BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pembentukan Etilen Glikol
Menurut Mc Ketta and Cunningham dalam bukunya Encyclopedia of
Chemical Processing and Design. Volume 21, ada tiga cara pembuatan etilen
glikol
yaitu:
2.1.1 Proses Du Font Formaldehid
Dalam proses ini formaldehid direaksikan dengan karbon monoksida dan air
untuk membentuk asam glikolat untuk selanjutnya diesterifikasi dengan
menggunakan metanol, etanol, atau propanol dan produk alkil glikolat
dihidrogenasi dalam fase uap menggunakan katalis kromat menghasilkan
monoetilen glikol dan alkohol. Berikut adalah reaksinya:
H+
CO + CH2O + H2O HOOCCH2OH
HOOCCH2OH + CH3OH CH3OOCCH2OH + H2O
kromat
CH3OOCCH2OH + H2 HOCH2CH2OH + CH3OH
6
7
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
8
reaksi yang dihasilkan tidak digunakan kembali. Reaktor ini mempunyai panjang
76 meter.
Suhu masuk campuran etilen oksida dengan air adalah 145oC dengan
tekanan sekitar 21 Kg/cm2. Suhu masuk dinaikkan dengan pemanasan
menggunakan dua heat exhanger, karena suhu pada campuran awal etilen oksida
dan air berkisar pada suhu 55oC. Lalu suhu keluaran reaktor adalah 190oC dengan
tekanan sekitar 16 Kg/cm2. Suhu ini naik karena adanya panas reaksi. Suhu
dikendalikan agar reaksi tetap berada pada kondisi optimum. Pengendalian suhu
ini dilakukan dengan melakukan perubahan tekanan pada bahan yang masuk
kedalam reaktor dan juga bahan keluar reaktor. Apabila tekanan masuk tinggi,
maka waktu tinggal reaktan menjadi kecil sehingga dapat mengurangi konversi
pembentukan etilen glikol, tetapi bila tekanan masuk dibawah batas, waktu tinggal
reaktan yang terlalu lama dapat mengakibatkan lebih banyak hasil samping yang
terbentuk, karena itu pengaturan tekanan menjadi sangat penting.
Keluaran dari reaktor merupakan campuran dari air, monoetilen gikol,
dietilen glikol dan trietilen glikol dengan kadar air yang sangat tinggi. Untuk
menghilangkan kadar air tersebut digunakan 5 stage multi effect evaporator dan 1
vacuum effect evaporator hingga kadar air menjadi 10% dari berat total.
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
9
- Dalam arah turbulen (Nre > 10.000), profil kecepatan menjadi datar
“flat” dalam arah radial.
b) Tidak ada variasi konsentrasi dan temperatur dalam arah radial.
c) Tidak ada pencampuran dalam arah aksial.
Dimana:
FA adalah laju alir molar reaktan A (dalam mol per waktu)
FA0 adalah laju alir molar reaktan A di titik inlet (dalam mol per waktu)
FAf adalah laju alir molar reaktan A di titik outlet (dalam mol per waktu)
V0 adalah laju alir volumetrik di titik inlet (dalam volume per waktu)
Vf adalah laju alir volumetrik di titik outlet (dalam volume per waktu)
Dalam keadaan steady state, tidak ada akumulasi yang terjadi, sehingga
neraca massa diatas menjadi sebagai berikut:
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
10
Dimana:
FA adalah jumlah mol A tiap satuan waktu yang memasuki volume dV
(FA0 + dFA) adalah jumlah mol A tiap satuan waktu yang keluar dari volume dV
MA adalah massa molar reaktan A
(-rA) adalah laju molar pengurangan massa A pada waktu reaksi.
Sehingga mengeliminasi MA maka didapatkan persamaan rancangan dasar
reaktan A dalam reaktor PFR ideal adalah sebagai berikut:
untuk
................(2)
Volume reaktor PFR yang dibutuhkan untuk mereduksi laju alir molar
reaktan A dari FA0 (mol/s) pada inlet reaktor hingga FAf (mol/s) pada outlet
reaktor, dapat dievaluasi dengan mengintegrasikan persamaan (2) diatas menjadi
sebagai berikut:
...............(3)
...(4)
......(5)
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
11
Jika laju alir volumetrik v bernilai konstan, maka integrasi persamaan (5)
akan menghasilkan persamaan sebagai berikut:
.....(6)
Dimana CA0 dan CAf merupakan konsentrasi reaktan A pada inlet dan outlet
reaktor, dan juga (-rA) harus diekspresikan sebagai fungsi dari CA.
- Menghitung VPFR Dalam Terms Konversi Reaktan A (xA)
Konversi reaktan A dalam reaktor PFR ideal dapat didefinisikan sebagai berikut:
.....(7)
......(8)
....(9)
Dimana xA0 dan xAf merupakan konversi reaktan A pada inlet dan outlet
reaktor, dan juga (-rA) harus diekspresikan sebagai fungsi dari xA.
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
12
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
13
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
14
Sifat fisik
Etilen oksida adalah gas yang tidak berwarna pada suhu 25 °C dan
berbentuk cair pada suhu 0 °C – viskositas dari cairan etilen oksida pada suhu
0 °C 5,5 kali lebih rendah daripada air. Gas etilen oksida mempunyai wangi khas
senyawa eter yang manis, dapat diketahui keberadaannya diudara bila
kandungannya sudah mencapai 500 ppm. Etilen oksida dapat larut didalam air,
etanol, dietil eter, dan beberapa pelarut organik.
Beberapa sifat yang penting adalah sebagai berikut:
Kapasitas panas standar, Cp° = 48.19 J/(mol·K);
Rumus Molekul = C2H4O
Berat molekul = 44,053 gr/gmol
Titik Didih (1 atm¸°C) = 10,8
Titik lebur (1 atm, °C ) = 112,5
Entalpi pembentukan standard, ΔH°298 = −51.037 kJ/mol;
Entropi standar, S°298 = 243.4 J/(mol·K);
energi pembebasan Gibbs, ΔG°298 = −11.68 kJ/mol;
panas pembakaran, ΔHc° = −1306 kJ/mol.
Tegangan dari etilen oksida, pada permukaan dengan fasa uapnya adalah
35.8 mJ/m2 pada suhu −50.1 °C and 27.6 mJ/m2 pada suhu −0.1 °C.
Titiki didih meningkat sesuai dengan kenaikan tekanan uap yaitu sebagai
berikut: 57.7 (2 atm), 83.6 (5 atm) and 114.0 (10 atm).
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
15
Tabel 2.1 Penurunan Viskositas Etilen Oksida Terhadap Suhu
Suhu ( °C ) Viskositas ( kPa·s )
−49.8 0.577
−38.2 0.488
−21.0 0.394
0 0.320
Sumber : (http://en.wikipedia.org/wiki/Ethylene_oxide, 2012)
Antara suhu −91 °C dan 10.5 °C, tekanan uap p (in mmHg) berubah sesuai
dengan suhu (T in °C) sebagai log p = 6.251 – 1115.1/(244.14 + T).
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
16
b) Air ( H2O )
Air yang digunakan untuk mereaksikan etilen oksida adalah air recycle
dengan dengan sedikit tambahan air demin ( air yang tidak ada kandungan
mineralnya ). Penggunaan air recycle ini dimaksudkan untuk mengurangi
penggunaan air bersih. Selain itu air berlebih yang digunakan untuk proses
pembuatan etilen glikol hanya berfungsi sebagai excess, untuk menaikkan
selektivitas pembentukan monoetilen glikol.
Air recycle yang digunakan sudah sangat kecil kandungan etilen glikolnya,
karena merupakan recycle dari kondensat steam yang digunakan pada multi effect
evaporator stage kelima. Setelah dari multi effect evaporator stage kelima, air
recycle ini dialirkan menuju reactor feed preheater (E-520) sebagai liquid yang
memanaskan campuran antara etilen oksida dan air. Setelah dari reactor feed
preheater, air recycle ini akan dialirkan menuju F-540, yaitu recycle water tank.
Di recycle water tank ini, air tersebut di-treatment untuk menghilangkan bahan-
bahan selain air. Selain itu juga pada tank ini dilakukan make-up water untuk
menjaga laju alir agar tetap stabil. Make-up water ditambahkan dari unit utilitas
yaitu air demin (demineralized water).
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
17
Air recycle ini sudah tidak mengandung etilen glikol. Hanya saja selama
perjalanan dari alat glycol feed stripper ( T-510 ) hingga sampai reaktor terdapat
jarak yang cukup jauh sehingga ada kemungkinan terbentuk etilen glikol
walaupun jumlahnya sangat kecil dan dapat diabaikan.
C2H4O + H2O
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
18
C2H4O + MEG
3. Reaksi Pembentukan TEG
C2H4O + DEG
Dapat terlihat dari reaksi tersebut jika etilen oksida (C2H4O) mempunyai
peranan penting dalam terbentuknya monoetilen glikol, dietilen glikol dan trietilen
glikol. Pada proses di plant, suhu yang digunakan sebagai suhu optimum adalah
145oC. Sebagai produk samping, dietilen glikol dan trietilen glikol masih
mempunyai nilai ekonomis, sehingga pada area terakhir ketiga anggota senyawa
etilen glikol ini dipisahkan di drying column (area 700).
Pada proses di plant, air akan memegang peranan penting dalam
terbentuknya MEG, dengan kondisi perbandingan mol air : mol etilen oksida
adalah 20 : 1 , akan lebih terbanyak monoetilen glikol yang terbentuk.
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
19
dalam berbagai pelarut polar, seperti air, alkohol, eter glikol, dan aseton.
MEG dapat bersifat toxic dengan apabila tertelan dengan dosis 786 mg/Kg.
MEG juga sedikit larut dalam pelarut nonpolar, seperti benzene, toluene,
dikloroetan, dan klorofom. Etilen glikol sulit dikristalkan ketika dingin,
dia berbentuk senyawa yang sangat kental (viscous). Fungsi etilen glikol secara
luas sebagai antibeku yang mempunyai titik beku yang sangat rendah ketika
bercampur dengan air.
Tabel 2.4 Tekanan Uap Campuran Etilen Glikol – Air.
Tekanan uap, dalam kPa pada suhu
Komponen air ( % Wt )
65,1 oC 77,7 oC 90,3 oC
0 0,30 0,52 1,20
10 6,61 11,65 19,73
20 11,30 19,68 33,01
30 14,70 25,45 42,49
40 17,10 29,68 49,37
50 18,81 32,92 54,60
60 20,16 35,58 58,87
70 21,45 37,92 62,60
80 22,98 40,05 65,98
90 25,08 41,91 68,93
100 28,04 43,34 71,10
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
20
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
21
Viskositas pada 20 0C : 36 cp
Panas penguapan, 760 mmHg : 129 kkal/kg
Sifat kimia dietilen glikol :
1. Dietilen glikol terkondensasi dengan amina primer membentuk struktur
siklis seperti metil amina.
2. Dietilen glikol bereaksi dengan metil amina membentuk N-
metilmorfolin.
3. Larut dalam alkohol, etilen glikol, eter dan aseton.
4. Tidak larut dalam benzena, toluene dan karbon tetraklorida.
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
22
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
23
Evaporator yang digunakan pada proses pemurnian ini terdiri dari lima
evaporator multi tahap, yang tekanannya semakin menurun, dan diakhir ada 1
evaporator vakum. Lima alat evaporator awal ini menggunakan proses evaporasi
multi tahap, yaitu produk atas evaporator yang berbentuk vapor dengan kadar air
99% akan digunakan sebagai steam untuk alat evaporator selanjutnya. Produk atas
ini tidak ada yang direfluks, semuanya akan digunakan sebagai steam bagi alat
evaporator stage selanjutnya. Kondensat dari steam ini akan dikumpulkan dalam
drum dimasing-masing tahap (kecuali tahap pertama) untuk kemudian disatukan
dalam D-536 (vacuum effect reboiler condensate tank). Sedangkan kondensat dari
evaporator tahap pertama yang merupakan kondensat dari high pressure steam
akan dialirkan menuju area 900 (deareator)
Kondensat yang sudah dikumpulkan ini adalah recycle water yang akan
digunakan pada alat glycol feed stripper yang berada di awal area 500. Sebelum
digunakan pada alat glycol feed stripper, recycle water ini dihilangkan kandungan
etilen glikolnya dan ditambah volumenya untuk menjaga laju alir. Proses
penambahan dan penghilangan kandungan etilen glikol ini terjadi pada F-540 (
recycle water tank ) dengan bantuan unit U-550 ( cycle water unit ). Unit U-550
ini adalah unit penukar anion.
Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi evaporator multi tahap dan
evaporator vakum digunakan sebanyak 15.130 kg/jam high pressure steam.
kebutuhan ini akan ditinjau ulang pada bagian pembahasan berdasarkan
kebutuhan neraca energi.
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
24
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
25
kondisi vakum juga memiliki resiko yang tinggi. Bila tiba-tiba terjadi vacuum
break ( kondisi vakum tiba-tiba menghilang ) dapat mengakibatkan ethylene
glycol yang ada pada tower terbakar karena perubahan tekanan yang tiba-tiba
mengakibatkan perubahan suhu yang sangat cepat.
Pada saat ethylene glycol terbakar, akan menimbulkan suhu yang tinggi
sehingga akan membakar bagian evaporator itu sendiri. Apabila hal ini terjadi,
evaporator ini sudah tidak dapat dipakai lagi dan harus diganti.
Untuk mencegah terbakarnya ethylene glycol, maka oksigen yang
dibutuhkan untuk terjadinya api dihalangi agar tidak masuk kedalam evaporator.
Oksigen dapat masuk melalui pipa yang terhubung dengan evaporator. Karena itu
pipa yang tidak berasal dari alat lain dihubungkan menuju hotwell. Hotwell ini
berfungsi sebagai penampung ethylene glycol yang terbawa oleh steam, dan juga
mencegah terbakarnya ethylene glycol bila terjadi vacuum break.
Ethylene glycol yang ada pada hotwell ini digunakan recycle untuk
evaporator. Pencegahan terbakarnya ethylene glycol dengan cara selalu merendam
ujung dari pipa oleh larutan ethylene glycol. Karena terendam, pipa tersebut tidak
berhubungan dengan udara luar, sehingga oksigen tidak dapat masuk. Dengan
begitu syarat terjadinya api tidak terpenuhi dan ethylene glycol tidak terbakar.
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak
26
Evaluasi Kinerja Pada Unit Proses Pembentukan Etilen Glikol Dan Pemurniannya (Area 500) Pada
Plant EO/EG 1 di PT. Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia - Merak