Disusun oleh:
RATU ROLIA
OCTAFIANA HS (200105025)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah SWT atas izin-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa saya panjatkan Shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di
Yaumil akhir kelak Aamiin.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan Praktik
Klinik Kebidanan, yang bertema Pencegahan Infeksi . Dalam penyelesaian makalah ini, kami
mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada:
Akhirul kalam, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saya mengharapkan saran dan kritiknya demi perbaikan makalah di masa mendatang.
Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi berbagai pihak. Aamiin. Saya
meminta maaf apabila terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini dimana tidak ada unsur
kesengajaan. Terimakasih .
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………...………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..……………………..
1.3 Tujuan………………………………………………………………...………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit, jika mikroorganisme gagal menyebabkan cidera yang serius terhadap sel
atau jaringan. Penyakit timbul jika patogen berbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan
normal. Penyakit infeksi dapat ditularkan baik langsung dari satu orang ke orang lain, penyakit
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain dalam
asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek
asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan, dan tenaga
kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus, dan jamur. Dilakukan pula
untuk mengurangi risiko penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu
gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat
di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah
selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan
menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi
penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan
gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi
endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan
berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara
infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit
4. Apa pencegahan dan penanganan infeksi nosokomial pada ibu hamil yang dilakukan oleh bidan?
1.3 Tujuan
Mengetahui:
8. Pencegahan dan penanganan infeksi nosokomial pada ibu hamil oleh bidan.
BAB II
TEORI
Ruang lingkup program PPI meliputi kewaspadaan isolasi, penerapan PPI terkait pelayanan
kesehatan (Health Care Associated Infections/HAIs) berupa langkah yang harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya HAIs (bundles), surveilans HAIs, pendidikan dan pelatihan serta
penggunaan anti mikroba yang bijak. Disamping itu, dilakukan monitoring melalui Infection
Control Risk Assesment (ICRA), audit dan monitoring lainya secara berkala. Dalam pelaksanaan
PPI, Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Praktik Mandiri wajib menerapkan seluruh program PPI
sedangkan untuk fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, penerapan PPI disesuaikan dengan
pelayanan yang di lakukan pada fasilitas pelayanan kesehatantersebut.
Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal
atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (Community acquired infection) atau
berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal
dengan istilah infeksi nosokomial. Dengan berkembangnya sistem pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang perawatan pasien, sekarang perawatan tidak hanya di rumah sakit saja,
melainkan juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan perawatan di rumah (homecare).
Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan
perawatan atau penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi untuk
menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas
kesehatan itu sendiri.
Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi
nosokomial (Hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu“Healthcare-
associatedinfections”(HAIs)dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi
juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi
juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan
pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat dirumah sakit,selanjutnya disebut sebagai
infeksi rumah sakit (Hospital infection).
Pencegahan dan Pengendalian infeksi menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan medis dan asuhan keperawatan di Puskesmas yang berfokus pada keselamatan pasien,
petugas dan lingkungan puskesmas. Kinerja PPI dicapai melalui keterlibatan aktif semua petugas
Puskesmas, mulai dari jajaran manajemen, dokter, perawat, paramedis, pekarya, petugas
kebersihan, sampai dengan petugas parkir dan satpam maupun seluruh masyarakat di puskesmas
seperti pengunjung, mitra kerja puskesmas (Bank, asuransi,rekanan penyedia barang, dll).
Kegiatan PPI harus dilakukan secara tepat di semua bagian/area di Puskesmas, mencakup
seluruh masyarakat puskesmas dengan menggunakan prosedur dan petunjuk pelaksanaan yang
ditetapkan oleh Puskesmas. Upaya pokok PPI mendasarkan pada upaya memutus rantai
penularan infeksi berfokus pada Kewaspadaan Standar (Standart Precautions) yang merupakan
gabungan Kewaspadaan Universal (Universal Precautions) dan BSI (Body Substance Isolation) ,
serta Kewaspadaan Isolasi berdasarkan transmisi penyakit. Untuk dapat melakukan pencegahan
dan pengendalian infeksi khususnya infeksi rumah sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai
konsep dasar penyakit infeksi.
Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian tentang infeksi dan kolonisasi,
inflamasi, rantai penularan penyakit, faktor risiko terjadinya infeksi (HAIs), serta strategi
pencegahan dan pengendalian infeksi.
1.Beberapa Batasan/Definisi
a.Kolonisasi :
merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi, dimana organisme tersebut
hidup, tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa disertai adanya respon imun atau gejala klinik.
Pada kolonisasi, tubuh pejamu tidak dalam keadaan suseptibel. Pasien atau petugas kesehatan
bisa mengalami kolonisasi dengan kuman patogen tanpa menderita sakit, tetapi dapat
menularkan kuman tersebut ke orang lain. Pasien atau petugas kesehatan tersebut dapat bertindak
sebagai“Carrier”.
b. Infeksi :
merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi (organisme) dimana terdapat
respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik
.c.Penyakit infeksi :
merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya ageninfeksi (organisme) yang disertai
adanya respon imun dan gejala klinik
Pencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan lengkap yang yang di berikan
Melindungi klien dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya penyakit infeksi
Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan krontrasepsi metode
Proses penyebaran mikroorganisme ke dalam tubuh , baik pada manusia maupun hewan,
1. Kontak tubuh , penyebaran secara langsung melalui sentuhan dengan kulit,sedang secara tidak
2. Makanan dan minuman, tersebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi seperti
3. Serangga, contohnya penyebaran penyakit malaria oleh plasmodium pada nyamuk anopheles
dan beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat di tularkan oleh lalat.
4. Udara, proses penyebarab kuman melalui udara dapat di jumpai pada penyebaran penyakit
sistem pernafasan.
1. Sumber penyakit, sumber penyakit dapat memengaruhi apakah infeksi berjalan cepat dan
lambat.
3. Cara membebaskan sumber dari kuman , ini dapat menentukan apakah proses infeksi cepat
teratasi atau di perlambat seperti tingkat keasaman (Ph), suhu, penyinaran (cahaya), dan lain-lain.
4. Cara penularan , dengan cara kontak langsung.
5. Cara masuknya kuman, proses penyebaran kuman berbeda bergantung pada sifatnya.
6. Daya tahan tubuh, daya tahan tubuh yang baik dapat menyebabkan memperlambat proses infeksi
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam system pelayanan
kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui
pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lain. Terdapat beberapa faktor yang
Kuman penyakit (jumlah dan jenis kuman, lama kontak dan virulensi)
Prosedur kerja, alat, hygene, kebersihan, jumlah pasien dan konstruksi rumah sakit,
Pemakaian obat seperti imunosupresi, kortikosteroid, dan sitostatika, tindakan invasif dan
instrumentasi,
antiseptic, dan penggunaan alat pelindung pribadi dalam upaya mencegah transmisi mikro organisme
melalui darah dan cairan tubuh (Anwar, 2005). Adapun upaya pokok pengendalian infeksi dan penularan
penyakit adalah tindakan pencegahan infeksi dan penularan penyakit dengan cara memantau dan
2004).
2. Antiseptik yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat
3. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan
4. Pencucian yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing
5. Desinfeksi yaitu tindakan pada benda mati dengan menghilangkan tindakan pada benda mati
Kunci pencegahan infeksi pada fasilitas pelayanan kesehatan adalah mengikuti prinsip
pemeliharaan hygene yang baik, kebersihan dan kesterilan dengan lima standar penerapan yaitu :
1. Mencuci tangan untuk menghindari infeksi silang.
2. Menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh
lain. Alat pelindung diri meliputi; pakaian khusus (apron), masker, sarung tangan, topi,
pelindung mata dan hidung yang digunakan di rumah sakit dan bertujuan untuk mencegah
penularan berbagai jenis mikroorganisme dari pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya,
misalnya melaui sel darah, cairan tubuh, terhirup, tertelan dan lain-lain.
3. Manajemen alat tajam secara benar untuk menghindari resiko penularan penyakit melalui
4. Melakukan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi instrumen dengan prinsip yang benar.
Sebagian besar infeksi ini dapat dicegah dengan strategi yang telah tersedia secara relatif murah,
yaitu :
1. Menaati praktik pencegahan infeksi yang dianjurkan, terutama kebersihan dan kesehatan tangan
2. Memperhatikan dengan seksama proses yang telah terbukti bermanfaat untuk dekontaminasii
dan pencucian peralatan dan benda lain yang kotor, diikuti dengan sterilisasi dan desinfeksi
tingkat tinggi.
3. Meningkatkan keamanan dalam ruang operasi dan area beresiko tinggi lainnya di mana
kecelakaan perlukaan yang sangat serius dan paparan pada agen penyebab infeksi sering terjadi.
BAB III
jawaban : D
E.Infeksi
jawaban : B
1. Abdul Bari Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
2. Sarwono Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
3. Linda Tietjen, dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
4. https://bethesda.or.id/read/41/pencegahan-dan-pengendalian-infeksi.html
5.https://hot.liputan6.com/read/4002964/cara-pencegahan-infeksi-yang-dapat-dilakukan-untuk-
tangkal-penyakit-menular
6. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3619978/cegah-infeksi-dari-rumah-sakit-dengan-
cara-ini
LAMPIRAN- LAMPIRAN