Anda di halaman 1dari 10

RESUME

PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO

Dosen Pengampu: Yulia Maris Herdianti, SE., ME

Oleh Kelompok 4:

1) Dhilla Fortuna Oktaviani (12402183016)


2) Afrinda Ayu Nur Aziza (12402183017)
3) Dian Novitasari (12402183018)
4) Vika Auliyah (12402183019)
5) Arik Subekti (12402183021)

KELAS ES 5A

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) TULUNGAGUNG
Oktober 2020
A. Pengertian Portofolio, Return dan Risiko
1. Pengertian Portofolio
“Portofolio adalah sekumpulan proyek atau kombinasi investasi yang dimiliki
oleh perusahaan untuk mengurangi risiko” (Kamaludin, 2011:401).Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa portofolio adalah sekumpulan dari beberapa bentuk
investasi yang dilakukan oleh para investor dengan tujuan untuk meminimalkan
risiko. Portofolio dibentuk dari sekumpulan beberapa aset yang dipilih dengan
harapan akan menjadi sebuah portofolio yang optimal.
2. Pengertian Return
Secara umum, return adalah tingkat pengembalian. Namun jika membahas
tentang investasi, return merupakan tingkat pengembalian dari hasil keuntungan yang
telah didapatkan dari berinvestasi. Dalam investasi, return dibedakan menjadi
dua.“Return dapat berupa return realisasian (realized return) yang sudah terjadi atau
return ekspektarian (expected return) yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan
terjadi di masa mendatang” (Hartono, 2009:199).
3. Pengertian Risiko
Investor seharusnya tidak saja mengetahui berapa besar return yang akan
diterima, namun juga harus mengetahui berapa besar risiko yang akan diterima jika
return yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. “Risiko merupakan besarnya
penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan
tingkat pengembalian aktual” (Halim, 2005:42).1
Pengukur risiko yang relevan bagi pemodal mungkin dinyatakan dalam bentuk
deviasi standar tingkat keuntungan portofolio (disebut sebagai risiko total), atau beta
portofolio (disebut risiko sistematis). Deviasi standar tingkat keuntungan portofolio
relevan untuk investor yang menanamkan dananya hanya atau sebagai besar pada
portofolio tersebut, sedangkan pemodal yang memiliki berbagai atau menanamkan
dananya pada berbagai mutual funds ,dengan kata lain melakukan derivikasi pada
berbagai portofolio, beta lebih tepat dipakai sebagi ukuran resiko.2
B. Jenis Portofolio
1. Portofolio Efisien

1
Rini, Sulistya, dkk . Evaluasi Kinerja Portofolio Dengan Menggunakan Model Sharpe. Jurnal Akuntansi, Vol.4
No.2. 2013. Hal. 2
2

1
Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan imbal hasil harapan
maksimal dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang mengandung
tingkat risiko minimal dengan imbal hasil harapan yang sama.3 Indikator
portofolio efisien adalah sebagai berikut:
1) Mampu memberikan expected return terbesar dengan risiko yang sama
2) Mampu memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama
Penentuan portofolio yang efisien dilakukan dengan cara memilih tingkat
expected return tertentu dan meminimumkan risikonya, atau menentukan tingkat
risiko tertentu kemuadian memaksimumkan expected return.
2. Portofolio Optimal
Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik.
Portofolio yang terbaik adalah portofolio optimal. Portofolio efisien hanya
mempunyai satu dari faktor terbaik, yaitu faktor expected return atau faktor
risikonya. Sementara, portofolio yang optimal adalah portofolio yang memiliki
kombinasi expected return dan risiko yang terbaik.
Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sejumlah
portofolio efisien sesuai dengan karakter investor. Ada tiga karakter investor
berdasarkan risiko yang ditanggung. Pertama, risk taker yaitu karakter investor
yang berani menanggung risiko tinggi dengan harapan mendapat retun yang tinggi
pula. Kedua, risk moderate yaitu invertor yang tidak mengambil risiko tinggi juga
tidak mengambil risiko yang terlalu rendah. Ketiga, risk averse yaitu karakter
investor yang kurang menyukai risiko dan menginginkan investasinya selalu
aman.4
Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan aktiva bebas risiko
(aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu tanpa adanya risiko). Aktiva
bebas risiko atau risk free rate dalam perhitungan indeks tunggal biasanya
menggunakan BI rate atau suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk
saham konfensional dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) untuk
portofolio dengan indeks syariah. Pembentukan portofolio optimal dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu:
1) Pendekatan Markowitz

3
Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, (Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada, 2017),
hlm. 339
4
Nurul Huda, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 37

2
Model ini dikembangkan oleh Markowitz tahun 1952. Model ini
didasarkan pada perhitungan mean (rata-rata) sebagai pengukuran dari tingkat
pengembalian dan variance sebagai pengukuran dari tingkat risiko.
Dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz,
sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan
menurunkan risiko portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Semakin
banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil
portofolio. Dengan menggunakan metode Markowitz, diversifikasi ini dapat
dibuktikan secara matematis.
Dasar dari portofolio Markowitz adalah memberi bahan masukan
kepada para investor untuk menghindari risiko dan memberikan keuntungan
yang maksimal pada setiap keputusan investasi.5
a. Menghitung Return tiap saham dengan rumus :
Rit = (Pit – Pit-1) + D1 / Pit – 1
Keterangan :
Rit : Return pada waktu yang diharapkan
Pt-1 : Harga saham pada awal periode
Pt : Harga saham pada akhir periode
D1 : Dividen yang dibagikan
b. Menghitung Expected Return tiap saham dengan rumus :

c. Menghitung Resiko (varians dan standar deviasi) investasi setiap saham.


Ukuran resiko ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
kemungkinan nilai yang kita peroleh menyimpang dari nilai yang kita
harapkan. Perhitungan itu dapat kita cari dengan rumus :

5
Dihin Septyanto, Bob Kertopati, Analisa Pembentukan Portofolio Menggunakan Model Markowitz dan Single
Index Model pada Saham LQ45 Bursa Efek Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta, hlm.
568-569

3
d. Menghitung Kovarian antara dua buah saham dalam portofolio. Rumus
yang digunakan untuk menghitung kovarian adalah sebagai berikut :

e. Menghitung Koefisien korelasi harga saham antar perusahaan. Besar


kecilnya koefisien korelasi akan berpengaruh terhadap resiko portofolio.
Rumus yang digunakan adalah :

f. Menentukan proporsi dana dari saham-saham kandidat portofolio


dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Solver yang ada didalam
Microsoft Excel. Aplikasi ini akan memberikan proporsi dana yang terbaik
supaya menghasilkan return yang paling maksimal.
g. Menghitung Expected Return (tingkat keuntungan yang diharapkan) dari
portofolio. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio dapat
dihitung menggunakan rumus :

h. Menghitung Resiko (varians dan standar deviasi) dari portofolio. Varians


dan standar deviasi dari portofolio dapat dihitung dari persamaan sebagai
berikut :

4
2) Pendekatan Single Index Model (Model Indeks Tunggal)
Untuk mempermudah mencari portofolio optimal, William Sharpe
mengembangkan sebuah metode yang diberi nama single index model atau
model indeks tunggal. Metode indeks tunggal didasarkan pada asumsi bahwa
harga suatu sekuritas bergerak searah dengan indeks harga pasar. Artinya,
kebanyakan harga saham cenderung naik jika indeks harga saham naik. Begitu
juga sebaliknya, kebanyakan harga saham cenderung turun jika indeks harga
saham turun.
Perhitungan portofolio optimal didasarkan pada sebuah angka yang
dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam
portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return
dengan beta (excess return to beta). Excess return adalah selisih return
ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti
mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat
diversifikasikan yang diukur dengan Beta.
Portofolio dikatakan optimal jika memiliki nilai ERB yang lebih tinggi
dari nilai titik pembatas (Cut-off point). Rasio ERB ini juga menunjukkan
hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko.6
ERBi = E(Ri) - RBR
βi
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
E(Ri) = return ekspektasi berdasarkan model indeks ganda untuk sekuritas ke-i
RBR = return aktiva bebas risiko
βi = Beta sekuritas ke-i
C. Penilaian Kinerja Portofolio
Untuk mengetahui apakah sasaran investor masih tercapai, maka penilaian
terhadap kinerja portofolio diperlukan untuk menilai aspek tingkat keuntungan
yang diperoleh dan risiko yang ditanggung. Portofolio yang memiliki tingkat
keuntungan yang lebih tinggi belum tentu lebih baik dari portofolio yang lain jika
faktor risiko tidak diperhatikan. Kinerja portofolio dapat dihitung berdasarkan
return dan risiko. penghitungan yang melibatkan kedua faktor disebut return

6
David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, Manajemen Investasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm.
392

5
sesuaian risiko (risk adjust return). Ada tiga standar pengukuran diperlukan dalam
melakukan penilaian kinerja portofolio.
1. Sharpe Measure
Sharpe adalah menghitung kelebihan return per unit resiko dalam sebuah
investasi aset atau strategi dalam perdagangan. Metode Sharpe dikerjakan
dengan cara membagi excess return dengan variabilitas return portofolio.
Pembagi yang digunakan adalah deviasi standar yang menunjukkan total
risiko dari portofolio. Semakin tinggi nilai rasio, maka semakin kinerja
portofolio. Metode tersebut diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun
1996.7
Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara membandingkan
antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata tingkat pengembalian
portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas risiko) dengan risiko
portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi (total risiko). Secara
matematis (IS) dirumuskan sebagai berikut :
Spi = Rpi-Rf / SDpi
Keterangan :
Spi = indeks sharpe portofolio i
Rpi =rata-tara tingkat pengembalian portofolio i
Rf = rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
SDpi =standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i
Rpm–Rf =premi risiko portofolio i
Indeks Sharpe ini relevan digunakan untuk investor yang menanamkan
dananya hanya atau sebagian besar pada portofolio tersebut, sehingga risiko
portofolio dinyatakan dalam standar deviasi.
2. Treynor Measure
Metode Treynor dikenalkan oleh Jack L. Treynor pada tahun 1966.
Metode ini menghitung kelebihan return dibandingkan jika investor memilih
berinvestasi pada produk yang lebih tidak beresiko seperti surat utang negara.
Kinerja portofolio dapat diketahui dengan membagi return lebih (excess
return) dengan volatilitas portofolio. Volatilitas ditunjukkan oleh risiko

7
Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, hlm. 615

6
sistematis (ꞵi) dari aktiva atau portofolio. Semakin besar nilai rasio, maka
semakin baik kinerja portofolio.8
Dalam metode ini kenerja portofolio diukur dengan cara membandingkan
antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata tingkat pengembalian
portofolio dengan rata-rata bunga bebas rsisiko) dengan risiko portofolio yang
dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risiko sistematis). Secara matematis
(IT) dirumuskan sebagai berikut :
Tpi = Rpi – Rf/ βpi
Keterangan :
Tpi = indeks Treynoir portofolio i
Rpi =rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf =rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
Βpi =beta portofolio I (risiko pasar atau risiko sistematis)
Rpi-Rf =premi resiko portofolio i
Penggunaan beta sebagai ukuran risiko portofolio secara implicit
mencerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan portofolio yang telah
didiversifikasin dengan baik.
Indeks Treynor ini relevan digunakan untuk investor yang memiliki
berbagai portofolio atau menanamkan dananya pada berbagai reksa dana
(mutual fund), atau melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio,
sehingga risiko portofolio dinyatakan dalam beta (β), yaitu risiko pasar atau
risiko sistematis.
3. Jensen’ Measure
Jensen Alpha digunakan untuk menentukan kelebihan tingkat
pengembalian (excess return) dari sekuritas atau portofolio apabila
dibandingkan dengan expected return teoritasnya. Metode ini dikenalkan oleh
Michael C. Jensen pada tahun 1968. Metode Jensen’s alpha dikembangkan
dari CAPM. Semakin tinggi intersep, maka semakin tinggi return
portofolionya. Secara matematis, ditulis sebagai:9
Rjt – RFRt = α j + β j [Rmt – RFRt] + ejt
Keterangan:
Rjt = tingkat pengembalian yang dapat direalisasikan

8
Ibid.,618
9
Ibid, hlm. 623

7
RFRt = tingkat risk free rate
αj = Jensen Alpha
βj = beta portofolio
Rmt = risiko pasar
ejt = random error term

8
DAFTAR RUJUKAN

Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
Universitas Gadjah Mada.
Huda, Nurul. 2007. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana.

Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Septyanto, Dihin, Bob Kertopati. 2013. Analisa Pembentukan Portofolio Menggunakan


Model Markowitz dan Single Index Model pada Saham LQ45 Bursa Efek Indonesia.
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta.
Sulistya, Rini, dkk. 2013. Evaluasi Kinerja Portofolio Dengan Menggunakan Model Sharpe.

Jurnal Akuntansi, Vol.4 No.2.

Anda mungkin juga menyukai