Anda di halaman 1dari 5

PERKEMBANGAN ASEAN DAN PERAN

INDONESIA
Jalan Sunan Ampel 12 Ngronggo Kediri

Telp. (0354)687895 e-mail : mtsn_kdr_2@yahoo.co.id

DINA AULIA
IX.B / 018
A. Sejarah Berdirinya ASEAN
Di Asia Tenggara ada dua organisasi yang membawa pada pembentukan.
Pertama, Association of Southeast Asia (ASA) yang dibentuk berdasarkan Deklarasi
Bangkok tahun 1961 antara Malaysia, Muang Thai, dan Filipina.

Kedua, MAPHILINDO yang dibentuk pada tahun 1963, merupakan musyawarah


antara
negara-negara Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Karena adanya “Krisis Federasi
Malayasia” yang kurang memuaskan Indonesia dan Malaysia, maka diawali dengan
ajakan Thanat Khoman dari Birma kepada Tun Abdul Razak dari Malaysia maupun
Adam Malik dari Indonesia pada bulan Mei 1967 maka terbentuklah Deklarasi
ASEAN.
Deklarasi ASEAN ditandatangani pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
(Deklarasi Bangkok) oleh lima utusan dari 5 negara di kawasan Asia Tenggara.

Ke lima tokoh yang menandatangani Deklarasi Bangkok adalah :

1) Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia);


2) Tun Abdul Razak (Wakil Perdana
3) S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura);
4) Narsisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina); dan
5) Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Muang Thai).

Kelima negara di atas merupakan anggota ASEAN pada awal berdirinya.


Selanjutnya dalam perkembangannya sampai sekarang ini anggota ASEAN sudah
bertambah 5 negara, yakni :

1) Brunei Darussalam (tanggal 7 Januari 1984),


2) Vietnam (28 Juni 1995),
3) Laos (23 Juli 1997),
4) Myanmar (23 Juli 1997), dan
5) Kampuchea (16 Desember 1998).

Dina Aulia 9.B/18 01


B. Tujuan ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok
8 Agustus 1967 adalah sebagai berikut :

(1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan


kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
(2) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
(3) Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam
masalah ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan
(4) Saling memberikan bantuan dalam yang menghasilkan Deklarasi Kuala Lumpur
pada
bentuk sarana- sarana latihan dan tanggal 27 November 1971. Dalam deklarasi dini
disepakati untuk menjadikan wilayah Asia Tenggara penelitian dalam bidang-bidang
sebagai wilayah yang damai, bebas, dan netral. pendidikan, professional, teknik dan
administrasi.
(5) Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian
serta industri, perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana-
sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
(6) Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
(7) Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi
internasional dan regional yang ada dan bertujuan serupa
.

C. Struktur Organiasi ASEAN


Untuk melaksanakan maksud dan tujuan ASEAN, maka dibentuklah struktur
organisasi ASEAN. Struktur organisasi ini antara sebelum dan sesudah KTT I di Bali
1976 ada perbedaan.

a. Sebelum KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya sebagai berikut :

(1) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (ASEAN Ministerial Meeting). Sidang
Tahunan ini merupakan sidang tertinggi yang diadakan setiap tahun secara bergilir di
negara anggota.
(2) Standing committee, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Tuan Rumah, tugasnya
melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam jangka waktu di antara sidang-sidang tahunan
para Menteri Luar Negeri.
(3) Komisi-komisi Tetap (Permanent Committee), yang beranggotakan tenaga ahli
serta pejabat pemerintah negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah
memberikan rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan melaksanakan
program tersebut setelah mendapat persetujuan dari Sidang Tahunan Para Menteri.

Dina Aulia 9.B/18 02


(4) Komisi-Komisi Khusus (Ad Hoc Committee), yakni Komisi khusus di bentuk
sesuai kebutuhan ASEAN.
(5) Sekretariat Nasional ASEAN (National Secretariats), yang bertugas untuk
mengkoordinasi pada tahap nasional dalam melaksanakan keputusan-keputusan
para menteri ASEAN dan mempersiapkan agenda pertemuan Standing Comitte.

b. Sesudah KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Ada Perubahan, sebagai


berikut :

(1) Pertemuan Para Kepala Pemerintahan ( Summit Meeting ).


(2) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
(3) Sidang Para Menteri-Menteri Ekonomi.
(4) Sidang para Menteri lainnya (Non- Ekonomi).
(5) Standing Committee.
(6) Komite-Komite. Peranan Indonesia dalam ASEAN

D. Komite Ekonomi ASEAN


a. COFFAF
Komite ini berkedudukan di Indonesia dan melakukan kegiatan dengan mengadakan
berbagai proyek. Untuk suplai bahan makanan atau kebutuhan pokok di koordinasi
oleh Indonesia. Perikanan oleh Muangthai, kehutanan oleh Malaysia, dan pertanian
oleh Filipina. Komite ini mengadakan kerja sama dengan sesame anggota ASEAN
dan menjalin hubungan denagn Negara-negara lain atau organisasi yang lain ,
misalnya : Uni Eropa, Jepang, Selandia Baru, dan Australia.

b. COTT (Komite Perdagangan dan Pariwisata)


komite ini berkedudukan di Singapura dan melakukan kegiatanaaa-kegiatan seperti
mengadakan aaaperjanjian perdagangan ASEAN dan mengadakan promosi
kepariwisataan.

c. Committee on Finance and Banking


Berkedudukan di Thailand. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti : pembentuakan
dana, memberikan pendukung perpajakan yang sesuai dengan Undang-undang yang
berlaku dan mencari bantuan modal dari Negara maju.

d. OIME
Berkedudukan di Filipina. Melakukan kegiatan dalam bidang industri pertambangan
dan energi.

Dina Aulia 9.B/18 03


e. Committee on Transportasion and Communication.
Berkedudukan di Malaysia. Kegiatan yang dilakukan komite ini dalam bidang
transportasi dan komunikasi dibagi dalam sub-sub komite, yaitu : Subkomite
Perhubungan Darat, Subkomite Pelayaran dan Pelabuhan a, Subkomite Pos, adan
Telekomunikasi.

f. Committee on Cultural and Information (Komite Kebudayaan dan Informasi)


Melakukan kegiatan adalam bidang kebudayaan dan informasi misalnya
pengembangan misi budaya di Kawasan ASEAN maupun di Luar ASEAN. Tukar
menukar informasi diantara Negara-negara ASEAN, misalnya : mengadakan pameran
budaya.

E. Peranan Indonesia dalam ASEAN


Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar diantaranya sebagai berikut :

a. Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada


tanggal 8 Agustus 1967.

b. Indonesia berusaha membantu pihak- pihak yang bersengketa untuk mencari


penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa penyelesaian
Indochina secara keseluruhan dan Vietnam Khususnya sangat penting dalam
menciptakan stabilisasi di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal 15 – 17 Mei 1970 di
Jakarta diselenggarakan konferensi untuk membahas penyelesaian pertikaian
Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah berusaha menyumbangkan jasa-jasa
baiknya untuk mengurangi ketegangan- ketegangan dan konflik-konflik bersenjata di
Asia Tenggara.

c. Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama


ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tanggal 23 – 24 Februari 1976.

d. Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia pernah ditunjuk sebagai tempat kedudukan
Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Pertama
adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudian digantikan oleh Umarjadi Njotowijono.

Sumber : BSE IPS SMP/MTs IX (288-292)


EKONOMI 3, Yudhistira

Dina Aulia 9.B/18 04

Anda mungkin juga menyukai