SIROSIS HEPATIS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga tugas Keperawatan Medikal Bedah II yang berjudul Sirosis Hepatis ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah bekontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................................3
LATAR BELAKANG.......................................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................3
TUJUAN......................................................................................................................................3
KESIMPULAN .........................................................................................................................17
SARAN ...................................................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki berbagai macam sistem fungsi tubuh, salah
satunya adalah sistem endokrin. Sirosis hepatis merupakan salah satu
penyakit yang menyerang fungsi sistem endoktrin yaitu hati. Sirosis
hepatis didefinisikan sebagai penyakit hati kronik yang menyebabkan
proses difus pembentuk nodul dan fibrosis pada hati. Sampai saat ini
penyakit ini belum dipastikan akibatnya, namun di luar negri penderita
penyakit ini adalah mereka yang mengkonsumsi alcohol dan penderita
hepatitis C. sedangkan di Indonesia, penderita sirosis hati adalah dia yang
menderita hepatitis B maupun C. jadi sebagai mahasiswa keperawatan,
perlu mengetahui wawasan tentang sirosis hepatis karna penyakit ini juga
digauli di Indonesia dan juga perlu tau bagaimana asuhan keperawatan
dengan pasien penderita sirosis hati.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis untuk mahasiswa keperawatan agar mengetahui
tentang penyakit sirosis hati dan bagaimana penanganannya. Tujuan
penulisan makalah ini juga untuk mengetahui:
- Anatomi fisiologi hati
- Definisi Sirosis hati
- Etiologi penyakit
- Tanda dan gejala penyakit
- Pemeriksaan penunjang dan diagnostic penyakit
- Penatalaksanaan medis dan keperawatan
- Komplikasi penyakit
- WOC penyakit
- Asuhan keperawatan penderita sirosis hepatis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi penting hati adalah sebagai filter darah yang datang dari
saluran cerna dan darah dari bagian tubuh lainnya. Darah dari usus dan
organ visera lain mencapai hati melalui vena porta. Darah ini merembes di
sinus antar lempeng hepatosit dan akhirnya mengalir ke vena hati, yang
bermuara ke vena kafa inferior. Sewaktu melalui lempeng hepatosit, darah
mengalami modifikasi kimiawi yang ekstensif. Empedu terbentuk di sisi
lain dari tiap-tiap lempeng. Empedu mengalir ke usus melalui duktus
hepatikus.
Disetiap lobules hati, lempeng sel hati biasanya memiliki ketebalan
hanya satu sel. Terdapat celah besar antara sel-sel endotel, dan plasma
berkontak erat dengan sel hati. Darah arteri hepatica juga masuk ke
sinusoid. Vena sentral bergabung untuk mmbentuk vena hepatica, yang
bermuara kedalam vena kafa inferior. Waktu transit rerata darah untuk
melintasi lobules hati dari venula portal ke vena hepatica sentra adalah
sekitar 8,4 detik.
4
Gambar diatas merupakan gambar susunan hati. CV; merupakan
vena sentralis. PS; merupakan ruang portal yang mengandung cabang-
cabang duktus biliaris, vena porta, dan arteri hepatica
5
vascular ke venula hepatica terminal yang berada diluar asinus. Dengan
cara ini, sel yang terletak paling dekat dengan tankai vascular menerima
darah dengan kadar oksigen yang maksimum dan sel di perifer asinus
kurang mendapat oksigenasi sehingga lebih rentan terhedap cedera
anoksik.
6
mengkonsumsi alcohol ataupun penyalahgunaan alcohol. Tiga
lesi hati yang dapat disebabkan oleh konsumsi alcohol adalah
perlemakan hati alkoholik, hepatitis alkoholik, dan sirosis
alkoholik. Selain itu, ini juga dapat disebabkan oleh malnutrisi
yaitu keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan asupan gizi
yang cukup karena sirosis hati ini berhubungan dengan salah
satu sistem pencernaah (hepar). Nutrisi sangat dperlukan pada
pasien sirosis hepatis untuk meningnkatkan regenerasi jaringan
hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut, mencegah penrunan
berat badan, dan meningkatkan berat badan.
b. Post-nekrotik ( Makronodular; besar nodul >3mm )
Gambaran patologi hati biasanya mengekrut, berbentuk
tidak teratur, dan terdiri dari nodulus sel hati yang dipisahkan
oleh pita fibrosis yang padat dan lebar. Pada tipe ini disebabkan
dengan adanya infeksi virus hepatis serta karna adanya
intoksikasi pada hati, yaitu adanya racun didalam hati
c. Bilier
Pada tipe ini disebabkan karna terjadi kolesistisis, yaitu
peradangan yang terjadi pada kantong empedu. Penyebab
lainnya yaitu adanya obstruksi akibat neoplasma, striktur atau
batu empedu
d. Idiopatik
Tipe ini disebabkan dengan adanya penyakit usus
inflamatori kronis dan adanya sarkoidosis, yaitu peradangan
pada hati (Gastrointestinal,168)
7
- Bila sudah timbul komplikasi kegagalan hati; gangguan tidur,
demam yang tidak terlalu tinggi, gangguan pembekuan darah
(perdarah gusi, epistaksis), icterus dengan urin berwarna pekat
seperti teh, hematemesis, melena, perut membesar dan terjadi
asites, kaki bengkak, nyeri pada perut, samoai dengan
penurunan kesadaran. (Price & Wilson, 2006; Smeltzer & Bare,
2002)
- Pada laki laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah
dada membesar, dan hilangnya dorongan seksualitas.
8
- Monitoring: tanda vital, asupak/keluaran cairan, tanda
neurologic yang penting, EKG, variable hemodinaik dan
feses untuk darah samar
- Terapi I.V: hidrasi, penggantian elektrolit
- Pemeriksaan laboratorium: AST, ALT, LDH, PT, amylase,
lipase, Hb, HCT, bilirubin, albumin, jumlah sel darah putih
dan analisa gas darah arterial
- Diet: tinggi kalori, rendah natrium dengan makan dengan
porsi kecil tetapi sering dan pembatasan asupan alcohol dan
cairan
- Dekompresi GI; pipa NG ( pada perdarahan )
- Atur posisi pasien semi fowler
- Control aktivitas dengan beraktivitas fisik secara teratur
kecuali jika terdapat perdarahan aktif
- Dukungan nutrisi: TPN, nutrisi enteral lewat pipa NG
- Lakukan tindakan penjagaan yang standar
- Terapi tranfusi: platelet, acked red cells, fresh frozen
plasma ( FFP )
- Diuretik: spironolakton ( Aldactone ), furosemid ( Lasix )
- Sedatif: fenobarbital ( Luminal )
- Pelunak feses: dokusat ( Colace )
- Detoksikan Amonia: laktulosa ( Cephulac )
- Beri vitamin zink
- Analgetik: oksikodon ( Tylox )
- Antihistamin: difenhdramin ( Benadryl )
- Endoskopik Skleroterapi: etanolamin ( Ethamolin )
- Parasentesis abdomen ( jika ada asites )
- Tamponade balloon varises: pipa Sengstaken-Blakemore
(pada perdarahan aktif)
- Profilaksis thrombosis vena profunda: stocking kompresis
sekuensial
9
Sedangkan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien
dengan penyakit sirosis hepatis ini adalah sebagai berikut:
- Memberikan oksigen pada pasien
- Mengkaji status respirasi, neurologic, serta GI dan
keseimbangan cairan pasien
- Memonitor tanda vital pasien, asupan/keluaran cairan, hasil
laboratorium, variable hemodinamik, berat badan setiap
hari, dan feses untuk darah samar
- Mempertahankan diet rendah natrium; puasa makan dan
minum atau NPO jika diperlukan
- Memberikan cairan infus atau TPN sebagaimana
diinstruksikan
- Meminta pasien agar sering membalik-balikkan tubuh,
batuk, menarik nafas dalam, dan menggunakan spirometri
intensif
- Mengkaji adanya perdarahan
- Mempertahankan posisi serta patensi pipa NG dan
melakukan suction rendah pipa NG
- Mempertahankan posisi pasien semi fowler
- Memonitor kadar ammonia
- Mengukur dan mencatat lingkar perut
- Memonitor tanda dan gejala infeksi
- Memberikan obat sesuai resep
- Menghilangkan kecemasan pasien melalui diskusi dan obat-
obatan
- Melaksanakan perawatan kulit, nares, dan mulut
- Mempertahankan tindakan penjagaan yang standar
- Mempertahankan tirah baring dan lingkungan yang tenang
- Monitor dan amati feses
- Memberikan instruksi perawatan dirumah
(Gastrointestinal,174)
10
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit sirosis hepatis ini
adalah sebagai berikut:
- Asites; pembengkakan perut akibat penumpukan cairan
diperut
- Varises esophagus; pembesaran abnormal pada vena yang
terletak pada kerongkongan. Ini terjadi karna adanya
peningkatan tekanan pada vena portal karna adanya aliran
darah ke hati yang terhambat
- Hemoroid; pembengkakan pada rectum
- Perdarahan
- Gangguan keseimbangan hormone estrogen dan androgen
- Hipertensi portal; peningkatan tekanan darah vena portal
(pembuluh darah yang mengalirkan darah dari irgan sistem
pencernaan ke hati)
- Koma hepatikum;
- Pansitopenia
- Kanker hati (Gastrointestinal,175)
Komplikasi lain yang sering terjadi akibat menderita penyakit
sirosis hati ini adalah peritonitis bacterial spontan, yaitu infeksi cairan
asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder intra
abdominal. Ada juga komplikasi ensefalopati hepatic, merupakan
kelainan neuropsikiatrik akibat disfungsi hati yang berawal dari
gangguan tidur sampai koma
Komplikasi lain yang terjadi juga ada haematemesis – melena;
yaitu feses berdarah dan koma hepatic
11
7. WOC
Pola Nafas
Tidak Efektif
Hematemisis Melena
12
c. Eliminasi
DS : Flatulensi, Diare/konstipas
DO : Distensi abdominal
- Menurunnya suara pencernaan
- Urin pekat
- Feses seperti dempul, melena
d. Makanan/minum
DS : Anoreksia
DO : Penurunan BB, Edema
- Kulit kering, turgor jelek
- Jaundice, spider angiomos
e. Neurosensory
DS : Depresi mental
DO : Berbicara tidak jelas
- Hepatic enchelopati
f. Nyeri/kenyamanan
DS : Kembung, pruriyus
DO : Tingkah laku membingungkan
g. Respirasi
DS : Dyspnoe
DO : Tachypnoe
- Terbatasnya ekspirasi dada
h. Sexualitas
DS : Gangguan menstruasi
DO : Atropi testis, Ginekomasti, Rambut rontok
i. Pengetahuan
DS : Riwayat pemakaian alcohol yang lama
- Riwayat penyakit empedu, hepatitis, pemakaian obat yang
merusak fungsi hati dan lain lain
13
2. Perumusan Diagnosa ( NANDA )
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia
b. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan
status imunologi, edema, nutrisi yang buruk
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara umum
dan penurunan massa otot
14
berenergi pada makanan sesuai
kebutuhan
Gangguan integritas kulit yang 1. Temperatur Intervensi:
berhubungan dengan kerusakan suhu tubuh dalam ü Menjaga Integritas
status imunologi, edema, nutrisi batas normal Jaringan Kulit dan
yang buruk 2. Warna kulit Membran Mukosa
dalam batas yang
diharapkan ( tidak Aktivitasnya:
kuning & 1. Memeriksa kulit
kemerahan ) dan membran mukosa
3. Kulit utuh dari kemerahan, edema,
( tidak ada luka atau kekeringan
atau lecet ) 2. Mengamati warna
4. Tekstur kulit kulit dan suhu kulit
dalam batas yang 3. Catat perubahan
diharapkan kulit dan membran
5. Ketebalan kulit mukosa
dalam batas yang 4. Jaga pakaian klien
diharapkan agar tidak terlalu ketat
6. Perfusi jaringan dan tebal
dalam batas yang 5. Periksa infeksi
diharapkan. terutama wilayah yang
7. Mengurangi edema
edema 6. Periksa sumber
tekanan dan pergesekan
7. Atur posisi bagian
yang mengalami edema
dengan menaikan
posisinya.
15
4. Kekuatan baik 1. Memantau
5. Aktivitas masukan nutrisi untuk
dalam sehari-hari memastikan sumber
mampu dikerjakan energy yang adekuat
6. Kemampuan 2. Memantau pola
berkomunikasi saat tidur dan kuantitas tidur
beraktivitas berat 3. Memantau lokasi
bisa tercapai dari
ketidaknyamanan/nyeri
selama beraktifitas
4. Melakukan
penilaian pada jadwal
istirahat
5. Memantau bukti
dari kelelahan secara
fisik dan emosional
6. Dukung
alternative priode
aktivitas dan istirahat
BAB III
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sirosis hepatis merupakan salah satu penyakit yang menyerang
fungsi sistem endoktrin yaitu hati. Sirosis hepatis didefinisikan sebagai
penyakit hati kronik yang menyebabkan proses difus pembentuk nodul dan
fibrosis pada hati. Pada umumnya, penyakit ini tidak diketahui
penyebabnya. Black dan Hawks (2009) menyatakan bahwa penyebab
sirosis hepatis belum diketahui dengan pasti, tetapi faktor genetic dalam
keluarga turut mengambil bagian dari penyakit ini. Di negara barat yang
sering terserang penyakit ini adalah yan mengkonsumsi alcohol,
sedangkan di Indonesia yaitu akibat infeksi virus hepatitis B dan C.
B. Saran
Penulis berharap kepada pembaca untuk memahami makaah
tentang penyakit sirosis hati ini. Penulis juga berharap pembaca dapat
menambah wawasan lebih luas mengenai penyakit sirosis hati dari
berbagai sumber lainnya agar pengetahuan tentang sirosis hati dan
penanganan asuhan keperawatan dengan pasien sirosis hati bertambah luas
juga.
DAFTAR PUSTAKA
17
Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Saputra, Lyndon. 2014. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedan Pasien dengan
Gangguan Fungsi Gastrointestinal. Jakarta: Binarupa Aksara
Angela & Saptino & Efrida. 2017. Jurnal Kesehatan Andalas “Karakteristik
Pasien Sirosis Hepatis di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/636
Lasma & Bunga. 2018. Idea Nursing Journal “Peningkatan Status Gizi Pasien
Sirosis Hepatis Melalui Regimen Nutrisi di RS Sari Mutiara Medan”.
http://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/download/12559/10649
18