Anda di halaman 1dari 3

PIO OBAT

1. Diabetes
Metformin
Bapak/ibu ini obat diabetes nya, diminum 3 kali sehari, bapak/ibu dianjurkan untuk mengatur
pola makan dan rajin olahraga. Selain itu, bapak/ibu harus memeriksa kadar gula darah secara
rutin ke dokter. Konsumsi obat pada waktu yang sama setiap hari agar pengobatan efektif.
Bila lupa mengonsumsi obat ini, bapak/ibu disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu
ingat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat,
abaikan dan jangan menggandakan dosis.
2. Hipertensi
Captopril
Bapak/ibu ini obat hipertensinya diminum 3x sehari dan sebaiknya dikonsumsi saat lambung
kosong, idealnya 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Bapak/ibu dianjurkan untuk
diminum sebelum tidur karena dapat memicu pusing pada tahap awal penggunaan. Apabila
lupa mengonsumsi captopril, disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan jadwal
konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan
dosis. Simpan captopril dalam suhu ruangan, serta terhindar dari hawa panas, kelembapan dan
sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
3. Tuberkulosis
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Cara penggunaan terapi intensif selama 2 bulan diminum setiap hari 1x sehari, terapi
lanjutannya 4 bulan diminum 3x seminggu, khusus untuk rifampisin harus diberikan pada
perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan).
4. Stroke
 Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal stroke iskemik akan berfokus untuk
menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.
Penanganan tersebut dapat dilakukan dengan cara:
o Penyuntikkan rtPA. Penyuntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen
activator) melalui infus dilakukan untuk mengembalikan aliran darah. Namun, tidak
semua pasien dapat menerima pengobatan ini. Dokter akan menentukan apakah
pasien merupakan kandidat yang tepat untuk diberikan rtPA.
o Obat antiplatelet. Untuk mencegah pembekuan darah, digunakan obat antiplatelet,
seperti aspirin.
o Obat antikoagulan. Untuk mencegah pembekuan darah, pasien dapat diberikan obat-
obatan antikoagulan, seperti heparin, yang bekerja dengan cara mengubah komposisi
faktor pembekuan dalam darah. Obat antikoagulan biasanya diberikan pada penderita
stroke dengan gangguan irama jantung.
o Obat antihipertensi. Pada penderita stroke baru, biasanya tekanan darah tidak
diturunkan terlalu rendah untuk menjaga suplai darah ke otak. Namun, setelah
keadaan stabil tekanan darah akan diturunkan ke level optimal. Obat hipertensi juga
digunakan untuk mencegah stroke berulang, mengingat hipertensi merupakan faktor
risiko terbanyak penyebab stroke. Contoh obat hipertensi adalah obat penghambat
enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor), obat penghambat alfa dan beta
(alpha- dan beta-blocker), diuretik thiazide, dan obat antagonis kalsium (calcium
channel blocker).
o Statin. Dokter akan memberikan obat kolesterol golongan statin, seperti atorvastatin,
untuk mengatasi kolesterol tinggi. Statin berguna untuk menghambat enzim
penghasil kolesterol di dalam organ hati.
o Endarterektomi karotis. Terkadang operasi diperlukan untuk mencegah berulangnya
stroke iskemik, salah satunya adalah endarterektomi karotis. Melalui prosedur ini,
tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis dibuang oleh dokter dengan sebuah
pembedahan di leher pasien. Arteri katoris merupakan arteri yang terdapat di setiap
sisi leher yang menuju ke otak. Meski efektivitas operasi endarterektomi karotis
dalam mencegah stroke iskemik cukup tinggi, namun prosedur ini tidak sepenuhnya
aman dilakukan pada pasien yang juga mender ita kondisi lainnya, terutama penyakit
jantung.
o Angioplasti. Selain endarterektomi karotis, arteri karotis juga dapat dilebarkan
dengan teknik angioplasti. Angioplasti dilakukan melalui kateter yang dimasukkan
melalui pembuluh darah di pangkal paha untuk selanjutnya diarahkan ke arteri
karotis. Kateter ini membawa sebuah balon khusus dan stent. Setelah berada dalam
arteri karotis, balon digelembungkan untuk memperluas arteri yang tersumbat lalu
disangga dengan ring atau stent.
 Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, penanganan awal
bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada
beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik, antara lain:
o Obat-obatan. Dokter dapat memberikan obat untuk menurunkan tekanan di otak,
menurunkan tekanan darah, dan mencegah kejang. Jika pasien mengonsumsi obat
antikoagulan atau antiplatelet, dokter akan memberikan transfusi faktor pembekuan
atau obat-obatan untuk membalik efek obat pengencer darah tersebut.
o Operasi. Selain dengan obat, stroke hemoragik juga bisa ditangani dengan operasi.
Operasi dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam otak, dan bila memungkinkan
memperbaiki pembuluh darah yang pecah
 Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan untuk
mengendalikan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga dapat
mencegah stroke. Dokter akan memberikan obat yang meliputi obat antiplatelet atau
obat antikoagulan, obat kolesterol, serta obat antihipertensi, tergantung dari faktor risiko
yang dimiliki pasien. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi karotis
diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.

5. Hiv
Paduan ARV pada saat TB muncul
Lini pertama : 2NRTI + EFV
Lini kedua : 2NRTI + PI/r
Mengingat rifampisin tidak dapat digunakan bersamaan dengan LPV/r, dianjurkan
menggnakan panduan OAT tanpa rifampisin. Bila terapi TB sudah lengkap dapat
dipertimbangkan kembali untk megganti panduan ARV ke NVP kembali

Anda mungkin juga menyukai