3. Analisis Sistem
Analisis system informasi adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang
utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikannya.
Analisa dalam mengembangkan system baru terdiri dari:
a. Analisis Organisasional
Ditujukan untuk mengetahui organisasi, struktur manajemen, pengguna, aktivitas
bisnis, sistem lingkungan yang terkait, dan sistem informasi terbaru. Pemakai akhir
bisnis sering kali diikutsertakan dalam tim pengembangan sistem.
b. Analisis Sistem yang Ada
Ditujukan untuk mengetahui penggunaan hardware, software, jaringan, dan
sumber daya manusia dalam mengolah data menjadi informasi, seperti laporan dan
tampilan, serta pengendalian system yang sudah ada.
c. Analisis Persyaratan Fungsional
Ditujukan untuk menentukan kebutuhan jenis informasi oleh setiap aktiviats
bisnis, tipe formatnya, volume, dan frekuensi, serta waktu responsnya. Persyaratan
fungsional merupakan persyaratan informasi pemakai akhir yang tidak berkaitan
dengan hardware, software, jaringan, data, dan sumber daya manusia yang saat ini
digunakan oleh pemakai akhir atau akan digunakan dalam sistem yang baru.
4. Desain Sistem
Desain sistem menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi
sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis
sistem.
Desain meliputi:
a. Desain Interface Pemakai
Memfokuskan pada bentuk desain yang menarik dan efisien dari input dan output
pemakai serta mudah digunakan.
b. Spesifikasi Sistem
System Spesification mengembangkan interface pemakai dan produk aplikasi,
struktur database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian dengan melibatkan
hardware, software, jaringan, data, dan spesifikasi personel untuk sistem yang
diusulkan.
3. Konversi Modular
Sering disebut pendekatan pilot project, adalah implementasi sistem baru ke
dalam organisasi secara sebagian-sebagian. Penggunaan metode ini sedikit lebih berisiko
dibandingkan dengan metode langsung dan lebih murah dibandingkan dengan metode
paralel. Metode ini memungkinkan untuk melokalisir dan melakukan koreksi sebelum
konversi lebih jauh diimplementasikan. Metode pilot lebih cocok digunakan apabila
sistem baru melibatkan prosedur baru dan perubahan yang drastis dalam hal perangkat
lunaknya.
4. Konversi Phase-In
Adalah mirip dengan konversi modular. Beda yang ada diantara keduanya adalah
terletak pada konversi modular membagi organisasi untuk implementasi sistem baru,
sedangkan pada konversi phase-in yang dibagi adalah sistemnya sendiri.
Keuntungan menggunakan metode konversi phased in cut over
User terlibat dalam konversi ini.
Dapat mendeteksi bila terjadi kesalahan sistem/data.
Kerugian menggunakan metode konversi phased in cut over:
Membutuhkan waktu yang lebih lama.
Apabila sistemnya besar, strategi ini akan sulit dilakukan.
Tidak diragukan lagi bahwa penggunaan teknologi Informasi dalam bisnis menyajikan
tantangan-tantangan keamanan utama, menyebabkan pertanyaan-pertanyaan etika yang serius,
dan memengaruhi masyarakat secara signifikan. Penggunaan teknologi Informasi dalam bisnis
telah memberikan dampak utama dalam masyarakat sehingga meningkatkan masalah-masalah
etika dalam wilayah kesejahteraan, privasi, individualitas, pekerjaan, kesehataan, dan kondisi
kerja. Penting untuk memahami bahwa teknologi Informasi telah memberikan hasil
menguntungkan, sekaligus pengaruh buruk kepada masyarkat dan orang di masing-masing
wilayah ini. Sebagai contoh, mengomputerkan sebuah pengolahan publikasi dapat memberikan
hasil yang menguntungkan, memperbaiki kondisi, dan memacu produk dengan kualitas yang
lebih baik dengan biaya rendah, tetapi juga memiliki efek samping yaitu tugas orang.
b. Isu Akurasi, yaitu autentikasi, kebenaran dan akurasi informasi yang telah dikumpulkan
serta diproses.
c. Isu properti, yaitu kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual)
d. Isu Aksesibilitas, yaitu hak untuk mengakses informasi dan pembayaran biaya untuk
mengaksesnya.
Sebagai seorang menejer atau praktisi bisnis, merupakan tanggung jawab anda untuk
membuat keputusan mengenai berbagai aktivitas bisnis dan penggunaan teknologi informasi,
yang mungkin memilki dimensi etika yang harus dipertimbangkan. Beberapa dasar etika dalam
bisnis dan teknologi informasi:
a. Etika Bisnis, berkaitan dengan berbagai pertanyaan etika yang harus dihadapi para
menejer dalam pengambilan keputusan bisnis mereka sehari-hari.
b. Etika Teknologi, dimensi etika penting lainnya berkaitan secara khusus dengan
penggunaan bentuk teknologi apapun yang beretika.
2. Kejahatan Komputer
a. Praktik Hacking, adalah penggunaan komputer yang obsesif, atau akses dan
penggunaan tidak sah dalam sistem jaringan komputer.
c. Penggunaan Yang Tidak Sah Ditempat Kerja. Penggunaan tidak sah atas system
computer dan jaringan dapat disebut pencurian waktu dan sumber daya. Hal ini
berkisar dari melakukan kegiatan konsultasi pribadi atau keuangan pribadi, atau
keuangan pribadi, atau memainkan video game, untuk menggunakan secara tidak sah
internet dijaringan perusahaan.
e. Pelanggaran Hak Cipta Intelektual. Software bukanlah satu-satunya subjek hak cipta
intelektual dalam pembajakan berbasis computer. Versi yang digitalkan dapat dengan
mudah ditangkap oleh system computer serta disediakan untuk banyak orang agar
dapat diakses atau di download dalam situs web diinternet, atau dapat langsung
disebarkan melalui email sebagai file lampiran.
f. Virus Dan Worm Komputer. Virus adalah istilah yang lebih popular tetapi, secara
teknis, virus adalah kode program yang tidak dapat bekerja tanpa dimasukkan
kedalam program lain. Worm adalah program berbeda yang dapat jalan tanpa perlu
diarahkan.
3. Privacy Issue
a. Privasi Dalam Internet. Internet terkenal karena dapat memberikan anominitas bagi
para pemakainya, padahal sebenarnya mereka sangat mudah dilihatdan terbuka
terhadapa terjadinya pelanggaran atas privasi mereka.
c. Hukum Privasi. Banyak hukum privasi pemerintah yang mencoba untuk menegakkan
privasi dari file dan komunikasi berbasisi computer. Contohnya U.S. Computer
Matching and Privacy Act, yang mengatur pencocokan data dalam file lembaga
federal agar dapat memverifikasi kesesuaian untuk program federal.
Cyberlaw adalah aspek hukum yang istilahnya berasal dari CyberspaceLaw, yang ruang
lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subjek hukum
yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat ”online” dan
memasuki dunia cyber atau maya.
5. Tantangan-tantangan lain
a. Berbagai Tantangan Pemberian Kesempatan Kerja. Dampak dari teknologi informasi
pada pemberian kesempatan kerja adalah isu etika dan secara langsung berkaitan
denagn penggunaan computer untuk mencapai otomatis aktivitas pekerjaan.
b. Pemonitoran Komputer. Salah satu isu etika yang paling meledak berkaitan dengan
privasi ditempat kerja dan kualitas kondisi kerja dalam bisnis adalah pemonitoran
computer. Artinya computer digunkan untuk memonitor produktivitas dan prilaku dari
jutaan karyawan ketika mereka bekerja.
6. Issue Kesehatan
7. Solusi Sosial
Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan
untuk mempengaruhi orang adalah hal yang penting. Kepemimpinan adalah suatu proses
perilaku atau hubungan yang menyebabkan suatu kelompok dapat bertindak secara bersama-
sama atau secara bekerja sama dengan aturan atau sesuai dengan tujuan bersama. Interaksi
dan Psikologi sosial dalam makna Teknologi informasi. Kita dapat menggunakan teknologi
informasi untuk menyelesaikan berbagai masalah manusia dan sosial melalui solusi sosial
seperti diagnosis medis, perintah yang dibantu oleh computer perencanaan program
pemerintah, pengendalian kualitas lingkungan, serta penegakan hukum.
Tujuan dari manajemen keamanan adalah akurasi, integritas, serta keselamat dari seluruh
pengelolaan dan sumber daya sistem informasi. Oleh karena itu, manajemen keamanan yang
efektif akan meminimalkan kesalahan, penipuan, dan kerugian dalam sistem informasi yang saat
ini menginterkoneksikan perusahaan dan pelanggan mereka, serta pemasok dan pihak yang
berkepentingan lainnya. Keamanan Teknologi Informasi atau IT Security mengacu pada usaha-
usaha mengamankan infrastruktur teknologi informasi dari gangguan-gangguan berupa akses
terlarang serta utilisasi jaringan yang tidak diizinkan. Keamanan informasi terdiri dari
perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
Keamanan dari jaringan perusahaan bisnis saat ini merupakan tantangan manajemen yang
paling utama. Banyak perusahaan yang masih dalam proses mendapatkan koneksi penuh ke situs
dan Internet untuk perdagangan elektronik, rekayasa ulang pengolahan bisnis internal mereka
dengan intranet, perangkat lunak bisnis elektronik, tautan ekstranet untuk pelanggan, pemasok,
dan bisnis mitra lainnya. Tautan jaringan penting dan aliran bisnis dilindungi dari serangan
eksternal oleh penjahat kriminal dan subversi oleh penjahat atau tindakan penyusup yang tidak
bertanggung jawab. Proteksi ini membutuhkan berbagai alat keamanan, ukuran ketahanan, dan
program manajemen keamanan yang terkoordinasi. Beberapa pertahanan keamanan yang penting,
meliputi enkripsi, firewall, serangan penolakan layanan, pengawasan surat elektronik, dan
pertahanan virus.
Terdapat beberapa ukuran keamanan yang biasa digunakan untuk melindungi sistem dan
jaringan bisnis. Hal tersebut memcakup baik perangkat keras maupun perangkat lunak, seperti
komputer yang toleran kepada kesalahan dan pengawasan keamanan, serta kebijakan prosedur
keamanan, seperti kata sandi dan arsip cadangan seluruhnya merapakan bagian dari sebuah
usahan manajemen keamanan terintegrasi dibanyak perusahaan saat ini, yaitu kode keamanan,
arsip cadangan, pengawasan keamanan, keamanan biometrik, pengendalian kegagalan komputer,
sistem toleransi kegagalan, dan pemulihan bencana.
BAB XIV
A. MengelolaTeknologi Informasi
1. Bisnis dan TI
Pentingnya strategi dan operasi teknologi informasi dalam bisnis tidak lagi
diragukan. Seperti yang tampak dalam abad ke-21, banyak perusahaan di seluruh dunia
berkeinginan untuk mengelola dirinya sendiri menjadi pembangkit daya (power-house)
bisnis global melalui berbagai investasi besar dalam e-business, e-commerce, dan usaha
TI lainnya yang global. Jadi, terdapat kebutuhan nyata bagi para manajer bisnis dan
praktisi bisnis untuk memahami bagaimana mengelola fungsi organisasi yang penting
ini.
2. MengelolaTeknologi Informasi
3. Perencanaan Bisnis/TI
Perlu adanya perencanaan bisnis/TI baik CEO maupun CIO perusahaan harus
mengelola pengembangan strategi pelengkap dalam bisnis dan TI. Proses perencanaan
bisnis /TI berfokus pada penemuan pendekatan inovatif untuk memasukkan nilai pelanggan
perusahaan dan tujuan nilai bisnis perusahaan. Proses perencanaan ini mengarah pada
pengembangan model strategi dan bisnis untuk berbagai aplikasi, proses, produk dan layanan
baru. Kemudian perusahaan mengembangkan strategi TI dan arsitektur TI yang mendukung
pembangunan dan implementasi aplikasi bisnis yang direncanakan. Proses perencanaan
bisnis/ TI memiliki tiga komponen utama:
4. Mengelola Fungsi SI
a. Mengatur SI
Pada awal-awal tahun komputasi, perkembangan komputer mainframe
besar dan jaringan serta terminal telekomunikasi
menyebabkan pemusatan (centralization) hardware, software, database, dan pakar
informasi di tingkat perusahaan dari suatu organisasi. Selanjutnya, perkembangan
minikomputer dan mikrokomputer mempercepat tren penyusutan (downsizing),
yang mengkonfirmasikan pergerakan kembali
menuju desentralisasi (decentralization) oleh banyak perusahaan. Jaringan
klien/server yang terdistribusi di perusahaan, departemen, kelompok kerja, dan
tingkat tim menjadi kenyataan. Hal ini mendorong pergeseran ahli database dan
informasi ke beberapa departemen, dan mendorong pembuatan pusat
informasi untuk mendukung komputasi oleh pemakai akhir dan kelompok kerja.
Akhir-akhir ini, trennya adalah membuat pengendalian yang lebih terpusat di
seluruh manajemen sumber daya TI perusahaan, sementara masih tetap melayani
kebutuhan strategis unit-unit bisnisnya, terutama usaha e-business dan e-
commerce mereka. Hal ini menghasilkan pengembangan struktur hybrid dengan
komponen terpusat dan terdesentralisasi. Beberapa perusahaan membentuk fungsi
sistem informasinya masuk ke dalam anak perusahaan SI yang menawarkan
layanan SI ke organisasi eksternal serta induk perusahaan mereka sendiri.
Perusahaan lainnya membuat atau memebentuk unit bisnis e-commerce atau unit
bisnis yang berkaitan dengan internet, atau kelompok TI dalam perusahaan atau
unit bisnis terpisah. Perusahaan lainnya mengontrakkan keluar (outsourcing),
yaitu mengalihkan semua bagian dari operasi SI perusahaan ke kontraktor luar
yang disebut sebagai integrator system. Selain itu, beberapa perusahaan
melakukan outsourcing untuk mendapatkan software dan mencari dukungan
ke application service provider (ASP), yang akan menyediakan dan mendukung
aplikasi bisnis dan software lainnya melalui internet serta intranet ke semua
terminal kerja karyawan perushaan.
b. Mengelola Pengembangan Aplikasi
Mengelola Pengembangan Aplikasi (application development management)
melibatkan pengelolaan berbagai aktivitas seperti analisis dan desain sistem,
pembuatan prototipe, pemrograman aplikasi, manajemen proyek, jaminan kualitas,
dan pemeliharaan sistem untuk semua proyek pengembangan bisnis/TI yang besar.
Mengelola pengembangan aplikasi membutuhkan pengelolaan berbagai aktivitas
tim yang terdiri dari analis sistem, pengembang software, dan pakar SI lainnya
yang bekerja dalam berbagai proyek pengembangan sistem informasi. Jadi,
manajemen proyek adalah kunci tanggung jawab manajemen TI apabila
menginginkan proyek bisnis/TI diselesaikan tepat waktu, dalam batas anggaran
mereka, serta memenuhi tujuan desainnya. Selain itu, beberapa kelompok
pengembang sistem telah membuat pusat pengembangan yang diisi dengan pakar
SI. Peran mereka adalah untuk mengevaluasi berbagai alat pengembangan aplikasi
baru dan membantu para pakar SI untuk menggunakannya agar dapat
meningkatkan usaha perkembangan aplikasi mereka.
c. Mengelola Aplikasi SI
Manajemen operasi SI (IS operations management) berkaitan dengan penggunaan
sumber daya hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia dalam
perusahaan atau pusat data (data centers) unit bisnis (pusat komputer) dari sebuah
organisasi. Aktivitas operasional yang harus dikelola meliputi operasi sistem
komputer, manajemen jaringan, pengendalian produksi, dandukungan
produksi. Sebagian besar aktivitas manajemen diotomatisasi melalui
penggunaan paket software untuk manajemen kinerja sistem komputer. Pemonitor
kerja sistem (system performance monitor) ini memonitor pemrosesan pekerjaan
komputer, memebantu mengembangkan jadwal terencana operasi komputer yang
dapat mengoptimalkan kinerja sistem komputer, serta menghasilkan statistik
terinci yang tidak ternilai harganya untuk perencanaan dan pengendalian kapasitas
komputer yang efektif.
Pemonitor kinerja sistem juga memasok informasi yang dibutuhkan oleh sistem
pembebanan kembali (chargeback system) yang mengalokasikan biaya ke para
pemakai berdasarkan pada layanan informasi yang diberikan. Semua biaya yang
timbul dicatat, dilaporkan, dialokasikan, dan dibebankan kembali ke unit bisnis
tertentu yang merupakan pemakai akhir, tergantung pada penggunaan mereka atas
sumber daya sistem tersebut. Banyak pemonitor kinerja juga memiliki
kemampuan pengendalian proses (process control). Paket software semacam itu
tidak hanya memonitor tetapi juga secara otomatis mengendalikan operasi
komputer di pusat data yang besar. Beberapa menggunakan modul sistem pakar
(expert system) bawaan yang didasarkan pada pengetahuan yang dikumpulkan
dari para pakar dalam operasi sistem komputer serta sistem operasi teretntu.
Pemonitor kinerja ini memebrikan operasi komputer yang lebih efisien daripada
sistem yang dioperasikan oleh manusia. Mereka juga memungkinkan pusat data
yang “berjalan” di beberapa perusahaan, tempat sistem komputer dioperasikan
secara otomatis, khususnya setelah jam kerja normal.
d. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam TI
Keberhasilan atau kegagalan dari organisasi layanan informasi terutama terletak
pada kualitas orang-orangnya. Banyak perusahaan yang menggunakan computer
merekrut, melatih, dan melatih kembali persobel SI yang berkualifikasi sebagai
salah satu tantangan mereka. Mengelola fungsi layanan informasi melibatkan
manajemen dari personel manajerial, teknis, dan administratif. Salah satu
pekerjaan yang paling penting dari para manajer layanan informasi adalah untuk
merekrut personel yang berkualifikasi dan untuk mengembangkan,mengatur, serta
mengarahkan kemampuan kinerja yang ada saat ini. Para karyawan harus secara
terus-menerus dilatih untuk dapat mengejar perkembangan terakhir dalam bidang
yang bergerak cepat dan sangat berbau teknis.
e. CIO dan Eksekutif TI Lainnya
Direktur TI (Chief Information Officer - CIO) mengawasi semua penggunaan
teknologi informasi dalam banyak perusahaan, dan menyesuaikannya dengan
tujuan strategis bisnis. Jadi, semua layanan komputer tradisional, teknologi
internet, layanan jaringan telekomunikasi, dan teknologi SI lainnya yang
mendukung jasa adalah tanggung jawab CIO. Selain itu, CIO tidak mengarahkan
aktivitas layanan informasi rutin. Sebagai gantinya, CIO berkonsentrasi pada
perencanaan dan strategi bisnis/TI. Mereka juga bekerja denga CEO dan para
eksekutif puncak lainnya untuk mengembangkan penggunaan yang strategis atas
teknologi informasi dalam e-business dan e-commerce yang membantu membuat
perusahaan menjadi lebih kompetitif dalam pasar.
f. Manajemen Teknologi
Perubahan dalam teknologi informasi, seperti kebangkitan PC, jaringan
klien/server, dan internet serta intranet, telah datang secara cepat dan secara
dramatis, serta diperkirakan akan berlanjut di masa mendatang. Perkembangan
dalam teknologi sistem informasi telah, dan akan terus memiliki dampak besar atas
operasi, biaya, lingkungan kerja manajemen, dan posisi bersaing banyak
organisasi. Jadi, semua teknologi informasi harus dikelola
sebagai platform teknologi karena melakukan integrasi secara internal berfokus
pada atau secara eksternal menghadapi berbagai aplikasi bisnis. Di banyak
perusahaan, manajemen teknologi merupakan tanggung jawab utama dari Chief
Technology Officer (CTO), yang bertanggung jawab atas semua perencanaan dan
penggunaan teknologi informasi.
g. Mengelola layanan Pemakai
Banyak perusahaan telah merespons dengan membuat fungsi-fungsi layanan
pemakai (user service), atau layanan klien, untuk mendukung serta mengelola
komputasi pemakai akhir dan kelompok kerja. Layanan pemakai akhir memberi
baik peluang maupun masalah bagi para manajer unit bisnis.
Kebanyakan organisasi masih membuat dan menegakkan kebijakan untuk
perolehan hardware serta software oleh para pemakai akhir dan unit bisnis. Hal ini
memastikan kesesuaian mereka dengan standar perusahaan untuk hardware,
software, dan konektivitas jaringan. Hal lain yang juga penting adalah
pengembangan aplikasi dengan keamanan dan pengendalian kualitas yang
memadai untuk menyebarkan kinerja yang benar dan menjaga integritas jaringan
serta database perusahaan dan departemen.
5. Kegagalan Dalam Manajemen TI
Mengelola teknologi informasi bukanlah tugas yang mudah. Fungsi sistem
informasi memiliki masalah kinerja dalam banyak organisasi. Manfaat yang dijanjikan
dalam teknologi informasi belum muncul dalam banyak kasus perusahaan. Dalam
banyak organisasi, teknologi informasi tidak digunakan secara efektif dan efisien.
Contohnya :
Teknologi informasi tidak digunakan secara efektif oleh berbagai perusahaan yang
menggunakan TI terutama untuk mengkomputerisasikan proses bisnis tradisional
dan bukannya untuk mengembangkan proses e-business yang inovatif dengan
melibatkan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya, e-commerce, serta
pendukung keputusan yang dijalankan melalui Web.
B. Mengelola TI Global
1. Dimensi Internasional
Dimensi internasional telah menjadi bagian penting dalam mengelola perusahaan di
ekonomi global yang saling berhubungan dan pasar saat ini. Entah seorang manajer
dalam perusahaan besar atau pemilik usaha kecil, akan dipengaruhi oleh perkembangan
bisnis internasional, dan berhubungan dalam cara tertentu dengan berbagai orang,
produk, atau jasa yang asalnya bukan dari negara asal.
2. ManajemenTI Global
Pada Gambar. 4 mengilustrasikan berbagai dimensi dasar dari pekerjaan mengelola
teknologi informasi global. Semua aktivitas global harus disesuaikan untuk
memperhitungkan tantangan budaya, politik, dan geoekonomi yang ada dalam
masyarakat bisnis internasional. Mengembangkan strategi bisnis dan TI yang tepat
untuk pasar global harus merupakan langkah awal dalam manajemen teknologi
informasi global (global information technology management). Pemakai akhir dan para
manajer SI dapat berpindah ke pengembangan portofolio aplikasi bisnis yang
dibutuhkan untuk mendukung strategi bisnis/TI; hardware, software, dan standar
teknologi berbasis internet untuk mendukung berbagai aplikasi; metode manajemen
sumber daya data untuk menyediakan database yang dibutuhkan; serta akhirnya proyek
pengembangan sistem yang akan menghasilkan sistem informasi global yang
diminta.
3. Tantangan Budaya, Politik, dan Geoekonomi
Terdapat banyak kenyataan budaya, politik, dan geoekonomi (geografis dan
ekonomi) yang harus dihadapi agar dapat berhasil dalam pasar global. Manajemen
teknologi informasi global harus berfokus pada pengembangan strategi teknologi
informasi bisnis global dan mengelola portofolio apliaksi e-business global,
teknologi internet, standar, database, dan proyek pengembangan sistem. Akan tetapi
para manajer juga harus mencapai hal itu menggunakan perspektif dan metode yang
memperhitungkan perbedaan budaya, politik, dan geoekonomi yang ada ketika
melakukan bisnis secara internasional.
Tantangan politik (political challenge) terbesar adalah banyaknya negara
mempunyai regulasi peraturan atau pelarangan transfer data seperti data personel dari
dan ke negaranya. Negara lainnya ada yang melarang impor hardware dan software.
Sedangkan negara lainnya menetapkan undang-undang menyangkut local content,
pengenaan pajak yang tinggi, atau melarang impor hardware dan software.
Tantangan geoekonomi (geoeconomics challenges) dalam bisnis global dan TI
merupakan pengaruh geografi terhadap realitas ekonomi dari aktfitas bisnis
internasional. Jauhnya jarak fisik yang terlibat masih merupakan masalah utama,
bahkan dalam era telekomunikasi internet dan perjalanan dengan pesawat jet.
Misalnya, perbedaan kualitas, telepon, perbedaan zona waktu, dan perbedaan biaya
tenaga kerja. Semua tantangan geoekonomi ini harus ditangani ketika
mengembangkan strategi bisnis/TI global.
Tantangan budaya (cultural challenges) menghadapi bisnis global adalah berbagai
perbedaan dalam bahasa, agama, cultural interests, adat, kebiasaaan, perilaku social
dan filosofi politik. Tentu saja, para manajer TI global harus dilatih dan
menajamkan pemahaman atas perbedaan budaya sebelum mereka dikirim ke luar
negari atau dibawa ke negara asal perusahaan. Tantangan budaya lainnya meliputi
berbagai perbedaan dalam gaya kerja dan hubungan bisnis.
4. Strategi Bisnis/TI Global
Banyak perusahaan bergeser menuju strategi lintas negara (transnational
strategies) yang mengintegrasikan aktivitas bisnis/TI global melalui kerja sama
dekat dan saling ketergantungan antara anak perusahaan di seluruh dunia dengan
kantor pusat perusahaan. Bisnis bergeser menjauh dari (1) strategi multinasional
dengan anak perusahaan di luar negeri beroperasi secara mandiri; (2) strategi
internasional dengan anak perusahaan mandiri tetapi bergantung pada kantor pusat
untuk berbagi proses, produk, dan ide baru; atau (3) strategi global, dengan operasi
perusahaan di seluruh dunia dikelola secara intensif oleh kantor pusat.
5. Aplikasi Bisnis/TI Global
Aplikasi teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan global bergantung pada
strategi bisnis TI serta keahlian dan pengalamannya dalam TI. Akan tetapi, aplikasi
TI juga bergantung pada berbagai jenis penggerak bisnis global (global business
drivers), yaitu permintaan bisnis yang disebabkan oleh sifat industry dan persaingan
atau tekanan lingkungannya. Skala ekonomi yang dihasilkan oleh operasi bisnis
secara global adalah penggerak bisnis lainnya yang membutuhkan dukungan
aplikasi TI global.
6. Standar TI Global
Manajemen atas standar teknologi (juga disebut sebagai infrastruktur teknologi)
adalah dimensi lain dari manajemen TI global – yaitu, mengelola hardware, software,
sumber daya data, jaringan telekomunikasi, dan fasilitas komputasi yang mendukung
operasi bisnis global. Manajemen dari standar TI global bukan hanya secara teknis rumit,
tetapi juga memiliki implikasi besar atas politik dan budaya. Mengelola jaringan
komunikasi data internasional, termasuk internet, intranet, ekstranet, dan jaringan
lainnya, adalah tantangan utama TI global. Membuat fasilitas komputasi secara
internasional adalah tantangan global lainnya. Perusahaan dengan operasi bisnis global
biasanya membuat atau menyewa integrator sistem untuk pusat-pusat data tambahan
dalam anak-anak perusahaan di berbagai negara lain. Berbagai perusahaan global
berpaling pada penyedia jasa aplikasi atau integrator sistem seperti EDS atau IBM untuk
mengelola operasi di luar negeri.