Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PAPER
OLEH
PAPER
OLEH
Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub Penyakit Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Adapun judul paper ini adalah “Penyakit Bercak Daun Oleh Cercospora carotae
Pada Tanaman Wortel (Daucus carota L.)” yang merupakan salah satu syarat
Medan.
Ir. Hasanuddin, MS.; Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr;Dr. Lisnawita, SP.,
M.Si.; Irda Safni, SP.,MCP,Ph.D selaku dosen pembimbing mata kuliah Dasar
kakak asisten yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………....……….....1
Tujuan Penulisan……………………………………………….....…....2
Kegunaan Penulisan………………………………………………........3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Statistik produksi wortel di Indonesia dari tahun 2009 hingga 2011 meningkat.
Pada tahun 2009 produksi wortel tercatat 358 014 ton dengan luas 24 095 ha,
tahun 2010 dan 2011 meningkat menjadi 403 827 ton dengan luas 27 149 ha dan
berkaitan dengan produktivitas dan kualitas hasil panen. Selama periode antara
2009 dan 2011 terjadi penurunan produktivitas di beberapa sentra produksi wortel
di Indonesia seperti Jawa Barat, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara yaitu masing-
masing dari 19.39 ton/ ha menjadi 17.19 ton/ ha, 21.20 ton/ ha menjadi 18.72 ton/
berbentuk semak. Sayuran jenis ini mudah dijumpai diberbagai tempat dan dapat
batang pendek yang hampir tidak tampak. Akarnya berupa akar tunggang yang
berubah bentuk dan fungsi menjadi bulat dan memanjang. Tanaman wortel dapat
2
tumbuh optimal di daerah bersuhu dingin atau berada dipegunungan dengan syarat
ketinggian sekitar 1200 m dpl. Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa
sekumpulan pelepah pada tangkai daun yang muncul dari pangkal umbi bagian
memenuhi kebutuhan manusia. Selain enak dan digemari oleh banyak masyarakat
sebagai bahan untuk membuat aneka macam masakan, wortel pula dapat
(Cahyono, 2002).
(David dan Raid 2002), Crown gall (Agrobacterium tumefaciens), Carrot virus Y
(CarVY) (Latham et al. 2004) dan puru akar (Meloidogyne spp.) (McDonald et al.
2008).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui Penyakit Bercak
daun oleh Cercospora carotae Pada Tanaman wortel (Daucus carota L.)
3
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
berbagai tanaman sepeti cabai, terong, tomat, kacang tanah, selada, seledri,
memiliki tahap seksual yang diketahui, dan ketika tahap seksual diidentifikasi, ia
berada dalam genus Mycosphaerella. Sebagian besar spesies dari genus ini
2011).
Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Cercospora sp. yang awalnya
berupa bercak nekrotik kecil pada permukaan daun, lalu berkembang menjadi
bercak tidak beraturan dan menghasilkan konidia dalam jumlah banyak Jika
bercak ini terlalu banyak aktivitas fotosintesis akan terganggu dan menurunkan
hasil panen cabai merah tersebut. Penyakit bercak daun Cercospora sp. dapat
oval dengan panjang 40– 60µm dan lebar 6–8µm. Memiliki miselium yang
berseptat dan berwarna hialin. Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh
tengah berwarna abu-abu tua dan cokelat tua di bagian luarnya. Adapun
ukurannya 0.25 cm. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit bintik mata
kodok karena bintik tersebut berbentuk mata kodok. Saat berukuran lebih besar,
bercak mengering dan retak dan akhirnya bagian yang terserang akan rontok
(Panggabean, 2011).
udara yang tinggi seperti pada saat musim hujan, persemaian terlalu gelap,
peneduh terlalu rimbun, dan penyinaran matahari yang terlalu kuat pada buah
Proses infeksi diduga terjadi pada daun dalam kondisi basah. Kondisi suhu
yang agak tinggi (25 ºC - 30ºC) disertai kondisi kelembapan yang tinggi dapat
memacu proses perkembangan dan infeksi penyakit bercak daun pada tanaman
Hujan merupakan salah satu agen penyebaran konodia patogen, hal ini
berpengaruh pada daya hidup atau proses infeksi konodia patogen pada tanaman.
Jamur membentuk konidium pada kedua sisi daun, meskipun lebih banyak
pada sisi atas. Konidium jamur terebut mengakibatkan penyakit bercak daun di
pencarkan oleh angin dan serangga, meskipun angin memegang peranan penting
yang jauh lebih besar dibanding dengan faktor-faktor lainnya. Cercospora butuh
waktu 23 hari untuk intensitas penyakit agar dapat meningkat 10 kali. Diudara
tahan dan rentan terhadap penyakit ini, tetapi kenyataan di lapangan sering
(Sumartini, 2008).
Gejala Cercospora carotae adalah pada daun terjadi becak-becak bulat atau
mengeriting, karena bagian yang sakit tidak mengikuti pertumbuhan daun. Bercak
yang semula klorotis, pusatnya segera menjadi nekrotis yang dikelilingi dengan
tepi klorotis yang tidak berbatas jelas. Jika kelembaban rendah bercak berwarna
coklat muda. Jika kelembaban tinggi becak berwarna lebih tua dan tampak keabu-
abuan karena terbentuknya konidiofor dan konidium. Infeksi terjadi melalui mulut
kemerahan, atau cokelat tua, berbatas jelas, dan konsentris. Pada bercak yang tua
terdapat pusat berwarna putih kelabu, sering tampak seperti tepung hitam yang
Gejala bercak daun awal pada umumnya ditandai oleh bercak bulat
berwarna coklat tua yang dikelilingi oleh lingkaran halo berwarna kekuningan
pada permukaan atas daun. Bercak daun akhir bercaknya lebih bulat, ukurannya
lebih kecil dan berwarna lebih gelap (hitam) pada permukaan bawah daun.
Lingkaran halo yang terdapat pada bercak daun awal dipengaruhi oleh inang dan
Menurut sifatnya gejala penyakit dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala
gejala histologi adalah penyimpangan pada tanaman yang dapat diketahui melalui
Gejala serangan berupa bercak melingkar dengan pusat abu-abu cerah dan
tepi cokelat kemerahan. Bercak awalnya berukuran kecil akhirnya secara perlahan
membesar. Pada bagian pinggiran daun terdapat bercak berwarna lebih tua (sering
menjarangkan atap penaung sehingga sinar matahari dapat langsung masuk.; (3)
dibenamkam di dalam tanah.; (4) Penyakit pada buah dapat dikurangi dengan
jarak tanam. Jarak tanam rapat dapat menyebabkan kelembapan terlalu tinggi,
Selanjutnya, segera cuci tangan setelah memegang tanaman sakit. Usahakan tidak
tanaman yang sakit, Lakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain
Topsin M70 WP, Previcur N, Starmyl 25 WP, Score 250 EC, dan Amistartop 325
baik yang menggunakan fungisida sistemik atau fungisida kontak atau bisa juga
penyemprotan yaitu pada fase anakan maksimum, awal pembungaan dan awal
dengan dosis 1 cc per 1 liter air, dengan volume semprot 500 liter per ha, dapat
Penyemprotan fungisida difenoconazol satu kali dengan dosis 1 cc per satu liter
air volume semprot 400-500 l /ha pada stadium anakan maksimum, menekan
banyak.
udara yang tinggi seperti pada saat musim hujan, persemaian terlalu gelap,
3. Gejala Cercospora carotae adalah pada daun terjadi becak-becak bulat atau
memanjang.
Cahyono, B. 2002. Wortel: Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius,
Yogyakarta.
Pertanian. Jakarta.
DPJ. 2002. Musuh Alami, Hama dan Penyakit Tanaman Kopi. Jakarta: Direktorat
Departemen Pertanian
Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota L.) yang Ditanam Tumpang Sari
Hindayana, D., Judawi, D., Priharyanto, D., Luther, G.C., Purnayara, G.N.R.,
Mangan, J., Untung, K., Sianturi, M., Mundy, R., & Riyanto. (2002).
Musuh alami, hama, dan penyakit tanaman kopi (p. 52). Proyek
Pengendalian Hama Terpadu. Jakarta: Direktorat Perlindungan
Meliyana, R., Wardana, R., & Syarief, M. (2019). Efikasi Ekstrak Daun Kemangi
Michereff, S.J., Martins, R.B., Noronha, M.A., and Machado, L.P. 2011. Sample
Nasir Saleh. 2010. Optimalisasi Pengendalian Terpadu Penyakit Bercak Daun Dan
Pustaka. Jakarta.
Saleh, N., & Hadi, M. (2011). Pengendalian Kimiawi Penyakit Bercak Daun
Press Brawijaya
Kedua).
Padjadjaran. Bandung.
Yullia, T. 2011. Petunjuk Praktis Bertanam Cabai. Agro Media Pustaka. Jakarta