MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama
Islam
Dosen Pengampu :
disusun oleh :
Kelas 3E PGSD
Kelompok 3
KAMPUS TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang mana
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar. Shalawat serta salam semoga selamanya tercurahkan kepada baginda
alam Nabi Muhammad SAW, kepada para sahabatnya, keluarganya, serta
semoga sampai kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.
Makalah ini disajikan untuk membahas seputar seni dalam islam. Hal
ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi umat Islam untuk senantiasa
menjalankan kehidupan dengan berbudaya dan beribadah sesuai dengan ajaran
islam.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
....................................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
....................................................................................................................................
iii
BAB I ........................................................................................................................
....................................................................................................................................
1
PENDAHULUAN......................................................................................................
....................................................................................................................................
1
BAB II........................................................................................................................
iii
....................................................................................................................................
3
PEMBAHASAN........................................................................................................
....................................................................................................................................
3
iv
2.5.2 Rumah Yang Di DalamnyaTerdengar Nyanyian dan Alat Musik ............
.............................................................................................................................
15
2.5.3 Hukum Nyanyian dan alat Musik Menurut Ulama Salaf ..........................
.............................................................................................................................
16
BAB III.......................................................................................................................
19
PENUTUPAN............................................................................................................
19
2.1 Simpulan.............................................................................................................
........................................................................................................................
19
2.2 Implikasi..............................................................................................................
........................................................................................................................
19
2.3 Rekomendasi.......................................................................................................
........................................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
20
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini berkaitan dengan seputar seni dalam islam
diantaranya sebagai berikut :
1.4.1 Sebagai ruang penuangan ide dan gagasan dari penulis tentang seputar
seni dalam islam.
1.4.2 Sebagai referensi dan literatur bagi pembaca berkaitan dengan seputar
seni dalam islam.
PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan Seni dalam Islam
Pada dasarnya islam merestui setiap karya yang sejalan dengan ajarannya,
namun melarangnya jika menyimpang. Karya-karya tersebut merupakan
pengungkapan pandangan hidup yang khas sesuai dengan perspektif akan
norma dan nilai-nilai keIslaman.
Sebagai salah satu unsur kebudayaan, seni merupakan fitrah manusia yang
dianugrahkan Allah untuk suatu kegiatan yang melibatkan kemampuan kreatif
dalam mengungkapkan keindahan, kebenaran dan kebaikan, seni sebagai
proses kreatif adalah ungkapan dari susana hati, perasaan, dan jiwa (Rader,
1986 dalam Jenuri, dkk., 2019: 21)
Agama islam tidak memberikan atau menggariskan teori dan ajaran yang
rinci tentang seni dengan bentuk-bentuknya, sehingga belum memiliki
‘batasan’ tentang seni islam yang diterima semua pihak. Pandangan M. Quraish
Shihab dalam Jenuri, dkk bahwa kesenian-kesenian islam tidak harus berbicara
tentang islam, ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran berbuat
kebajikan, bukan juga abstrak tentang akidah. Seni yang islami adalah seni
yang dapat menggambarkan wujud ini, dengan ‘bahasa’ yang indah serta sesuai
cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi
pandangan islam tentang islam, hidup dan manusia, yang mengantar menuju
pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan.
Objek dan cara penampilan seni dapat bebas, artinya boleh menggambarkan
kenyataan yang hidup dalam masyarakat dan memadukannya dengan apa saja.
Lapangan seni islami adalah semua wujud, tetapi seni yang ditampilkan tidak
bertentangan dengan fitrah atau pandangan islam tentang wujud itu sendiri.
Pada saat seni telah berfungsi sebagai sarana dakwah islamiyah dan bertujuan
untuk memperhalus budi, mengingatkan tentang jati diri manusia serta
menggambarkan baik atau buruknya suatu pengalaman, maka seni tersebut
3
4
Seni secara keseluruhan terbagi kepada : seni murni dan seni budaya.
Seni murni adalah seni yang lebih merujuk kepada estetika atau keindahan
semata. Seni yang digunakan dengan suatu cara yang khusus untuk berbagai
aktifltas, seperti: melukis, menggambar, mengkomposisi music, atau membuat
sajak, yang merupakan aktifltas untuk menghasilkan karya, termasuk seni
murni. Seni budaya: berkenaan dengan keahlian untuk menghasilkan sesuatu
dalam bentuk tulisan, percakapan, dan benda bermanfaat yang indah.
dikenali dengan tulisan Sittah (6) yautu Thuluth, Naskha, Muhaqqaq, Raihani,
Riq’ah dan Tauqi. Bentuk seni khat ini yang lebih dikenal dengan nama al-
aqlam al-sittah (enam tulisan yang asal) sebagia berikut :
a. Khat kufi, khat ini merupakan jenis khat tertua. Seni tulisan ini banyak
memiliki sudut dan siku-siku serta persegi, mengandung garis-garis vertikal
yang pendek dan garis horizontal memanjang. Khat kufi berkembang di
kufah dank hat ini juga disebut khat muzawwa yaitu salah satu jenis tulisan
arab berbentuk siku.
b. Khat Naskh, yaitu jenis tulisan tangan berbentuk cursif yakni tulisan
bergerak berputar dan sifatnya mudah serta jelas untuk ditulis dan dibaca.
Khat ini merupakan tulisan dasar yang sering digunakan karena mudah
dipelajari.
c. Khat Thuluth, yaitu tulisan yang banyak digunakan untuk tujuan hiasan
khususnya dalam pembuatan tajuk-tajuk buku atau sub bab dan nama-nama
kitab. Jenis ini juga digunakan untuk tulisan hiasan pada dinding-dinding
bangunan. Jenis ini sesuai dengan karakter hurufnya yang artistik
(menyangkut tengtang seni dan kebudayaan).
d. Khat Farisi, sesuai dengan namanya khat ini banyak berkembang di Parsi
(Iran), Pakistan, India dan Turki. Perkembangan khat ini bermula dari Parsi
pada masa pemerintahan Dinasti Safavid (1500~1800 M). pada masa
pemerintahan Shah Ismail dan Shah Tahmas, perkembangan khat ini sangat
meluas sehingga mengalami kemajuan amat besar karena tulisan ini menjadi
tulisan resmi yang digunakan di Parsi pada saat itu.
e. Khat Riq’ah, yaitu khat yang disebut juga khat Riq’e atau Riqa’. Khat ini
merupakan jenis tulisan cepat dan hampir sama dengan cara menulis
stenograf. Corak ini banyak digunakan untuk tulisan tangan biasa yang
bersifat rikas dan erat karena tidak banyak memiliki lekukan. Tulisan khat
9
Riq’ah berasal dari tulisan Naskh dan Thuluth. Yang membedakannya khat
Riq’ah lebih cepat karena tidak memerlukan banyak lekukan pada ujung-
ujung hurufnya.
f. Khat Diwani, yaitu tulisan yang sangat berbeda dengan khat Naskh dan
Thuluth. Khat Diwani berbentuk melingkar-lingkar, condoning bersusun-
susun, hurufnya timpang tindih, lentur dan bebas. Namun ukuran dan
bentuk-bentuk hurufnya dalam satu ayat tidak bermacam-macam dan
penulisannya pun sangat tergantung pada kemahiran, kecakapan, kreativitas
atau minat dari penulisnya.
Aspek yang paling panting dalam bidang ini adalah aspek penekanan
Yang dikehendaki dalam pembangunan seni bina yakni keseimbangan antara
pembangunan dengan kerohanian yang di dalam nya yang harus diwarnai
dengan keimanan, ketakwaan dan amal soleh yang dipadukan dengan
pembangunan berupa binaan-binaan yang mencakar langit, istana indah,
hiasan-hiasan laman cantik, masjid mewah, fasilitas dan kemudahan pasar yang
mencukupi dan sebagainya.
kesusasteraan yang tepat dan sebenamya yang memenuhi fitrah asal manusia
yang cinta akan keindahan dan kedamaian dibawah ridho Allah SWT.
"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak
mempunyai retak-retak sedikitpun?" (Q.S. Qaaf:6)
"Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka kami keluarkan
dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari
tanaman yang menghijau itu butir yang banyak, dan dari mayang korma
mengurai tangkai-tangkai yang menjual, dan kebun-kebun anggur, dan
(Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pokoknya berbuah, dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman."
(Q.S. Al-An'am:99)
12
3. Seni bina masjid menjadi tempat utama untuk beribadah bagi orang-orang
yang beriman pada waktu pagi dan petang.
"Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis." (Q.S. Al-Qalam:1)
a) Setiap gambar atau patung yang tidak bernyawa, seperti gambar benda-
benda mati, sungai dan pepohonan, atau pemandangan alam. Gambar-gambar
itu diperbolehkan atas dasar hadits Ibnu Abbas r.a. ini: "Jika kamu harus
menggambar juga, hendaklah kamu menggambar pepohonan dan benda yang
tidak bernyawa".
b) Gambar bernyawa yang terpaksa harus dibuat, seperti foto untuk Kartu
Tanda Penduduk (KTP) atau alat peraga yang berkaitan dengan ilmu
kedokteran (kesehatan), dan hal lain yang bersifat darurat.
Seperti yang telah dinyatakan oleh Rasulullah saw., hukuman atau azab
yang akan diterima pembuat gambar atau patung sebagaimana yang dinyatakan
oleh Rasulullah saw., adalah sebagai berikut:
Telah banyak nash dari Rasulullah saw. Yang berisi anjuran agar
seorang muslim menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian yang didendangkan
melalui bacaan yang diperindah dan pemeliharaan terhadap kaidah tajwid. Al-
Qur'an lebih berhak untuk dibaca melalui kemerduan suara dan kebagusan
bacaan karena Al-Qur'an adalah kitabullah, di samping pembacanya sendiri
akan mendapatkan pahala yang besar. Pembacaan Al-Qur'an dengan cara
seperti itu justru termasuk hal yang dicontohkan oleh Nabi saw. Sebagaimana
ketika terjadi fathu makkah. Beliau memelankan (menahan) dan kemudian
meninggikan suara ketika membaca ayat yang artinya:
16
a. Abu Bakar Shiddiq r.a.: "Nyanyian dan alat musik itu adalah seruling
setan."
b. Adullah bin Mas'ud r.a.: "Nyanyian itu dapat menumbuhkan kemunafikan
dalam hati."
c. Al-Qasim bin Muhammad: "Menyanyi itu termasuk perbuatan batil dan
setiap yang batil bagiannya adalah neraka."
d. Khalifah Umar bin Abdul Aziz r.a.: "Nyayian itu berawal dari setan dan
ujungnya adalah kebencian Allahurrahman.
e. Imam Malik bin Anas: "Bagi kami nyanyian itu hanya dilagukan oleh
orang-orang yang fasik.
f. Imam Syafi'i: "menyanyikan nyanyian adalah perbuatan yang sia-sia yang
dibenci dan menyerupai kebatilan dan kesia-siaan.
g. Imam Ahmad bin Hambal: "Nyanyian itu dapat menumbuhkan nifak di
hati. Saya tidak tertarik pada hal seperti itu".
h. Para pengikut Imam Abu Hanifah:"Mendengar nyanyian itu termasuk
perbuatan fasik, dan tenggelam dalam keasyikannya merupakan kekufuran.
i. Imam Qurthubi: "Nyanyian itu merupakan salah satu yang dilarang di
dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah."
j. Imam Ibnu Shalah: “Nyanyian yang diiringi music hukumnya haram secara
ijma".
Nyanyian dan musik merupakan dua pintu yang dilalui setan untuk
merusak hati dan jiwa. Kaitannya dengan hal itu, Imam al-Hafiz Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah berkata: "Diantara tipu daya setan, musuh Allah, dan diantara
jerat yang dipasangnya untuk orang yang sedikit ilmu, akal, dan agamanya
sehingga orang yang bersangkutan itu terjebak ke dalamnya adalah
mendengarkan kidung dan nyanyian yang diiringi music yang diharamkan.
17
Nyanyian dan musik dapat menghalangi hati manusia dari Al-Qur'an sehingga
hati tekun kepada kemaksiatan dan kefasikan. Nyanyian dan musik adalah
pedoman syetan dan menciptakan dinding yang tebal antara jiwanya dan
Allahurahman. Nyanyian pun dapat menjadi semacam pemicu perbuatan zina
yang dengannya setan menipu jiwa yang tengah mengerjakan pekerjaan sia-sia.
Lewat nyanyian pun setan memperindah makar dan tipu daya sehingga dimata
manusia semua itu terlihat indah. Karena itulah, banyak manusia yang
meninggalkan Al- Qur’an. Satu hal yang mengherankan adalah sebagian
manusia yang mengaku memiliki konsentrasi untuk ibadah justru telah
menjadikan nyanyian, tarian, dan lagu-lagu lain sebagai wahana untuk
beribadah sehingga mereka meninggalkan Al-Qur'an.
keras, menghindari sutra bagi laki-laki serta menghindari nyanyian dan musik.
Karena itu hendaklah setiap muslim memperhatikan penjelasan diatas dengan
tetap mengharapkan pertolongan Allah sehingga hilanglah kesulitan, masalah,
dan kesusahan mereka. Secara pasti, hadits di atas menegaskan keharaman
nyanyian. Kalaupun tidak ada hadits lain yang menerangkan keharaman
nyanyian, hadist diatas dianggap memadai menjadi dalil keharaman nyanyian,
khususnya nyanyian yang tidak bernilai disertai tingkah penyanyi yang tidak
memiliki adab sopan santun. Hendaklah kita menjadi hamba Allah yang selalu
membersihkan pendengaran dan ucapan dari sesuatu yang di haramkan Allah
dengan demikian pasti akan memperoleh kebahagiaan di dunia karena malaikat
Rahmat senantiasa menjadi pendamping kita dan diakhirat akan mendapatkan
kesenangan karena kita akan melihat Allah. Mudah-mudahan Allah akan
menjadikan kita sebagai orang-orang yang memperoleh keberuntungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi
pandangan islam mengenai islam, hidup dan manusia, yang mengantar menuju
pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan. Kedudukan seni dalam
islam tidak memberikan atau menggariskan teori dan ajaran yang rinci tentang
seni dengan bentuk-bentuknya pada Al-Qur’an dan As-sunnah, akan tetapi jika
manusia membuat wujud kreatifitas sebagai sarana dakwah islamiyah,
menyampaikan isi pesan pada Al-Qur’an dan As-sunnah, tidak bertentangan
dengan ajaran islam maka disebutlah karya seni berkonsep islam. Hal tersebut
diperbolehkan oleh Islam selama seni tersebut tidak menyimpang dengan
ketentuan yang ada.
3.2 Implikasi
Berdasarkan topik dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam
makalah ini, maka pembaca diharapkan untuk senantiasa memahami dan
mengkaji topik dan pembahasan terkait seputar seni dalam islam, agar mampu
memberikan kritik, saran dan masukan demi perbaikan yang akan datang
sehingga tidak terjadi kesalahan pemahaman terkait topik dan pembahasan
tersebut.
3.3 Rekomendasi
Disadari masih kurangnya referensi atau sumber literartur yang
digunakan dalam penyajian topik dan pembahasan terkait seputar seni dalam
islam ini sehingga direkomendasikan kepada pembaca untuk mencari referensi
dan sumber literatur yang sesuai dengan topik dan pembahasan
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, G.A (1992) Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Bukhari dan Muslim. Bandung :
Husaini
Herawati, dkk. (1998) Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti,
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Saidah, N. (2008). Pendidikan Agama Islam dan Pengembangan Seni Budaya Islam.
[online]. Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/8749/1/NUR%20SAIDAH
%20PENDIDIKAN%20AGAMAISLAM%20DAN%20PENGEMBANGAN
%20SENIBUDAYA%20ISLAM.pdf.htm
Syadi, A. dan Mazid, A. (2007). Seni Mencetak Anak Hebat. Solo. Mumtaza
Yusof, M.A. (2009). Isyarat dan Manifestasi Seni dalam Al-Quran. [online]. Diakses
dari http://umrefijournal.um.edu.my/filebank/published_article/2931/04%20Bil
%204%20utz%20lah.pdf.htm.