Anda di halaman 1dari 11

ESSAY BIOKIMIA

METABOLISME PROTEIN DAN PENYAKIT KEGAGALAN


METABOLISME PROTEIN

Triska Eka Ariesty (19011090)

Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo

PENDAHULUAN

Pengertian Protein dan Metabolisme

Protein adalah zat pembangun yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Protein
digunakan sebagai zat pembangun tubuh untuk mengganti dan memelihara sel tubuh yang rusak,
reproduksi, mencerna makanan dan kelangsungan proses normal dalam tubuh. Sumber protein
adalah kacang- kacangan dan hasil olahannya, telur, teri, ikan segar, daging, udang, susu dan
sebagainya perlu ditambahkan dalam menu makanan sebagai zat tambahan darah untuk mencegah
dan mengatasi anemia.

Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang tersusun dari atom
nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa jenis asam amino yang mengandung sulfur (metionin,
sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Dalam makhluk hidup, protein berperan
sebagai pembentuk struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran fisiologis.

Protein merupakan polimer dari sekitar 21 asam amino berlainan yang dihubungkan
dengan ikatan peptida. Asam amino keragaman rantai samping yang terbentuk dengan ikatan
peptida. Asam amino memiliki keragaman rantai samping adalah yang terbentuk asam-asam
amino tersebut disambungkan protein yang berbeda dapat mempunyai sifat yang berbeda, struktur
sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai samping dapat bersifat polar dan nonpolar.
Kandungan bagian asam amino polar yang tinggi dalam protein meningkatkan kelarutannya dalam
air

Metabolisme adalah semua perubahan kimia dan energi yang terjadi di dalam jasad hidup
atau karena kegiatan jasad hidup. Yang mengalami perubahan adalah substrat reaksi dan energi.
Perubahan dikatalisis oleh enzim. Fungsi metabolisme adalah mengekstrak energi dari substrat
atau sekelilingnya, menyimpannya dalam senyawa energi tinggi untuk melaksanakan
aktivitas/fungsi kehidupan. Secara umum metabolisme mengandung arti pemecahan (katabolisme)
dan pembentukan (sintesis/anabolisme).

Kelainan metabolik seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan


hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme.
PEMBAHASAN

Metabolisme protein adalah deskripsi dari proses fisik dan kimia yang menyebabkan baik
pembentukan atau sintesis, asam amino menjadi protein dan pemecahan, atau katabolisme, protein
menjadi asam amino. Asam amino yang beredar melalui darah dan masuk ke jaringan tubuh, di
mana mereka disintesis kembali menjadi protein. Keseimbangan antara sintesis protein dan
katabolisme adalah penting untuk mempertahankan fungsi sel yang normal. Jaringan lunak
membutuhkan asam amino untuk memproduksi jenis protein yang dibutuhkan untuk pemeliharaan
proses kehidupan. Sintesis asam amino diperlukan untuk membentuk senyawa penting lainnya
dalam tubuh, seperti histamin, neurotransmitter, dan komponennukleotida. Setiap asam amino
yang tersisa setelah sintesis baik disimpan sebagai lemak atau dikonversi menjadi energi.

Asam amino dapat diklasifikasikan sebagai esensial dan non-esensial. Asam


amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi sangat penting untuk metabolisme protein.
Asam amino ini harus diperoleh dari makanan. Asam amino non-esensial yang diperlukan untuk
fungsi sel normal dan dapat disintesis dari asam amino lain dalam tubuh. Setelah asam amino yang
tepat diperoleh, mereka bergabung untuk memberikan protein jaringan sehingga tubuh dapat
menggunakannya.

Hati adalah pusat untuk memecah protein yang dibutuhkan dan mengirimkan asam amino
yang dibutuhkan ke dalam darah. Ini terus memantau dan merespon kebutuhan protein tubuh. Hati
juga bertanggung jawab untuk memproses dan mengeluarkan kotoran produk limbah yang
dihasilkan sebagai produk sampingan dari metabolisme protein.

Beberapa orang merasa bahwa mengkonsumsi makanan yang tinggi protein akan
membantu mereka menurunkan berat badan lebih cepat dan mempertahankan massa otot. Yang
benar adalah bahwa kebanyakan orang mengkonsumsi terlalu banyak protein akan menempatkan
ketegangan yang tak perlu pada tubuh dengan berbuat demikian. Tubuh akan merubah lemak
berlebih menjadi protein, seperti halnya dengan karbohidrat dan lemak dari makanan. Kelebihan
protein dalam makanan juga akan menyebabkan metabolisme protein lebih banyak terjadi, yang
menghasilkan produk-produk limbah yang harus dibuang.
Karena protein dicerna dipecah dan disusun ulang terlalu lama untuk digunakan dalam
berbagai bagian tubuh, makan makanan yang mengandung asam amino tertentu tidak berarti
bahwa tubuh akan menggunakan asam amino dalam bentuk individual itu. Sebagai contoh,
beberapa orang berusaha untuk melengkapi dengan jenis tertentu protein berharap untuk
mendapatkan keuntungan dari efek kesehatan mereka. Ini tidak bekerja sebagaimana mestinya
karena tubuh mengontrol metabolisme protein dengan memecah protein dan memasang kembali
mereka dengan asam amino lainnya untuk memenuhi kebutuhan tubuh terbaik.

Reaksi Metabolisme Asam Amino

Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino,
kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama
pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.

Transaminasi

Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino
dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari
suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a
ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan
asam amino semula diubah menjadi asam keto. Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang
hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin
transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin.
Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-
ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .

Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua
enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan
bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada
reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
Deaminasi Oksidatif

Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam beberapa
sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang
menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.

Asam glutamat + NAD + a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+
glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena
asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase
merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D-asam oksidase.

Proses Metabolisme Protein

Protein merupakan senyawa organik yang cukup kompleks dengan bibit molekul yang
cukup tinggi. Ia merupakan polimer dari sejumlah monomer asam amino yang dilekatkan oleh
ikatan bernama peptide. Jika diurai, protein ini sendiri terdiri atas karbon, oksigen, nitrogen,
hydrogen dan sebagian pula mengandung fosfor dan juga sulfur. Protein meupakan salah satu
senyawa yang sangat penting bagi manusia. Ia memiliki peranan yang signifikan terhadap tumbuh
kembang serta pemeliharaan keseimbangan tubuh. Untuk menjalankan fungsi tesebut, tubuh akan
menjalankan serangkaian proses untuk memaksimalkan penyerapan. Proses tersebut dikenal
dengan istilah metabolisme protein.Istilah metabolisme sendiri diartikan sebagai semua jenis
rekasi kimiawi yang berlangsung di dalam tubuh organisme termasuk yang ada di tingkat seluler.
Metabiolisme ini juga mencakup senyawa protein di dalamnya.

Lintasan Metabolisme Protein

Umumnya, terdapat dua arah lintasan dari proses metabolisme protein di dalam tubuh, yakni:

1. Katabolisme atau rekasi yang di dalamnya melibatkan proses mengurai sejumlah molekul
organik dalam rangka memperoleh energi.

2. Anabolisme, adalah rekasi yan merangkau sejumlah senyawa organik dari molekul tertentu
agar lebih mudah diserap oleh tubuh.
Proses metabolisme protein di dalam tubuh akan menghasilkan asam amino. Pembingkaran
senyawa protein ini menjadi asam amino membutuhkan bantuan enzim jenis protease dan juga air
agar proses hidrolisis protein terjadi di setiap ikatan peptida. Kegiatan hidrolisis ini juga terjadi
apabila senyawa protein diberi asam, basa dan juga dipanaskan. Asam amino yang dihasilkan dari
metabolisme ini cukup penting bagi tubuh. Ia dibagi ke dalam dua jenis yakni asam amino esensial
dan juga asam amino non-esensial.

1. Yang dimaksud dengan asam amino esensial (dikenal juga dengan istilah asam amino
utama) merupakan jenis asam amino yang sangat diperlukan oleh tubuh dan mutlak
didatangkan dari luar tubuh sebab tubuh kita tidak mampu disintesis. Asam amino esensial
ini hanya bisa disintesis oleh sel tumbuhan. Adapun contoh dari asm amino ini antara lain
triptofan, treonin, arginin, histidin, iseleusin, leusin, lisin, dan juga metionin.

2. Yang dimaksud dengan asam amino non-esensial adalah jenis asam amino yang mampu
disintesis oleh tubuh kita. Adapun contoh asam amino jenis yang ini adalah alanin, prolin,
tirosin, dan glisin.

Setelah dipecah menjadi asam amino yang lebih sederhana dalam serangkaian proses
metabolisme protein, maka tubuh tidak serta merta menyerapnya. Biasanya absorpsinya akan
berlangsung dalam kurun waktu 2 sampai 3 jam. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa hanya
sebagian kecil asam amino yang diabsorbsi. Meski demikian, tak pernah ditemukan seseorang
yang kelebihan protein di dalam tubuhnya. Mengapa? Sebab saat asam amino telah memasuki
darah, jumlah yang berlebihan akan segera ditransportasikan ke seluruh sel-sel di dalam tubuh
dalam kurun waktu 5 sampai 10 menit.

Gangguan metabolism protein terjadi pada:

a. Hipoproteinemia

Biasanya akibat ekskresi protein serum darah berupa albumin yang berlebihan melalui air
kemih. Selain itu juga pembentukan albumin yang terganggu,misalnya akibat penyakit hati, atau
absorbsi albumin kurang akibat kelaparan atau karena penyakit usus. Albumin karena berat
molekulnya kecil (69.000) dibandingkan dengan globulin (150.000), mudah keluar dari pembuluh
darah yang cedera atau melalui filtrasi glumeruler.Karena itu pada penyakit ginjal sering
kehilangan albumin sedang globulin tidak. Karena protein darah sangat menurun dan
perbandingan albumin –globulin menjadi terbalik. Dengan menurunnya kadar protein darah ,maka
tekanan osmotic darah turun sehingga timbul edema (batas 4-5 gram per 100 ml darah ) Akibat
hypoproteiemi dalam klinik sering ditemukan penyakit ginjal atau hati, dan parah ditemukan gizi
buruk.

b. Pirai atau gout

Pengertian

Pirai atau gout (juga dikenal sebagai podagra bila terjadi di jempol kaki)[1] adalah kondisi
kesehatan yang biasanya ditandai oleh adanya serangan akut artritis inflamatori berulang—dengan
gejala kemerahan, lunak yang terasa sakit dan panas pada pembengkakan sendi. Bagian sendi
metatarsal-falangeal pada bagian dasar dari ibu jari merupakan tempat yang paling sering terserang
(mendekati 50% kasus). Namun, gejala ini juga dapat timbul sebagai tofi, batu ginjal, atau
nefropati urat. Keadaan ini disebabkan oleh adanya peningkatan kadar asam urat di dalam darah.
Asam urat mengkristal, dan kristal ini mengendap pada persendian, tendon, dan jaringan sekitanya.

Diagnosis klinis

Dipastikan dengan melihat adanya kristal yang khas pada cairan sendi. Pengobatan dengan
obat anti inflamasi nonsteroid (NSAIDs), steroid, atau kolkisin dapat mengurangi peradangan.
Ketika serangan akut berkurang, kadar asam urat biasanya turun dengan cara mengubah gaya
hidup, dan bagi mereka yang mengalami serangan berulang, allopurinol atau probenecid
memberikan pencegahan dalam jangka waktu yang lama.

Frekuensi pirai telah meningkat pada beberapa dekade ini, memengaruhi sekitar 1-2%
populasi Barat pada suatu saat kehidupan mereka. Peningkatan ini diperkirakan disebabkan oleh
naiknya faktor risiko dalam populasi, seperti misalnya sindrom metabolik, harapan hidup yang
lebih panjang dan perubahan pola makan. Dalam sejarahnya pirai dikenal sebagai "penyakit para
raja" atau "penyakit orang kaya".

a. Metabolisme pirai(Gout)

Gout disebabkan karena terbentuknya kristal asam urat dalam kadar tinggi karena peningkatan
afinitas terthap ribosa 5 fosfat
1) Pencegahan

a. Perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Contohnya dengan berolahraga, mandi
teratur

b. Pengobatan dapat menurunkan tingkat asam urat. Contohnya Obat Allopurinol,


febuksostat dan probenesid.

c. Dengan pola makan yang sehat. Contohnya mengurangi asupan makanan seperti
daging dan makanan laut, dan mengkonsumsi cukup vitamin C .

2) Pengobatan

Obat yang digunakan untuk mengobati : Biasanya jenis obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit pirai(gout) yakni NSAID, kolkisin dan stroid.

a) NSAID

NSAID adalah perawatan pertama yang biasa diberikan untuk gout, dan tidak ada bahan
tertentu yang secara signifikan lebih efektif atau kurang efektif dari yang lain.[2] Perbaikan akan
mulai terlihat dalam empat jam, dan perawatan disarankan untuk dilakukan selama satu hingga
dua minggu. Namun hal ini tidak disarankan bagi mereka yang mempunyai masalah kesehatan
lain, seperti pendarahan gastrointestinal, gagal ginjal atau gagal jantung. Walaupun menurut
sejarah indometasin merupakan NSAID yang paling umum digunakan, alternatifnya, seperti
ibuprofen, dapat lebih dipilih karena profil efek samping yang lebih baik walaupun efektivitasnya
tidak lebih baik Bagi penderita yang berisiko mengalami efek samping NSAID pada lambung,
dapat diberikan tambahan inhibitor pompa proton.

b) Kolkisin

Kolkisin merupakan bahan alternatif bagi pasien yang tidak mampu menoleransi NSAID
Efek sampingnya (utamanya gangguan pencernaan) membatasi manfaatnya. Walaupun demikian,
gangguan pencernaan yang timbul bergantung pada dosisnya, dan risikonya dapat dikurangi
dengan menggunakan dosis lebih kecil yang masih efektif. Kolkisin dapat berinteraksi dengan obat
resep umum lainnya, seperti antara lain atorvastatin dan eritromisin.
c) Steroid

Glukokortikoid telah terbukti sama efektifnya dengan NSAID dan dapat digunakan jika
ada kontraindikasi terhadap NSAID. Bahan ini juga membawa perbaikan ketika disuntikkan ke
dalam persendian; hal ini tidak berlaku untuk infeksi persendian karena steroid memperburuk
kondisi ini.

d) Pegloticase

Pegloticase (Krystexxa) disetujui di AS untuk digunakan dalam perawatan pirai pada tahun
2010. Bahan ini merupakan pilihan bagi 3% orang yang tidak toleran terhadap obat-obat lainnya.
Pegloticase diberikan sebagai infus intravena setiap dua minggu, dan telah terbukti menurunkan
tingkat asam urat dalam populasi ini.

e) Profilaksis

Sejumlah obat-obatan lain bermanfaat untuk pencegahan episode pirai yang lebih jauh,
termasuk inhibitor santin oksidase (termasuk allopurinol dan febuksostat) dan urikosurik
(termasuk probenesid dan sulfinpirazon). Obat-obat ini tidak mulai digunakan sampai satu hingga
dua minggu setelah serangan akut mereda, karena pertimbangan teoretis dapat memperburuk
serangannya, dan biasanya digunakan bersama NSAID atau kolkisin selama tiga hingga enam
bulan pertama. Obat-obatan ini tidak disarankan hingga pasien telah mengalami dua kali serangan
gout, kecuali ada perubahan persendian destruktif, tofi, atau nefropati urate karena obat-obatan
tidak terbukti hemat biaya hingga saat ini. Langkah-langkah untuk menurunkan garam dari asam
urat harus ditingkatkan hingga kadar asam urat serum berada di bawah 300–360 µmol/l (5,0-
6,0 mg/dl), dan dilanjutkan terus. Jika obat-obatan ini digunakan secara kronis ketika ada serangan,
disarankan untuk menghentikan penggunaannya.Jika tingkatnya tidak dapat diturunkan di bawah
6,0 mg/dl dan ada serangan susulan, hal ini dapat dianggap sebagai kegagalan perawatan atau pirai
yang sulit atau tidak bisa diobati. Secara keseluruhan, probenecid tampak kurang efektif jika
dibandingkan dengan allopurinol.

Pengobatan dengan urikosurik biasanya dipilih jika dijumpai sekresi asam urat yang
rendah, yang dilihat dari hasil pengambilan urin 24 jam yang menunjukkan jumlah asam urat
kurang dari 800 mg. Namun zat ini tidak disarankan jika pasien mempunyai riwayat batu ginjal.
Jika ekskresi urin 24 jam lebih dari 800 mg, yang menandakan produksi berlebih, lebih dipilih
inhibitor santin oksidase.

Inhibitor santin oksidase (termasuk allopurinol dan febuksostat) menghambat produksi


asam urat, dan terapi jangka panjangnya aman dan ditolerir dengan baik, serta dapat digunakan
oleh pasien yang menderita kerusakan ginjal atau batu garam dari asam urat, walaupun allopurinol
menyebabkan hipersensitivitas pada sejumlah kecil individu. Dalam kasus semacam ini, obat
alternatif, febuksostat, telah disarankan.
PENUTUP

Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein
adalah sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai
komponen protein. Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di
usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Protein diabsorpsi di usus halus
dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk
disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim).
Semua proses tersebut dibantu oleh enzim.

Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat yang
diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Kelainan metabolisme seringkali
disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan
untuk merangsang suatu proses metabolism.

Makanan yang dimakan manusia disamping menghasilkan energi atau tenaga, juga
mengandung senyawa-senyawa untuk pertumbuhan dalam menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.
Agar dapat memenuhinya makanan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak,
vitamin,mineral dan air.

Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan


hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme.
Sedangkan metabolisme sendiri adalah proses penting yang terjadi pada tubuh manusia, sebagai
proses pengolahan baik pembentukan dan penguraian zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar
tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kelainan metabolisme dibedakan menjadi
beberapa macam berdasarkan zat yang mengalami kegagalan dalam metabolisme diantaranya
kelainan metabolisme lemak, protein, karbohidrat, piruvat dan asam amino.

Anda mungkin juga menyukai