Anda di halaman 1dari 6

WHAT SHOULD BE STUDIED UNDER THE HEADING ‘INTERNATIONAL

RELATIONS

Hubungan Internasional adalah sebuah ilmu yang mempelajari hubungan


antarnegara dalam berbagai aspek seperti aspek sosial, politik, ekonomi dan
budaya. Studi Hubungan Internasional berakar pada “perang dan damai”. Dalam
sejarahnya, awal diakuinya Hubungan Internasional sebagai disiplin ilmu adalah
saat terjadinya perjanjian “Westphalia” di Jerman pada tahun 1648. Hubungan
Internasional menekankan pada diplomasi dan negosiasi untuk menghindari
perang terbuka. Secara garis besar, Hubungan Internasional mempelajari beberapa
bahasan seperti diplomasi dan negosiasi, perang dan damai, aktor Hubungan
Internasional, dan ideologi.
Diplomasi adalah cara yang digunakan oleh negara untuk mendapatkan
kepentingan nasional (national interest) dengan cara bernegosiasi untuk
menghindari peperangan. Dalam diplomasi terdapat aktor yang mewakili negara
aktor ini disebut diplomat. Diplomat adalah orang yang diutus negara untuk
mewakili negara dalam bernegosiasi dengan negara lain untuk mencapai sebuah
kepentingan negara tersebut. Dalam sejarahnya, diplomasi pertama adalah saat
ditandatanganinya perjanjian Westphalia pada tahun 1648 di Jerman untuk
menandai diakhirinya perang tiga puluh tahun yang paling merusak dalam sejarah
Eropa (Cavendish,1998). Diplomasi memiliki pengaruh sangat besar dalam
perkembangan Hubungan Internasional, mengingat bahwa diplomasi adalah
pondasi pertama terjadinya hubungan internasional. Dalam diplomasi, terdapat
juga aspek negosiasi dalam menyukseskannya. Negosiasi adalah sebuah kegiatan
diskusi yang dilakukan oleh dua pihak untuk menemukan sebuah solusi terbaik
yang akan disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam negosisasi kedua belah pihak
akan saling membujuk satu sama lain untuk menyetujui pandangannya tentang
sesuatu yang ia inginkan. Namun dalam melakukan negosiasi, kedua belah pihak
akan selalu menghindari terjadinya perdebatan diantara mereka. Negosiasi
melibatkan memberi dan mengambil, dengan kata lain dalam negosiasi akan
selalu ada pihak yang akan keluar sebagai pemberi namun juga ada pihak yang
akan keluar sebagai pengambil atau akan mendapatkan apa yang diinginkan
(Kenton,2020).
Sebagai salah satu disiplin ilmu yang mempelajari berbagai aspek, studi
hubungan internasional juga membahas tentang perang dan damai atau mahasiswa
hubungan internasional sering menyebutnya dengan istilah war and peace. Dalam
istilahnya saja sudah dapat ditebak bahwa teori ini membahas dua hal yaitu perang
dan damai. Jika kita menerapkan perdamaian minimal yang berarti tidak adanya
kekerasan. Perdamaian lebih dari itu, perdamaian merupakan norma dalam
hubungan internasional daripada perang itu sendiri (Beyer, 2018: p. 87-94). Jadi
perdamaian di era sekarang ini bukan tentang tidak ada kekerasan namun juga
terpenuhinya hak dan kewajiban dari setiap masyarakat internasional. Namun
kenyataannya dalam realita hubungan internasional sekarang ini lebih
mementingkan kekuatan dan kekuasaan serta keinginan mendominasi dalam
berbagai aspek terutama militer. Kekuatan militer yang seringkali memunculkan
rasa security dilemma pada negara yang tidak memiliki militer yang kuat. Hal ini
juga akan menimbulkan balance of power yang merupakan rasa harus
meningkatkan kekuatan negaranya khususnya dalam hal militer agar dapat
menyeimbangi negara yang dianggapnya sebagai ancaman untuk bertahan dalam
dunia hubungan internasional. Sebagai contoh adalah balance of power yang
dilakukan oleh Amerika Serikat dan Iran yang membuat negara-negara tetangga
dan negara-negara yang memiliki kerja sama dengan mereka juga mendapatkan
imbas dari ulah Amerika Serikat dan Iran. Sedangkan perang dalam era ini bukan
hanya mengenai perang terbuka yang dapat dilihat dengan kasat mata dan
dirasakan secara langsung oleh pihak yang terlibat. Namun juga perang dingin
yang dapat dilakukan di berbagai aspek seperti ekonomi. Dalam hal ini kita dapat
melihat perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan juga
China. Perang dingin antara Amerika Serikat dan China semakin memanas karena
adanya pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh Corona Virus, di mana
presiden Amerika Serikat tidak mau menyebut ini Corona Virus melainkan China
virus. Tak hanya itu, Amerika Serikat juga secara terang-terangan mengatakan
bahwa ini adalah senjata biologis dari laboratorium China. Sejatinya ini hanyalah
dugaan dan kita tidak tahu apa yang sesungguhnya sedang terjadi, maka dari itu
stay safe dan di rumah saja.
Dalam praktiknya, hubungan internasional memiliki aktor-aktor yang
menjalankan perannya masih-masing. Aktor hubungan internasional memegang
peran penting dalam praktik hubungan internasional. Negara merupakan aktor
utama dalam dalam studi hubungan internasional klasik (Hanzel, 2014). Negara
menjadi aktor utama dalam studi hubungan internasional karena negara adalah
masyarakat internasional, tanpa adanya negara maka hubungan internasional tidak
akan terwujud, karena hubungan internasional membutuhkan unsur yang terdapat
dalam negara seperti pemerintahan, kebijakan, dan warga negara tentunya. Walau
dalam praktiknya hanya melibatkan salah satu warga dari negara tertentu, namun
untuk menjalankan nya pasti membutuhkan negara di dalamnya seperti salah satu
kebijakan dari negara warga tersebut. Aktor dalam studi hubungan internasional
selanjutnya adalah non-government. Dalam perkembangannya, studi hubungan
internasional mulai memberikan perhatian kepada aktor non-negara seperti aktor
negara (Hanzel, 2014). Aktor non-negara dalam hubungan internasional sebagai
berikut:
1. Organisasi Internasional Antar Negara
Organisasi internasional antarnegara adalah perkumpulan kerja sama antarnegara
baik dalam regional/wilayah maupun dalam cakupan global/internasional.
Keanggotaan dari organisasi internasional antarnegara ini adalah
pemerintah-pemerintah negara tersebut.
2. Organisasi Internasional Non-Pemerintah
Organisasi internasional non-pemerintah atau sering juga disebut sebagai
organisasi nirlaba internasional ini adalah organisasi yang dibentuk dan didirikan
oleh pihak swasta atau non-pemerintah yang bergerak dalam suatu bidang
antarnegara.
3. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional adalah perusahaan atau badan usaha yang berjalan
dalam bidang ekonomi untuk mendapat keuntungan (profit) sebanyak-banyaknya
yang ruang usahanya melintasi batas-batas negara.
Hubungan internasional juga membahas tentang berbagai ideologi. Saya akan
membahas beberapa ideologi yang ada pada studi hubungan internasional.
1. Liberalisme
Ideologi liberalisme lebih menekankan pada kerja sama dan lebih fokus pada kerja
sama ekonomi. Aktor dalam liberalisme adalah negara. Liberalisme bertolak
belakang dengan realisme, liberalisme percaya bahwa masih ada kekuatan di atas
negara, sedangkan realisme percaya bahwa tidak ada kekuatan tertinggi di atas
negara. Liberalisme juga memiliki tujuan menciptakan perdamaian untuk
mengontrol negara-negara realis.
2. Neo Liberalisme
Dalam neo-liberalisme, negara bukan hanya aktor utama dalam studi hubungan
internasional. Dengan adanya neo-liberalisme ini, batas-batas negara menjadi
semakin tidak terlihat. Sama dengan halnya liberalisme, neo-liberalisme juga
sama menentang realisme dengan bagaimana konflik dapat membentuk kerja
sama. Neo-liberalisme bahkan juga mengkritik bahwa keamanan tidak bisa
diselesaikan secara militer, melainkan melalui kerja sama. Neo-liberalisme
memiliki beberapa tipe yaitu:
1) Institusionalisme Liberalisme: adanya peran institusi internasional.
2) Democratic Liberalisme: lebih menerapkan perdamaian.
3) Commercial Liberalisme: kerja sama ekonomi. Jika negara bekerja sama
dalam biang ekonomi, maka kecil kemungkinannya untuk berkonflik. Mengingat
kerja sama dalam bidang ekonomi akan menguntungkan kedua belah pihak, jika
kedua belah pihak mendapatkan keinginan mereka masing-masing, lalu untuk apa
berkonflik.
Lalu, bagaimana bagaimana neo-liberalisme bekerja? Dalam neo-liberalisme,
suatu negara harus memiliki peraturan untuk mengatur jalannya organisasi. Selain
itu, untuk menghindari adanya negara yang keluar dari kerja sama, maka harus
ada sebuah perjanjian atau agreement.
3. Realisme
Dalam disiplin hubungan internasional, realisme merupakan pemikiran yang
menekankan sisi kompetitif dan bertentangan dengan hubungan internasional.
Akar realisme sering dikatakan ditemukan dalam beberapa tulisan sejarah umat
manusia awal, terutama Thucydides ' sejarah Perang Peloponnesos, yang
berkecamuk antara 431 dan 404 BCE (Antunes, 2018). Realisme berpendapat
bahwa tidak ada kekuasaan tertinggi setelah negara. Maka dari itu, negara dengan
paham realisme cenderung merasa dirinya yang paling hebat.
4. Neo-Realisme
Neo-realisme merupakan paham yang memandang bahwa power atau kekuatan
adalah tujuan mereka. Tidak hanya itu, neo-realisme juga berpikir bahwa
kekuatan adalah segala-galanya. Hampir sama dengan realisme.
Sebenarnya masih banyak ideologi dan bahasan dalam studi hubungan
internasional, namun karena keterbatasan yang ada maka saya hanya menjelaskan
yang telah saya tulis di atas. Kesimpulan dari argument saya adalah studi
hubungan internasional adalah studi yang mempelajari banyak aspek internasional
dan isu-isu yang tengah terjadi di dunia internasional. Tidak kaget jika
orang-orang mengatakan bahwa studi hubungan internasional adalah studi
gado-gado, karena mempelajari banyak bidang seperti ekonomi, politik, sosial,
budaya, keamanan, dan masih banyak lagi. Studi hubungan internasional bukan
ilmu pasti yang memiliki jawaban statis dalam setiap pertanyaan. Terdapat
berbagai macam jawaban untuk satu pertanyaan, inilah spesial nya studi hubungan
internasional.
Referensi:
Cavendish, Richard. (1998). The Treaty of Westphalia. History Today,48. Melalui
Web, https://www.historytoday.com/archive/months-past/treaty-westphalia .
Kenton, Will. (2020). Negotiation. Melalui Web,
https://www.investopedia.com/terms/n/negotiation.asp.

Beyer, Anna Cornelia. (2018). Peace In International Relations. A Journal of


Social Justice,30:87-94. Melalui Web,
https://www.tandfonline.com/doi/figure/10.1080/10402659.2017.1418704?scroll=top&needAcc
ess=true .

Hanzel, Mattew. (2014). SIHI 2: Aktor Dalam Studi Hubungan Internasional.


Melalui Web, https://matthewhanzel.com/2014/03/20/sihi2/.
Antunes, Sandrina dan Isabel Camisao. (2018). Introducing Realism in
International Relations Theory. Melalui Web,
https://www.e-ir.info/2018/02/27/introducing-realism-in-international-relations-th
eory/.

Anda mungkin juga menyukai