan pari

ini yang dominan muncul dengan jenis kelamin betina sebanyak 12 ekor dan jantan

sebanyak 7 ekor. Penangkapan pari jenis ini umumnya dilakukan dengan

menggunakan jaring gillnet.

Gambar.6.Rhynchobatus australiae

4.3 Tingkat Kematangan Gonad

Tingkat kematangan gonad adalah tahap perkembangan gonad sebelum dan

sesudah ikan memijah dan ditentukan secara morfologi didasarkan pada bentuk,

warna, ukuran bobot gonad, dan perkembangan isi gonad (Effendie 2002).Ukuran

pertama kali matang gonad merupakan salah satu parameter yang penting dalam

penentuan ukuran terkecil ikan yang dapat ditangkap. Awal kematangan gonad

biasanya ditentukan berdasarkan umur atau ukuran ketika 50% individu di dalam

suatu populasi sudah matang gonad (King 1995 dalam Andy Omar 2004).

4.4 Kondisi Penangkapan Ikan Pari di LautRigah

4.4.1 Jenis AlatTangkap

33
Berdasarkan hasil pengamatan melalui wawancara kepada masyarakat yang

melalukan penangkapan ikan pari di Laut Rigah mengatakan bahwa penangkapan

ikan Pari umumnya menggunakan gilnet dan penangkapannya dilakukan secara

tradisional.

Gillnet merupakan alat tangkap pasif berbentuk lembaran jaring persegi

panjang yang menangkap ikandengan menunggu ruaya/datangnya ikan dan ikan

tersebut tertangkap pada insangnya. Alat tangkap gill net berfungsi menghadang

ruaya ikan yang sedang melintas, baik itu ikan pelagis maupun demersal.

Gill net adalah jaring berbentuk dinding besar berbentuk vertikal

tergantung di air. Karakteristik panjang dan berbetuk persegi pada jaring

mempengaruhi kinerja pada jaring tersebut dan pengetahuan tentang ukuran

selektivitas alat tangkap sangat penting untuk pengelolaan jenis perikanan dan

ekologi .

4.4.2 Jumlah Rata-rata Hasil Tangkapan

Jumlah rata-rata hasil tangkapan ikan pari yang ditangkap oleh nelayan di

Laut Rigah berdasarkan dari hasil penelitian diantaranya adalah sekitar 30-50 kg serta

ada sebagian nelayan yang menangkap diatas 50 kg. Namun secara keseluruhan, hasil

tangkapan nelayan ikan pari di laut rigah per minggunya adalah diatas 50 kg.

4.4.3 Waktu dalam sekaliMusim Tangkapan

Waktu dalam sekali penangkapan umumnya memakan waktu yang tidak

menentu karena pada umumnya para nelayan dapat menangkap dalam jangka waktu 2

hari, dengan hasil ikan pari yang diperoleh hanya sekitar paling banyak 3 ekor sekali

penangkapan atau lebih. Namun pada saat musim hujan dan angin badai mereka tidak

34
melaut ataupun melaut pada lokasi yang lebih dekat.

4.4.4 LokasiPenangkapan

Menurut salah seorang nelayan mengatakan bahwa area penangkapan ikan

pari umumnya dilakukan pada 2 lokasi umumnya pada ekosistem terumbu karang dan

pada area dengan dasar laut berpasir sekitar 30 hingga 50 meter. Namun secara

umum, para nelayan menyebutkan bahwa lokasi penangkapan ikan pari yang banyak

didapatkan adalah pada lokasi dengan dasar berpasir.

4.4.5 Pemasaran IkanHasil Tangkapan

Menurut Jafaruddin selaku pemilik bot ikan bahwa pemasaran ikan atau

distribusi hasil tangkapan nelayan pari di Laut Rigah umumnya dijual ke agen ikan.

Para nelayan menjual ke agen atau dihargai langsung ikan hasil tangkapan oleh

pemilik bot ikan karena sebagian nelayan dari mereka di berikan modal minyak,

jarring, armada, serta biaya selama penangkapan yang di tanggung oleh pemilik bot

35
ikan, sehingga hasil tangkapan di ambil dan di setor secara langsung kepada pemilik

bot ikan atau agen. Sehingga jarang sekali dari nelayan menentukan harga dan

menjual secara langsung tanpa melalui Agen.

4.4.6 Ukuran ArmadaPenangkapan

Ukuran armada tangkapan yaitu kapal tangkapan nelayan di laut Rigah yang

menangkap ikan pari umumnya berukuran < 5 Gross Ton meskipun ada beberapa

yang memiliki armada tangkap 5 – 10 Gross Ton, namun dominan pada kapal

dibawah 5 Gross Ton.

4.5 Status Keterlindungan dan Pengelolaan IkanPari

4.5.1 Status Keterlindungan IkanPari

Dari jenis-jenis ikan Pari hasil tangkapan nelayan di Laut Rigah yang terdiri

dari spesies memiliki status keterancaman yang berbeda-beda mulai dari yang tidak

terancam hingga terancam berat. hasil analisis status keterlindungan jenis ikan Pari

dapat dilihat pada gambar.

Tabel. Status Keterlindungan jenis-jenis ikan Pari hasil tangkapan di Laut Rigah

Jenis Kode Keterangan

Status

IUNCN
Dasyatis cf longa NE Belum Dievaluasi

Gymnura japonica NE Belum Dievaluasi

Gymnura zonura VU Rentan mengalami kepunahan

Neotrygon orientalis - -

Rhinoptera javanica VU Rentan mengalami kepunahan

36
muller

Rhynchobatus VU Rawan Punah

australiae

Jenis ikan Pari Dasyatis cf longa dan Gymnura japonica memiliki status

keterlindungan NE (Not Evaluated dinyatakan bahwa jenis ini belum dievaluasi yang

berarti jenis ini belum memiliki resiko kepunahan, karena masih tergolong dalam

kategori rendah. Namun status perikanan terhadap jenis Dasyatis cf longa

danGymnura japonica bisa saja berubah menjadi beresiko tinggi termasuk kedalam

jenis ikan yang rentan mengalami kepunahan jikaterus ditangkap dalam jumlah

banyak dan dikonsumsi.

Untuk jenis pari Gymnura zonura, Rhinoptera javanica muller dan

Rhynchobatus australiae memiliki status konservasi yakni VU (Vulnerable) artinya

jenis Gymnura zonura, Rhinoptera javanica muller dan Rhynchobatus australiae ini

memiliki status konservasi yang penting dan genting untuk segera di konservasi

karena terancam punah.Menurut Kusuma Banda Naira selaku Enumerator di WCS

Aceh menyatakan bahwa VU (Vulnerable) atau dengan kata lain rentan mengalami

kepunahan sehinnga dari IUNCN diberikan kode VU yang berartibahwa status

konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan

di alam liar yang tinggi pada waktu yang akandatang.

Potensi perikanan indonesia sangat besar salah satunya adalah dalam

komunitas ikan pari yang ditangkap. Diantaranya ada beberapa jenis ikan pari yang

37
rentan mengalami kepunahan yaitu jenis pari Gymnura zonura, Rhinoptera javanica

muller dan Rhynchobatus australiae. Jenis Gymnura zonura, Rhinoptera javanica

muller dan Rhynchobatus australiae ini ditangkap di perairan indonesia dan diperjual

belikan oleh nelayan setempat, dengan kata lain statusnya dapat terancam punah jika

terus dilakukan penangkapan dan perdagangan terus di lakukan. Kelompok ikan ini

adalah kelompok ikan yang tinggal di dasar laut atau demersal dan bergerombol.

Maka dari itu pari Gymnura zonura, Rhinoptera javanica muller dan Rhynchobatus

australiae sangat mudah di tangkap. Salah satu tempat pendaratan pari terbesar di

indonesia adalah kawasan pantura jawa tengah.

Meskipun jenis ikan ini merupakan hasil tangkapan sampingan namun jumlah

yang tertangkap cukup besar.Gymnura zonura, Rhinoptera javanica muller dan

Rhynchobatus australiae masuk dalam apendix 2 sebagai satwa yang terancam punah

maka dari dinas kelautan tentunya mendorong para pihak untuk melakukan berbagai

kajian dan teknis. Terkait aspek ekologi, biologi dan dampak sosial ekonomi. Saat ini

dinas kelautan dan perikanan sedang melakukan pendataan dan analisis awal terhadap

beberapa jenis ikan pari yang rentan mengelami kepunahan untuk melihat aspek

biologi perikanan dan sosial ekonominya, Kegiatan ini juga sangat didukung oleh

WCS indonesia.

Dalam hal ini pada saat melakukan penelitian metodelogi yang di gunakan

yaitu lending monotoring dimana kita mendata kapal kapal yang mendarat di suatu

titik pendaratan lalu kita melakukan pengukuran aspek perikanan dan biologi.

Dimana aspek perikanan mengenai armada penagkapannya,alat tangkap,ukuran kapal

dan lokasi penangkapan dari ikan pari ini.Sedangkan dari aspek biologi data yang

38
kita ambil yaitu panjang, lebar, berat dan jenis kelamin dari ikan terssebut. Untuk

lokasi pendataan kita lakukan di titik lokasi pelabuhan Rigah Aceh Jaya.

4.5.2 Strategi Pengelolaan Ikan Pari di Laut Rigah

Dari hasil data yang diperoleh membuktikan bahwa jenis kelamin betina jauh

lebih banyak ditangkap dibandingkan dengan jenis kelamin jantan. Ini dikawatirkan

akan terjadi penurunan populasi jenis betina sehingga mempengaruhi sistem

reproduksi ikan Pari. Menurut Kusuma Banda Naira selaku Enumerator di WCS

Resiko penurunan populasi atas tingginya kegiatan penangkapan pari dapat

ditunjukkan dari beberapa hal diantaranya adalah nisbah kelamin dan tingkat

kematangan clasper.Data nisbah kelamin pari hasil enumerasi menunjukkan bahwa

beberapa spesies memiliki rasio jantan dan betina yang tidak seimbang. Nisbah

kelamin ini menjadi sangat penting karena ketidakseimbangan jumlah jantan dan

betina akan beresiko berkurangnya terhadap penurunan populasi pari secara

keseluruhan.

Dengan demikian semakin tinggi penangkapan Ikan, berdampak pada

menurunnya populasi. Sehingga perlu untuk menyusun strategi pengelolaan

menggunakan pendekatan terhadap para nelayan serta rmensyaratkan bahwa peran

pemerintah masih dominan untuk membuat regulasi dan pengelolaanya, dalam

memberikan sosialisasi kepada setiap nelayan agar terwujudnya kesadaran para

nelayan untuk lebih memperhatikan lebih lanjut mengenai ikan pari yang sudah

tergolong kedalam kategori yang terancam mengalami kepunahan. Pihak swasta

perlu disosialisasi agar mengurangi tingkat permintaan konsumsi ikan Pari.Dengan

demikian dampak kerusakan/penurunan populasi ikan Pari dapat dikurangi. Menurut

39
M. ikhsan selaku Sharks and Rays Officer di WCS Aceh menyatakan bahwa pari

merupakan predator tingkat atas yang memastikan terkendalinya populasi ikan yang

turut andil dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Kombinasi strategi berdasarkan kekuatan dan ancaman menghasilkan solusi

strategis berupa sosialisasi, implementasi peraturan, pengaturan sistem pemasaran,

dan upaya memperkuat sistem pendataan di lokasi pendaratan ikan. Sosialisasi dan

kampanye sebaiknya tidak dilakukan dalam waktu yang singkat, namun melalui

proses edukasi yang bertahap dan pengawasan pasca-sosialisasi berupa implementasi

oleh pihak terkait. Selain itu, melalui sistem pendataan yang akurat dan terpadu antar

lokasi pendaratan ikan, didapatkan juga data yang akurat guna melakukan kajian-

kajian lain yang dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.

Dukungan kebijakan daerah dalam memperkuat praktik perikanan yang

bertanggung jawab dan berkelanjutan melalui pengaturan perdagangan dan konsumsi

pari juga merupakan solusi lain yang efektif dalam menekan pemanfaatan produk hiu

yang dilindungi secara lokal. Konservasi perikanan di Indonesia pada umumnya,

ditinjau dari beberapa prinsip yang telah diadopsi diantaranya adalah pemanfaatan

sumber daya secara rasional (rational resources use), pendekatan kehati- hatian

(precautionary approach), kerja sama (cooperation), partisipasi (participation),

pembangunan berkelanjutan (sustainable development), dan kesejahteraan (walfare)

yang ada di pengaturan internasional, regional dan nasional, serta implementasi

regulasi dan kebijakan tentang perlindungan sumber daya alam hayati

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

40
5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil praktek kerja lapang ini adalah :

1. Di peroleh enam jenis ikan pari yang di tangkap oleh nelayan di laut rigah di

antaranya adalah Dasyatis cf longa, gymnura japonica, Gymnura zonura,

Neotrygon orientalis, rhinoptera javanica muller, Rhynchobatus australiae.

2. Dari ke enam jenis ikan pari yang di tangkap di laut rigah, ada tia jenis ikan yang

sudah terancam kepunahan yaitu ikan pari Gymnura zonura, Rhinoptera

javanica muller, Rhynchobatus australiae memliki status konservasi yakni VU

(Vulnerable) artinya jenis ikan pari ini memiliki status konservasi yang penting

dan harus segera di lakukan konservasi karena sudah terancam punah. Artinya

penurunan populasi ketiga jenis ikan pari ini terus terjadi.

3. Jenis ikan pari Dasyatis cf longa, gymnura japonicadan neotrygon orientalis

memiliki status keterlindungan NE (Not Evaluated) yaitu jenis ikan pari ini belum

di evaluasi yang berarti jenis ikan ini memiliki resiko kepunahan, karen masih

tergolong dalam kategori rendah. Namun apabila terus di tangkap dalam jumlah

yang banyak bisa saja berubah menjadi beresiko tinggi mengalami kepunahan.

5.2. Saran

41
Perlu mengkaji mengenai kondisi populasi ikan pari hasil tangkapan nelayan

di laut rigah. Meliputi kajian biologi serta ketersediaan stok dan nilai eksploitasinya.

Sehingga menggambarkan kondisi eksploitasi yang terjadi. Serta perlu adanya peran

aktif dari pemerintah untuk memberikan sosialisasi mengenai ikan pari yang sudah

tergolong keterancaman hampir punah.

42

Anda mungkin juga menyukai