Disusun oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Evaluasi Purna Huni
Pasar Badung. Makalah ini merupakan salah satu penilaian tugas pada mata kuliah
Evaluasi Purna Huni. Kami juga berterimakasih kepada dosen pembimbing kami, Dr.
Ir. Widiastuti, MT. dan Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, S.T, M.Sc. pada mata kuliah
Evaluasi Purna Huni.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
Evaluasi Purna Huni Pasar Badung ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Evaluasi Purna Huni Pasar Badung
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Terimakasih dan semoga makalah ini bisa memberikan pengetahuan bagi kita
semua.
ii
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
yang termasuk dalam komoditas-komoditas tersebut. Pengkategorian barang
dagangan sesuai dengan komoditasnya dipaparkan sebagai berikut:
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Polanyi (2003) mengatakan pasar merupakan sebuah institusi sebagai arena praktik
transaksi ekonomi berlangsung, dan telah ada sejak manusia mulai mengenal pertukaran
dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sejalan dengan dinamika yang terjadi dalam
masyarakat, pasar mengalami perkembangan dan perubahan. Sampai dewasa ini masyarakat
mengenal dua jenispasar, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Kedua jenis pasar ini
memiliki karakter dan pelaku pasar yang relatif berbeda.
Evaluasi Purna Huni (EPH) adalah kegiatan dalam rangka penilaian tingkat
keberhasilan suatu bangunan dalam memberikan kepuasan dan dukungan kepada penghuni,
terutama dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya.
Kegiatan EPH dilakukan untuk menilai tingkat kesesuaian antara bangunan dan
lingkungan binaan dengan nilai –nilai dan kebutuhan penghuni bangunan, disamping itu juga
untuk memberikan masukan dalam merancang bangunan yang mempunyai fungsi yang sama.
EPH bermanfaat untuk acuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
serta memberikan dukungan untuk meningkatkan kepuasan penghuni atas bangunan dan
lingkungan binaan yang dihuni (Suryadhi, 2005). Menurut Preiser (1998). Evaluasi Purna
Huni (EPH) didefinisikan sebagai pengkajian atau penilaian tingkat keberhasilan suatu
bangunan dalam memberikan kepuasan dan dukungan kepada pemakai, terutama nilai–nilai
3
dan kebutuhannya. Penggunaan EPH adalah untuk menilai tingkat kesesuai anantara
bangunan (lingkungan binaan) dengan nilai-nilai dan kebutuhan penghuni/pemakainya dan
sebagai masukan dalam merancang bangunan dengan fungsi yang sama.
Menurut Haryadi dan Slamet (1996), Evaluasi Purna Huni (EPH) didefinisikan
sebagai pengkajian atau penilaian tingkat keberhasilan suatub angunan dalam memberikan
kepuasan dan dukungan kepada pemakai, terutama nilai-nilai dan kebutuhannya. Evaluasi
terhadap tingkat kepuasan pengguna atas sebuah bangunan dengan mempelajari Performance
(tampilan) elemen-elemen bangunan tersebut setelah digunakan beberapa saat.
Pengertian dari Evaluasi Purna Huni adalah :
1. Merupakan sebuah proses evaluasi bangunan dalam suatu carayang ketat dan sistematis
setelah bangunan tersebut dihuni beberapa saat.
2. Evaluasi Purna Huni dipusatkan pada pengguna bangunan dan kebutuhan-kebutuhannya.
3. Tujuan adalah untuk menghasilkan bangunan yang lebih baik dikemudian hari.
4. Evaluasi merupakan penilaian performansi bangunan, secara informal telah dilakukan
sehari-hari (sadar atau tidak, terstruktur atau tidak).
5. Kegunaana.
a. Jangka pendek :
b. Jangka menengah :
c. Jangka Panjang
4
BAB III
RANCANGAN PASAR BADUNG
5
Gambar 3.1 Denah lantai 3 Pasar Badung.
B
A
Gambar 3.2 : (a) Area los; (b) Area kios pada lantai 3 Pasar
Badung.
6
Gambar 3.4 : Tampak Belakang Pasar Badung.
7
BAB IV
SPASIAL, SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
8
Gambar 4.2 Barang Jualan di LT 3 Pasar Badung
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020
Pasar badung memiliki 4 lantai bangunan sebagai tempat untuk menjual barang –
barang dengan setiap lantainya masing – masing memiliki perbedaan barang dagang. Pasar
badung ini juga memiliki sistem transportasi dengan menggunakan tangga, escalator dan lift.
Kondisi pada ruang luar pasar sudah terbilang baik karena penataan area parkir yang baik dan
teratur. Pada ruang dalam pasar kurang terlihat teratur dikarenankan para pedangang sering
kali tidak menaruh barang – barang dangangannya dengan rapih dan baik. Pada bagian lantai
3 terlihat kurang rapih dan bersih. Karena para pedagang hanya membersihkan tempat/los
yang ia tempati saja. Untuk toilet di lantai 3 pun untuk saat ini tidak bisa digunkan
dikarenakan rusak, dan toilet ini pun terlihat kurang dibersihkan.
9
Gambar 4.3 Barang jualan di LT3 , Pasar Badung
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020
Dalam kondisi social tersebut para pedangang dan pembeli sering kali berinteraksi
dengan baik. Para pedangang pun sangat ramah dan melayani para pembeli dengan baik. Para
pedangang pun saling berinterikasi dan berkomunikasi dengan baik satu sama lainnya. Dan
pada pasar badung ini belum pernah ada kejadian yang melibatkan perkelahian antara penjual
maupun pedagang. Dalam sisi keamanan pun pasar badung ini sudah terbilang aman karena
tidak pernah ada ada laporan bahwa pasar ini atau pedangang yang berjualan kehilangan
barang dagangannya.
10
4.4 Kondisi Budaya
Budaya lokal yang tetap terjaga, menyebabkan pasar rakyat di Kota Denpasar masih
menunjukan eksistensinya. Pada pasar badung ini memilik tingkat kebudayaan yang sangat
tinggi dimana bisa dapat dilihat pada fasad bangunan ini yang memiliki gambaran bangunan
dengan arsitektur Bali yang sangat kental karena bentuk dan material yang digunakan pun
sudah mengikuti ciri khas daerah Bali. Kebudayaan dan kesenian yang ada pada Pulau Bali
ini menjadikan Pulau Bali ini memiliki daya tarik yang sangat kuat ini membuat pasar badung
ini seringkali menjadi tempat wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali.
11
BAB V
EPH TEKNIS, FUNGSI DAN PERILAKU
Purna Huni menurut Preiser dan Kawan-kawan (1998) EPH Evaluasi adalah Proses
mengevaluasi bangunan secara sistematis dan mendalam setelah bangunan tersebut selesai
dibangun dan dihuni untuk beberapa lama. Ada 3 (tiga) kategori elemen performansi
bangunan sebagai berikut:
Pada pasar Badung aspek teknikal dapat dilihat dari yang pertama yaitu:
a. Struktur, Tiang struktur pada fasad diekspose sebagai pola repetitif yang diwujudkan
dengan ragam hias saka Bali. Sistem struktur yang digunakan ada struktur prestress
dan struktur konvensional. Namun, selang beberapa waktu setelah diresmikan oleh
presiden RI Joko Widodo terdapat permasalahan yaitu lepasnya tempelan, retak-retak
rambut atau terjadinya pergeseran struktur juga bisa dipengaruhi dengan bahan yang
digunakan.
12
b. Ventilasi, ventilasi pada pasar badung khususnya lantai 3 memiliki penerangan dan
penghawaan yang kurang. Sehingga terdapat bebarap titik penempatan kipas angin
dan pencahayaan buatan yang dapat membantu segala aktivitas pada pasar yang padat.
13
pokok terletak di lantai 1 dn lantai 2 pasar. Hal ini berimbas pada pendapatan pedagang yang
semakin hari semakin berkurang dengan kondisi lantai yang sepi.
Privasi pada pasar badung meliputi privasi pedagang dan pembeli yang dimana tempat
pedagang yang tidak boleh dimasuki oleh pengunjung dengan karena memiliki privasi baik
untuk menyimpan barang berharga ataupun uang. Sehingga terdapat batasan antara ruang
untuk pedagang dan pembeli.
14
Gambar 5.4 : Kondisi Pasar Badung
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020
Pada gambar dapat dilihat batas antara ruang sirkulasi untung pengunjung dan untuk
pedagang. Deretan los-los menjadi pembatas antara 2 ruang tersebut. Namun pada sebgian
tempat tertentu di lantai 3 terdapat pelanggaran mengenai territorial yaitu penggunaan ruang
untuk sirkulasi pengunjung dialihfungsikan sebagai tempat meletakkan barang sehingga
mengganggu sirkulasi aktivitas pengunjung.
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada eksisting lantai 3 Pasar Badung
sebagai berikut :
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi secara
langsung pada Pasar Badung yang terletak di Jl. Sulawesi No.1, Dauh Puri Kangin,
Kec. Denpasar Bar., Kota Denpasar, Bali.
b. Wawancara
Wawancara di lakukan di Pasar Badung dengan mewawancarai Pedagang
yang ada di lantai 3, pengelola Pasar Badung, dan perancang Pasar Badung.
c. Studi pustaka
Pengumpulan data di dapatkan dari berbagai sumber, seperti internet dan
lainnya.
15
d. Kuisioner
Pengumpulan data dengan membagikan kuisioner pada pengunjung yang
pernah berkunjung ke pasar badung, kuisioner dibuat secara online dalam bertuk
format google form, sehingga lebih ,udah untuk mendapatkan tabulasi data dari
kuisioner ini.
1. Identitas
Penulis menyediakan kuisioner untuk reponden dalam menilai objek, yaitu
lantai 3 Pasar Badung. Jumlah responden yang diperoleh adalah 26 orang yang sudah
pernah berkunjung ke lantai 3 Pasar Badung. Seluruh responden berumur sekitar 18
hingga 24 tahun dan mahasiswa/i. Sebanyak 53.8% responden pergi ke Pasar
Badung untuk berbelanja pada sore hari.
16
2. Kondisi Lantai
Pada lantai 3, kondisi lantai dinilai kesat oleh 46.2% responden. Tetapi
sebagian lain, responden juga menilai lantai tersebut bersih. Hal perbedaan ini
karena di beberapa bagian kios ada yang bersih dan pada beberapa los terlihat kotor.
Kondisi lantai pada lantai 3 juga dapat tergolong bersih.
17
Kondisi los dan kios dinilai baik dalam responden. Baik yang dimaksud
adalah masih berfungsi dan digunakan sesuai dengan fungsinya. Namun, sesuai
fakta, responden menilai bahwa ukuran los dan kios tersebut kecil. Sehingga, ada
beberapa pedagang yang menyewa 1 los namun menggunakan 2 los (mengambil los
kosong) tanpa izin.
4. Kondisi Penghawaan
5. Kondisi Pencahayaan
Pada aspek pencahayaan, lantai 3 dapat dikatakan remang atau kurang baik.
Hal ini diakibatkan karna lampu yang kecil tidak mampu menerangi sekitarnya.
Selain itu, para pedagang menumpuk barang dagangannya ke atas yang
menghalangi cahaya sehingga membuat sekitar remang dan kurang cahaya.
6. Kondisi Kebisingan
Berhubung karena lokasi objek lantai 3 sudah jauh dari suara keramaian di
jalan, maka kebisingan dari luar tidak mengganggu. Pada lantai 3 sendiri, tidak
banyak pengunjung yang datang ke lantai 3 karena pedagang barang pokok berada
di lantai 1 dan 2. Oleh karena itu, kebisingan pada lantai 3 rendah.
19
7. Kondisi Toilet
Pada toilet umum lantai 3 para responden menjawab dan menilai bahwa toilet
tersebut bau dan kotor. Sebanyak 40% responden menjawab kotor dan bau. Sesuai
dengan pada observasi juga terdapat pada masalah yaitu toilet tidak dapat
digunakan dan bau.
8. Kondisi Plafond
Pada lantai 3, sebanyak 40% responden menjawab bahwa plafond pada objek
bersih dan sebanyak 36 % mengatakan bahwa palfon tersebut kotor dan berdebu.
9. Kondisi Dinding
Pada kondisi dinding, responden sebanyak 52% menjawab bahwa dinding pada
lantai 3 Pasar Badung adalah bersih. Ada juga sebanyak 16% menjawab kotor.
Namun ada juga yang menjawab kotor tapi tidak terlalu. Dapat disimpulkan untuk
sebuah bangunan berfungsikan pasar, dinding tersebut sudah dapat dinilai bersih.
20
10. Kondisi Keamanan
Pada lantai 3, tidak banyak yang mengetahui bahwa ada penjaga keamanan di
sana. Para responden hanya mengetahui adanya penjaga keamanan pada lantai 1.
Para responden juga tidak mengetahui kondisi CCTV aktif atau tidak. Hal ini
dikarenakan focus berbelanja. Sebanyak 64.4% responden menjawab mungkin
ada petugas kemanan di lantai 3, dan 96.2% tidak tahu mengenai CCTV apakah
berfungsi dengan baik.
21
11. Kondisi Utilitas
Pada aspek utilitas, penulis mencantumkan 3 hal, yaitu lift, escalator dan
papan informasi. Lift dan escalator pada lantai 3 terkadang berfungsi dengan baik,
namun kadang tidak. Mungkin saja, ketika para responden mengunjungi da
berbelanja di Pasar Badung, lift pada lantai 3 dapat digunakan. Pada lantai 3
kondisi lift dan escalator dapat dikatakan bersih, meskipun para pedagang
terkadang membawa belanjaan menggunakan lift atau eskalator namun untuk
lantai 3 sampai dominan yang dihasilkan merupakan sampah kering. Sebanyak
65.4% responden mengatakan bahwa lift dan escalator masih nyaman digunakan.
Untuk papan informasi, 45.8% responden mengetahui keberadaan papan
informasi.
22
Secara keseluruhan, para responden telah menjawab pertanyaan mengenai
kenyamanan pada lantai 3 Pasar Badung. Para responden menjawab cukup
nyaman sebanyak 73.1%.
5.6 Analisis
Analisi yang dilakukan berupa hasil dari observasi, wawancara, studi literatur, dam
kuisioner. Tabulasi data dirangkum dalam bentul tabel. Berikut rangkuman tabulasi data
tersebut :
SUM ASPE
BER K PERMAS
DAT PERMAS ALAHAN
A ALAHAN
` Permukaan lantai pada lantai tiga kesat.
Toilet pada lantai 3 kotor dan tidak terjaga
Pada lantai 3 berkemungkinan bebas dari
sampah
Sistem pencahayaan dan penghawaan pada
TEK lantai 3 kurang baik
NIS Memerlukan
lantai 3
sistem penghawaan buatan pada
CCTV pada lantai 3 tidak diketahui berfungsi
atau tidak
KUISIONER
perbaikan selama
observasi
Toilet rusak dan tidak dapat digunakan
TEKNI Pencahayaan alami kurang sehingga lampu
S tetap dinyalakan pada
siang hari
Penghawaan alami sangat berkurang pada
lantai 3
Jalur tangga gelap dan kurang dibersihkan
Ramp sulit ditemukan
23
Los – los yang tidak digunakan kadang
FUNGSI
ditempati pedangan lainnya.
Tingkat pengahasilan berkurang setelah pasar
direnovasi
WAWANCARA
Pedagang yang menjual barang yang berat
kesusahan membawa
barang ke lantai 3
Ukuran los yang sempit membuat pedangang
menaruh barang- barangnya di jalur sirkulasi
Pembeli sangat jarang untuk membeli barang
FUNG di lantai 3
SI Banyak Los dan kios yang tutup lebih awal
karena sepi pelangan
Hasil dari rangkuman tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak permasalahn
yang timbul di aspek teknis dan aspek fungsi yang saling berkaitan. Permasalahan tersebut
sebagao berikut :
1. Kurangnya pelangan pada lantai tiga, sehingga pendapatan yang
didapat oleh penjual sangatlah kurang, karena kebanyakan pelangan
enggan naik ke lantai 3 karena kebutuhan pokok terletak di lantai 1 dan
2. Karena pada lantai 3 menjual peralatan rumah tangga yang bersifat
berat, maka dari itu penjual membutuhankan lift untuk mengankut dan
membawa barang – barang ke lantai 3, namun lift selalu mengalami
kerusakan sehingga penjual kesusahan untuk membawa barang
daganganya.
3. Kebersihan pada lantai 3 masih kurang, dan pencahayaan dan
penghawaan juga masih sangat kurang.’
4. Los yang sempit mengakibatkan penjual menaruh barang daganganya di
jalur sirkulasi hal ini membuat sirkulasi sangat terganggu.
5. Kamar mandi dan alat – alat yang ada di kamar mandi mengalami
banyak kerusakan dan kurang dibersihkan.
6. Ramp tidak terlihat sehingga banyak yang tidak tahu letak ramp pada
lantai 3.
7. Jalur tangga kurang dibersihkan dan pencahayaan disana pun sangat
kurang, sehingga jalur tangga terlihat gelap meski di siang hari.
8. Keamanan masih kurang terjaga karena banyak pengunjung tidak tahu
CCTV berfungsi atau tidak dan juga tidak terlihat petugas penjaga
keamanan pada lantai 3.
9. Banyak los yang masih kosong dan tidak digunakan.
24
5.7 Rekomendasi
Hasil dari analisis yang didapatkan bahwa kelayakan pada Pasar Badung sudah
dapat memenuhi kebutuhan aktivitas penggunanya. Sesuai dengan hasil obervasi maupun
kuisioner Pasar Badung sudah mendapatkan sistem keamanan, Sistem kebersihan dan juga
sistem transportasi vertical. Yang kurang adalah atribut – atribut yang terdapat pada Pasar
Badung kurang dikelola dengan baik dan diperlihara dengan baik. Hal ini yang
mengakibatkan banyak kerusakan yang terjadi pada setiap lantai pada Pasar Badung.
Bangunan Pasar Badung yang berlantai 6 ini sangat memerlukan sistem sirkulasi vertical
seperti lift agar untuk membantu pengguna untuk bersirkulasi dengan cepat justru sering
mengalami kerusakan sehingga penjual/ pedangan selalu menglami kesulitan untuk
membawa barang dagangannya yang cukup berat. Maka dari itu sistem sirkulasi vertical
harus selalu dipelihara dengan baik agar berfungsi dengan baik, sehingga pengguna
bangunan dapat menggunakannya.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu kebersihan pada toilet yang terdapat di lantai 3,
diharapkan untuk ditugaskan petugas yang dapat mebersihkan toilet. Karena dengan
keadaan toilet yang kurang bersih dapat berdampak pada kesehatan pengguna toilet
tersebut. Maka dari itu toilet harus selalu dibersihakan dan diperhatikan oleh pengelola
Pasar Badung. Keamanan di lantai 3 sangat dibutuhkan agar tidakn terjadinya hal – hal
yang tidak diinginkan seperti kehilangan barang dan lain – lainnya maka CCTV pada
lantai 3 harus selalu berfungsi dan dipantai oleh pengelola.
Kebersihan pada lantai 3 pun harus diperhatikan agar udara pada lantai 3 dapat
bersirkulasi dengan baik. Karenan tingkat kebersihan pada lantai 3 sangat rendah.
Diharapkan pengelola dapat lebih memperhatikan tingat kebersihan yang ada pada setiap
lantai di Pasar Badung.
Terakhir adalah direkomendasikan luasan los yang lebih luas lagi agar barang
dangangan penjual tidak menutupi jalur sirkulasi. Dengan barang jualan yang cukup
banyak pedangang membutuhkan los yang lebih luas lagi.
25
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah belum maksimal dalam memenuhi tujuan utama
perilaku huni dalam rancangan. Hal ini diakibatkan karena ada sedikit permasalahan yang
dikeluhkan oleh beberapa penjual tentang posisi dan tempat penjualan yang menyulitkan
penjual perihal ekonomi dimana pada tempat dan jenis barang yang mereka jual tidak dapat
memberikan mereka keuntungan karena kurangnya pembeli yang berminat untuk naik sampai
ke lantai 3 dengan hanya untuk membeli barang (cemilan, perlengkapan rumah tangga, dll).
26