Anda di halaman 1dari 5

Natasya Diah Purwanti

203141414111041

J1B (07)

Pengantar Perpajakan

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Pajak adalah pungutan yang hukumnya wajib bagi rakyat untuk negara,yang akan
digunakan untuk membiayai anggaran belanja pemerintahan pusat maupun daerah demi
kesejahtaeraan masyarakat itu sendiri.

Selain pajak terdapat 4 pungutan resmi bukan pajak yang wajib juga dibayar oleh
masyarakat,berikut ini :

1. Retribusi,adalah Iuran atau pungutan yang dibayar oleh masyarakat karena telah
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh peemrintah,lalu uang tersebut akan di
gunakian utuk membangun sarana dan prasana sesuai dengan jenis retribsui. Sifat
Retribusi ini tak ada paksaan untuk membayar,pembayaran retribusi ini tergantung
kemauan si pengguna,serta tidak terikat oleh undang-undang.Berikut jensi dan
contohnya,retribusi jasa umum(pelayanan kebersihan,pelayan parkir ditrpi
jalan,dll),retribusi jasa usaha (retribusi pertokoan,dll),Retribusi perizinan (Retribusi
izin mendirikan bangunan)
2. Cukai,aalah iuran yang dibayar oleh rakyat terhadap barang tertentu,tdiak pada semua
barang hanya barang yang memiliki karakteristik yang perlu untuk diawasi,yang
pengonsumsinya perlu diawasi serta berdampak negativ bagi masyarakat indonesia.
3. Bea,ada dua yaitu masuk dan keluar.Besa masuk artinya peun gutan yang dilakukan
negara berlandaskan dengan UU pabean yang dikenakan terhadap barang-barang
impor.Bea keluar aalag pungutan yang dilakukan negara berdasarkan UU pabean pada
barang-barang yang di ekspor ke luar negri.
4. Sumbanga,adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah kepada orang-
orang atau golongan tetentu,jadi yang merasaakn fasilitas hanya penyumbang seperti
sumbangan wajib pemeliharaan jalan raya.

Fungsi pajak,sebagai fungsi anggaran yang artinya pajak merupakan sumber


pendapatan negara yang memiliki tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan
pendapatan negara.Yang kedua,fungsi mengatur karena pajak merupakan alat untuk
mengatur kebijakan dalam negara dalam bidang ekonomi,fungsinya pajak dapat
digunakan untuk mnghambat inflasi.dapat digunakan sebagai alat mendorong kegiatan
ekspor.Yang Ketiga,Fungsi Pemerataan untuk meneyesuaikan serta menyeimbangkan
antara pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.Yang
terakhir adalah Fungsi Stabilitas artinya pajak dapat digunakan untuk menstabilkan
konsisi dan keadaan perekonomian,seperti mengatasi inflasi.

Pembagian hukum pajak ,Ada dua hukum pajak yaitu:

1. Hukum Pajak Material


ialah Hukum Pajak yang memuat norma-norma yang menerangkan keadaan serta
perbuataan yang harus dikenakan pajak, siapa-siapa yang harus dikenakan pajak, berapa
besarnya pajak atau dapat dikatakan pula segala sesuatu tentang timbulnya, besarnya, dan
hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.

Undang-undang pajak yang termasuk dalam Hukum Pajak Material ialah :

1. Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.


2. Undang-undang No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan Barang Mewah
3. Undang-undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
4. Undang-undang No. 13 Taun 1985 tentang Bea Material.
2. Hukum Pajak Formal
Hukum Pajak Formal ialah Hukum Pajak yang memuat peraturan-peraturan mengenai cara-
cara Hukum Pajak Material menjadi kenyataan.

Undang-undang Pajak yang termasuk Hukum Pajak Formal ialah :

1. UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
2. UU No. 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2000
tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Teori yang mendukuang pemungutan pajak,Ada beberapa teori-teori yang mendukung
pemungutan pajak,
1. Teori Asuransi,Negara melindungi keselamatan jiwa,harta benda,dan hak-hak
rakyatnya.karena itu rakyat membayar seperti suatu premi asuransi karena
memperoleh jaminan perlindungan.
2. Teori Kepentingan,Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan kepada
kepentingan masing-masing orang.
3. Teori Daya Pikul,beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya,atinya
paak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang.
4. Teori Bakti,Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat
dengan negaranya sebagai rakayat yang berbakti.
5. Teori Asas Daya Beli,dasar kedilan terlatak pada akibat pemun gutan pajak.

Adapun jenis-jenis sebagi berikut,Berdasarkan sifatnya jenis pajak ada 2 yaitu


1. Pajak tidak langsung,merupakan pajak yang hanya diberikan kepada
wajib pajak bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu.(contohnya
pajak penjuan atas barang mewah)
2. Pajak Langsung,merupaakn pajak yang diberikan secaraberkala kepada
wajib pajak berlandaskan surat ketepatan pajak yang dinuat kantor pajak.
(contohnya pajak bumi dan penghasilan)
Berdasarkan instasnsi pemungut,terdapat pajak daerah contohnya pajak restoran,pajak
hiburan,pajak kendaraaan bermotor,Pajak negara contohnya PPN,Bea Meterai,PBB,
Sedangkan berdasarkan objek pajak dan subjek pajak,yaitu pajak objektif (pajak
berdarkan objeknya) contoh, pajak impor,pajak kendaraan bermotor,dll,yang kedua
pajak subjektif(pajak berdarkan subjeknya) caontohnya pajak kekayaan dan pajak
penghasilan

Terdapat 3 sistem pemungutan pajak yang terapkan diIndonesia, yang pertama

1. Self Assessment System

Self Assessment System adalah sistem penentuan pajak yang membebankan


penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan
secara mandiri.Ciri-ciri sistem ini adalah penentuan besaran pajak teruatang dilakukan
oleh wajib pajak itu secara mandiri,Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan
kewajiban pajaknya mulai dari menghitung,membayar hingga melapotkan pajak.
2. Official Assessment System

Official Assessment System adalah sistem pemungutan pajak yang membebankan


wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus atau aparat
perpajakan sebagai pemungut pajak kepada seorang wajib pajak.cirinya aalah
besarnya pajak yang dikenakan dihitung oleh petugas pajak,waji pajak sifatnya pasif
dalam perhitungan pajak mereka.

3. Withholding System

Pada siistem pemungutan pajak withholding system, besarnya pajak biasanya dihitung
oleh pihak ketiga. Bukan mereka wajib pajak dan bukan juga aparat pajak/fiskus.
Contoh Witholding System adalah pemotongan penghasilan karyawan yang dilakukan
oleh bendahara instansi atau perusahaan terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi
ke kantor pajak untuk membayarkan pajak tersebut.

Timbulnya utang pajak,terdapat 2 ajaran tentang timbulnya utang pajak

1. Ajaran Formil
Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus (pegawai
pajak yang membantu Wajib Pajak/Subjek Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya).

2. Ajaran Materil
Utang pajak timbul karena undang-undang dan karena ada sebab yang
mengakibatkan seseorang atau suatu pihak dikenakan pajak. Sebab-sebab yang
membuat seseorang memiliki utang pajak di antaranya:

Berakhirnya utang pajak ,terdapat 5 metode yang pertama yaitu pembayaran,wajib


pajak dapat membayar sensiri atau menguasakannya pada pihak lain selain pihak tersebut
bertindak atas nama wajib pajak yang memiliki utang pajak.Yang kedua yaitu Kompensasi
dapat dilakukan jika wajib pajak memiliki kelebihan dalam membayar pajak,sehingga dapat
digunakan untuk membayar utang pajak.selanjutnya yaitu Kedaluwarsa,yang dimaksud
adalah kadaluarsa penagihan,kedaluarsa dapat dicegah dengan melukan teguran.selain itu
juga bisa melalukan pembebasan serta peniadaan.
Secara struktural menurut tarif pajak dibagi dalam empat jenis yaitu:

1. Tarif proporsional yaitu tarif pajak yang presentasenya tetap meskipun terjadi
perubahan dasar pengenaan pajak.Contoh:Pajak Pertambahan Nilai
2. Tarif regresif / tetap yaitu tarif pajak akan selalu tetap sesuai peraturan yang telah
ditetapkan
3. Tarif progresif yaitu tarif pajak akan semakin naik sebanding dengan naiknya dasar
pengenaan pajak. Contoh Pajak Pengahsilan
4. Tarif degresif yaitu kenaikan persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar
pengenaan pajaknya semakin meningkat.

Tarif Pajak yang berlaku untuk Pajak Penghasilan di Indonesia adalah tarif progressif
sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan. Sedangkan
untuk Pajak Pertambahan Nilai berlaku tarif pajak proporsional yaitu 10%.

Anda mungkin juga menyukai