Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KETERAMPILN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN


PENCEGAHAN INFEKSI

Disusun oleh:

RATU ROLIA
OCTAFIANA HS (200105025)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TA. 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah SWT atas izin-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa saya panjatkan Shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di
Yaumil akhir kelak Aamiin.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan Praktik
Klinik Kebidanan, yang bertema Pencegahan Infeksi . Dalam penyelesaian makalah ini, kami
mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada:

1. selaku dosen mata kuliah keterampilan praktik kinik kebidanan

2. Kedua Orang tua kami yang banyak memberikan dukuangan

Akhirul kalam, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saya mengharapkan saran dan kritiknya demi perbaikan makalah di masa mendatang.
Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi berbagai pihak. Aamiin. Saya
meminta maaf apabila terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini dimana tidak ada unsur
kesengajaan. Terimakasih .

Pringsewu, Oktober 2020

Penyusun

Ratu Rolia Octafiana Hs

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………...………………………

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..……………………..

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..………………….

1.3 Tujuan………………………………………………………………...………………..

BAB II TEORI (PEMBAHASAN)

2.1 Konsep Dasar Penyakit Infeksi………………………………………………………..

2.2 Pengertian dan Tujuan Pencegahan Infeksi…………………………………………...

2.3 Cara Penularan Mikroorganisme………………………………………………………

2.4 Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Infeksi…………………………………...

2.5 Infeksi Mosokomial……………………………………………………………………

2.6 Tindakan Pencegahan Infeksi…………………………………………………………

2.7 Perlindungan Dari Infeksi Dikalangan Petugas……………………………………….

2.8 Pencegahan dan Penanganan Mosokomial Pada Ibu Hamil…………………………..

BAB III SOAL DAN JAWABAN


3.1 Soal dan Jawaban……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu

menyebabkan sakit, jika mikroorganisme gagal menyebabkan cidera yang serius terhadap sel
atau jaringan. Penyakit timbul jika patogen berbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan

normal. Penyakit infeksi dapat ditularkan baik langsung dari satu orang ke orang lain, penyakit

ini merupakan penyakit menular atau contagius.

Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain dalam

asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek

asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan, dan tenaga

kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus, dan jamur. Dilakukan pula

untuk mengurangi risiko penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum

ditemukan dengan cara pengobatannya, seperti misalnya HIV/AIDS.

Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu

gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat

di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah

selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan

menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi

penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan

gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial.

Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi

endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan

berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara

infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit

dan dari satu pasien ke pasien lainnya.

1.2     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dan pencegahan infeksi ?


2.      Apa saja tindakan pencegahan ?

3.      Bagaimana perlindungan infeksi dikalangan petugas ?

4.      Apa pencegahan dan penanganan infeksi nosokomial pada ibu hamil yang dilakukan oleh bidan?

1.3     Tujuan

Mengetahui:

1.Konsep dasar penyakit infeksi

2.     Pengertian dan tujuan pencegahan infeksi.

3.      Cara penularan mikroorganisme.

4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi proses infeksi.

5.      Infeksi nosokomial.

6.      Tindakan pencegahan infeksi.

7.      Perlindungan dari infeksi dikalangan petugas.

8.      Pencegahan dan penanganan infeksi nosokomial pada ibu hamil oleh bidan.

BAB II
TEORI

2.1 Konsep Dasar Penyakit Infeksi

Ruang lingkup program PPI meliputi kewaspadaan isolasi, penerapan PPI terkait pelayanan
kesehatan (Health Care Associated Infections/HAIs) berupa langkah yang harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya HAIs (bundles), surveilans HAIs, pendidikan dan pelatihan serta
penggunaan anti mikroba yang bijak. Disamping itu, dilakukan monitoring melalui Infection
Control Risk Assesment (ICRA), audit dan monitoring lainya secara berkala. Dalam pelaksanaan
PPI, Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Praktik Mandiri wajib menerapkan seluruh program PPI
sedangkan untuk fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, penerapan PPI disesuaikan dengan
pelayanan yang di lakukan pada fasilitas pelayanan kesehatantersebut.
Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal
atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (Community acquired infection) atau
berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal
dengan istilah infeksi nosokomial. Dengan berkembangnya sistem pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang perawatan pasien, sekarang perawatan tidak hanya di rumah sakit saja,
melainkan juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan perawatan di rumah (homecare).
Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan
perawatan atau penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi untuk
menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas
kesehatan itu sendiri.

Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi
nosokomial (Hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu“Healthcare-
associatedinfections”(HAIs)dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi
juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi
juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan
pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat dirumah sakit,selanjutnya disebut sebagai
infeksi rumah sakit (Hospital infection).

Pencegahan dan Pengendalian infeksi menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan medis dan asuhan keperawatan di Puskesmas yang berfokus pada keselamatan pasien,
petugas dan lingkungan puskesmas. Kinerja PPI dicapai melalui keterlibatan aktif semua petugas
Puskesmas, mulai dari jajaran manajemen, dokter, perawat, paramedis, pekarya, petugas
kebersihan, sampai dengan petugas parkir dan satpam maupun seluruh masyarakat di puskesmas
seperti pengunjung, mitra kerja puskesmas (Bank, asuransi,rekanan penyedia barang, dll).

Kegiatan PPI harus dilakukan secara tepat di semua bagian/area di Puskesmas, mencakup
seluruh masyarakat puskesmas dengan menggunakan prosedur dan petunjuk pelaksanaan yang
ditetapkan oleh Puskesmas. Upaya pokok PPI mendasarkan pada upaya memutus rantai
penularan infeksi berfokus pada Kewaspadaan Standar (Standart Precautions) yang merupakan
gabungan Kewaspadaan Universal (Universal Precautions) dan BSI (Body Substance Isolation) ,
serta Kewaspadaan Isolasi berdasarkan transmisi penyakit. Untuk dapat melakukan pencegahan
dan pengendalian infeksi khususnya infeksi rumah sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai
konsep dasar penyakit infeksi.

Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian tentang infeksi dan kolonisasi,
inflamasi, rantai penularan penyakit, faktor risiko terjadinya infeksi (HAIs), serta strategi
pencegahan dan pengendalian infeksi.
1.Beberapa Batasan/Definisi

a.Kolonisasi :
merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi, dimana organisme tersebut
hidup, tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa disertai adanya respon imun atau gejala klinik.
Pada kolonisasi, tubuh pejamu tidak dalam keadaan suseptibel. Pasien atau petugas kesehatan
bisa mengalami kolonisasi dengan kuman patogen tanpa menderita sakit, tetapi dapat
menularkan kuman tersebut ke orang lain. Pasien atau petugas kesehatan tersebut dapat bertindak
sebagai“Carrier”.

b. Infeksi :
merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi (organisme) dimana terdapat
respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik

.c.Penyakit infeksi :
merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya ageninfeksi (organisme) yang disertai
adanya respon imun dan gejala klinik

d.Penyakit menular atau infeksius :


ialah penyakit (infeksi) tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara
langsung maupun tidaklangsung.

e.Inflamasi (radang atau perdangan lokal)


merupakan bentuk respon tubuh terhadap suatu agen (tidak hanya infeksi, dapat berupa trauma,
pembedahan atau luka bakar), yang ditandai dengan adanya sakit/nyeri (dolor), panas (calor),
kemerahan (rubor), pembengkakan (tumor) dan gangguanfungsi.

f.“Systemic Inflammatory Response Syndrome”(SIRS):


sekumpulan gejala klinik atau kelainan laboratorium yang merupakan respon tubuh (inflamasi)
yang bersifat sistemik. Kriteria SIRS bila ditemukan 2 atau lebih dari keadaan berikut :
(1) hipertermi atau hipotermi atau suhu tubuh yang tidak stabil,
(2) takikardi (sesuaiusia)
,(3) takipnoe (sesuai usia), serta
(4) leukositosis atau leukopenia (sesuai usia) atau
pada hitung jenis leukosit jumlah sel muda (batang) lebih dari 10%. SIRS dapat disebabkan
karena infeksi atau non-infeksi seperti trauma, pembedahan, luka bakar, pankreatitis atau
gangguan metabolik. SIRS yang disebabkan infeksi disebut“Sepsis”

2.2   Pengertian dan Tujuan Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan lengkap yang yang di berikan

kepada klien untuk melindungi petugas kesehatan itu sendiri.

Tujuan pencegahan infeksi :

           Melindungi klien dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya penyakit infeksi

           Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan krontrasepsi metode

AKDR, suntik,  susuk, dan krontrasepsi mantap.


           Menurunkan resiko tranmisi penyakit menular, seperti Hepatitis B dan HIV AIDS, baik bagi

klien maupun bagi petugas fasilitas kesehatan.

2.3  Cara Penularan Mikroorganisme

Proses penyebaran mikroorganisme ke dalam tubuh , baik pada manusia maupun hewan,

dapat melalui berbagai cara, di antaranya:

1.             Kontak tubuh , penyebaran secara langsung melalui sentuhan dengan kulit,sedang secara tidak

langsung dapat melalui benda yang terkontaminasi.

2.             Makanan dan minuman, tersebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi seperti

pada penyakit tifus abdominalis, penyakit infeksi cacing dan lain-lain.

3.             Serangga, contohnya penyebaran penyakit malaria oleh plasmodium pada nyamuk anopheles

dan beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat di tularkan oleh lalat.

4.             Udara, proses penyebarab kuman melalui udara dapat di jumpai pada penyebaran penyakit

sistem pernafasan.

2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Infeksi

1.             Sumber penyakit, sumber penyakit dapat memengaruhi apakah infeksi  berjalan cepat dan

lambat.

2.             Kuman penyebab, dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan mikroorganisme,

masuk ke dalam tubuh dan virulensianya.

3.             Cara membebaskan sumber dari kuman , ini dapat menentukan apakah proses infeksi cepat

teratasi atau di perlambat seperti tingkat keasaman (Ph), suhu, penyinaran (cahaya), dan lain-lain.
4.             Cara penularan , dengan cara kontak langsung.

5.             Cara masuknya kuman, proses penyebaran kuman berbeda bergantung pada sifatnya.

6.        Daya tahan tubuh, daya tahan tubuh yang baik dapat menyebabkan memperlambat proses infeksi

atau mempercepat proses penyembuhan.

2.5.   Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial adalah infeksi  yang terjadi di rumah sakit atau dalam system pelayanan

kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui

pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lain. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial antara lain :

                Kuman penyakit  (jumlah dan jenis kuman, lama kontak dan virulensi)

                Sumber infeksi

                Perantara atau pembawa kuman,

                Tempat masuk kuman pada hospes baru,

                Daya tahan tubuh hospes baru,

                Keadaan rumah sakit meliputi;

                Prosedur kerja, alat, hygene, kebersihan, jumlah pasien dan konstruksi rumah sakit,

                Pemakaian antibiotik yang irasional,

                Pemakaian obat seperti imunosupresi, kortikosteroid, dan sitostatika, tindakan invasif dan

instrumentasi,

                Berat penyakit yang diderita.

2.6   Tindakan Pencegahan Infeksi


Prinsip dasar tindakan pencegahan adalah cuci tangan secara benar, penerapan aseptic

antiseptic, dan penggunaan alat pelindung pribadi dalam upaya mencegah transmisi mikro organisme

melalui darah dan cairan tubuh (Anwar, 2005). Adapun upaya pokok pengendalian infeksi dan penularan

penyakit adalah tindakan pencegahan infeksi dan penularan penyakit dengan cara memantau dan

meningkatkan perilaku petugas dalam menerapkan prosedur tindakan pencegahan universal (Pulungsih,

2004).

Beberapa tindakan pencegahan infeksi yang dapat di lakukan adalah

1.      Aseptik yaitu tindakan yang di lakukan dalam pelayanan kesehatan.

2.      Antiseptik yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat

pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.

3.      Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan

secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan.

4.      Pencucian yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing

seperti debu dan kotoran .

5.      Desinfeksi yaitu tindakan pada benda mati dengan menghilangkan tindakan pada benda mati

dengan menghilangkan sebagian besar (tidak semua) mikroorganisme penyabab penyakit.

6.      Sterilisasi yaitu tindakan untuk menghilangngkan semua mikroorganisme

(bakteri,jamur,parasit,dan virus) termasuk bakteri endospora.

2.7   Perlindungan dari Infeksi Dikalangan Petugas

Kunci pencegahan infeksi pada fasilitas pelayanan kesehatan adalah mengikuti prinsip

pemeliharaan hygene yang baik, kebersihan dan kesterilan dengan lima standar penerapan yaitu :
1.         Mencuci tangan untuk menghindari infeksi silang.

2.         Menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh

lain. Alat pelindung diri meliputi; pakaian khusus (apron), masker, sarung tangan, topi,

pelindung mata dan hidung yang digunakan di rumah sakit dan bertujuan untuk mencegah

penularan berbagai jenis mikroorganisme dari pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya,

misalnya melaui sel darah, cairan tubuh, terhirup, tertelan dan lain-lain.

3.         Manajemen alat tajam secara benar untuk menghindari resiko penularan penyakit melalui

benda-benda tajam yang tercemar oleh produk darah pasien.

4.         Melakukan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi instrumen dengan prinsip yang benar.

2.8 Pencegahan dan Penanganan Infeksi Nosokomial pada Ibu Hamil

Sebagian besar infeksi ini dapat dicegah dengan strategi yang telah tersedia secara relatif murah,

yaitu :

1.      Menaati praktik pencegahan infeksi yang dianjurkan, terutama kebersihan dan kesehatan tangan

serta pemakaian sarung tangan.

2.      Memperhatikan dengan seksama proses yang telah terbukti bermanfaat untuk dekontaminasii

dan pencucian peralatan dan benda lain yang kotor, diikuti dengan sterilisasi dan desinfeksi

tingkat tinggi.

3.      Meningkatkan keamanan dalam ruang operasi dan area beresiko tinggi lainnya di mana

kecelakaan perlukaan yang sangat serius dan paparan pada agen penyebab infeksi sering terjadi.
BAB III

SOAL DAN JAWABAN

1. Sebagai ladasan hokum dalam pelaksanaan PPI di Rumah Sakit adalah…..

A. UU nomor 36 tahun 2009

B. Peraturan Menteri Kesehatan NO. 17 Tahun 2007

C. UU nomor 44 tahun 2009

D. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017


E.UU nomor 23 than 2009

jawaban : D

2.Istilah terbaru Infeksi yang diperoleh pasien setelah mendapatkan pelayanan

kesehatan di semua fasilitas pelayanan kesehatan disebut


A. Infeksi Nosokomial
B Health Care Associated Infections ( HAIs )
C Surgery side Infection ( SSI )
D.Infection Preventive Control Nurse(IPCN)

E.Infeksi
jawaban : B

3.Berikut ni merupakan kriteria SIRS pada tubuh manusia kecuali…


A.Hiertemi
B.Takipnoe
C.Takikardi
D.Infeksi
E.Leukositasis
Jawaban : D

4.Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh melalui…. Kecuali..


A.Kontak langsung
B.Peralatan rumah tangga
C.Makanan
D.Serangga
E.Udara
Jawaban : B

5.Tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasitdan virus)


termasuk bakteri endospore ialah….
A.Sterilisasi
B.Desinfeksi
C.Aseptik
D.Antseptik
E.Dekontaminasi
Jawaban ; A
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Bari Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.

Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

2.    Sarwono Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

3.      Linda Tietjen, dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.
4. https://bethesda.or.id/read/41/pencegahan-dan-pengendalian-infeksi.html

5.https://hot.liputan6.com/read/4002964/cara-pencegahan-infeksi-yang-dapat-dilakukan-untuk-

tangkal-penyakit-menular

6. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3619978/cegah-infeksi-dari-rumah-sakit-dengan-

cara-ini

LAMPIRAN- LAMPIRAN

ALAT PENGUKUR TANDA VITAL

Anda mungkin juga menyukai