Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AKUNTANSI MANAJEMEN
JAWABAN:
SOAL 1
SOAL 2
SOAL 3
Just-in-Time (JIT) bukan hanya teknik manufaktur tetapi juga filosofi manufaktur yang
memengaruhi hubungan perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan karyawannya. Dua dasar
dasar filosofi ini adalah penghapusan apa pun yang tidak menambah nilai bagi pelanggan, dan
perbaikan berkelanjutan. Dengan demikian, penekanannya adalah pada pemanfaatan sumber
daya secara efisien, di mana sumber daya dapat mencakup waktu, materi, dan orang. Kegiatan
JIT meliputi pengaturan dan pengurangan waktu tunggu, minimalisasi inventaris, keterlibatan
karyawan dalam proses pengambilan keputusan, pengaturan kerja sama dengan pemasok, dan
fokus pada pemenuhan kebutuhan pelanggan.
Dampak JIT terhadap:
A) Persediaan
Salah satu masalah dalam akuntansi yang dapat dihilangkan dengan penggunaan pemanufakturan
JIT adalah kebutuhan untuk menentukan biaya produk dalam rangka penilaian persediaan. Jika
terdapat persediaan, maka persediaan tersebut harus dinilai, dan penilaiannya mengikuti aturan-
aturan tertentu untuk tujuan pelaporan keuangan. Dalam JIT diusahakan persediaan nol (atau
paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga penilaian persediaan menjadi tidak
relevan untuk tujuan pelaporan keuangan.Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk
hanya untuk memuaskan tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk yang
akurat untuk membuat berbagai keputusan misalnya:
penetapan harga jual berdasar cost-plus
analisis trend biaya
analisis profitabilitas lini produk
perbandingan dengan biaya para pesaing
keputusan membeli atau membuat sendiri, dsb.
B) Tata letak pabrik
Tata letak JIT menekan pemborosan berupa perpindahan (movement), sehingga kita
menginginkan tata letak fleksible untuk menekan perpindahan material dan orang. Tata letak
yang fleksibel akan dapat memindahkan material secara langsung ke tempat dimana dibutuhkan.
Taktik tata letak JIT meliputi :
Membangun sel kerja untuk rumpun/ famili produk
Meminimalkan jarak
Mendesain ruang yang kecil untuk persediaan
Meningkatkan komunikasi pegawai
Menggunakan rencana “poka-yoke”
Membangun peralatan yang fleksibel dan gampang dipindahkan
Melatih tenaga kerja secara lintas keterampilan (beberapa jenis keterampilan agar lebih
fleksibel
C) Jasa pendukung
JIT memerlukan akses yang cepat dan mudah terhadap jasa pendukung. Oleh karena itu,
departemen jasa yang dibentuk untuk melayani secara terpusat semua departemen produksi perlu
diperkecil skalanya dan karyawannya dibebani tugas untuk sevara langsung mendukung produksi
dalam cell tertentu.
D) kepedulian terhadap mutu
JIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi yang menyerahkan produk akhir kepada
customer maupun produk antara dari satu tahap produksi ketahap produksi selanjutnya. Untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi mutu yang dijanjikan kepada customer
dibutuhkan pengendalian penyeluruhan atau total quality control (TQS). TQS merupakan konsep
pengendalian yang meletakan tanggung jawab pengendalian di punda setiap karyawan yang
terlibat dalam proses pembuatan produk, sejak desai sampai proses produksi, sampai produk
mencampai pembeli. Tanggung jawab pengendalian produk bukan hanya menjadi tanggung
jawab fungsi pengendalian mutu ( Departemen Pengendalian Mutu). Konsep pengendalian mutu
tradisional menitikberatkan pada identifikasi kesalaha, bukan pada pencegahan terjadinya
kesalahan. Konsep ini menggunakan pendekatan acceptable quality level (AQL), yang dapat
menerima produk rusak atau cacat sampai tingkat tertentu.
SOAL 4
Aktivitas tidak bernilai tambah (non value added) adalah suatu aktivitas yang tidak menambah
nilai di mata pelanggan karena dapat menciptakan pemborosan (waste) di perusahaan. Aktivitas
hilangnya nilai ini akan berdampak kepada meningkatnya biaya produksi.
Pengelolaan aktivitas dengan menghilangkan pemborosan untuk meningkatkan nilai bagi
pelanggan, merupakan salah satu alasan mengapa perusahaan menerapkan lean manufacturing.
Lean production atau lean manufacturing adalah sebuah cara berpikir, filosofi, metode dan
strategi manajemen dengan mengadaptasi metode Toyota Production Systems (TPS) untuk
meningkatkan efisiensi di lini manufaktur atau produksi.
Toyota mengembangkan TPS setelah Perang Dunia II, dengan kondisi bisnis yang sangat
berbeda dibandingkan dengan Ford dan General Motor (GM). Sementara Ford dan GM lebih
mengutamakan produksi masal, skala ekonomis, dan peralatan-peralatan besar untuk
memproduksi suku cadang sebanyak dan semurah mungkin, pasar Toyota pasca perang Jepang
sangatlah terbatas. Toyota juga memproduksi berbagai jenis kendaraan pada assembly line yang
sama, untuk memuaskan pelanggannya. Kemudian, kunci dari operasi mereka adalah
fleksibilitas. Hal inilah yang membantu Toyota membuat penemuan penting: ketika Anda
memperpendek lead time dan berfokus untuk menjaga lini produksi fleksibel, Anda akan
memperoleh kualitas yang lebih baik, tanggapan pelanggan yang lebih baik, produktivitas lebih
baik, dan penggunaan peralatan dan ruangan yang lebih baik. Sementara produksi masal
tradisional Ford terlihat bagus ketika Anda menghitung biaya per piece pada mesin individu, apa
yang diinginkan pelanggan lebih bervariasi dibanding cost-effectively yang pabrikan tradisional
tawarkan. Fokus Toyota di tahun 1940 dan 1950-an adalah pengurangan waste time dan material
dari setiap langkah pada proses produksi dari bahan mentah hingga barang jadi, ditujukan untuk
mendapatkan kondisi yang sama di kebanyakan perusahaan saat ini, yaitu: kebutuhan akan
kecepatan, kefleksibelan proses untuk memberikan apa yang diinginkan pelanggan, pada saat
mereka memerlukan, pada kualitas terbaik dan harga yang terjangkau.
SOAL 5
PERBANDINGAN SISTEM JUST INTIME DENGAN SISTEM TRADISIONAL
JIT TRADISIONAL
5 tren
1. Kemajuan Teknologi Informasi
Teknologi informasi mencangkup komputer, berbagai peralatan kantor elektronik, ekuipmen
pabrik robotik, dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi informasi yang pesat menyebabkan
perubahan besar di berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam dunia bisnis, pemanfaatkan
teknologi informasi menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi,
pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan transaksi pertukaran antara
perusahaan dengan customer-nya dan dengan perusahaan lain.
2. Implementasi JIT Manufaktur
Just-in time merupakan manufaktur philosophy yang telah diterapkan di jepang dalam tahun
tujuh puluhan dan baru diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di U.S.A. dua puluh tahun
kemudian. JIT mempunyai dampak signifikan terhadap tingkat sediaan, tata letak pabrik, dan
penyediaan jasa pendukung.
3. Meningkatnya Tuntutan Mutu
JIT manufakturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan produk akhir kepada
customer maupun produk antara dari satu tahap produksi ke tahap produksi berikutnya.
4. Meningkatnya Diversifikasi dan Kompleksitas Produk, serta Semakin Pendeknya
Daur Produk
Banyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam kelompok yang masing-masing produk
mengonsumsi sumber daya dengan tingkat yang sangat berbeda satu sama lain. Dengan peralatan
modern yang dikendalikan dengan komputer, pabrik maupun menghasilkan produk yang
komplek yang memerlukan penelusuran biaya yang tidak sederhana ke dalam kos produk.
Pemanfaatan komputer untuk memudahkan desain dan pengetesan hasil desain produk
menyebabkan inovasi produk sangat pesat sehingga daur hidup produk menjadi semakin pendek.
5. Computer- Integrateg Manufakturing
Teknologi informasi maju yang ditetapkan dalam proses pengolahan produk menjadikan
perusahaan manufaktur fleksibel dalam memberikan respon terhadap perubahan kebutuhan
pasar. Komputer memungkinkan digunakannya computer-aided desaign (CAD) dan computer-
aided engineering (CAE) dalam tahap desain produk. Komputer juga mengubah tahap proses
pengolahan produk dengan digunakannya computer-aided manufakturing (CAM), flexible
manufakturing sistem (FMS), dan komputer integrated sistem (CIM).