Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Teori BLUM

Oleh :

Reznita Adityani D. Akhmad

Wahyunanda Arif

Hilda Lorensa

Nur Fadilah

Kelas B

KEBIDANAN

DIV

POLITEKNIK KESEHATAN

MAKASSAR

2020/2021
A. Data Statistic Kesehatan Masyarakat ( Statistik Derajat Kesehatan)

Judul Jurnal: Peran Kader Posyandu Terhadap Pembangunan Kesehatan


Masyarakat

Volume : Vol. 6 No. 1

Tahun: 2017

Penulis: Andy Dikson P. Tse, AgungSuprojo, Ignatius Adiwidjaja

Keberadaan posyandu ditengah-tengah masyarakat mempunyai peranan


yang sangat besar,karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital
bagi kesehatan ibu dan anak. Dengan demikian perlu adanya peningkatan
pengetahuan dan pemahaman kader posyandu mengenai proses tata laksana
posyandu yang efektif.

Secara teknis, tugas kader yang terkait dengan pembangunan kesehatan


masyarakat antara lain adalah melakukan pendataan balita, melakukan
penimbangan serta mencatatnya dalam Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan
makanan tambahan, mendistribusikan vitamin A, melakukan penyuluhan gizi
serta kunjungan ke rumah ibu yang menyusui dan ibu yang memiliki balita, dan
pelayanan pada Lansia. Kader diharapkan berperan aktif dan mampu menjadi
pendorong, motivator dan penyuluh masyarakat. Kader diharapkan dapat
menjembatani antara petugas/ahli kesehatan dengan masyarakat serta membantu
masyarakat mengidentifikasi dan menghadapi/menjawab kebutuhan kesehatan
mereka sendiri. Kader juga diharapkan dapat menyediakan informasi bagi pejabat
kesehatan berwenang yang mungkin tidak dapat mencapai masyarakat langsung,
serta mampu mendorong para pejabat kesehatan di sistem kesehatan agar mengerti
dan merespon kebutuhan masyarakat. Kader dapat membantu mobilisasi sumber
daya masyarakat, mengadvokasi masyarakat serta membangun kemampuan lokal.
Tujuan program Posyandu secara umum adalah untuk meningkatkan
pembangunan kesehatan masyarakat. Program Posyandu yang diselenggarakan di
desa Mnlaletete telah berlangsung cukup lama yaitu sejak sekitar tahun 1995 yang
program tersebut adalah bertujuan untuk menjaga dan memelihara kesehatan ibu
dan anak dilingkungan Desa Mnelalete Kecamatan Amanuban Barat Kabupaen
Timor Tengah Selatan. Program Posyandu di desa tersebut diselenggarakan
dibawah bimbingan Puskesmas Desa serta tenaga medis yang ada di Puskesmas
desa Mnelalete. Dalam perkembangannya program posyandu di desa tersebut
telah cukup memberikan andil dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu
dan anak. Program posyandu di desa tersebut hingga sekarang telah mempunyai
kurang lebih 17 kader posyandu yang mempunyai kemampuan dan pengalaman
yang dinilai cukup untuk memberikan pelayanan posyandu. Berdasarkan
pemaparan yang telah disampaikan di atas, maka dapat ditarik benang merah
bahwa Hambatan Peran Kader Posyandu Dalam Pembangunan Kesehatan
Masyarakat adalah terletak pada pengetahuan kader Posyandu di desa Mnelalete
yang masih perlu mendapatkan perhatian.

Penelitian Peran Kader Posyandu Terhadap Pembangunan Kesehatan


Masyarakat (Studi Kasus Desa Mnelalete Kecamatan Amanuban Barat Kabupaen
Timor Tengah Selatan), menyimpulkan :

1. Peran kader dalam Kegiatan Kader Posyandu di desa Mnlalete terhadap


pembangunan kesehatan meliputi kegiatan pelayanan KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak), Pelayanan KB (Keluarga Berencana), Pelayanan
Imunisasi, pelayanan Gizi, dan pelayanan Penanggulangan Diare dan
penyakit menular lainnya.

2. Peran Kader Posyandu di desa Mnelalete terhadap pembangunan


kesehatan cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari tingk ataktivitas dan
sasaran programnya.
3. Hambatan-hambatan yang dialami para kader dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan adalah sebagian besar kader tingkat
pendidikannya masih kurang dan belum mendapatkan pelatihan
terhadap tugas-tugas sebagai kader Posyandu secara maksimal.

Sumber Jurnal : https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/view/372

B. Data Kependudukan (Statistik Vital dan Kependudukan )

Judul Jurnal: Analisis Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Ruang Lingkup


Kependudukan Dan Ketanakerjaan di Kelurahan Pegirian Kecamatan
Semampir Kota Surabaya

Volume: Vol.7 No.2 2018

Tahun: 2018

Penulis: Nuria, Yuly sulistyorini

WHO (1947) mengartikan kesehatan sebagai keadaan sempurna baik


secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit. Aspek
sosial ekonomi menyatakan arti sehat apabila masyarakat mampu memajukan
kehidupannya dengan belajar, bekerja, ataupun berinteraksi dengan sekitarnya.
Kesehatan masyarakat dari segi sosial ekonomi dapat dilihat dari kondisi
kependudukan dan ketenagakerjaan.Melalui dua hal tersebut dapat dilihat
tingkat kesejahteraan masyarakat yang dapat mendukung tercapainya
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perludilakukan analisis kondisi
kependudukan dan ketenagakerjaan di Kelurahan Pegirian.Kajian ini akan
mempermudah dalam melakukan perencanaan pembangunan yang
berwawasan kesehatan demi tercapainya kesehatan masyarakat.
Menurut sudut pandang kependudukan, besarnya penduduk usia produktif
sebesar 70,18% dengan dependency ratio(DR) sebesar 42,5% dapat dikatakan
bahwa komposisi tersebut cukup baik sebagai modal pembangunan kesehatan.
Akan tetapi, karena besarnya penduduk bekerja yang memiliki tingkat
pendidikan terakhir SD atau lebih rendah cukup tinggi, yaitu sebesar 68,29%,
maka perlu dilakukan upaya perbaikan dalam bidang pendidikan. Seperti yang
telah diketahui, pendidikan dapat mempengaruhi perilaku kesehatan yang akan
mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Menurut sudut pandang ketenagakerjaan, penduduk usia kerja sebesar
73,68%, akan tetapi persentase TPAK sebesar 53,57%. Ini merupakan
gambaran yang belum cukup baik terkait ketenagakerjaan. Meskipun,
gambaran kesehatan dalam bidang sosial sudah dapat dikatakan cukup baik
karena sudah lebih dari setengah penduduk produktif melakukan pekerjaan
dan kegiatan sosial ekonomi yang menyiratkan kesehatan secara fisik dan
mental.Secara keseluruhan kondisi kesehatan masyarakat dari ruang lingkup
kependudukan dan ketenagakerjaan di RT 06 RW 02 Kelurahan pegirian
Kecamatan semampir belum cukup baik. Meskipun, penduduk usia produktif
tinggi, tetapi TPAK masih rendah. Selain itu, tingkat pendidikan yang masih
rendah sehingga kualitas tenaga kerja juga rendah

Sumber Jurnal : https://e-journal.unair.ac.id/JBK/article/view/8380


C. Data Pelayanan Kesehatan ( Statistik Derajat Kesehatan )

Judul Jurnal: Efektivitas Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada


Puskesmas di Kecamatan Dumoga

Volume: Vol.1No.1 Tahun 2018

Tahun: 2018

Penulis: Rendy Tumiwa, Sofia Pangemanan, Effendy Sondakh

Pelayanan kesehatan merupakan faktor penting dalam peningkatan


kesejahteraan keluarga dan bangsa. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang pelayanan publik menyatakan bahwa penyelenggara pelayanan publik
adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Penyelenggaraan pelayanan publik berazaskan : kepentingan umum; kepastian
hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas;
fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; ketepatan waktu; dan
kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.

Pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecmaatan Dumoga Kecamatan


Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara, dalam
pemantauan awal masih ditemukannya berbagai kelemahan dalam pelayanan
kesehatan masyarakatnya. Dalam hal kecepatan penanganan sakit, masalah dalam
kemampuan dokter dan perawatnya, kemudian maslaah dalam fasilitas kesehatan
yang belum memadai. Semuanya ini perlu untuk dikaji lebih jauh. Untuk itulah
perlu dikaji lebih mendalam mengenai pelayanan kesehatan yang dirasakan,
harapan, dan keinginan masyarakat sehingga didapat model pengembangan
kebijakan program kesehatan yang efektif dengan pelayanan yang berkualitas.
Fasilitas serta sarana-prasarana di Puskesma Dumoga yang sangat minim
membuat buruk pelayanan kesehatan yang terjadi. Banyak pasien akhirnya hanya
sekedar mengambil rujukan, atau langsung melakukan pengobatan di kota
Kotamobagu dan kota Manado. Tenaga medis yang minim seperti dokter yang
hanya 1 orang serta 4 perawat, membuat pelayanan tersendat-sendat. Meskipun
dalam hal lain pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis tersebut cukup baik
dalam pendekatan personalnya.

Sumber Jurnal
:https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/view/20926/20613

Anda mungkin juga menyukai