Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI LARUTAN ASAM BASA

NAMA KELOMPOK:

1. Endah Juniarti
2. Fani Fandini
3. Hetty Monalisa M
4. Legita Fajrin O.
5. M. Rizki Muzaqi
6. Nyoman Ayu Kristinawati
7. Rupina Nurlesna
8. Yuni Rahma S

KELAS : XI MIPA 3

SMAN 1 KLAPANUNGGAL
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui suatu larutan asam/basa
2. Untuk mengetahui indikator alami apa saja yang dapat digunakan
sebagai indikator asam dan basa
3. Untuk mengetahui PH suatu larutan

B. Dasar Teori
 Larutan
Adalah campuran homogen 2 zat/lebih
 Larutan Asam dan Basa
Asam dan Basa merupakan suatu senyawa kimia yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Asam dan Basa terdapat dalam
makanan, minuman, obat-obatan, dan bahkan makhluk hidup. Asam
dan basa banyak memberikan manfaat bagi kita.
Asam = Senyawa
Basa = Ion
Secara umum, zat-zat yang bersifat masam mengandung senyawa
asam, misal asam sitrat pada jeruk, asam cuka pada cuka makan, serta
asam benzoat yang digunakan untuk pengawet makanan. Sedangkan,
basa merupakan senyawa yang mempunyai sifat licin, easa pahit, dan
jenis basa tertentu bersifat caustic atau membakar, misalnya natrium
hidroksida atau soda api.
Mesikipun asam dan basa dapat dibedakan dari rasanya, tetapi
tidak disarankan (dilarang) untuk mencicipi asam atau basa yang ada
di laboratorium. Asam dan basa dapat dibedakan menggunakan zat
tertentu yang disebut indikator atau dengan menggunakan alat
khusus.
 Ciri-ciri asam dan basa
Asam Basa Netral
Rasa asam Rasa Pahit Rasa bervariasi
PH<7 PH>7 PH=7
Korosif terhadap logam Licin Tidak bersifat
korosif
Lakmus biru jadi Lakmus merah jadi Tidak
merah biru mengubah
lakmus
Lakmus merah jadi Lakmus biru jadi biru [H+] = [OH-]
merah
 Cara mendapatkan larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa dapat diperoleh dengan melarutkan asam
atau basa secara langsung ke dalam air. Selain itu, larutan ini juga
dapat diperoleh melalui reaksi antara senyawa oksida dengan air.
Reaksi antara oksida asam dengan air akan menghasilkan larutan
asam, sedangkan reaksi antara oksida basa dengan air akan
menghasilkan larutan basa. Larutan basa juga dapat dihasilkan dari
reaksi antara logam reaktif dengan air.
Oksida adalah senyawa antara unsur tertentu dengan oksigen.
Oksida asam merupakan oksida yang berasal dari unsur nonlogam
dengan oksigen, misalnya CO2; SO2; P2O5; CL2O7. Sedangkan
Oksida basa merupakan oksida yang berasal dari unsur logam
dengan oksigen, misalnya Na2O; CaO; Fe2O3.
Di antara senyawa oksida, ada yang disebut dengan oksida
indiferen, yaitu oksida yang tidak dapat membentuk asam maupun
basa, misalnya CO dan NO. Selain itu, ada yang disebut oksida
amfoter. Yaitu oksida yang dapat membentuk asam maupun basa
tergantung lingkungannya. Pada saat lingkungan asam, akan bersifat
basa, tetapi pada saat lingkungan basa, akan bersifat asam, misalnya
Al2O3 dan ZnO.
 Teori asam-basa
1. Teori asam-basa Arrhenius (1887)
 Asam adalah zat elektrolit yang jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan ion H+
 Satu molekul asam dapat melepaskan satu, dua atau tiga
ion H+
 Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H+ disebut
sebagai asam monoprotik atau asamberbasa satu, dan
asam yang dapat menghasilkan dua ion H+ setiap
molekulnya disebut asam diprotik atau asam berbasa dua.
Reaksi yang terjadi:

HCl (aq) H+ (aq) + Cl-(aq)

 Basa adalah zat elektrolit yang jika dilarutkan dalam air


akan menghasilkan ion OH-

Reaksi yang terjadi:

NaOH(aq) Na+ (aq) + OH-(aq)

 Tidak semua senyawa yang mengandung gugus –OH


merupakan suatu basa. Contohnya CH3COOH dan
C6H5OH yang justru merupakan asam. Sementara itu,
CH3OH tidak menunjukan sifat asam atau basa didalam
air.
 Menurutnya, terdapat basa kuat dan basa lemah. Basa
kuat yang merupakan basa yang mudah terionisasi dalam
larutannya dan banyak menghasilkan ion OH-.
Contohnya KOH, NaOH, Ba(OH)2, dan Ca(OH)2.

2. Teori asam-basa Bronsted-Lowry


Penjelasan tentang asam dan basa menurut Arrhenius
tidak memuaskan untuk menunjukan sifat asam-basa pada
larutan yang bebas air atau pelarutnya yang bukan air. Sebagai
contoh, asam asetat (C2H4O2) akan bersifat asam jika dilarutkan
dalam air, tetapi ternyata sifat asam tidak tampak pada saat
asam asetat dilarutkan dalam benzena.
Menurut teori Bronsted-Lowry:
 Asam adalah spesi yang dapat memberikan proton
(Donor proton) H+
 Basa adalah spesi yang dapat menerima proton
(Akseptor proton) OH-

Contoh:
HCl(Aq) + H2O(l) Cl- + H3O
Asam 1 Basa 2 Basa 1 Asam 2

HCl dan Cl- : Pasangan asam-basa konjugasi


H2O dan H3O : Pasangan asam-basa konjugasi

Penjelasan:
HCl adalah asam karena memberikan ion H+ (donor
proton) kepada molekul H2O untuk berubah menjadi
H3O. H2O adalah basa karena menerima ion H+
(Akseptor proton) dari molekul H2O.

HCl adalah asam dari konjugasi dari ion Cl- dan


sebaliknya Cl- adalah konjugasi dari HCl.

3. Teori asam-basa Lewis


Konsep asam-basa menurut Bronsted-lowry mempunyai
keterbatasan, terutama dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang
melibatkan senyawa tanpa proton (H+), misalnya reaksi antara
senyawa NH3 dan BF3, serta beberapa reaksi yang melibatkan
senyawa kompleks.
Menurut teori Lewis:
 Asam adalah suatu senyawa yang mampu menerima
pasangan elektron dari senyawa lain atau akseptor
pasangan elektron
 Basa adalah senyawa yang dapat memberikan
pasangan elektron kepada senyawa lain atau donor
elektron.

Contoh:

BF3 + NH3
Asam + basa
 F H

F B + N H

F H

Menjadi,

F H

F B N H

F H

Kesetimbangan ion dalam larutan asam-basa


a. Kesetimbangan air
- Air merupakan pelarut yang unik. Salah satu
kemampuannya untuk bertindak sebagai asam maupun
sebagai basa.
- Dalam keadaan murni, air merupakan elektrolit yang sangat
lemah karena sebagian kecil dari molekul air terionisasi
dengan reaksi:

H2O H+ (aq) +OH-


- Reaksi ionisasi air ini merupakan reaksi kesetimbangan
sehingga berlaku hukum kesetimbangan:

K = ¿¿

- Air murni mempunyai konsentrasi yang tetap sehingga


hasil kali dari konsentrasi air murni dengan K
menghasilkan nilai yang tetap
- Oleh karena nilai K[H2O] tetap, tetapan kesetimbangan
air dinyatakan sebagai tetapan ionisasi airdan diberi
lambang Kw
- Nilai tetapan ionisasi air tetap pada suhu tetap. Reaksi
ionisasi air merupakan reaksi endoterm sehingga jika
suhunya naik, nilai KW akan semakin besar. Pada suhu 25
°C, nilai Kw adalah 10-14.
- Pada suhu 25°C konsentrasi ion H+ dan OH- dapat
ditentukan sebagai berikut:

10-14 = [H+]
[H+] = √ 10-14
= 10-7mol/L
Dan [OH-] = 10-7 mol/L

b. Pengaruh asam dan basa pada kesetimbangan air


- Adanya ion H+ dan OH- yang dihasilkan oeh suatu basa
dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran
kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan air.
- Pengaruhnya yaitu:
1) Asam kuat
o Asam kuat merupakan asam yang dianggap terionisasi
sempurna dalam larutannya. Jika dalam air terlarut asam
kuat, misal HCl 0,1 M; kesetimbangan akan terganggu

H2O H+ (aq) + OH- (aq)..........................


(1)
10-7 M 10-7M

HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq) ..................... (2)


0,1 M 0,1 M 0,1 M
o [H+] hanya dianggap berasal dari asam saja, sedangkan
ion [H+] dari air dapat diabaikan karena terlalu kecil jika
dibandingkan dengan H+ dari HCl 0,1 M.
o Secara umum, apabila di dalam air terdapat asam kuat
(HnA) dengan konsentrasi a mol/liter, konsentrasi ion H+
dalam asam dapat dihitung:

HnA(aq) nH+(aq) + An-


a mol/L (n x a) mol/L

Keterangan:
[H+] = (n x a)mol/L
a = kemolaran asam (mol/L)
n = Jumlah ion yang di hasilkan dari ionisasi asam

2) Basa kuat
o Yaitu, basa yang didalam larutannya dianggap
terionisasi sempurna yang dapat mengganggu
kesetimbangan air.
o Misal di dalam air terlarut NaOH 0,1 M; maka
terdapat reaksi kesetimbangan:

H2O H+(aq) + OH-(aq) ........... (1)


10-7 M 10-7 M
NaOH (aq) Na+(aq) + OH-(aq) ......... (2)
0,1 M 0,1 M

o Secara umum, jika di dalam air terdapat basa


kuat (L(OH)n) dengan konsentrasi b mol/liter,
konsentrasi ion OH- dapat dihitung dengan cara:

L(OH)n (aq) Ln+ (aq) + nOH- (aq)


b mol/L (n x b) mol/L

Keterangan:
[OH-] = (n x b) mol/L
b = kemolaran basa (mol/L)
n = jumlah ion OH- yang dihasilkan dalam ionisasi basa

3) Asam lemah
o Yaitu asam yang didalam larutannya hanya
sedikit terionisasi atau mempunyai derajat
ionisasi yang kecil. Reaksi ionisasi pada asam
lemah merupakan reaksi kesetimbangan ionisasi,
misalnya untuk asam HA:
HA(aq) H+ (aq) + A-(aq)

o Tetapan ionisasi pada asam lemah diberi


lambang Ka :

Ka = ¿ ¿

o [H+] = [A-], maka:

Ka = ¿ ¿

Atau

[H+]2 = Ka[HA]
[H+] = √ K a[HA ]

Dengan,
Ka = tetapan ionisasi asam
[HA] = konsentrasi asam

o Semakin besar nila Ka berarti semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, atau semakin kuat
asam tersebut. Selain Ka, besaran lain yang dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan
asam adalah derajat ionisasi (α).

Ka
α=
√ [HA ]

4) Basa lemah
o Adalah basa yang didalam larutannya hanya
sedikit terionisasi atau mempunyai derajat ionisasi
yang kecil.
o Rumus menghitung konsentrasi ion OH- :

[OH-] = √ K b[BOH]
o
Kb Derajat
α=
√ [BOH ]

ionisasinya
Kb
α=

[BOH ]
dapat
ditentukan
dengan
rumus:

 Indikator asam-basa
1) Indikator buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah
dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh
indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus
merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi
senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang
berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa.
Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya.
Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus
sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak
lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus


yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan
menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam
udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas
lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru ,
karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi
dengan anion (OH–).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama


dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan
sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi
merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan
kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan
kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap
merah karena lakmus merah memang merupakan orchein
dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah
ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang
berwarna biru akan kembali terbentuk.

2) Indikator universal
Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari
beberapa senyawa yang menunjukkan beberapa perubahan
warna yang halus pada rentang pH antara 1-14 untuk
menunjukkan keasaman atau kebasaan larutan. Meskipun
secara komersial tersedia beeberapa indikator universal,
sebagian besar variasi formula dipatenkan oleh Yamada pada
tahun 1933. Perincian paten dapat ditemukan pada Chemical
Abstracts.

Percobaan dengan indikator universal Yamada juga


dijelaskan dalam Journal of Chemical Education.
Suatu indikator universal biasanya terdiri dari air, 1-
propanol, garam natrium fenolftalein, natrium hidroksida,
metil merah, garam mononatrium bromotimol biru, dan
garam mononatrium timol biru. Warna-warna yang
menandakan pH larutan, setelah ditambahkan indikator
universal adalah:

Warna dari kuning hingga merah menunjukkan larutan asam,


warna biru muda hingga biru tua menandakan basa, dan
warna hijau menunjukkan bahwa larutan tersebut netral.

- Macam-macam indikator universal:


a) Kertas: Berupa lembaran (strip) kertas berwarna yang
berubah warna menjadi merah jika larutan bersifat asam
dan biru juka larutan bersifat basa. Strip dapat
diletakkan langsung di atas permukaan yang basah atau
beberapa tetes larutan diteteskan di atas indikator
universal menggunakan alat penetes (pipet). Jika larutan
uji berwarna gelap, disarankan menggunakan indikator
universal berbentuk kertas.
b) Larutan: Komponen utama larutan indikator universal
adalah timol biru, metil merah, bromotimol biru dan
fenolftalein. Campuran ini sangat penting karena,
masing-masing komponen, kehilangan atau
mendapatkan elektron bergantung pada keasaman atau
kebasaan larutan yang akan diuji. Indikator universal
jenis ini paling layak digunakan untuk larutan tak
berwarna, sehingga dapat meningkatkan akurasi
pengujian

3) Indikator alami
a) Bunga sepatu (Warna merah)
Bunga sepatu dapat dijadikan indikator karena
mempunyai zat warna yang disebut antosianin dan mampu
memberikan perubahan warna baik pada senyawa asam
maupun senyawa basa. Ketika di dalam larutan asam akan
memberikan warna merah, sedangkan di dalam larutan basa
akan memberikan warna hijau, dan di dalam larutan netral
tidak berwarna.
Kelopak bunga tumbuhan memiliki pigmen sehingga
ketika diekstrak menghasilkan berbagai warna. Zat warna
tumbuhan menunjukan warna yang berbeda dalam kondisi
pH yang berbeda-beda.
Hasil pengujian warna terhadap larutan baku yang
memiliki pH tertentu, menunjukan pH dimana indikator
alami tersebut bekerja. Warna ini dapat digunakan sebagai
standar dalam pengukuran pH dari larutan yang belum
diketahui pH-nya.
Asam kuat dan basa kuat akan terurai sempurna dalam
air dan pada titik ekivalen memiliki pH sama dengan 7.
Indikator alami dapat dipakai sebagai penentuan konsentrasi
dalam titrasi asam basa.
Di samping menggunakan indikator buatan, seperti
lakmus, fenolftalen,metil merah dan brom timol biru, kita
juga dapat mengenali senyawaasam atau basa dengan
menggunakan indikator alami, seperti bungasepatu, bunga
hidrangea, kol merah, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan
lainnya. Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna
yang memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan
basa.
b) Bunga Telang
Bunga telang di pilih karena merupakan tumbuhan liar
yang sering banyak di jumpai di sawah dan ladang, selain itu
bunga telang mengandung ekstrak antosianin yang bisa
digunakan untuk mengukur asam dan basa suatu larutan.
Ekstrak antosianin dibuat dengan menggunakan 2 gram
bunga telang dan 50 aquades atau air kran yang ditumbuk
menggunakan mortar dan pestle. Selanjutnya, campuran
tersebut disaring sehingga terbentuk ekstrak antosianin dari
kulit bunga telang

c) Kunyit
Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan
warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam,
memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan
memberikan warna kuning terang pada larutan netral.

d) Kulit manggis
Ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan
campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu
(dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua
dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka
dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu
menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan
akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.
BAB II
ISI

A. Alat dan bahan

Alat:
1. Gelas pelastik
2. Pipet tetes
3. Plat porselen
4. Kamera ponsel (untuk dokumentasi)
5. Tisu

Bahan untuk percobaan Bahan untuk indikator


1. Gula pasir 1) Kunyit
2. Sunlight 2) PH indikator universal
3) Kembang sepatu (Warna
3. Wipol
merah)
4. Jeruk nipis 4) Kembang teleng
5. Aki 5) Kulit manggis
6. Detergen 6) Kertas lakmus merah
7. Garam dapur 7) Kertas lakmus biru
8. Sabun cair
9. Sprite/soda
10. Susu
11. Teh
12. Jeruk nipis
13. Kopi
14. Pemutih pakaian
15. WPC
16. Cuka
17. Soda kue
18. Soda
B. Langkah kerja
1. Pertama, siapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Semua
bahan-bahan untuk indikator (kunyit, kembang sepatu
berwarna merah, kembang teleng, dan kulit manggis)
ditumbuk menggunakan lumpang porselen lalu masukan
kedalam gelas pelastik lalu tambahkan air secukupnya, lalu
diambil ekstraknya saja. Bahan untuk percobaan cukup di
masukan kedalam gelas pelastik dan beri air secukupnya
(untuk bahan yang berupa bubuk atau kental) lalu aduk-aduk
2. Lalu pada gelas pelastik masing-masing beri label nama pada
bahan agar bahan tidak tercampur-campur.
3. Setelah itu, ambil plat porselen. Letakkan potongan kecil
kertas lakmus merah pada salah satu lekukan plat porselen dan
kertas lakmus biru pada lekukan yang lain. Kemudian teteskan
bahan untuk percobaan tadi pada kedua kertas lakmus tersebut
dengan menggunakan pipet tetes. Amati yang terjadi.
4. Setelah menggunakan kertas lakmus merah dan biru, lalu
teteskan bahan untuk indikator (kunyit, kembang sepatu,
kembang teleng, dan kulit manggis) kedalam masing-masing
lekukan, kemudian teteskan bahan untuk percobaan kepada
masing-masing bahan untuk indikator (kunyit, kembang
sepatu, kembang teleng, dan kulit manggis). Amati yang
terjadi.
5. Lalu, ambil PH indikator universal satu batang kertas serap
kemudian celupkan pada bahan untuk pecobaan, misal
celupkan kedalam larutan susu. Setelah di celupkan, angkat
setelah mengalami perubahan warna lalu cocokan warna yang
berubah pada tabel warna standar indikator universal.
6. Lakukan langkah 3, 4, dan 5 sampai semua bahan di coba.
7. Untuk langkah kerja nomor 5 pada praktikum ini dicoba pada
3 larutan.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

Lakmu
N Lakmu Kemban Kembang Kulit P Kesimpula
Bahan s Kunyit
o s biru g sepatu Teleng manggis H n
merah
Kuning
Gula Merah- Biru- Merah- Kuning-
1. Biru-biru kecokelatan 5 Netral
pasir merah biru merah kuning
-orange
Merah- Kuning- Kuning
Merah- Biru-
2. Sunlight hijau Biru-biru kuning kecokelatan Basa
merah biru
kebiruan kehijauan -kuning
Kuning
Merah- Biru- Merah- Kuning-
3. Wipol Biru-hijau kecokelatan 8 Basa
biru biru kuning orange
-kuning
Merah- Kuning
Jeruk Merah- Biru- Kuning-
4. kuning Biru-biru kecokelatan 4 Asam
peras merah merah kuning
kebiruan -kuning
Kuning
Merah- Biru- Merah- Biru- Kuning-
5. Aki kecokelatan Asam
merah merah merah merah kuning
-kuning
Kuning-
Kuning
Deterge Merah- Biru- Merah- kuning
6. Biru-hijau kecoklatan- Basa
n biru biru hijau kemeraha
kuning
n
Kuning
Garam Merah- Biru- Merah- Kuning-
7. Biru-biru kecokelatan Netral
dapur merah biru merah kuning
-kuning
Kuning
Sabun Merah- Biru- Merah- Kuning-
8. Biru-biru kecoklatan- Basa
cair biru biru biru kuning
orange
Kuning
Merah- biru- Merah- Biru- Kuning-
9. Sprite kecoklatan- Asam
merah merah merah merah kuning
kuning
Kuning
10 Merah- Biru- Merah- Kuning-
Susu Biru-biru kecoklatan- Netral
. merah biru putih kuning
kuning
Biru-biru Kuning
11 Merah- Biru- Merah- Kuning-
Teh kecokelata kecoklatan- Netral
. merah biru merah kuning
n kuning
Kuning
12 Jeruk Merah- Biru- Merah- Biru- Kuning-
kecoklatan- Asam
. nipis merah merah merah merah kuning
orange
Kuning
13 Merah- Biru- Merah- Kuning-
Kopi Biru-hijau kecoklatan- Asam
. merah merah merah kuning
cokelat
Kuning
14 Pemutih Merah- Biru- Merah- Kuning- kecoklatan-
Biru-putih Basa
. pakaian putih putih putih putih kuning
bening
Kuning
15 Merah- Biru- Merah- Biru- Kuning-
WPC kecoklatan- Asam
. merah merah merah merah kuning
kuning
Kuning
16 Merah- biru- Merah- Biru- Kuning- Asam
Cuka kecoklatan-
. merah merah merah merah kuning lemah
kuning
Kuning
17 Soda Merah- Biru- Merah- Kuning-
Biru-biru kecoklatan- Basa
. kue biru biru merah kuning
cokelat
18 Merah- Biru- Merah- Kuning- Kuning-
Soda Biru-biru Netral
. merah biru merah kuning cokelat
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kesempatan praktikum kali ini, kami melakukan


praktikum tentang Uji larutan asam dan basa . sekali lagi dijelaskan
pada dasar teori, larutan dan Basa merupakan suatu senyawa kimia
yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Asam dan Basa
terdapat dalam makanan, minuman, obat-obatan, dan bahkan makhluk
hidup. Asam dan basa banyak memberikan manfaat bagi kita.

Praktikum diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan,


dengan alat-alat laboratorium kimia yang terdiri dari: pipet tetes, plat
porselen, gelas pelastik, serta tisu dan bahan-bahan untuk uji larutan
asam-basa yang terdiri dari: Gula pasir, sunlight, wipol, jeruk peras,
aki, detergen, garam dapur, sabun cair, sprite, susu, teh, jeruk nipis,
kopi, pemutih pakaian, WPC, cuka soda kue, dan soda. Lalu
dipersiapkan juga bahan untuk indikator asam-basa dari yang alami
(Bunga sepatu, bunga teleng, kunyit, dan kulit manggis) serta
indikator buatan (Lakmus merah dan lakmus biru serta indikator
universal) setelah mempersiapkan bahan dan alatnya baru dilakukan
percobaan dimana percobaan ini untuk mengetahui apakah larutan itu
berupa asam/basa, lalu mencoba mencari Ph larutan serta uji coba
menggunakan indikator alami.

Berikut adalah pembahasan pada percobaan:


 Pada larutan gula pasir (C6H12O6)
- Pada larutan gula, ketika menggunakan kertas lakmus merah
sebagai indikator, dia tetap mempertahankan warna kertas
lakmus merah menjadi merah
- Sedangkan, pada saat menggunakan kertas lakmus biru, dia
juga tetap mempertahkankan warna lakmus biru menjadi
warna biru
- Lalu, ketika mencoba menggunakan indikator alami, yang
pertama kali dicoba adalah ekstrak bunga sepatu berwarna
merah. Dia juga tetap mempertahankan dari warna merah
menjadi merah
- Selanjutnya memakai ekstrak bunga telang. Dari warna biru
tetap menjadi warna biru
Selanjutnya menggunakan kunyit, dari warna kuning tetap
menjadi kuning
- Lalu terakhir menggunakan ekstrak kulit manggis yang
berwarna kuning kecoklatan berubah menjadi orange\
- Lalu pada saat menggunakan indikator universal, kami
mencelupkan kertas serap pada larutan gula ini dan
mencocokan pada tabel warna standar dan didapatkan warna
yang cocok adalah 5. Berarti Ph larutan ini adalah 5. 5 lebih
kecil dari 7 jadi bisa jadi dia adalah asam
- Memiliki rumus kimia C6H12O6 yang jika bereaksi akan
menghasilkan:

C6H12O6 + O2 6CO2 + 6H2O

- Dari semua indikator, kami dapat menarik kesimpulan bahwa


larutan gula ini bersifat netral, kenapa? Karena saat
menggunakan indikator baik buatan (Kertas lakmus merah dan
biru) dan menggunakan indikator alami (Ekstrak Bunga
sepatu, bunga telang, kunyit, dan kulit manggis) kami
mendapatkan hasil jika larutan ini bersifat netral walaupun
pada indikator universal dia memiliki Ph 5.
- Gula adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan
basa.

 Larutan sunlight (Sabun cuci piring)


- Pada larutan Sunlight saat menggunakan kertas lakmus merah
dia tetap mempertahankan warna dari lakmus merah tersebut
yang asalnya berwarna merah tetap merah
- Lalu, mencoba menggunakan kertas lakmus biru dan lagi-lagi
tidak terjadi perubahan. Warna asalnya biru tetap menjadi biru
- Selanjutnya menggunakan indikator alami. Pertama ekstrak
bunga sepatu yang warna aslinya berwarna merah menjadi
hijau kebiruan
- Lalu, ekstrak bunga telang yang berwarna asal biru tetap
menjadi biru
- Menggunakan kunyit berwarna asal kuning menjadi hijau
kekuningan
- Sedangkan yang terakhir kulit manggis yang berwarna asli
kuning kecokelatan menjadi kuning
- Memiliki rumus kimia NaOH

NaOH Na+ + OH-

- Dia termasuk basa karena melihat pada indikator alami pada


bunga sepatu seperti yang telah dijelaskan pada dasar teori,
jika bunga sepatu berubah warna menjadi hijau maka larutan
tersebut adalah basa. Lalu pada kunyit juga telah berubah
warna menjadi hijau kekuningan yang menandakan larutan
tersebut adalah basa. Lalu pada dasar teori telah dijelaskan
bahwa rasa dari basa adalah pahit dan licin.

 Wipol
- Pada kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru
- Pada kertas lakmus biru tetap menjadi warna biru
- Pada saat menggunakan indikator alami ekstrak bunga sepatu
berubah dari merah menjadi kuning agak kehijauhan
- Lalu, pada ekstrak bunga telang yang berwarna asli biru
menjadi hijau
- Selanjutnya, pada saat menggunakan ektrak kunyit yang
berwarna asal kuning berubah menjadi orange
- Terakhir menggunakan ekstrak kulit manggis yang berwarna
asli kuning kecoklatan berubah menjadi kuning
- Lalu kami menggunakan Ph indikator universal dan
mendapatkan hasil ph 8
- Larutan ini bersifat basa. Kenapa? Karena penggunaan
indikator buatan (Lakmus merah dan biru) dan indikator alami
semua data menunjukan bahwa wipol bersifat basa. Pada dasar
teori, kertas lakmus merah berubah menjadi biru apabila
larutan bersifat basa. Dan ekstrak bunga sepatu berubah
menjadi kuning kehijauan yang berarti wipol bersifat basa,
bunga telang, kunyit dan kulit manggis juga demikian
menunjukkan bahwa larutan wipol bersifat basa. Didukung
oleh indikator ph universal yang menunjukan ph 8 yang berarti
>7 pada dasar teori telah di tunjukan bahwa ph yang >7 berarti
dia basa. Basa juga memiliki rasa pahit.

 Larutan jeruk peras (Asam sitrat = C6H8O7)


- Pada kertas lakmus merah tetap berwarna merah
- Pada kertas lakmus biru berubah menjadi merah
- Pada saat larutan ditetesi ektrak bunga sepatu berubah dari
berwarna merah menjadi kuning kebiruan
- Lain halnya dengan pada saat larutan ditetesi ekstrak bunga
telang yang berwarna asli biru tetap menjadi biru
- Pada air ektrak kunyit warna tetap dari kuning menjadi kuning
- Yang terkahir pada saat ditetesi air ekstrak kulit manggis yang
berwarna asli kuning kecolatan tetap menjadi kuning
- Kami mencoba menggunakan ph larutan universal dan
mendapatkan hasil bahwa larutan ini memiliki ph 4
- Dari semua indikator baik buatan maupun alami, kami
menyimpulkan bahwa larutan ini bersifat asam. Karena
terlihat jelas pada dasar teori disebutkan bahwa asam dapat
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah dan telah di
dukung oleh ph indikator universal yang menunjukan bahwa
larutan ini memiliki ph 4 yang artinya <7 pada dasar teori
telah di sebutkan bahwa larutan asam memiliki ph <7. Larutan
asam juga memiliki rasa masam dan jeruk peras memiliki rasa
masam.

 Aki
- Pada kertas lakmus merah tetap berwarna merah
- Pada kertas lakmus berwarna biru berubah menjadi merah
- Pada air ekstrak bunga sepatu yang berwarna merah telah
diteteskan pada larutan aki tetap menjadi warna merah
- Ditetesi ekstrak bunga telang yang berwarna biru menjadi
warna merah
- Pada air ektrak kunyit dari warna kuning tetap menjadi kuning
- Yang terakhir pada air ekstrak kulit manggis dari warna
kuning kecoklatan berubah menjadi kuning
- Dapat disumpulkan bahwa larutan aki adalah asam. Karena
pada dasar teori telah dijelaskan bahwa asam dapat mengubah
lakmus biru menjadi merah.

 Larutan detergen
- Pada kertas lakmus merah berubah menjadi biru
- Pada kertas lakmus biru tetap menjadi biru
- pada saat larutan detergen di tetesi air ektrak bunga sepatu
yang berwarna asli merah berubah menjadi hijau
- begitu juga pada air ekstrak bunga telang yang memiliki warna
asli biru berubah menjadi hijau
- saat ditetesi air kunyit yang berwarna asli kuning berubah
menjadi kuning kemrahan
- yang terakhir adalah air ekstrak kulit manggis yang berwarna
asli kuning kecoklatan menjadi kuning
- Dapat disumpulkan bahwa larutan detergen adalah basa karena
telah dibuktikan dengan lakmus merah yang berubah menjadi
biru seperti yang telah di katakan pada dasar teori bahwa basa
dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Dan pada
dasar teori juga disebutkan bahwa basa memiliki rasa pahit
dan larutan detergen memiliki rasa pahit dan pada basa juga
memiliki sifat licin, begitupun pada detergen yang menjadi
licin ketika sudah terlarut dalam air.

 Larutan garam dapur (NaCl)


- Pada kertas lakmus merah tetap menjadi merah
- Pada kertas lakmus biru tetap menjadi warna biru
- Pada ekstak air bunga sepatu, yang aslinya berwarna merah
tetap menjadi merah
- Begitupun pada ekstrak bunga telang yang berwarna asli biru
tetap menjadi biru
- Pada kunyit juga begitu, warna aslinya kuning tetap menjadi
kuning
- Dan pada indikator terakhir, ekstrak kulit manggis yang
berwarna asli kuning kecokelatan tetap.
- Larutan ini bersifat netral. Karena telah dijelaskan pada dasar
teori bahwa larutan netral tidak akan mengubah lakmus dan
rasa juga bervariasi.
- Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan
basa.

 Larutan sabun cair


- Larutan ini mengubah lakmus merah menjadi biru
- Dan biru tetap menjadi biru
- Pada air ekstrak bunga sepatu yang aslinya berwarna merah
berubah menjadi biru
- Pada ekstrak air bunga telang yang berwarna biru tetap
menjadi biru
- Pada saat ditetesi kunyit, tetap dari warna kuning menjadi
kuning
- Yang yang terakhir air ekstrak dari kulit manggis diteteskan
pada larutan sabun cair berubah dari kuning kecokelatan
menjadi oren
- Larutan ini bersifat basa. Karena pada dasar teori menjelaskan
bahwa basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi
biru. Pada basa juga memiliki rasa pahit dan licin, dan pada
sabun cair juga memiliki sifat demikian.

 Sprite
- Pada kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan, tetap
berwarna merah
- Pada kertas lakmus biru berubah menjadi merah
- Saat ditetesi ekstrak bunga sepatu yang mempunyai asli merah
tetap merah
- Sebaliknya, pada air ekstrak bunga teleng yang memiliki
warna asli biru berubah menjadi merah
- Pada kunyit tetap berwarna kuning menjadi kuning
- Sedangkan yang terakhir, pada air ekstrak kulit manggis yang
memiliki warna kuning kecokelatan berubah menjadi kuning
- Larutan ini membuktikan larutan asam karena pada indikator
lakmus biru berubah menjadi merah dan pada bunga telang
yang berwarna biru juga menjadi merah.
 Larutan susu (C12H22O11)
- Pada kertas lakmus merah tetap menjadi merah
- Pada kertas lakmus biru tetap menjadi warna biru
- Pada ekstak air bunga sepatu, yang aslinya berwarna merah
tetap menjadi putih
- Begitupun pada ekstrak bunga telang yang berwarna asli biru
tetap menjadi biru
- Pada kunyit juga begitu, warna aslinya kuning tetap menjadi
kuning
- Dan pada indikator terakhir, ekstrak kulit manggis yang
berwarna asli kuning kecokelatan tetap.
- Larutan ini bersifat netral. Karena telah dijelaskan pada dasar
teori bahwa larutan netral tidak akan mengubah lakmus dan
rasa juga bervariasi.
- Susu merupakan campuran dari basa dan asam

 Larutan teh
- Pada kertas lakmus merah tetap menjadi merah
- Pada kertas lakmus biru tetap menjadi warna biru
- Pada ekstak air bunga sepatu, yang aslinya berwarna merah
tetap menjadi putih
- Begitupun pada ekstrak bunga telang yang berwarna asli biru
tetap menjadi biru
- Pada kunyit juga begitu, warna aslinya kuning tetap menjadi
kuning
- Dan pada indikator terakhir, ekstrak kulit manggis yang
berwarna asli kuning kecokelatan tetap.
- Larutan ini bersifat netral. Karena telah dijelaskan pada dasar
teori bahwa larutan netral tidak akan mengubah lakmus dan
rasa juga bervariasi.

 Larutan jeruk nipis


- Pada kertas lakmus merah tetap berwarna merah
- Pada kertas lakmus biru berubah menjadi merah
- Pada saat larutan ditetesi ektrak bunga sepatu berubah dari
berwarna merah menjadi kuning kebiruan
- Lain halnya dengan pada saat larutan ditetesi ekstrak bunga
telang yang berwarna asli biru tetap menjadi biru
- Pada air ektrak kunyit warna tetap dari kuning menjadi kuning
- Yang terkahir pada saat ditetesi air ekstrak kulit manggis yang
berwarna asli kuning kecolatan tetap menjadi kuning
- Dari semua indikator baik buatan maupun alami, kami
menyimpulkan bahwa larutan ini bersifat asam. Karena terlihat
jelas pada dasar teori disebutkan bahwa asam dapat mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah. Larutan asam juga memiliki
rasa masam dan jeruk peras memiliki rasa masam.
 Larutan kopi
- Pada kertas lakmus merah tetap berwarna merah
- Pada kertas lakmus biru berubah menjadi merah
- Pada saat larutan ditetesi ektrak bunga sepatu berubah dari
berwarna merah menjadi kuning kebiruan
- Lain halnya dengan pada saat larutan ditetesi ekstrak bunga
telang yang berwarna asli biru tetap menjadi biru
- Pada air ektrak kunyit warna tetap dari kuning menjadi kuning
- Yang terkahir pada saat ditetesi air ekstrak kulit manggis yang
berwarna asli kuning kecolatan tetap menjadi kuning
kecokelatan
- Dari semua indikator baik buatan maupun alami, kami
menyimpulkan bahwa larutan ini bersifat asam. Karena terlihat
jelas pada dasar teori disebutkan bahwa asam dapat mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah. Larutan asam juga memiliki
rasa masam dan jeruk peras memiliki rasa masam.

 Pemutih pakaian
- Larutan ini mengubah kertas lakmus merah menjadi putih
- Lalu, larutan ini juga mengubah kertas lakmus biru menjadi
putih
- Pada air ekstrak bunga sepatu yang awalnya berwarna merah
juga menjadi putih
- Begitu juga pada indikator alami lainnya pada bunga teleng,
kunyit, dan kulit manggis juga berubah menjadi putih
- Larutan ini bersifat basa. Karena pada sifat basa adalah pahit
dan licin, pada larutan pemutih pakaian memiliki sifat seperti
ini.

 WPC
- Pada kertas lakmus merah tetap berwarna merah
- Pada kertas lakmus berwarna biru berubah menjadi merah
- Pada air ekstrak bunga sepatu yang berwarna merah telah
diteteskan pada WPC tetap menjadi warna merah
- Ditetesi ekstrak bunga telang yang berwarna biru menjadi
warna merah
- Pada air ektrak kunyit dari warna kuning tetap menjadi kuning
- Yang terakhir pada air ekstrak kulit manggis dari warna
kuning kecoklatan berubah menjadi kuning
- Dapat disumpulkan bahwa WPC adalah asam. Karena pada
dasar teori telah dijelaskan bahwa asam dapat mengubah
lakmus biru menjadi merah.

 Cuka (CH3COOH)
- Pada kertas lakmus merah tetap berwarna merah
- Pada kertas lakmus biru berubah menjadi merah
- Pada saat larutan ditetesi ektrak bunga sepatu berubah dari
berwarna merah menjadi kuning kebiruan
- Lain halnya dengan pada saat larutan ditetesi ekstrak bunga
telang yang berwarna asli biru tetap menjadi biru
- Pada air ektrak kunyit warna tetap dari kuning menjadi kuning
- Yang terkahir pada saat ditetesi air ekstrak kulit manggis yang
berwarna asli kuning kecolatan tetap menjadi kuning
- Dari semua indikator baik buatan maupun alami, kami
menyimpulkan bahwa larutan ini bersifat asam. Karena
terlihat jelas pada dasar teori disebutkan bahwa asam dapat
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Larutan asam
juga memiliki rasa masam dan jeruk peras memiliki rasa
masam.
- Termasuk asam lemah

 Larutan soda kue


- Larutan ini mengubah lakmus merah menjadi biru
- Dan biru tetap menjadi biru
- Pada air ekstrak bunga sepatu yang aslinya berwarna merah
berubah menjadi biru
- Pada ekstrak air bunga telang yang berwarna biru tetap
menjadi biru
- Pada saat ditetesi kunyit, tetap dari warna kuning menjadi
kuning
- Yang yang terakhir air ekstrak dari kulit manggis diteteskan
pada larutan sabun cair berubah dari kuning kecokelatan
menjadi oren
- Larutan ini bersifat basa. Karena pada dasar teori menjelaskan
bahwa basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi
biru. Pada basa juga memiliki rasa pahit dan licin, dan pada
sabun cair juga memiliki sifat demikian.

 Soda
- Pada kertas lakmus merah tetap menjadi merah
- Pada kertas lakmus biru tetap menjadi warna biru
- Pada ekstak air bunga sepatu, yang aslinya berwarna merah
tetap menjadi merah
- Begitupun pada ekstrak bunga telang yang berwarna asli biru
tetap menjadi biru
- Pada kunyit juga begitu, warna aslinya kuning tetap menjadi
kuning
- Dan pada indikator terakhir, ekstrak kulit manggis yang
berwarna asli kuning kecokelatan tetap.
- Larutan ini bersifat netral. Karena telah dijelaskan pada dasar
teori bahwa larutan netral tidak akan mengubah lakmus dan
rasa juga bervariasi.
BAB V
KESIMPULAN

Dalam teorinya telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa


masam dan memiliki Ph<7, sedangkan basa mempunyai rasa pahit
dan memiliki ph >7. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali
asam dan basa dengan cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya
yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat
indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan
asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat
berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa
basa). Dan dalam praktikum ini menggunakan bunga sepatu, bunga
teleng, kunyit, dan kulit manggis sebagai indikator alami dan
menggunakan lakmus merah dan biru sebagai indikator buatan, dalam
praktikum ini juga menggunakan indikator ph universal. Seperti pada
pengujian yang telah dilakukan dan memperoleh hasil sebagai berikut
:
1. Larutan yang bersifat basa : Sunlight, wipol, sabun cair, pemutih
pakaian, dan soda kue
2. Larutan yang bersifat asam : jeruk peras, aki, sprite, jeruk nipis,
WPC, dan cuka
3. Larutan yang bersifat netral : Gula pasir, garam dapur, susu, teh,
dan soda

Lalu, tidak semua indikator alami yang digunakan pada praktikum


ini berhasil. Pada praktikum ini kami menarik kesimpulan bahwa:

1. Ekstrak bunga sepatu : dapat dijadikan sebagai indikator alami


2. Ekstrak bunga taleng : dapat dijadikan sebagai indikator alami
3. Ekstrak kunyit : Tidak dapat dijadikan sebagai indikator
alami
4. Ekstrak kulit manggis : Tidak dapat dijadikan sebagai indikator
alami
 Pada ekstrak bunga sepatu dan taleng dapat dijadikan sebagai
indikator alami karena mengalami perubahan warna yang
kontras/signifikan saat dicampurkan pada bahan yang diuji
 Pada ekstrak kunyit, dan kulit manggis tidak dapat dijadikan
sebagai indikator alami karena tidak mengalami perubahan
warna yang berbeda atau kontras/signifikan pada saat dicampur
pada bahan yang diuji.
DAFTAR PUSTAKA

Sudarmo, Unggul .dan Nanik Mitayani. 2014. KIMIA untuk


SMA/MA kelas XI (Edisi revisi). Jakarta:Penerbit Erlangga

Mayyani, Hidayatul. 2012. Kenapa Ekstrak Bunga Sepatu digunakan


untuk Indikator Asam Basa ???. [Online].
(https://hidayatulmayyani.wordpress.com/2012/03/21/kenapa-ekstrak-
bunga-sepatu-digunakan-untuk-indikator-asam-basa/ , Diakses
tanggal 11/02/2018)

Pendidikan dan Sains. 2015. Ekstrak Bunga Telang Sebagai Indikator


Asam Basa Pengganti Indikator Universal Yang Ekonomis. [Online].
(http://www.thoharianwarphd.com/2015/01/ekstrak-bunga-telang-
sebagai-indikator.html , Diakses tanggal 11/02/2018)

Surayya, ashfiyatus. 2013. Indikator alami. [Online].


(https://ashfisurayya07.wordpress.com/2013/11/20/indikator-alami/ ,
Diakses tanggal 11/02/2018)

Rizkiantoro, Cagar. 2015. Contoh laporan praktikum kimia menguji


larutan asam dan basa. [Online].
(https://cagar57.wordpress.com/2015/06/16/contoh-laporan-
praktikum-kimia-menguji-larutan-asam-dan-basa/ , Diakses tanggal
11/02/2018)

Blog Siswa. 2015. Laporan Praktikum Larutan Asam Basa


Mengunakan Indikator Alami. [Online].
(http://blogkaryasiswa.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-
larutan-asam-basa.html , Diakses tanggal 11/02/2018)

Wikipedia. [Online] (https://id.wikipedia.org/wiki/Indikator_universal


Diakses tanggal 11/02/2018)
DOKUMENTASI

a) Bahan-bahan yang akan diuji


 Gula pasir, sunlight, jeruk peras dan wipol

 Soda kue dan cuka

 Sabun cair, Garam dapur, dan detergen


 Teh dan jeruk nipis

 WPC, Pemutih pakaian, Kopi, dan soda kue

 Susu dan sprite

 Aki
b) Indikator asam-basa
 Ekstrak kulit manggis, kunyit, bunga taleng dan bunga sepatu

 Kertas lakmus merah dan biru dan indikator pH universal

c) Dokumentasi pada saat praktikumnya


 Warna indikator dari cuka
 Pada saat menggunakan pipet tetes pada larutan gula pasir dan
menaruhnya di plat porselen

 Warna indikator yang dihasilkan dari WPC


 Menggunakan Ph indikator universal pada larutan jeruk peras

 Menggunakan Ph Indikator universal pada gula pasir

 Warna dari Soda kue

Anda mungkin juga menyukai