Anda di halaman 1dari 40

BAB 4

MANAJEMEN PERUSAHAAN

4.1 Organisasi Pabrik


4.1.1 Bentuk Perusahaan
Pabrik formaldehida yang akan didirikan, direncanakan mempunyai :
Bentuk
 : Perseroan Terbatas (PT)
Lapangan Usaha : Industri formaldehida
Lokasi Perusahaan 
 : Bontang, Kalimantan Timur
Alasan dipilihnya bentuk perusahaan ini didasarkan atas beberapa faktor,
antara lain : (Widjaja, 2003)
1. Mudah untuk mendapatkan modal, yaitu dengan menjual saham
perusahaan.
2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas, sehingga kelancaran
produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan.
3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, pemilik
perusahaan adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan
adalah Direksi beserta stafnya yang diawasi oleh Dewan
Komisaris.
4. Kelangsungan. Perusahaan lebih terjamin, karena tidak
berpengaruh dengan berhentinya pemegang saham, direksi beserta
stafnya atau karyawan perusahaan.
5. Efisiensi dari manajemen.
Para pemegang saham dapat memilih
orang yang ahli sebagai Dewan
Komisaris dan Direktur Utama
yang cukup cakap dan berpengalaman.
6. Lapangan usaha lebih luas.
Suatu Perseroan Terbatas dapat
menarik modal yang sangat besar dari masyarakat, sehingga
dengan modal ini PT dapat memperluas usaha.

Ciri-ciri Perseroan Terbatas :


1. Perseroan Terbatas didirikan dengan akta dari notaris dengan

44 Universitas Pamulang
45

berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.


2. Besarnya modal ditentukan dalam akta pendirian dan terdiri dari
saham-sahamnya.
3. Pemiliknya adalah para pemegang saham.
4. Perseroan Terbatas dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari
para pemegang saham.
5. Pembinaan personalia sepenuhnya diserahkan kepada Direksi

dengan memperhatikan hukum-hukum perburuhan. Perseroan
Terbatas merupakan suatu badan hukum usaha yang didirikan oleh
beberapa orang. Dimana badan hukum ini memiliki kekayaan, hak
dan kewajiban sendiri yang terpisah dari pendiri (pemegang
saham), maupun pengurusnya (Dewan Komisaris dan Direktur
Utama).

1. Rapat Umum Pemegang Saham


Rapat ini diatur sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan di dalam akte pendirian perusahaan, umumnya satu
kali dalam setahun. Rapat Umum Pemegang saham merupakan
badan tertinggi dalam Perseroan Terbatas. Badan ini
mengangkat Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta
memutuskan kebijaksanaan umum yang harus dijalankan oleh
perusahaan.

2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham. Dewan ini bertugas untuk membina
dan mengawasi Dewan Direksi agar tidak merugikan
perusahaan dan menjalankan kebijaksanaan umum yang telah
ditetapkan.

Universitas Pamulang
46

3. Dewan Direksi
Dewan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham Direksi merupakan penanggung
jawab dalam melaksanakan Dewan kebijaksanaan umum
perusahaan yang telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Dewan Direksi terdiri dari Direktur Utama
dan dibantu oleh empat Direktur.

4.1.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menunjang kelangsungan dan kemajuan perusahaan, karena berhubungan
dengan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan demi tercapainya
kerjasama yang baik antar karyawan. Untuk mendapatkan sistem
organisasi yang baik maka perlu diperhatikan beberapa azas yang dapat
dijadikan pedoman, antara lain: (Zamani, 1998)
1. Perumusan tujuan perusahaan dengan jelas.
2. Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang dalam organisasi.
3. Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam organisasi.
4. Adanya kesatuan arah (unity of direction).
5. Adanya kesatuan perintah ( unity of command ).
6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
7. Adanya pembagian tugas (distribution of work).
8. Adanya koordinasi.
9. Struktur organisasi disusun sederhana.
10. Pola dasar organisasi harus relatif permanen.
11. Adanya jaminan jabatan (unity of tenure).
12. Balas jasa yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan
jasanya.
13. Penempatan orang harus sesuai keahliannya.
Dengan berpedoman pada azas tersebut maka diperoleh struktur
organisasi yang baik yaitu Sistem Line and Staff. Pada sistem ini garis
kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Demikian pula dalam pembagian

Universitas Pamulang
47

tugas kerja seperti yang terdapat dalam sistem organisasi fungsional,


sehingga seorang karyawan hanya akan bertanggung jawab pada seorang
atasan saja.
Untuk kelancaran produksi, perlu dibentuk staf ahli yang terdiri dari
orang-orang yang ahli di bidangnya. Bantuan pikiran dan nasehat akan
diberikan oleh staf ahli kepada tingkat pengawas demi tercapainya tujuan
perusahaan.
Ada 2 kelompok orang yang berpengaruh dalam menjalankan
organisasi garis dan staf ini, yaitu : (Zamani, 1998)
1. Sebagai garis atau lini yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas
pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
2. Sebagai staf yaitu orang-orang yang melakukan tugas sesuai dengan
keahliannya dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran
kepada unit operasional.

Dewan Komisaris mewakili para pemegang saham (pemilik


perusahaan) dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya. Tugas untuk
menjalankan perusahaan dilaksanakan oleh seorang Direktur Utama yang
dibantu oleh Direktur Produksi dan Direktur Keuangan-Umum. Direktur
Produksi membawahi bidang produksi dan teknik, sedangkan direktur
keuangan dan umum membawahi bidang pemasaran, keuangan, dan
bagian umum. Kedua direktur ini membawahi beberapa kepala bagian
yang akan bertanggung jawab atas bagian dalam perusahaan, sebagai
bagian dari pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
Masing-masing kepala bagian akan membawahi beberapa seksi dan
masing-masing seksi akan membawahi dan mengawasi para karyawan
perusahaan pada masing-masing bidangnya. Karyawan perusahaan akan
dibagi dalam beberapa kelompok regu yang dipimpin oleh seorang kepala
regu dimana setiap kepala regu akan bertanggung jawab kepada pengawas
masing - masing seksi.
Sedangkan untuk mencapai kelancaran produksi maka perlu dibentuk
staf ahli yang terdiri dari orang-orang yang ahli di bidangnya. Staf ahli

Universitas Pamulang
48

akan memberikan bantuan pemikiran dan nasehat kepada tingkat


pengawas, demi tercapainya tujuan perusahaan.
Manfaat adanya struktur organisasi adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan, membagi, dan membatasi pelaksanaan tugas dan
tanggung
jawab setiap orang yang terlibat di dalamnya. 

b. Penempatan tenaga kerja yang tepat. 

c. Pengawasan, evaluasi dan pengembangan perusahaan serta
manajemen perusahaan yang lebih efisien. 

d. Penyusunan program pengembangan manajemen. 

e. Menentukan pelatihan yang diperlukan untuk pejabat yang sudah
ada.
f. Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku
bila tebukti kurang lancar.

Berikut gambar struktur organisasi pabrik formaldehyde dari methanol dan


udara dengan kapasitas 35.000 ton/tahun.

Universitas Pamulang
Dewan
Komisaris

Kabag. Kasie. Penelitian


Karyawan Penelitian
Sekretaris Direksi Utama Penelitian dan dan dan Pengembangan
Pengembangan Pengembangan

Direktur Teknik Direktur Administrasi


Staff Ahli Keuangan dan Umum
Staff Ahli
dan Produksi

Kabag. Produksi Kabag. Teknik Kabag. Penjualan Kabag. Administrasi,


dan Pemasaran Keuangan dan Umum

Kasie. Utilitas, Kasie.


Kasie. Kasie. Kasie. Pemeliharaan Kasie. Kasie.
Penjualan dan Kasie.
Pengendalian Laboratorium dan K3 Keuangan dan Personalia dan
Proses Pemasaran Keamanan
Pembelian Humas

Foreman Utilitas, Karyawan Karyawan Karyawan


Foreman Foreman Karyawan Karyawan
Pemeliharaan dan Keuangan dan Personalia
Proses Pengendalian Laboratorium Penjualan dan Keamanan
K3
Pemasaran Pembelian dan Humas

Karyawan Karyawan Operator Utilitas,


Proses Pemeliharaan dan
Pengendalian K3

Karyawan

Universitas Pamulang
49

Utilitas,
Pemeliharaan
dan K3

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan


50

4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi


4.1.3.1 Pemegang Saham
Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan
modal untuk kepentingan pendirian dan berjalannya operasi
perusahaan tersebut. Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang
mempunyai bentuk PT. (Perseroan Terbatas) adalah Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Pada RUPS tersebut, para pemegang saham berwenang :
(Widjaja, 2003)
1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.
2. Mengangkat dan memberhentikan Direktur.
3. Mengesahkan hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan
untung rugi tahunan dari perusahaan.

4.1.3.2 Dewan Komisaris


Dewan komisaris merupakan pelaksana tugas sehari-hari dari
pemilik saham sehingga dewan komisaris akan bertanggung jawab
kepada pemilik saham.
Tugas-tugas Dewan Komisaris meliputi : (Widjaja, 2003)
1. Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijakan
umum, target 
perusahaan, alokasi sumber - sumber dana dan
pengarahan pemasaran.
2. Mengawasi tugas - tugas direksi.
3. Membantu direksi dalam tugas - tugas penting. 


4.1.3.3 Dewan Direksi


Direksi Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam
perusahaan dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju
mundurnya perusahaan. Direktur utama bertanggung jawab kepada
dewan komisaris atas segala tindakan dan kebijakan yang telah
diambil sebagai pimpinan perusahaan. Direktur utama membawahi
direktur produksi dan direktur keuangan-umum.

Universitas Pamulang
51

Tugas direktur umum antara lain :


1. Melaksanakan kebijakan perusahaan dan mempertanggung
jawabkan pekerjaannya secara berkala atau pada masa akhir
pekerjaannya pada pemegang saham.
2. Menjaga kestabilan organisasi perusahaan dan membuat
kelangsungan hubungan yang baik antara pemilik saham,
pimpinan, karyawan, dan konsumen.
3. Mengangkat dan memberhentikan kepala bagian dengan
persetujuan rapat pemegang saham.
4. Mengkoordinir kerja sama antara bagian produksi (direktur
produksi) dan bagian keuangan dan umum (direktur keuangan
dan umum).

Tugas dari direktur produksi antara lain : 



1. Bertanggung jawab kepada direktur utama dalam bidang
produksi, teknik, dan rekayasa produksi.
2. Mengkoordinir, mengatur, serta mengawasi pelaksanaan
pekerjaan kepala- kepala bagian yang menjadi bawahannya.

Tugas dari direktur keuangan antara lain:


1. Bertanggung jawab kepada direktur utama dalam bidang
pemasaran,
keuangan, dan pelayanan umum.
2. Mengkoordinir, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan
pekerjaan
kepala- kepala bagian yang menjadi bawahannya. 


4.1.3.4 Staff Ahli


Staff ahli terdiri dari tenaga - tenaga ahli yang bertugas
membantu direktur dalam menjalankan tugasnya, baik yang
berhubungan dengan teknik maupun administrasi. Staff ahli
bertanggung jawab kepada direktur utama sesuai dengan bidang
keahlian masing - masing.

Universitas Pamulang
52

Tugas dan wewenang staff ahli meliputi :


1. Mengadakan evaluasi bidang teknik dan ekonomi perusahaan.
2. Memberi masukan-masukan dalam perencanaan dan
pengembangan perusahaan.
3. Memberi saran-saran dalam bidang hukum.

4.1.3.5 Penelitian dan Pengembangan


Penelitian dan Pengembangan terdiri dari tenaga-tenaga ahli
sebagai pembantu direksi dan bertanggung jawab kepada direksi.
Penelitian dan Pengembangan membawahi 2 departemen, yaitu
Departemen Penelitian dan Departemen Pengembangan
Tugas dan wewenangnya meliputi :
1. Memperbaiki mutu produksi.
2. Memperbaiki dan melakukan inovasi terhadap proses produksi.
3. Meningkatkan efisiensi perusahaan di berbagai bidang.

4.1.3.6 Kepala Bagian


Menurut Zamani (1998), secara umum tugas kepala bagian
adalah mengkoordinir, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan
pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai dengan garis
wewenang yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Kepala
bagian dapat juga bertindak sebagai staf direktur. Kepala bagian
bertanggung jawab kepada direktur Utama. Kepala bagian terdiri
dari:
1. Kepala Bagian Produksi
Bertanggung jawab kepada direktur produksi dalam bidang
mutu dan kelancaran produksi serta mengkoordinir kepala-
kepala seksi yang menjadi bawahannya. Kepala bagian
produksi membawahi seksi proses, seksi pengendalian, dan
seksi laboratorium.
Tugas seksi proses antara lain :
a. Mengawasi jalannya proses produksi.

Universitas Pamulang
53

b. Menjalankan tindakan seperlunya terhadap kejadian-


kejadian yang
tidak diharapkan sebelum diambil oleh
seksi yang berwenang.

Tugas seksi pengendalian, antara lain :


a. Menangani hal-hal yang dapat mengancam keselamatan
pekerja dan mengurangi potensi bahaya yang ada.
Tugas seksi laboratorium, antara lain:
a. Mengawasi dan menganalisa mutu bahan baku dan
bahan pembantu.
b. Mengawasi dan menganalisa mutu produksi.
c. Mengawasi hal–hal yang berhubungan dengan buangan
pabrik.
d. Membuat laporan berkala kepada Kepala Bagian
Produksi.

2. Kepala Bagian Teknik


Tugas kepala bagian teknik, antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada direktur produksi dalam
bidang peralatan dan utilitas.
b. Mengkoordinir kepala-kepala seksi yang menjadi
bawahannya.
Kepala Bagian teknik membawahi seksi pemeliharaan,
seksi utilitas, dan seksi keselamatan kerja-penanggulangan
kebakaran.

Tugas seksi pemeliharaan, antara lain :


a. Melaksanakan pemeliharaan fasilitas gedung dan
peralatan pabrik.
b. Memperbaiki kerusakan peralatan pabrik. 


Universitas Pamulang
54

Tugas seksi utilitas, antara lain :


a. Melaksanakan dan mengatur sarana utilitas untuk
memenuhi kebutuhan proses, air, steam, dan tenaga
listrik. 

Tugas seksi keselamatan kerja antara lain :
a. Mengatur, menyediakan, dan mengawasi hal - hal yang
berhubungan dengan keselamatan kerja.
b. Melindungi pabrik dari bahaya kebakaran. 


3. Kepala Bagian Keuangan


Kepala bagian keuangan ini bertanggung jawab kepada
direktur keuangan dan umum dalam bidang administrasi dan
keuangan dan membawahi 3 seksi, yaitu seksi administrasi,
seksi keuangan dan seksi pembelian.
Tugas seksi administrasi adalah menyelenggarakan
pencatatan utang piutang, administrasi persediaan kantor dan
pembukuan, serta masalah perpajakan.
Tugas seksi keuangan antara lain :
a. Menghitung penggunaan uang perusahaan,
mengamankan uang, dan 
membuat ramalan tentang
keuangan masa depan.
b. Mengadakan perhitungan tentang gaji dan insentif
karyawan.

Tugas seksi pembelian, antara lain : 



a. Melaksanakan pembelian barang dan peralatan yang
dibutuhkan perusahaan dalam kaitannya dengan proses
produksi.
b. Mengetahui harga pasar dan mutu bahan baku serta
mengatur keluar 
masuknya bahan dan alat dari
gudang. 


Universitas Pamulang
55

4. Kepala Bagian Pemasaran


Bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan umum
dalam bidang bahan baku dan pemasaran hasil produksi, serta
membawahi 2 seksi yaitu seksi penjualan dan seksi pemasaran.
Tugas seksi penjualan, antara lain :
a. Mendistribusikan hasil produksi sesuai dengan strategi
pemasaran.

Tugas seksi pemasaran, antara lain :



a. Merencanakan strategi pemasaran hasil produksi.
b. Mengatur distribusi hasil produksi.

5. Kepala Bagian Umum


Bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan umum
dalam bidang personalia, hubungan masyarakat, dan keamanan
serta mengkoordinir kepala-kepala seksi yang menjadi
bawahannya. Kepala bagian ini membawahi seksi personalia,
seksi humas, dan seksi keamanan.

Seksi personalia bertugas :


a. Membina tenaga kerja dan menciptakan suasana kerja
yang sebaik
mungkin antara pekerja, pekerjaan, dan
lingkungannya supaya tidak
terjadi pemborosan waktu
dan biaya.
b. Mengusahakan disiplin kerja yang tinggi dalam
menciptakan
kondisi kerja yang tenang dan dinamis.
c. Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan
kesejahteraan 
karyawan. 


Seksi humas bertugas :


a. Mengatur hubungan antara perusahaan dengan
masyarakat di luar lingkungan perusahaan.

Universitas Pamulang
56

Seksi Keamanan bertugas :


a. Mengawasi keluar masuknya orang - orang baik
karyawan maupun 
bukan karyawan di lingkungan
pabrik.
b. Menjaga semua bangunan pabrik dan fasilitas
perusahaan.
c. Menjaga dan memelihara kerahasiaan yang
berhubungan dengan 
intern perusahaan.

6. Karyawan
Karyawan merupakan satuan terkecil dalam organisasi
perusahaan tugas dari karyawan adalah melaksanakan seluruh
kebijaksanaan perusahaan yang dibebankan kepadanya secara
baik dan benar, jujur dan bertanggung jawab, serta memiliki
disiplin kerja yang tinggi .
Sistem upah karyawan dibuat berbeda-beda tergantung
pada status karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan
keahlian. Menurut status karyawan ini dapat dibagi menjadi 3
golongan, sebagai berikut:
a. Karyawan Tetap

Karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan
Surat Keputusan (SK) Direksi dan mendapat gaji
bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa
kerja.

b. Karyawan Harian
Karyawan yang diangkat dan diberhentikan tanpa
Surat Keputusan Direksi dan mendapatupah harian
yang dibayar tiap akhir pekan.

Universitas Pamulang
57

c. Karyawan Borongan
Karyawan yang digunakan oleh pabrik/perusahaan
bila diperlukan saja. Karyawan ini menerima upah
borongan untuk suatu pekerjaan. 


4.1.4 Pembagian Jam Kerja Karyawan


Pabrik formaldehida dengan kapasitas produksi 35.000 ton/tahun
direncanakan beroperasi selama 24 jam kerja/hari atau 330 hari/tahun. Sisa
hari yang bukan hari libur digunakan untuk perbaikan atau perawatan dan
shut down. Untuk para karyawan dibagi dalam tiga waktu shift dimana
setiap shift masing-masing 8 jam. Sedangkan pembagian jam kerja
karyawan digolongkan dalam dua golongan, yaitu:

4.1.4.1 Karyawan Non Shift


Karyawan non shift adalah para karyawan yang tidak
menangani proses produksi secara langsung. Yang termasuk para
karyawan non shift adalah Direktur Utama, Direktur Teknik dan
Produksi, Direktur Administrasi, Keuangan dan Umum, Kepala
Bagian serta bawahan yang berada di kantor.
Untuk karyawan non shift, karyawan diberi pekerjaan secara
bergilir (shift work). Hari minggu dan hari besar adalah hari libur
sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Karyawan non shift
dalam satu minggu bekerja selama 6 hari dengan jam kerja sebagai
berikut
Tabel 4.1 Jam Kerja Karyawan Non Shift
No. Jadwal Kerja Jam Kerja
1 Senin – Jumat 08.00 – 17.00 WIB
2 Istirahat 12.00 – 13.00 WIB
3 Istirahat hari jumat 11.30 – 13.00 WIB

Universitas Pamulang
58

4.1.4.2 Karyawan Shift


Karyawan shift adalah karyawan yang langsung menangani
proses produksi atau mengatur bagian-bagian tertentu dari pabrik
yang mempunyai hubungan dengan masalah keamanan dan
kelancaran produksi. Yang termasuk karyawan shift ini adalah
operator produksi, bagian teknik, bagian gudang dan bagian-bagian
yang harus siaga untuk menjaga keselamatan serta keamanan
pabrik. Para karyawan akan bekerja secara bergantian sehari
semalam. Karyawan shift dibagi dalam 3 shift dengan pengaturan
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Jam Kerja Karyawan Shift
No. Shift Jam Kerja
1 I 08.00 – 16.00 WIB
2 II 16.00 – 24.00 WIB
3 III 24.00 – 08.00 WIB

Untuk karyawan shift dibagi menjadi 4 regu, dimana 3 regu


bekerja dan 1 regu lainnya istirahat dan ini berlaku secara
bergantian. Tiap regu mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur
tiap shift, dan masuk lagi untuk shift berikutnya. Untuk hari libur
ateu hari besar yang ditetepkan pemerintah, maka regu yang masuk
tetap masuk. Jadwal kerja masing- masing regu ditebelkan sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Jadwal Kerja Karyawan Shift Tiap Regu
Hari ke-
Shift
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A I I I - II II II - III III III -
B - II II II - III III III - I I I
C II - III III III - I I I - II II
D III III - I I I - II II II - III
Keterangan:

Universitas Pamulang
59

P : Shift pagi
S : Shift siang
M: Shift malam
L : Libur

Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi


oleh faktor kedisiplinan karyawannya. Untuk itu kepada seluruh
karyawan diberlakukan presensi dan masalah presensi ini akan
digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam
mengembangkan karir para karyawan dalam perusahaan.

4.1.5 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Gaji


4.1.5.1 Penggolongan Jabatan
Masing-masing jabatan dalam struktur organisasi diisi oleh
orang-orang dengan spesifikasi pendidikan yang sesuai dengan
jabatan dan tanggung jawab. Jenjang pendidikan karyawan yang
diperlukan berkisar dari Saijana S-1 sampai lulusan SMP.
Perinciannya sebagai berikut:
Tabel 4.4 Penggolongan Jabatan
No. Jabatan Prasyarat
1 Direktur Utama Magister Teknik Kimia
2 Direktur Produksi Sarjana Teknik Kimia/mesin/Elektro
3 Direktur Keuangan Sarjana Ekonomi
4 Penelitian dan Pengembangan Sarjana Teknik Kimia
5 Kabag. Produksi Sarjana Teknik Kimia/Mesin/Elektro
6 Kabag. Teknik Sarjana Teknik Mesin
7 Kabag. Pengendalian Sarjana Teknik Kimia
8 Kabag. Pembelian Sarjana Industri/Ekonomi
9 Kabag. Pemasaran Sarjana Industri/Ekonomi
10 Kabag. Umum Sarjana Ekonomi
11 Kabag. Keuangan Sarjana Ekonomi
12 Staf Ahli Sarjana Teknik Kimia/Ekonomi/Hukum

Universitas Pamulang
60

13 Kepala seksi Proses Sarjana Teknik Kimia


14 Kepala seksi Pengendalian Sarjana Teknik Kimia/Elektro
15 Kepala seksi Laboratorium Sarjana/Diploma III Teknik Kimia
16 Kepala seksi Pemeliharaan Sarjana/Diploma III Teknik Mesin
17 Kepala seksi Utilitas Sarjana Teknik Elektro
18 Kepala seksi Keselamatan Kerja Sarjana Teknik Kimia
19 Kepala seksi Keuangan Sarjana Industri/Ekonomi
20 Kepala seksi Pembelian Sarjana/Diploma III Ekonomi
21 Kepala seksi Penjualan Sarjana Ekonomi
22 Kepala seksi Pemasaran Sarjana Ekonomi
23 Kepala seksi Personalia Sarjana Ekonomi/Sosial
24 Kepala seksi Humas Sarjana Sosial
25 Kepala seksi Keamanan Satuan Pengaman
26 Foreman Diploma III
27 Operator dan karyawan SMK / SLTA
28 Sekretaris Akademi Sekretaris / Diploma III
29 Sopir, pesuruh, cleaning service SD / SMP

4.1.5.2 Jumlah Karyawan dan Gaji


Jumlah karyawan harus ditentukan dengan tepat dengan cara
menghitung jumlah karyawan proses berdasarkan jumlah peralatan
dan jumlah karyawan proses perunit per regu, dan rincian
karyawan yang lain ditentukan, sehingga semua pekerjaan yang
ada dapat diselenggarakan dengan baik dan efektif.
Tabel 4.5 Perincian Jumlah Karyawan
Jumlah Jumlah
No. Jabatan
orang/shift Total

1 Dewan Komisaris - 2

2 Direktur - 1

3 Sekretaris - 1

Universitas Pamulang
61

4 Manager Produksi - 1

5 Manager Tehnik - 1

6 Manager Umum & Keuangan - 1

7 Manager Pembelian & Pemasaran - 1

8 Kepala Bagian Proses - 1

9 Kepala Bagian Utilitas - 1

10 Kepala Bagian Listrik - 1

11 Kepala Bagian Instrumen - 1

12 Kepala Bagian Pemeliharaan Pabrik - 1

13 Kepala Bagian Keuangan - 1

14 Kepala Bagian Administrasi - 1

15 Kepala Bagian Personalia - 1

16 Kepala Bagian Humas - 1

17 Kepala Bagian Keamanan - 1

18 Kepala Bagian Pembelian - 1

19 Kepala Bagian Penjualan - 1

20 Kepala Bagian Gudang/ Logistik - 1

21 Kepala Bagian Keselamatan Kerja - 1

22 Karyawan Proses 2 20

23 Karyawan Utilitas 2 20

24 Karyawan Unit Pembangkit Listrik 2 10

25 Karyawan Instrumentasi Pabrik 2 10

26 Karyawan Pemeliharaan Pabrik 2 10

Universitas Pamulang
62

27 Karyawan Bagian Keuangan - 5

28 Karyawan Bagian Administrasi - 3

29 Karyawan Bagian Personalia - 3

30 Karyawan Bagian Humas - 3

31 Karyawan Pembelian - 4

32 Karyawan Penjualan/ Pemasaran - 4

33 Petugas Keamanan 2 8

34 Karyawan Gudang/ Logistik 2 8

35 Dokter - 2

36 Perawat 1 2

37 Petugas Kebersihan - 8

38 Supir - 4

Total 146

Gaji untuk masing-masing golongan karyawan adalah seperti yang terinci


pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Perincian Golongan dan Gaji
Jum Gaji/ orang Tunjangan
No Jabatan Total gaji (Rp)
lah (Rp) (Rp)
1 Dewan Komisaris 2 36.602.500 3.986.012 81.177.025
2 Direktur 1 58.564.000 6.377.620 64.941.620
3 Sekretaris 1 10.980.750 1.195.804 12.176.554
4 Manager Produksi 1 29.282.000 3.188.810 32.470.810
5 Manager Tehnik 1 29.282.000 3.188.810 32.470.810
6 Manager Umum & 1 29.282.000 3.188.810 32.470.810
Keuangan
7 Manager Pembelian & 1 29.282.000 3.188.810 32.470.810

Universitas Pamulang
63

Pemasaran
8 Kepala Bagian Proses 1 21.961.500 2.391.607 24.353.107
9 Kepala Bagian Utilitas 1 18.301.250 1.993.006 20.294.256
10 Kepala Bagian Listrik 1 18.301.250 1.993.006 20.294.256
11 Kepala Bagian 1 18.301.250 1.993.006 20.294.256
Instrumen
12 Kepala Bagian 1 18.301.250 1.993.006 20.294.256
Pemeliharaan Pabrik
13 Kepala Bagian 1 21.961.500 2.391.607 24.353.107
Keuangan
14 Kepala Bagian 1 14.641.000 1.594.405 16.235.405
Administrasi
15 Kepala Bagian 1 14.641.000 1.594.405 16.235.405
Personalia
16 Kepala Bagian Humas 1 14.641.000 1.594.405 16.235.405
17 Kepala Bagian 1 10.980.750 1.195.804 12.176.554
Keamanan
18 Kepala Bagian 1 14.641.000 1.594.405 16.235.405
Pembelian
19 Kepala Bagian 1 18.301.250 1.993.006 20.294.256
Penjualan
20 Kepala Bagian Gudang/ 1 11.712.800 1.275.524 12.988.324
Logistik
21 Kepala Bagian 1 11.712.800 1.275.524 12.988.324
Keselamatan Kerja
22 Karyawan Proses 20 5.124.350 558.042 113.647.834
23 Karyawan Utilitas 20 5.856.400 637.762 129.883.239
24 Karyawan Unit 10 5.856.400 637.762 64.941.620
Pembangkit Listrik
25 Karyawan 10 5.856.400 637.762 64.941.620
Instrumentasi Pabrik

Universitas Pamulang
64

26 Karyawan 10 5.856.400 637.762 64.941.620


Pemeliharaan Pabrik
27 Karyawan Bagian 5 5.856.400 637.762 32.470.810
Keuangan
28 Karyawan Bagian 3 5.856.400 637.762 19.482.486
Administrasi
29 Karyawan Bagian 3 5.856.400 637.762 19.482.486
Personalia
30 Karyawan Bagian 3 5.856.400 637.762 19.482.486
Humas
31 Karyawan Pembelian 4 5.856.400 637.762 25.976.648
32 Karyawan Penjualan/ 4 5.856.400 637.762 25.976.648
Pemasaran
33 Petugas Keamanan 8 5.124.350 558.042 45.459.134
34 Karyawan Gudang/ 8 5.124.350 558.042 45.459.134
Logistik
35 Dokter 2 10.980.750 1.195.804 24.353.107
36 Perawat 2 5.856.400 637.762 12.988.324
37 Petugas Kebersihan 8 4.392.300 478.321 38.964.972
38 Supir 4 4.758.325 518.182 21.106.026
Total 146 Rp.1.311.008.946
Maka dalam setahun dibutuhkan gaji karyawan sebesar :
= 12 x Rp. 1.311.008.946,-
= Rp. 15.732.107.352,-

4.2 Instrumentasi dan Keselamatan kerja


Instrumentasi dan keselamatan kerja suatu pabrik adalah sebagai
pengontrol jalannya proses sehingga dapat dikendalikan untuk menghasilkan
efisiensi yang tinggi dan mutu yang optimum. Keadaan ini harus diimbangi
dengan pemeliharaan dan keselamatan kerja yang merupakan kondisi yang
harus dimiliki sedemikian rupa sehingga kemungkinan kecelakaan dapat
dicegah pada pengoperasian pabrik. Instrumentasi biasanya dihubungkan

Universitas Pamulang
65

dengan alat-alat kontrol, sedangkan keselamatan kerja dihubungkan dengan


peralatan dan karyawan.

4.2.1 Instrumentasi
Instrumentasi adalah suatu alat yang dipakai didalam suatu sistem
kontrol untuk mengatur jalannya suatu proses agar hasil yang diperoleh
sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan sistem kontrol adalah proses
pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran
(variable), sehingga berada pada suatu harga yang telah ditetapkan.
(Marlin,1995)

4.2.1.1 Tujuan Sistem Pengolahan


Tujuan dari sistem pengontrolan dalam menjalankan
operasi pada suatu pabrik menurut Manurung (2000) adalah seperti
berikut:
1. keamanan (Safety) keamanan dalam operasi suatu pabrik kimia
merupakan kebutuhan primer untuk orang-orang yang bekerja
di pabrik tersebut dan bagi kelangsungan perusahaan. Untuk
menjaga keamanan tersebut, berbagai kondisi operasi pabrik
seperti tekanan operasi, temperatur, konsentrasi bahan kimia
dan lain-lain harus dijaga dalam batasan-batasan tertentu yang
diizinkan.

2. Spesifikasi produk (production specification) suatu pabrik


harus menghasilkan produk dalam jumlah dan kualitas tertentu
yang diinginkan, dengan demikian dibutuhkan suatu sistem
pengendali untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas
produk yang diinginkan.
a. Peraturan Lingkungan (Environmental regulations)
Terdapat berbagai peraturan lingkungan yang
memberikan syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan
pabrik kimia agar tidak mencemari lingkungan sekitar

Universitas Pamulang
66

b. Kendala-kendala operasi (Operasional Constraints)


Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi
pabrik kimia memiliki kendala-kendala operasional
tertentu yang harus dipenuhi, sebagai contoh pada kolom
destilasi harus dijaga agar tidak terjadi flooding.
c. Ekomoni (Economics)
Operasi kimia ditujukan untuk memberikan
keuntungan yang maksimum, sehingga pabrik harus
dijalankan pada kondisi yang menyebabkan biaya bahan
baku menjadi minimum dan laba yang diperoleh menjadi
maksimum.

4.2.1.2 Pengelompokan Sistem Kontrol


Menurut Marlin (1995) secara umum sistem pengontrolan
dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Manual dan otomatis
Pengontrolan secara manual adalah pengontrolan yang
dilakukan oleh manusia yang bertindak sebagai operator,
sedangkan pengontrolan secara otomatis adalah pengontrolan
yang dilakukan oleh peralatan yang bekerja secara otomatis.

2. Feed-back dan feed-forward


Feed-back control system pengontrolan dimana besaran
keluaran memberikan efek terhadap besaran masukan sehingga
besaran yang dikontrol dapat dibandingkan terhadap harga
yang dinginkan melalui alat pencatatan (indicator atau
recorder) sedangkan feed forward control system adalah
sistem kontrol dimana keluaran tidak memberi efek terhadap
besaran masukan sehingga variabel yang dikontrol tidak dapat
dibandingkan terhadap harga yang diinginkan.

Universitas Pamulang
67

3. Analog dan digital


Sistem kontrol analog merupakan pengontrol yang tersusun
dari piranti dan rangkaian analog. Dalam sistem kontrol
analog, setiap perubahan baik pada rujukan maupun pada
umpan balik, dapat terindera secara segera. Dan langsung
penguat menyesuaikan output-nya (kepada aktuator) sementara
untuk sistem pengkontrol menggunakan rangkaian digital yang
rangkaian tersebut merupakan komputer yang berbasis
mikroprossesor atau mikrokontroller komputer yang berbasis
melaksanakan program yang berulang berkali-kali (setiap
perulangan disebut iterasi atau scan).

4. Menurut sumber penggerak, yaitu elektris, pneumatis dan


mekanis. Dalam kaitanya dalam bidang kontrol, sistem
pneumatis dapat dijumpai pada berbagai industri contohnya
pertambangan, konstruksi, manufacturing, dll.

4.2.1.3 Elemen-Elemen Sistem Kontrol


Setiap sistem kontrol menurut Marlin (1995), terdiri dari unit
yang membentuknya yang disebut elemen sistem yang selanjutnya
elemen-elemen terdiri dari komponen-komponen diantaranya;
1. Set point
2. Variable controller
3. Manipulated variable
4. Controller
5. System
6. Feedback elemen
7. Forward gain
Sistem pengendalian proses merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam menjamin tingkat keberhasilan proses. Dengan
unit pengendali yang kuat maka proses dapat dijalankan pada
kondisi optimalnya dengan cara menrejeksi/menolak segala

Universitas Pamulang
68

macam gangguan seperti fluktuasi laju aliran umpan, suhu, aliran


pendingin, ataupun gangguan lain yang tidak terprediksi.
Marlin (1995) menyebutkan bahwa pengendalian proses
memberikan kontribusi yang penting dalam safety, perlindungan
(menekan polusi/emisi bahan berbahaya), perlindungan peralatan
terutama dari over capacity/over heated, operasi pabrik yang lancar
menjamin kualitas produk, menjaga operasional pabrik pada
keuntungan maksimumnya dan berguna dalam monitoring dan
diagnosa proses.

4.2.1.4 Instrumen Alat Pada Pabrik Formaldehida


Jenis-jenis instrumentasi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Temperature controller (TC)
Temperature controller adalah instrumen pengatur suhu
atau pengukur sinyal dalam bentuk panas menjadi sinyal
mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan
mengatur laju alir pemanas maupun laju alir pendingin.
2. Level indicator (LI)
Alat untuk melihat ketinggian larutan didalam tangki
3. Flow controller (FC)
Flow controller adalah instrumentasi untuk mengukur
kecepatan aliran fluida dalam pipa atau unit proses lainnya.
Pengukuran aliran fluida dalam pipa biasanya diatur dengan
mengubah output dari lat yang menyebabkan fluida mengalir
dalam sistem pipa.
4. Level controller (LC)
Level controller adalah instrumentasi yang dipakai untuk
mengukur ketinggian permukaan cairan dalam suatu peralatan
dengan mengatur laju fluida masuk atau keluar.

Universitas Pamulang
69

4.2.2 Teknik Keselematan Kerja


Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya
kecelakaan, cacat ataupun kematian. Keselamatan kerja dan keamanan
pabrik merupakan faktor yang perlu diperhatikan secara serius. Dalam
hubungan ini bahaya yang ditimbulkan bisa berasal dari mesin, sifat zat
dan keadaan tempat kerja. Apabila keselamatan kerja dan keamanan
pabrik tidak mendapat perhatian dan tidak terjamin maka kenyamanan
kerja tidak akan pernah terwujud sehingga akan menyebabkan proses
produksi kurang berjalan lancar. Untuk menghadapai permasalahan ini
maka ada dua metode penanggulangan yaitu penanggulangan secara
preventif dan curtative.

4.2.2.1 Penanggulangan Preventif


Penanggulangan ini diarahkan pada penanganan sebelum bahaya
atau masalah ini terjadi. Untuk menanggulangi permasalahan ini harus
ditinjau terlebih dahulu bahaya yang mungkin muncul dalam pabrik,
bahaya-bahaya tersebut diantaranya:
1. Chemical hazards (bahaya yang ditimbulkan oleh bahan
kimia)
2. Mechanical hazards (bahaya yang ditimbulkan oleh mesin)
3. Electrical hazards (bahaya yang ditimbukan oleh listrik)
4. Construction hazards (bahaya yang disebabkan oleh
konstruksi)
Usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka penyelamatan
preventif antara lain sebagai berikut:
1. Pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan, preventifnya
berupa:
a. Penyediaan alat deteksi dan sistem alarm yang sensitif
terhadap kebakaran pada daerah rawan api.
b. Penyediaan peralatan pemadam kebakaran.

Universitas Pamulang
70

2. Peralatan pelindung diri


Selama berada dilokasi pabrik disediakan peralatan dan
perlengkapan perlindungan diri bagi karyawan berupa:
a. Pakaian kerja, masker, sarung tangan bagi karyawan yang
bekerja berhubungan dengan bahan kimia, misalnya
pekerja di laboratorium.
b. Helm, sepatu safety dan perlindungan mata bagi karyawan
yang bekerja dibagian alay-alat berat
c. Penutup telinga untuk karyawan bagian ketel

3. Keselamatan kerja terhadap listrik


Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga
keselamatan kerja terhadapt listrik, antara lain:
a. Setiap instalasi dan peralatan listrik harus diamankan
dengan sekering pemutus arus listrik otomatis dan
dirancangkan secara terpadu dengan tata letak pabrik
untuk menjaga keselamatan kerja dan kemudian jika harus
dilakukan perbaikan.
d. Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah
sumber tegangan tinggi.
e. Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak
boleh menganggu lalu lintas pekerja.
f. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan
keperluan
g. Setiap peralatan atau bangunan yang menjulangan tinggi
harus dilengkapi dengan penangkal petir yang dibumikan.
h. Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-
alat yang bekerja pada suhu tinggi harus diisolasi secara
khusus.

4. Keselamatan kerja terhadap sifat zat, preventifnya


a. Disediakan alat-alat yang dapat mencegah masuknya atau
terhirupnya zat-zat kimia seperti masker penutup mulut.

Universitas Pamulang
71

b. Disediakan tabung oksigen sebagai alat pensuplai oksigen


bila keadaan darurat sewaktu terjadi kebocoran alat proses
yang mengeluarkan uap berbahaya yang dapat
mengganggu pernafasan.
Faktor yang penting sebagai usaha mencapai keselamatan kerja
adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran karyawan
akan pentingnya usaha mencapai keselamatan kerja. Usaha-usaha yang
dapat dilakukan antara lain:
a. Melakukan pelatihan berkala bagi karyawan.
b. Membuat peraturan tata cara kerja dengan pengawasan
yang baik dan memberi sanksi bagi karyawan yang tidak
disiplin.
c. Membekali karyawan dengan keterampilan menggunakan
peralatan-peralatan dengan benar dan cara-cara mengatasi
keselamatan kerja.
5. Penanganan Methanol
Bahan baku utama yang berbahaya dalam proses pembuatan
formaldehid adalah methanol. Penanganan methanol perlu
diperhatikan karena sifatnya yang mudah terbakar dan beracun.
Setiap tangki, pipa, atau setiap benda lainya yang kontak dengan
methanol wajib memberikan identitas bahan kimia dan gambar
tanda bahaya sesuai dengan sifat methanol serta diberikan Material
Safety Data Sheet (MSDS).
Pictogram adalah gambar-gambar yang menjelaskan suatu
keadaan atau sifat dari bahan. Berikut adalah pictogram untuk
bahan kimia methanol berdasarkan Globally Harmonized System.
a. Pictogram beracun, methanol bersifat bahan beracun.
Hal ini dibuktikan dengan dosis 5.628mg/kg
menyebabkan 50% binatang percobaan mati (LD50).

Universitas Pamulang
72

Gambar 4.2 Pictogram Beracun untuk Methanol oleh GHS

b. Pictogram dapat merusak kesehatan, methanol dapat


merusak kesehatan atau mengiritasi karena kontak
dengan methanol dapat menyebabkan penurunan fungsi
alat indra. Kulit yang terkena methanol memberikan
efek kering dan kulit menjadi kasar dan merekah. Mata
jika terkena methanol akan menyebabkan iritasi
membran mukosa.

Gambar 4.3 Pictogram Dapat Merusak Kesehatan untuk Methanol oleh GHS

c. Pictogram mudah terbakar, methanol dikategorikan


bahan mudah terbakar karena memiliki titik nyala 10°C,
artinya pada suhu tersebut uap methanol jika disulut
dengan api maka uapnya dapat terbakar

Gambar 4.4 Pictogram Bahan Mudah Terbakar untuk Methanol oleh GHS

Universitas Pamulang
73

a. Sifat Metanol menurut National Fire Protection Association (NFPA)


Larutan methanol menurut laporan National Fire Protection
Association dikategorikan nomer 1 untuk kesehatan, yaitu paparan dengan
methanol dapat mengakibatkan iritasi. Kategori 3 untuk kebakaran, yaitu
methanol dapat terbakar pada suhu dibawah suhu ruang. Kategori 0 untuk
reaktivitas, yaitu larutan methanol stabil dan tidak reaktif terhadap air. Berikut
adalah label untuk methanol oleh National Fire Protection Association
(NFPA).

Gambar 4.5 Label Methanol Menurut NFPA

a. Frase-Frase Keselamatan dan Resiko


Setiap bahan kimia meiliki frase-frase keselamatan dan resiko
ketika menggunakan bahan tersebut. Karena methanol memiliki sifat
yang berbahaya bagi manusia, berikut adalah frase keselamatan dan
resiko dengan 2 versi, yaitu berdasarkan Data Keselamatan Bahan
Kimia dari PT. Nerck dan Globally Harmonized System (GHS).
a. Frase Resiko atau Phrase ‘R’
Kode : 11-23/24/25-39/23/24/25
Isi frase: amat mudah menyala, beracun ketika terhirup, jika
terkena kulit, dan jika tertalan. Beracun: bahaya efek tak
terpulihkan yang sangant serius jika terhirup, jika terkena kulit,
dan jika tertelan.

b. Frase Keselamatan / Safety atau Phrase ‘S’


Kode : 7-16-36/37-45
Isi Frase: jaga agar wadah tertutup rapat. Jauhkan dari sumber
api – dilarang merokok. Pakai pakaian pelindung dan sarung

Universitas Pamulang
74

tangan yang sesuai. Jika terjadi kecelakaan atau merasa tidak


enak badan, segera dapatkan bantuan medis (tunjukan label jika
mungkin).

c. Pernyataan Bahaya atau Hazard Statemen oleh Globally


Harmonized System (GHS)
Pernyataan bahaya atau Hazard Statement adalah pernyataan
mengenai bahan kimia. Berikut adalah pernyataan baha atau
Hazard Statement untuk methanol.
1. H225 : cairan dan uap amat mudah menyala.
2. H301 : toksik bila tertelan
3. H311 : toksik jika terkena kulit
4. H331 : toksik jika terhirup
5. H370 : menyebabkan kerusakan pada organ

d. Pernyataan Pencegahan atau Precautionary Statemen oleh


Globally Harmonized System (GHS)
Pernyataan Pencegahan atau Precautionary Statemen adalah
pernyataan mengenai pencegahan kecelakaan dari bahan kimia.
Berikut adalah pernyataan pencegahan untuk methanol.
1. P210 : jauhkan dari panas/percikan/api terbuka/permukaan
yang panas.
2. P223 : jaga wadah tertutup
3. P280 : kenakan sarung tangan pelindung/pakaian pakaian
Respon
4. P302 + P352 Jika terkena kulit : Cuci dengan banyak sabun
dan air
5. P304 + P340 Jika terhirup : pindahkan korban ketempat
berudara segar dan jaga tetap rileks pada posisi yang
nyaman untuk bernafas

Universitas Pamulang
75

6. P308 + P310 Jika terpapa atau dikhawatirkan : segera


hubungi sentra informasi keracunan atau Dokter/Tenaga
Medis
Penyimpanan
7. P403 + P235 Simpan di tempat berventilasi baik. Jaga tetap
dingin

e. Tindakan Penanggulangan Kebakaran


1. Media Pemadam Api
Media pemadaman yang sesuai adalah air, karbon dioksida
(CO2), busa dan serbuk kering.
2. Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Mudah Menyala. Uap lebih berat dari pada udara dan bisa
merebak di atas lantai. Membentuk campuran yang dapat
meledak dengan udara pada suhu kamar. Perhatikan arus api
yang meluncur balik. Perkembangan gas atau uap menyala
yang berbahaya mungkin terjadi dalam kejadian kebakaran.
3. Petugas pemadam kebakaran
Gunakan alat pelindung khusus bagi petugas pemadam
kebakaran. Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan
pelindung pernapasan. Untuk menghindari kontak dengan kulit,
jaga jarak aman. Dinginkan kontainer yang terekspos api
dengan semprotan air. Cegah air pemadaman kebakaran
mengkontaminasi air permukaan atau system air tanah.

6. Penanganan Formaldehyde
Penanganan Formaldehid perlu diperhatikan karena sifatnya yang
mudah korosif dan beracun. Setiap tangki, pipa, atau setiap benda lainya
yang kontak dengan formaldehida wajib memberikan identitas bahan kimia
dan gambar tanda bahaya sesuai dengan sifat methanol serta diberikan
Material Safety Data Sheet (MSDS).

Universitas Pamulang
76

Pictogram adalah gambar-gambar yang menjelaskan suatu keadaan


atau sifat dari bahan. Berikut adalah pictogram untuk bahan kimia
Formaldehida berdasarkan Globally Harmonized System.
a. Pictogram beracun, Formaldehida bersifat bahan beracun. Hal ini
dibuktikan dengan 50% binatang percobaan mati akibat kontak dengan
formaldehid dengan dosis 42mg/kg (LD50).

Gambar 4.6 Pictogram Beracun untuk Formaldehyde oleh GHS

b. Pictogram Korosif, Formaldehida dinyatakan bahan kimia yang korosif


karena sifatnya yang dapat merusak jaringan dan logam jika kontak
dengan formaldehid. Berikut adalah pictogram korosif oleh GHS.

Gambar 4.7 Pictogram Korosif untuk Formaldehyde oleh GHS


c. Pictogram dapat merusak kesehatan, Formaldehid disifatkan dapat
merusak kesehatan karena diduga dapat menyebabkan kankernamun
data-data mengenai penyebab karsinogen oleh formaldehid masih belum
lengkap.

Gambar 4.8 Pictogram Dapat Merusak Kesehatan untuk Formaldehyde oleh


GHS

Universitas Pamulang
77

a. Sifat Formaldehid menurut National Fire Protection Association


(NFPA)
Larutan Formaldehid menurut laporan National Fire Protection
Association dikategorikan nomor 3 untuk kesehatan, yaitu berakibat serius
pada paparan singkat walaupun ada pertolongan. Kategori 2 untuk kebakaran,
yaitu formaldehid perlu sedikit pemanasan sebelum bahan dapat dibakar.
Kategori 2 untuk reaktivitas, yaitu larutan formaldeida tidak stabil, bereaksi
hebat tetapi tidak meledak. Berikut adalah label Formaldehida oleh National
Fire Protection Association (NFPA).

Gambar 4.9 Label Formaldehida menurut NFPA

b. Frase-Frase Keselamatan dan Resiko


Setiap bahan kimia meiliki frase-frase keselamatan dan resiko ketika
menggunakan bahan tersebut. Karena Formaldehid memiliki sifat yang
berbahaya bagi manusia, berikut adalah frase keselamatan dan resiko dengan 2
versi, yaitu berdasarkan Data Keselamatan Bahan Kimia dari PT. Nerck dan
Globally Harmonized System (GHS).
a. Frase Resiko atau Phrase ‘R’
1. Frase R Nomor 23/24/25, yaitu beracun jika terhirup, jika kena
kulit, dan jika tertelan.
2. Frase R Nomor 34, yaitu mengakibatkan luka bakar
3. Frase R Nomor 39/23/24/25, yaitu beracun : efek tak terpulihkan
yang sangat serius jika terhirup, jika terkena kulit, dan jika tertelan.
4. Frase R Nomor 40, yaitu bukti terbatas tentang efek karsinogen
5. Frase R Nomor 43, yaitu dapat mengakibatkan sensitisasi jike
terkena kulit

Universitas Pamulang
78

b. Frase Keselamatan / Safety atau Phrase ‘S’


1. Frase S Nomor 26, yaitu jika terna mata segera bilas dengan
banyak air dan dapatkan bantuan medis.
2. Frase S Nomor 36/37/39, yaitu pakai pakaian pelindung, sarung
tangan, dan pelindung mata atau wajah yang sesuai.
3. Frase S Nomor 45, yaitu jika terjadi kecelakaan atau merasa tidak
enak badan, segera dapatkan bantuan medis (tunjukan label jiks
mungkin)
4. Frase S Nomor 51, yaitu gunakan hanya di peredaran hawanya
baik.

c. Pernyataan Bahaya atau Hazard Statemen oleh Globally Harmonized


System (GHS)
Pernyataan bahaya atau Hazard Statement adalah pernyataan
mengenai bahan kimia. Berikut adalah pernyataan baha atau Hazard
Statement untuk formaldehid.
1. Nomor H301+H311+H331, yaitu beracun apabila tertelan,
mengenai kulit, atau terhirup.
2. Nomor H314, yaitu menyebabkan luka bakar pada kulit dan
kerusakan mata yang serius.
3. Nomor H317, yaitu dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
4. Nomor H351, yaitu diduga menyebabkan kanker.
5. Nomor H370, yaitu yaitu menyebabkan kerusakan organ-organ.

d. Pernyataan Pencegahan atau Precautionary Statemen oleh Globally


Harmonized System (GHS)
Pernyataan Pencegahan atau Precautionary Statemen adalah
pernyataan mengenai pencegahan kecelakaan dari bahan kimia.
Berikut adalah pernyataan pencegahan untuk formaldehid.
1. Nomor P309, yaitu jika terpapar atau anda merasa tidak sehat.
2. Nomor P310, yaitu segera telponlah pusat racun atau dokter.
3. Nomor P302+P352, yaitu jika terkena kulit: cuci dengan banyak
sabun dan air.

Universitas Pamulang
79

4. Nomor P301+P330+P331, yaitu jika tertelan : berkumurlah,


memancing muntah.
5. Nomor P305+P351+P338, yaitu jika terkena mata: bilas secara
hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak,
jika digunakan dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas.

4.2.2.2 Penanggulangan Curtative


Pencegahan secara curtative dilakukan apabila bahaya sudah
terjadi. Sepeti penanganan bahaya kebakaran diatasi dengan
penyediaan sarana pemadam kebakaran, disamping itu bangunan-
bangunan yang penting harus dilengkapi dengan fasilitas jalan
yang memadai. Apabila kebakaran terjadi yang dianggap peka
terhadap kebakaran dilengkapi dengan parit-parit yang dialiri bekas
dari proses yang dianggap tidak memyebabkan polusi. Selain itu
pada ruang-ruang kantor yang menyimpan arsip-arsip harus
disediakan racun api (fire stop). Pada pabrik juga disediakan sarana
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan poliklinik sebagai
langkah untuk menolong korban sebelum dilarikan ke ruamah
sakit. Keselamatan kerja dalam proses produksi dapat ditingkatkan
dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tidak boleh merokok dan minum-minuman beralkohol
b. Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin
c. Jarak antara mesin-mesin dan peralatan lainnya harus cukup
luas
d. Disediakan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran
(assembly point)
e. Setiap proses yang berbahaya dan sensitif harus diisolasi
pelaksanaannya
f. Tanda-tanda gambar penanganan harus dipasang pada setiap
tempat yang berbahaya.

Universitas Pamulang
80

Tabel 4.7 Keselematan Kerja


No Daerah Bahaya Alat Pelindung Diri
1. Perpipaan 1. Kebocoran 1. Safety helmet (melindungi kepala dari
pipa, sehingga benturan/ kejatuhan benda- benda
aliran panas keras)
steam ataupun 2. Welding glass (menggunakan welding
bahan panas glass yang dapat melindungi mata jika
dapat keluar terjadi kebocoran pipa)
3. Air respirator
4. Safety shoes 
(menggunakan sepatu
yang tahan terhadap bahaya kejatuhan
benda- benda berat, percikan aliran
panas)
5. Pakaian pelindung (cattle pack) 

2 Pompa 1. Menimbulkan 1. Safety helmet
kebisingan 2. Welding glass
2. Terjadi 3. Ear muff
kebocoran 4. Air respirator
5. Sepatu (safety 
shoes) 

6. Pakaian 
pelindung (cattle 
pack)
7. Sarung tangan 
(menggunakan sarung
tangan yang terbuat dari karet untuk
melindungi dari bahaya listrik, larutan
asam maupun basa) 

3 Heater 1. Menimbulkan 1. Safety helmet 

panas 2. Welding glass 

2. Terjadi 3. Air respirator 

kebocoran
4. Sarung tangan 

5. Safety shoes 
(menggunakan sepatu
yang tahan terhadap bahaya kejatuhan
benda- benda berat, percikan aliran
panas)
6. Pakaian pelindung (cattle pack) 


Universitas Pamulang
81

4 Reaktor 1. Bertemperatur 1. Safety helmet 



tinggi 
 2. Welding glass 

2. Berisi gas 3. Air respirator 

berbahaya 
 4. Sarung tangan 

3. Terjadi
5. Safety shoes 
(menggunakan sepatu
kebocoran 

yang tahan terhadap bahaya kejatuhan
benda- benda berat, percikan aliran
panas)
6. Pakaian pelindung (cattle pack) 

5 Absorber 1. Terjadi 1. Safety helmet 

kebocoran 
 2. Welding glass 

2. Berisi zat yang 3. Air respirator 


cukup 4. Sarung tangan 

berbahaya 
 5. Safety shoes 
(menggunakan sepatu
yang tahan terhadap bahaya kejatuhan
benda- benda berat, percikan aliran
panas)
6. Pakaian pelindung (cattle pack) 

6 Tangki 1. Terjadi 1. Pemberian label dan spesifikasi
Penampung kebocoran bahannya 

2. Berisi zat yang 2. Pengecekan secara berkala oleh petugas

cukup K3
berbahaya 3. Air respirator 

3. Mudah 4. Pakaian 
pelindung (cattle pack) 

meledak 

7 Bahan Baku 1. Mudah 1. Air respirator tahan bahan 
kimia yang
Metanol terbakar lengkap (pelindung wajah penuh dan
2. Korosif selongsong untuk uap organik) 

3. Bau menyengat 2. Pelindung mata (menggunakan

kacamata yang tahan pecahan yang


dilengkapi dengan pelindung wajah,
menyediakan kran air pencuci mata
untuk keadaan darurat) 


Universitas Pamulang
82

3. Pakaian pelindung (menggunakan


pakaian pelindung tahan bahan kimia
yang sesuai)
4. Sarung tangan (menggunakan sarung
tangan karet/ yang tahan bahan kimia)
5. Sepatu (menggunakan sepatu tahan
bahan kimia yang sesuai)
8 1. Mudah 1. Menyediakan peralatan 
penyedot
terbakar 
 udara (sistem ventilasi proses tertutup)
2. Korosif 
 2. Air respirator tahan bahan 
kimia yang
3. Bau menyengat lengkap (pelindung wajah penuh dan
4. Toksik bagi 
 selongsong untuk uap organik) 

kehidupan 
 3. Pelindung mata (menggunakan
kacamata yang tahan pecahan yang
dilengkapi dengan pelindung wajah,
menyediakan kran air pencuci mata
untuk keadaan darurat)
4. Pakaian pelindung 
(menggunakan
pakaian pelindung tahan bahan kimia
yang sesuai) 

5. Sarung tangan (menggunakan sarung
tangan karet/ yang tahan bahan kimia)
6. Sepatu (menggunakan sepatu tahan
bahan kimia yang sesuai)
9 Secara 1. Menyediakan jalan diantara plant-plant
keseluruhan yang berguna untuk kelancaran
transportasi para pekerja serta
memudahkan pengendalian pada saat
keadaan darurat
2. Menyediakan hydrant di setiap plant
(unit) untuk menanggulangi/
pencegahan awal pada saat terjadi
kebakaran 

3. Memasang alarm disetiap plant (unit)

Universitas Pamulang
83

sebagai tanda adanya peringatan awal


adanya keadaan darurat 

4. Menyediakan pintu dan tangga darurat
yang dapat digunakan sewaktu-waktu
pada saat terjadi keadaan darurat 


4.3 Pengelolaan Limbah


Limbah yang dihasilkan pada proses merupakan permasalahan yang harus
diperhatikan, dimana limbah ini dapat mempengaruhi lingkungan. Secara
garis besar limbah yang dihasilkan dapat dibagi atas:
1. Limbah cair sanitasi
Limbah ini tidak berpengaruh pada lingkungan, pabrik akan
membangun septic tank dan saluran air kotor tertutup yang akan
mengalirkan limbah sanitasi. 


2. Limbah gas dari unit proses



Limbah gas hasil proses dialirkan menuju unit pengolahan limbah,
untuk kemudian dipisahkan dan diambil komponen-komponen yang masih
mempunyai nilai, seperti metanol dan formaldehida. Sebagian jenis gas
dapat dipandang sebagai pencemar udara terutama apabila konsentrasi gas
tersebut melebihi tingkat konsentrasi normal. Senyawa pencemar udara itu
di golongkan menjadi:

a. Senyawa pencemar primer adalah senyawa pencemar yang langsung
dari sumber.

b. Senyawa pencemar sekunder adalah senyawa pencemar yang baru
terbentuk akibat terjadinya reaksi antara dua atau lebih senyawa primer
selama berada di atmosfer.
Limbah gas hasil buangan absorber
dibakar melalui flare stack.
3. Limbah tumpahan bahan kimia dari proses
Pada umumnya, bahan yang terlibat dalam proses adalah bahan
yang tergolong organik sederhana. Bahan organik tersebut dapat diolah
pada pengolahan air biasa dengan cara mendegradasi bahan organik
melalui bantuan bakteri. 


Universitas Pamulang

Anda mungkin juga menyukai