RESUME 4
FISIKA MODREN
DISUSUN OLEH:
NIM :17033035
JURUSAN FISIKA
2019
SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL
A.PENDAHULUAN
Einstein memperkenalkan kepada kita sifat partikel dari gelombang pada tahun 1905
(efekphotoelektrik). TeoriEinstein inidiperkuat oleh hamburan Compton
1923, ketika masih sebagai mahasiswa pasca sarjana University of Paris, Louis de
Broglie mempublikasikan tulisan ringkas dalam journal Comptesrendus yang berisi ide yang
revolutionor terhadap pemahaman fisika pada level yang paling fundamental: yaitu bahwa
partikel memiliki sifat gelombang intrinsic
B.GELOMBANG DE BROGLIE
Ingat bahwa photon memiliki energi E=hf, momentum p=h/λ, dan panjang gelombang
λ=h/p.
P = hv /c
Dan ini dinyatakan dengan dalam bentuk panjang gelombang λ sebagai:
P=h/λ
Dengan broglie beranggapan bahwa momentum yang berlaku untuk partikel juga berlaku
untuk foton .Momentum partikel yang massa nya m dan kecepatan nya v adalah p = m . v
.Sehingga panjang gelombang dengan broglie memiliki bentuk sebagai:
λ= h /m.v
dari persamaan sebelumnya di bab 1 kita sudah mengenal relativistik karena cepatnya
gerakan partikel yang dalam hal ini adalah foton,sehingga:
mo
m = √1− v 22
c
“Dualisme gelombang zarah yang berlaku untuk cahaya,juga berlaku untuk partikel yang
bergerak di dampingi oleh suatu gelombang materi(mater waves) yang merepresentasikan
perilaku gelombang partikel tersebut.”
Berdasarkan peristiwa efek fotolistrik dari Einstein, yang kemudian didukung dengan
percobaan yang dilakukan oleh Compton telah membuktikan tentang dualisme (sifat kembar)
cahaya, yaitu cahaya bisa berkelakuan sebagai gelombang, tetapi cahaya juga dapat bersifat
partikel. Pada tahun 1924 Louise de Broglie mengemukakan pendapatnya bahwa : cahaya
dapat berkelakuan seperti partikel, maka partikel pun seperti halnya electron dapat
berkelakuan seperti gelombang.
Sebuah foton dengan frekuensi f memiliki energi sebesar hf dan memiliki momentum
p = , karena c = f λ , maka momentum foton dapat dinyatakan p = hf/c sehingga panjang
gelombang foton dapat dinyatakan λ = h/p. Untuk benda yang bermassa m bergerak dengan
kecepatan memiliki momentum linier sebesar mv maka panjang gelombang de Broglie dari
benda itu dinyatakan dengan persamaan
Untuk menguji hipotesis yang dilakukan oleh Louise de Broglie pada tahun 1927,
Davisson dan Germer di Amerika Serikat dan G.P. Thomson di Inggris secara bebas
meyakinkan hipotesis Louise de Broglie dengan menunjukkan berkas elektron yang
terdifraksi bila berkas ini terhambur oleh kisi atom yang teratur dari suatu kristal. Davisson
dan Germer melakukan suatu eksperimen dengan menembakkan electron berenergi rendah
yang telah diketahui tingkat energinya kemudian ditembakkan pada atom dari nikel yang
diletakkan dalam ruang hampa. Berdasarkan hasil pengamatan Davisson dan Germer
terhadap elektronelektron yang terhambur ternyata dapat menunjukkan adanya gejala
interferensi dan difraksi. Dengan demikian hipotesis de Broglie yang menyatakan partikel
dapat berkelakuan sebagai gelombang adalah benar.
Ψ (x,t) = Ao ei(kx-ωt)
Misalnya kita menggunakan Ψ (x,t) = Ao Cos (Kx – ωt) yang di gambarkan pada saat
tertentu t =to sebagai berikut:
Apabila gelombang mempresentasikanpartikel muncul pertanyaan dimanakah
kedudukan partikel?
Artinya dimanakah kita dapat dapat menyatakan kedudukan partikel dalam ruang dengan
gelombang diatas yang meliputi daerah dari X = - sampai X = ?
Dalam hal ini muncul dilema yaitu,bagaimana menunjukkan dengan tepat kedudukan partikel
dalam ruang dengan menggunakan gelombang yang memang bersifat tersebar dalam
ruangan.
Untuk menentukan zarah dalam ruang maka salah satu jalan yang di tempuh adalah dengan
melakukan superposisi beberapa gelombang harmonik yang memiliki harga vektor
grlombang k,yang tidak banyak berbeda satu dengan yang lainnya.Hubungan antara frekuensi
sudut dan harga vektor gelombang adalah:
ω = 2πf
k = 2π / λ
Dan hubungan
Ψ =Ψ1+Ψ2
2ω+ dω 2ω
2k + dk 2k
Maka :
Dari persamaan gambar 3.2 di atas ,maka gelombang dengan k dan ω merupakan
pembawa (carrier wave) .satu titik dengan fasa yang tetap pada gelombang
pembawa ini memenuhi hubungan:
K dx – ω dt =0
Sehingga
W = dx / dt sama dengan ω / k
Kecepatan ini dengan mana fasa gelombang pembawa muatan dalam ruang
dinamakan kecepatan fasa gelombang itu
Suatu titik dengan fasa tetap pada selubung itu memenuhi hubungan
Sehingga di peroleh:
Frekuensi anguler dan harga vektor gelombang denga broglie untuk benda
bermasa mo yang bergerak dengan kecepatan :
D.DIFRAKSI PARTIKEL
Davisson dan Germer mempelajari electron yang terhambur oleh zat padat dengan memakai
peralatan seperti pada gambar 4.5. Energy electron dalam berkas detector dapat diubah-ubah.
Fisika klasik meramalkan bahwa electron yang terhambur akan muncul dalam berbagai arah
dengan hanya sedikit kebergantungan dari intensitas terhadap sudut hambur dan lebih sedikit
lagi dari energy electron primer. Dengan memakai blok nikel sebagai target, Davisson dan
Germer membuktikan ramalannya.
Ternyata sekarang hasilnya sangat berbeda dari sebelum peristiwa itu terjadi: sebagai
ganti dari variasi yang kontinu dari intensitas electron yang terhambur terhadap sudut, timbul
maksimum dan minimum yang jelasteramati yang kedudukannnya bergantung pada energy
electron. Graf pada setiap pik polar yang biasa digambarkan untuk intensitas electron setelah
peristiwa itu ditunjukkan dalam gambar 4.6 metode plotnya dilakukan sedemikian sehingga
intensitas pada setiap sudut berbanding lurus dengan jarak kurva pada sudut itu dari titik
hamburannya. Jika intensitasnya sama untuk semua sudut hambur, kurvanya akan berbentuk
lingkaran dengan titik hambur sebagai pusat.
Dua pertanyaan segera timbul dalam pikiran: apakah yang menjadi penyebab efek
baru ini, dan mengapa tidak muncul sebelum target nikel itu dipanggang?
Marilah kita tinjau apakah kita dapat membuktikan bahwa gelombang de Broglie
merupakan penyebab dari hasil Davisson dan Germer. Pada suatu percobaan tertentu berkas
electron 54eV diarahkan tegak-lurus pada target nikel, dan maksimum yang tajam dalam
distribusi elektron terjadi pada sudut 500 dari berkas semula. Sudut dating dari sudut hambur
relative terhadap suatu keluarga bidang Bragg ditunjukkan dalam gambar 4.6 keduanya
bersudut 650. Jarak antara bidang dalam keluarga itu yang bisa diukur melalui difraksi sinar-
x adalah 0,091 nm. Persamaan Bragg untuk maksimum dalam pola difraksi ialah
nλ = 2d sin θ
Karena : K = ½ mv2
mv =❑√ 2 mk = √ ( 2 ) (9,1 x 10¿¿ 31 kg)(5 eV )(1,6 x 10∗19 j/ev )¿ = 4,0 x 10-24 kg m/s Jadi
panjang gelombang elektron itu ialah:
h 6,63 x 10∗34 j / s
λ = mv = 4,0 x 10∗−24 kg .m/ s = 1,66 x 1010 m = 0,166 nm.
yang besarnya sesuai dengan panjang gelombang yang diamati. Jadi eksperimen
Davisson dan Germer menunjukkan bukti langsung dari hipotesis de Broglie mengenai sifat
gelombang benda bergerak.
Mikroskop Elektron
Sifat gelombang elektron yang bergerak merupakan dasar dari mikroskop elektron
yang dibuat untuk pertama kali dalam tahun 1932. Daya pisah setiap instrumen optimis
dibatasi oleh difraki sehingga besarnya berbanding lurus dengan panjang gelombang yang
dipakai untuk menyinari benda yang diselidiki. Untuk mikroskop yang baik yang memiliki
cahaya yang tampak, perbesaran maksimum yang bermanfaat ialah sekitar 500 kali ;
perbesaran yang lebih tinggi membentuk bayangan yang lebih besar tetapi tidak
mengungkapkan rincian. Elektron cepat memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek
dari cahaya tampak dan mudah dikendalikan oleh medan listrik dan magnetik karena elektron
bermuatan. Sinar-x juga memiliki panjang gelombang yang pendek, tetapi sampai sekarang
orang belum berhasil (?) untuk memfokuskan sinar itu dengan baik.
Sebagai pendahuluan dalam menentukan gambaran statistik sistem partikel maka kita
tinjau keadaan yang paling sederhana yaitu suatu sistem dengan 1 partikel dalam kotak 1
dimensi. Tujuan kita adalah mendapatkan gambaran untuk menjelaskan karakteristik partikel
dalam kotak 1 dimensi. (Dilakukan dalam kotak karena dalam kotak aspek dimensinya justru
akan memudahkan perhitungan
lebih lanjut walaupun dalam kenyataannnya partikel tidak selalu berada dalam kotak).
Kotak yang ditinjau adalah kotak 1 dimensi kemudian setelah itu dengan melihat
prinsip yang ada dalam kotak 1 dimensi, dengan mudah kita dapat menentukan partikel dalam
kotak 3 dimensi. Dari sini dapat ditentukan harga fungsi energi f ( E ) berdasarkan variabel
pada sistem yang terdefinisi. Perhatikan gambar 4.8. Syarat batas yang diberikan adalah
partikel berada dalam kotak 1 dimensi, berarti partikel hanya ada pada daerah L < x< 0 dan
tidak pada batas x=0 dan x=L. Dengan adanya pernyataan dualisme gelombang yang
dicetuskan oleh De Broglie bahwa selain memiliki sifat partikel juga memiliki sifat
gelombang maka keberadaan partikel dalam kotak dapat dinyatakan dalam persamaan
gelombang :
ΨA= A Sin kx
Jika partikel terdapat dalam kotak yang panjangnya L, maka syarat batas memenuhi :
dengan syarat di atas berarti A≠0, maka syarat persamaan (4.2) memberikan nilai
sin kl = 0; yakni ketika sin kl = sin nπ kl = nπ ; n = 1,2,3,… dimana
k = 2π / λ (4.29)
L = nπ / λ (4.30)
Dari persamaan (4.30) dapat dianalisis bahwa panjang kotak agar kita dapat
menemukan partikel yang didefinisikan dalam sistem tersebut adalah L=n(½)λ harus
merupakan kelipatankelipatan dari ½ panjang gelombang. Bagaimana mendapatkan
persamaan energi sistem tersebut? Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan
fungsi energi. Kita tinjau harga momentum yang dimiliki partikel oleh De Broglie
dapat dinyatakan dengan :p = h / λ
F. PRINSIP KETAKTENTUAN HEISENBERG
Konsep klasik tentang lintasan kurang bermakna bila dipergunakan dalam menelaah
sistem fisika tingkat atom, karena pada sistem ini, sistem pengamatan dan sistem yang
diamati saling mempengaruhi. Konsep lintasan yang klasik harus diganti dengan pendekatan
statistik, yaitu dengan menyatakannya dalam besarnya kebolehjadian bahwa suatu zarah
berada di suatu kedudukan tertentu pada saat tertentu pula.
dari kedudukan masih dapat masuk dalam sistem optik mikroskop. Andaikan suatu foton
datang dari sumber cahaya dengan momentum linear sebesar :
po =λ/ h (4.49)
Foton ini menumbuk elektron, dan kemudian terhambur dengan sudut θ terhadap sumbu
optik mikroskop. Momentum linear foton terhambur, dalam arah x adalah :
dalam arah yang bertolak belakang dengan arah px’. hal ini berarti bahwa elektron dapat
terlihat dalam mikroskop apabila momentum linear foton berada dalam daerah antara :
Jika digunakan cahaya dengan panjang gelombang λ, maka daya pisah (resolusi) mikroskop
tersebut adalah :
Ax = h /2 sinφ
Artinya jarak yang lebih kecil dari ini tidak dapat dibedakan lagi. Kedudukan elektron
tak dapat ditentukan dengan ketakpastian yang lebih kecil. Oleh karena itu agar elektron
masih dapat dilihat dengan mikroskop maka sekaligus harus dipenuhi bahwa :
Ketidakpastian bukan lagi bergantung dari ketelitian alat, akan tetapi merupakan
sesuatu yang fundamental, sesuatu yang hakiki dengan dunia fisika pada tingkat atom. Di
tingkat mikroskopis, prinsip ketakpastian Heisenberg menjadi tidak relevan. Hal itu dapat
diperkirakan dengan mengambil contoh yang konkrit. Selanjutnya prinsip ketidakpastian
Heisenberg dapat dikembangkan dalam tiga dimensi menjadi:
dan dapat dijabarkan pula ketidakpastian energi dan waktu sebagai berikut :