Anda di halaman 1dari 15

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BAB I
Pendahuluan

I. Latar Belakang
Saat ini pemerintah Indonesia dan seluruh lapisan masyarakat mengusahakan
untuk dapat terus memperjuangkan suatu reformasi agar reformasi tersebut tentunya
akan membawa perubahan dalam kehidupan politik nasional maupun di daerah. Salah
saru bentuk reformasi yang telah dilakukan yaitu mengesahkan sejumlah kebijakan dan
peraturan yang berkaitan pengelolaan keuangan pemerintah daerah dengan tujuan untuk
memperbaiki sistem yang sudah ada dan akuntabilitas yang lebih besar atas sumber daya
masyarakat yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pengeloalaan keuangan daerah terkait
dengan pelaksanaan APBD, dalam pelaksanaan APBD Pemerintah daerah diharapkan
bisa meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan pembangunan daerah. Hal ini
merupakan suatu proses terhadap keterlibatan dari segenap unsur dan lapisan masyarakat,
untuk dapat memberikan wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus
sendiri pemerintahannya berdasarkan aspirasi masyarakat. Sehingga aspirasi dari
masyarakat dapat tercapai setempat bagi pemerintah daerah dalam melakukan
pengelolaan keuangan.
Akuntansi dalam sektor public memberikan kemudahan serta ketransparansi nya
anggaran kepada masyarakat kita, dengan transparansi nya anggaran bermanfaat untuk
mencegah terjadinya kasus korupsi, sehingga hal ini sebagai bagian mencegah korupsi,
dan dengan sistem akuntansi sector public memberikan keefektifan dalam kinerja sektor
public.

A.    Rumusan Masalah


1.      Bagaimana asas umum penatausahaan keuangan daerah?
2.      Bagaimana pelaksanaan sistem akuntansi sektor publik ?
3.      Bagaimana pembukuan dalam sektor publik ?
4.      Bagaimana penatausahaan pengeluaran?
5.      Bagaimana peranan penatausahaan keuangan daerah dalam meningkatkan
efektivitas pelaksanaan apbd?

B.     Tujuan
1.         Melaksanakan tugas yang diberikan dosen
2.         Memenuhi tugas untuk mata kuliah sector public
3.         Mengetahui tentang sistem akuntansi dalam sector publik

BAB II
ISI

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Akuntansi sektor publik merupakan akuntansi yang digunakan untuk organisasi
nirlaba yang memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan perusahaan atau
sektor swasta. Akuntansi sektor publik terdiri atas akuntansi pemerintahan, akuntansi
rumah sakit, akuntansi lembaga pendidikan, dan akuntansi organisasi nirlaba lain yang
didirikan bukan untuk mencari keuntungan semata-mata.
Di Indonesia perkembangan akuntansi pemerintahan secara pesat dipengaruhi oleh era
reformasi yang pada akhirnya menghasilkan tiga paket undang-undang di bidang
keuangan negara :
UU No.17 th 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan
Negara
Ketiga UU tersebut akan mendorong pemerintah untuk mengelola keuangan negara
dengan lebih baik dan membuat pertanggung jawabannya berupa laporan keuangan yang
disusun berdasarkan suatu standar akuntansi pemerintahan.

1.      Kebutuhan Akuntansi Pemerintahan


Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat,
peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu
entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggung jawaban kepada banyak pihak yang
memerlukan.
Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang sejak
kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi pemerintahan
Indonesia pertama adalah Neraca Kekayaan Negara yang dikeluarkan pada tahun 1948.
Bentuk akuntabilitas keuangan ini masih dalam bahasa dan mata uang Belanda.
Sejak tahun 2003 akhir, akuntansi pemerintahan mendapatkan perhatian dan dasar hukum
yang menggantikan produk Belanda tersebut. UU No.17 th 2003 tentang Keuangan
Negara menjadi pijakan penting perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia. UU
Keuangan Negara tersebut diikuti pula dengan UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharan
Negara dan UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara. Dengan ketiga undang-undang tersebut, tuntutan akan akuntansi
pemerintahan semakin nyata.

2. Dasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintaha


Sistem akuntansi pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah.
(Peraturan Pemerintahan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pasal 1).
Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satunya adalah PP 105/2000 yang
secara eksplisit menyebutkan perlunya standar akuntansi pemerintahan dalam
pertanggungjawaban keuangan daerah. Pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk
Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep
standar akuntansi pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK
308/KMK.012/2002. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
mengamanatkan bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun dan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar tersebut disusun
oleh suatu komite standar yang indenden dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara
kembali mengamanatkan penyusunan laporan pertanggungjawaban pemerintah pusat dan
daerah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, bahkan mengamanatkan
pembentukan komite yang bertugas menyusun standar akuntansi pemerintahan dengan
keputusan presiden. Dalam penyusunan standar harus melalui langkah-langkah tertentu
termasuk dengar pendapat (hearing), dan meminta pertimbangan mengenai substansi
kepada BPK sebelum ditetapkan dalam peraturan pemerintah

3. Teknik akuntansi sektor publik ada tiga yaitu :


1)   Akuntansi Dana
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh
organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan
penggunaan dalam arti,dana-dana tersebut dibatasi penggunaanya untuk tujuan atau
aktivitas tertentu yang kadang merupakan syarat dati pihak eksternal yang merupakan
penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor public mempunyai
tujuan-tujuan yang spesifik. Organisasi sektor public dimana sumber daya yang ada harus
digunakan dengan tujuan tertentu. Secara umum, sangat lazim jika dari keseluruhan dana
yang dipunyai organisasi sector public, masing-masing mempunyai tujuan tersendiri
dalam penggunaanya, baik karena eksternal, faktor internal maupun karena peraturan.
Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sector public membuat dana-dana dalam
sistem akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki organisasi sector public kemudian
diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu kewajiban
untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana. Oleh sebab itu,
organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah menggunakan akuntansi dana untuk
mengontrol dana yang terikat atau keterbatasan dalam penggunaan .
Dana kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sector public, dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
Dana yang Bisa Dibelanjakan (Expendable Fund)

Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-


business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sector public

Dana yang Tidak Bisa Dibelanjakan (Nonexpendable Fund)

Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan


sebagai pendukung dari expendable fund

-          Persamaan akuntansi Dana


Dalam Akuntansi Dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita
kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial yang
berupa :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Disini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas.
Diperusahaan selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan
adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya.
Sementara itu, di organisasi sector public, ekuitas dana tidak menunjukkan adanya
kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam
suatu organisasi sector public.

Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran


Dalam Akuntansi Dana, dikenal istilah basis akuntansi dan focus pengukuran
(measurement focus). Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa
yang terjadi diakui. Contoh, bila organisasi mengadopsi basis akrual penuh,
transaksi diakui ketika transaksi tersebut memiliki dampak ekonomi yang
substantive. Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi diakui hanya kalau
kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut diterima atau dibayarakan.
Fokus Pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang akan
dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui
secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan focus
pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan
mengimplikasikan pemilihan yang lain.

2)      Akuntansi Anggaran


Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi
sector public, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-akun
operasinya dengan format yang sama dengan anggaranya. Tujuan praktik ini adalah
untuk menekankan peranan anggran dalam siklus perencanaan-pengendalian-
pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan
biasanya muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format
pelaporan yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan
instrinsik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda tercermin
dalam anggaran mereka.
Akuntansi Anggaran lebih berfokus pada bentuk akunya daripada isinya

3)      Akuntansi Komitmen


Akuntansi Komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki
komitmen untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak
diakui ketika ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur
diterima atau dikirimkan, namun pada saat yang lebih awal, yaitu pada saat pesanan
dibuat atau diterima.
.
4. Laporan Keuangan Pokok
Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan
suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi
keuangan serta catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum
laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya.
Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu,
dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal.
Perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang
dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada
tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan
kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan.

5. Komponen Laporan Keuangan Pemerintah


Menurut IPSAS (International Public Sector Accounting Standards) laporan keuangan
akrual secara umum setidaknya terdiri dari:
1. Statement of Financial Position (Neraca),
2. Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan),
3. Statement of Changes In Net Assets/Equity (Laporan Perubahan dalam Aset
Bersih/Ekuitas),
4. Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas), dan
5. Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas
Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)

6. Laporan Keuangan Konsolidasian


Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
yang dihasilkan dari proses konsolidasi antar laporan-laporan yang dihasilkan oleh
Kementerian Negara/Lembaga. Sampai dengan level Kementerian Negara/Lembaga,
laporan keuangan yang dihasilkan masih berupa laporan keuangan
gabungan/kompilasi, dalam arti hanya menjumlahkan nilai setiap akun yang sama
tanpa ada proses eliminasi.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah


Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang
dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan
Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi
yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar
atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen
lainnya. Dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan untuk mengubah susunan
penyajian atas pos-pos tertentu dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Misalnya
informasi tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat digabungkan dengan
informasi jatuh tempo surat-surat berharga.
Selain mensyarat penyusunan laporan keuangan di atas, PP SAP juga memuat
prosedur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyaksikan
laporan keuangan baik bagi pemerintah pusat maupun daerah. Dengan adanya SAP
maka laporan keuangan pemerintah pusat/daerah akan lebih berkualitas (dapat
dipahami, relevan ,handal dan dapat diperbandingkan).
Laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini
dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para
Stakeholder antara lain : pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif) ,investor,
kreditor dan mesyarakat pada umumnya dalam rangka transpansi dan akuntanbilitas
Keuangan Negara.
8. Kebutuhan Akuntansi Pemerintahan
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat,
peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu
entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban ( accountability ) kepada
banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangnya
teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan
suatu entitas lain. Untuk itu tuntutan penyediaan informasi keuangan dan akuntansi
semakin dibutuhkan.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) yang semakin besar merupakan
salah satu faktor pentingnya akuntansi pemerintahan. Perkembangan berikutnya semakin
besar dana yang dikelola menyebabkan adanya tuntutan transparasi sebagai hasil
reformasi maka Pemerintah harus mampu menyediakan pertanggungjawaban keuangan
negara yang semakin memadai. Pemberian opini tidak bisa memberikan pendapat
( Disclaimer ) atas Perhitungan Anggaran Negara seharusnya tidak terjadi.

3 tuntutan yang diinginkan masyarakat :


1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Efisiensi dalam pengolahan sumber daya

1. Transparansi
Pemerintah dalam pengambilan kebijakan manajemen, sebaiknya pemerintah
melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
masyarakat luas.

2. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang kepercayaan untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan
segala aktivitas yang menjadi tanggungjawab kepada pihak pemberi kepercayaan.

Akuntabilitas publik :
a. Akuntabilitas Vertikal
yaitu akuntabilitas atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi,
misalnya : PemDa kepada Pem.Pusat, Pem.Pusat kepada MPR dll.
b. Akuntabilitas Horisontal
yaitu pertanggungjawaban atas pengelolaan dana masyarakat kepada masyarakat
luas.

Akuntabilitas dalam konteksnya pemerintahan, merupakan pemberian informasi


dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak –
pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut.

Menurut Ellwood, Akuntabilitas publik ada 4 yaitu :


1.                  Akuntabilitas kejujuran dan hukum
Artinya kejujuran dalam hal tidak melakukan penyalahgunaan jabatan dan tunduk
pada hukum yang berlaku.
2.                  Akuntabilitas proses
Artinya apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup
baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi
manajemen dan prosedur administrasi. Misalnya : akuntabilitas yang berhubungan
dengan pelaksanaan tender untuk proyek2.
3.                  Akuntabilitas Program
Artinya akuntabilitas yang berkaitan dengan pertimbangan apakah tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan
alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya minimal.
4.                  Akuntabilitas Kebijakan
Artinya akuntabilitas yang terkai dengan pertanggungjawaban pemerintah , baik
pemerintah pusat maupun daerah, atas kebijakan 2 yang diambil pemerintah
terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

3. Efisiensi dalam pengelolaan sumber daya


Sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, sumber
kebocoran dana dan institusi yang selalu merugi. Tuntutan agar organisasi sektor
publik memperhatikan Value For Money dalam menjalan aktivitasnya.

Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada :
a.                   Ekonomi
Artinya sejauh mana sektor publik dapat meminimalisir input resources yang
digunakan yaitu dengan menghindarkan pengeluaran yang boros dan tidak
produktif.
b.                  Efisiensi
Merupakan perbandingan output input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau
target yang telah ditetapkan.
c.                   Efektivitas
Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.

9. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Akuntansi Pemerintahan


Akuntansi pemerintah sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor dibawah ini :
a.       Sistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan sangat mempengaruhi akuntansi pemerintah. Didalam
sistem monarkhi atau kerajaan , akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh
raja. Sedangkan dalam sistem demokrasi parlemen atau presidentil akuntansi
pemerintahan banyak dipengaruhi oleh lembaga eksekutif dan legislatif yang
mengalami check and balances.

b.      Sifat Sumber Daya


Sumber daya akuntansi pemerintah bersifat tidak berhubungan langsung
dengan hasilnya. Misalkan warga negara Indonesia setiap tahun membayar pajak
tetapi tidak langsung menerima hasilnya atau imbal balik dari pajak yang
disetorkan.
10. Perbedaan Akuntansi Pemerintahan & Akuntansi Komersial

Akuntansi Pemerintah Ak. Bisnis


- Tdak membuat laporan laba rugi, hanya laporan - Membuat laporan laba rugi
realisasi anggaran.
- Laporan disusun berdasarkan SAP - Laporan disusun berdasar PSAK
- Perkiraan modal diganti “ saldo dana “ - Menggunakan perkiraan modal
- Sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah - Tdk terlalu dipengaruhi oleh
Peraturan Pemerintah tetapi SAK.
- Terdapat perkiraan anggaran - Tdk ada perkiraan anggaran

Dari uraian diatas kita sudah pahami perbedaan antara akuntansi pemerintahan
dengan akuntasi bisnis.
Diposkan oleh Echa Wishkey di 22.31
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi Sektor Publik dari berbagai kupasan seminar dan lokakarya,


didasari pada pemahaman sektor publik yang sering diartikan sebagai
aturan pelengkap pemerintah yang mengakumulasi “utang sektor publik”
dan “permintaan pinjaman sektor publik” untuk suatu tahun tertentu.
Artikulasi ini dampak dari sudut pandang ekonomi dan politik yang selama
ini mendominasi perdebatan sektor publik. Dari sisi kebijakan publik,
sektor publik dipahami sebagai tuntutan pajak, birokrasi yang
berlebihan, pemerintahan yang besar dan nasionalisasi versus
privatisasi. Terlihat jelas, dalam artian luas, sektor publik disebut
bidang yang membicarakan metoda manajemen negara. Sedangkan dalam arti
sempit, diartikan sebagai pembahasan pajak dan kebijakan perpajakan.
[butuh rujukan] Dari berbagai sebutan yang muncul, sektor publik dapat
diartikan dari berbagai disiplin ilmu yang umumnya berbeda satu dengan
yang lain.

Definisi Akuntansi Sektor Publik


Dari berbagai buku Anglo Amerika, akuntansi sektor publik diartikan sebagai mekanisme
akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik. Dari
berbagai buku lama terbitan Eropa Barat, akuntansi sektor publik disebut akuntansi
pemerintahan. Dan diberbagai kesempatan disebut juga sebagai akuntansi keuangan
publik. Berbagai perkembangan terakhir, sebagai dampak penerapan daripada accrual
base di Selandia Baru, pemahaman ini telah berubah. Akuntansi sektor publik
didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat. Akuntansi dana masyarakat dapat
diartikan sebagai: “… mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada
pengelolaan dana masyarakat”. Dari definisi diatas perlu diartikan dana masyarakat
sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat - bukan individual, yang biasanya dikelola
oleh organisasi -organisasi sektor publik, dan juga pada proyek-proyek kerjasama sektor
publik dan swasta. Di Indonesia, akuntansi sektor publik dapat didefinisikan: “…
mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana
masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya,
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-
proyek kerjasama sektor publik dan swasta”.

Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia


Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi BUMN.
Pada tahun 1959 pemerintahan orde lama mulai melakukan kebijakan-kebijakan berupa
nasionalisasi perusahaan asing yang ditransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Tetapi karena tidak dikelola oleh manajer profesional dan terlalu banyaknya
‘politisasi’ atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan perusahaan tersebut hanya
dijadikan ‘sapi perah’ oleh para birokrat. Sehingga sejarah kehadirannya tidak
memperlihatkan hasil yang baik dan tidak menggembirakan. Kondisi ini terus
berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak belakang lagi pada saat dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang fungsi dari BUMN. Dengan
memperhatikan beberapa fungsi tersebut, konsekuensi yang harus ditanggung oleh
BUMN sebagai perusahaan publik adalah menonjolkan keberadaannya sebagai agent of
development daripada sebagai business entity. Terlepas dari itu semua, bahwa keberadaan
praktik akuntansi sektor publik di Indonesia dengan status hukum yang jelas telah ada
sejak beberapa tahun bergulir dari pemerintahan yang sah. Salah satunya adalah
Perusahaan Umum Telekomunikasi (1989).

Komponen Akuntansi Sektor Publik


Dalam pelaksanaannya, akuntansi sektor publik memiliki komponen-komponen yang
berpengaruh dalam pelaksanaannya, antara lain :

1.      Faktor Ekonomi

-         pertumbuhan ekonomi

-         tingkat inflasi

-         pertumbuhan pendapatan per kapita


-         struktur produksi

-         tenaga kerja

-         arus modal dalam negeri

-         cadangan devisa

-         nilai tukar mata uang

-         utang dan bantuan luar negeri

-         infrastruktur

-         teknologi

-         kemiskinan dan kesenjangan ekonomi

-         sektor informal

2. Faktor Politik

-         hubungan negara dengan masyarakat

-         legitimasi pemerintah

-         tipe rezim yang berkuasa

-         ideologi negara

-         elit politik dan massa

-         jaringan internasional

-         kelembagaan

3. Faktor Kultural

-         keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya

-         sistem nilai di masyarakat

-         historis
-         sosiologi masyarakat

-         karakteristik masyarakat

-         tingkat pendidikan

4. Faktor Demografi

-         pertumbuhan penduduk

-         struktur usia penduduk

-         migrasi tingkat kesehatan

Anda mungkin juga menyukai