Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Dosen Pengampu: Drs.Thamrin, M.Si

NAMA :CHINTIA NABURJU


NIM :7191141015
KELAS :PENDIDIKAN EKONOMI A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REVIEW” ini dengan baik dan tepat waktu.
Saya ucapkan terima kasih juga kepada orang tua saya yang telah mendidik saya
serta ucapan terima kasih kepada bapak Drs.Thamrin M.Si yang telah melimpahkan tugas
ini kepada saya untuk menambah ilmu saya dalam merevisi buku. Tugas ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah Saya yaitu mata kuliah“PENGANTAR EKONOMI
MAKRO”.
Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua sebagai pembaca dan penulis. Saya menyadari bahwa tugas
critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan,apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan
dan pemahaman saya masih terbatas.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas critical book
review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Saya khususnya,Atas perhatiannya
Saya mengucapkan terimakasih.

Medan,1 Mei 2020

Penulis
CHINTIA NABURJU

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................4

B. Tujuan......................................................................................................................................4

C. Manfaat....................................................................................................................................4

D. Identitas Buku.........................................................................................................................5

BAB II RINGKASAN BUKU.........................................................................................................6

BAB 1 Ilmu Ekonomi Makro....................................................................................................6

BAB 2 Data dari Ekonomi Makro............................................................................................6

BAB 3 Pendapatan Nasional: Darimana datangnya dan Kapan perginya?.........................7

BAB 4 Sistem Moneter: Apa itu dan bagaimana cara kerjanya?.........................................8

BAB 5 Inflasi: Penyebabnya, Efeknya, dan Biaya Sosial.......................................................9

BAB 6 Ekonomi Terbuka........................................................................................................10

BAB 7 Pengangguran dan Pasar Tenaga Kerja....................................................................10

BAB 8 Pertumbuhan Ekonomi I: Akumulasi Modal dan Pertumbuhan Penduduk


11

BAB 9 Pertumbuhan Ekonomi II: Teknologi, Empiris, dan Kebijakan.............................11

BAB 10 Pengantar Fluktuasi Ekonomi...................................................................................12

BAB 11 Permintaan Agregat I: Membangun Model IS-LM................................................13

BAB 12 Permintaan Agregat II: Menerapkan Model IS-LM..............................................13

BAB 13 Ekonomi Terbuka Ditinjau Kembali: Model Mundell – Fleming dan


Rezim Nilai Tukar......................................................................................................14

BAB 14 Pasokan Agregat dan Pengorbanan Jangka Pendek Antara Inflasi dan
Pengangguran.............................................................................................................15

BAB 15 Model Dinamis Fluktuasi Ekonomi..........................................................................16

2
BAB 16 Memahami Perilaku Konsumen...............................................................................16

BAB 17 Teori Investasi............................................................................................................17

BAB 18 Alternatif Perspektif tentang Kebijakan Stabilisasi...............................................18

BAB 19 Hutang Pemerintah dan Defisit Anggaran..............................................................18

BAB 20 Sistem Keuangan: Peluang dan Bahaya..................................................................19

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................20

A. Kelebihan Buku.....................................................................................................................20

B. Kekurangan Buku................................................................................................................20

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................21

A. Kesimpulan...........................................................................................................................21

B. Saran......................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di dalam satu mata pelajaran atau mata kuliah pastinya memiliki sumberbelajar
yang banyak atau buku yang banyak yang sama – sama membahas tentang pelajaran
tersebut. Namun karena banyaknya buku tersebut sering kali kitabingung memilih buku
referensi untuk kita baca dan kita pahami. Setiap buku sudah pasti menyuguhkan hal – hal
yang bermanfaat dengan mengunakan bahasanya masing – masing. Terkadang kita
memilih satu buku, namun ternyata penyajian dalam materi yang ada dibuku tersebut
kurang jelas. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang ekonomi yang di
dalamnya harus memilikicontoh serta bahasa yang mudah dipahami.

Oleh karena itu, penulis membuat critical book report ini untukmempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok pembahasan pengantar
ekonomi makro.

B. Tujuan Penulisan

1.Untuk memenuhi tugas Critical Book Review dari Mata Kuliah Pengantar
Ekonomi Makro

2.Untuk mengetahui lebih rinci tentang berbagai analisis Makro Ekonomi

3.Untuk dapat menganalisis suatu buku

C. Manfaat Penulisan

1.Agar para pembaca dapat lebih mengetahui lebih mendalam tentang ilmu makro
ekonomi

2.Agar pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari suatu buku
makro ekonomi.

4
D.Identitas Buku

1. Judul Buku : Macroeconomics


2. Pengarang : N. Gregory Mankiw
3. Penerbit : A Macmillan Education Imprint New
4. Tahun Terbit :2016
5. Kota Terbit : New York
6. ISBN : 978-1-4641-8289-1
7. Edisi :9

5
BAB II
RINGKASAN BUKU
BAB 1 Ilmu Ekonomi Makro
Makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan, termasuk
pertumbuhandalam pendapatan, perubahan harga, dan tingkat pengangguran.
Makroekonomi berusaha menjelaskan peristiwa ekonomi dan menyusun kebijakan
meningkatkan kinerja ekonomi. Untuk memahami ekonomi, para ekonom menggunakan
model — teori yang menyederhanakan realitas untuk mengungkapkan bagaimana variabel
eksogen mempengaruhi endogen variabel. Seni dalam ilmu ekonomi terletak pada
penilaian apakah suatu model menangkap hubungan ekonomi penting untuk masalah
yang dihadapi. Karena tidak ada model tunggal yang dapat menjawab semua pertanyaan,
ahli makroekonomi menggunakan model yang berbeda untuk melihat masalah yang
berbeda.

Fitur utama dari model ekonomi makro adalah apakah diasumsikan harga
fleksibel atau lengket. Menurut sebagian besar ahli ekonomi makro, model dengan harga
fleksibel menggambarkan ekonomi dalam jangka panjang, sedangkan model dengan
harga kaku menawarkan deskripsi ekonomi yang lebih baik dalam jangka pendek.
Ekonomi mikro adalah studi tentang bagaimana perusahaan dan individu membuat
keputusan dan bagaimana para pembuat keputusan ini berinteraksi . Karena peristiwa
ekonomi makro muncul dari banyak interaksi ekonomi mikro, semua model ekonomi
makro harus konsisten dengan yayasan mikroekonomi, bahkan jika yayasan tersebut
hanya implisit.

BAB 2 Data dari Ekonomi Makro

Pengamatan biasa adalah salah satu sumber informasi tentang apa yang terjadi di
ekonomi. Ketika Anda pergi berbelanja, Anda melihat apakah harga naik,jatuh, atau tetap
sama. Ketika Anda mencari pekerjaan, Anda mengetahui apakah perusahaan sedang
merekrut. Setiap hari, ketika kita menjalani kehidupan kita, kita berpartisipasi dalam
beberapa aspek ekonomi dan memahami kondisi ekonomi.Satu abad yang lalu, para
ekonom yang memantau ekonomi hanya memiliki sedikit hal untuk terus berjalandari
pengamatan biasa seperti itu. Informasi yang terpisah-pisah tersebut membuat ekonomi

6
pembuatan kebijakan sulit. Anekdot satu orang akan menyarankan ekonomi itu bergerak
ke satu arah, sedangkan yang lain menyarankan sebaliknya. Ekonomi diperlukan
beberapa cara untuk menggabungkan banyak pengalaman individu menjadi koheren
seluruh. Ada solusi yang jelas: seperti gurauan lama, jamak dari "Anekdot" adalah "data."
Produk domestik bruto (PDB) mengukur pendapatan setiap orang dinekonomi dan,
ekuivalen, total pengeluaran untuk output ekonomi barang dan jasa.GDP nominal
menghargai barang dan jasa dengan harga saat ini.

Nilai PDB riil barang dan jasa dengan harga konstan. GDP riil naik hanya ketika
jumlahnya barang dan jasa telah meningkat, sedangkan PDB nominal dapat naik karena
output telah meningkat atau karena harga telah meningkat. Deflator PDB adalah rasio
nominal terhadap PDB riil dan mengukur tingkat harga keseluruhan.PDB adalah jumlah
dari empat kategori pengeluaran: konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor
neto. Hubungan ini disebut identitas akun pendapatan nasional. Indeks harga konsumen
(CPI) mengukur harga sekeranjang tetap barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen biasa
relatif samakeranjang dalam tahun dasar. Seperti deflator GDP dan konsumsi pribadi
deflator pengeluaran (PCE), CPI mengukur tingkat harga keseluruhan, tetapi tidak seperti
deflator, itu tidak memungkinkan keranjang barang dan jasa untuk berubah seiring waktu
karena konsumen merespons perubahan harga relatif.Tingkat partisipasi angkatan kerja
menunjukkan sebagian kecil orang dewasa bekerja atau ingin bekerja. Tingkat
pengangguran menunjukkan fraksi mereka yang berada di angkatan kerja yang tidak
memiliki pekerjaan.

BAB 3 Pendapatan Nasional: Darimana datangnya dan Kapan perginya?


Faktor - faktor produksi dan teknologi produksi menentukan output barang dan
jasa ekonomi. Peningkatan salah satu faktor produksi atau kemajuan teknologi
meningkatkan output.Perusahaan yang kompetitif dan memaksimalkan laba
mempekerjakan tenaga kerja sampai produk marjinal kerja sama dengan upah riil.
Demikian pula, perusahaan-perusahaan ini menyewakan modal produk modal marjinal
sama dengan harga sewa riil. Oleh karena itu, setiap faktor produksi dibayar produk
marjinalnya.

Jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, maka menurut teorema Euler,
semua output adalah digunakan untuk mengkompensasi input. Output ekonomi digunakan

7
untuk konsumsi, investasi, dan pemerintah pembelian. Konsumsi sangat bergantung pada
pendapatan yang bisa dibuang. Investasi tergantung negatif pada tingkat bunga riil.
Pembelian dan pajak pemerintah adalah variabel eksogen kebijakan fiskal.Tingkat bunga
riil menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan output ekonomi —
atau, yang setara, pasokan dana pinjaman (menabung) dan permintaan dana pinjaman
(investasi). Penurunan tabungan nasional, mungkin karena peningkatan pembelian
pemerintah atau penurunan pajak, mengurangi pasokan dana pinjaman, mengurangi
jumlah investasi yang seimbang, dan menaikkan tingkat bunga. Peningkatan dalam
permintaan investasi, mungkin karena inovasi teknologi atau insentif pajak untuk
investasi, meningkatkan permintaan dana pinjaman dan juga menaikkan suku bunga.
Peningkatan permintaan investasi meningkat jumlah investasi hanya jika tingkat bunga
yang lebih tinggi merangsang tabungan tambahan.

BAB 4 Sistem Moneter: Apa itu dan bagaimana cara kerjanya?


Uang adalah stok aset yang digunakan untuk transaksi. Ini berfungsi sebagai took
nilai, unit akun, dan alat tukar. Jenis berbeda aset digunakan sebagai uang: sistem uang
komoditas menggunakan asset dengan nilai intrinsik, sedangkan sistem uang kertas
menggunakan aset yang fungsi satu-satunya adalah untuk berfungsi sebagai uang. Dalam
ekonomi modern, bank sentral seperti Federal Reserve yang bertanggung jawab untuk
mengendalikan pasokan Uang. Sistem perbankan cadangan fraksional menciptakan uang
karena setiap dolar cadangan menghasilkan banyak dolar giro. Untuk memulai bank,
pemilik harus menyumbangkan sebagian dari sumber keuangan mereka sendiri, yang
menjadi modal bank. Karena bank namun dengan leverage tinggi, penurunan kecil dalam
nilai aset mereka dapat berpotensi berdampak besar pada nilai modal bank.

Regulator bank mensyaratkan bahwa bank memiliki modal yang cukup untuk
memastikan bahwa deposan bisa dilunasi. Pasokan uang tergantung pada basis moneter,
cadangan-setoran rasio, dan rasio mata uang-setoran. Peningkatan basis moneter
mengarah untuk peningkatan jumlah uang beredar secara proporsional. Penurunan
cadangan–rasio deposit atau dalam rasio mata uang-deposit meningkatkan pengganda
uang dan dengan demikian jumlah uang beredar.Federal Reserve memengaruhi jumlah
uang beredar dengan mengubah basis moneter atau dengan mengubah rasio cadangan dan
dengan demikian uang pengganda. Ini dapat mengubah basis moneter melalui operasi
8
pasar terbuka atau dengan memberikan pinjaman kepada bank. Ini dapat mempengaruhi
rasio cadangan oleh mengubah persyaratan cadangan atau dengan mengubah tingkat
bunga yang dibayarkan bank untuk cadangan yang mereka pegang.

BAB 5 Inflasi: Penyebabnya, Efeknya, dan Biaya Sosial


Teori kuantitas uang mengasumsikan bahwa perputaran uang stabil dan
menyimpulkan bahwa PDB nominal sebanding dengan persediaan uang. Karena faktor
produksi dan fungsi produksi menentukan GDP riil, teori kuantitas menyiratkan bahwa
tingkat harga proporsional untuk jumlah uang. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan
dalam jumlah uang menentukan tingkat inflasi.Seigniorage adalah pendapatan yang
diperoleh pemerintah dengan mencetak uang.Ini adalah pajak untuk memegang uang.
Meskipun seigniorage kecil secara kuantitatif di sebagian besar perekonomian, seringkali
merupakan sumber utama pendapatan pemerintah di Indonesia ekonomi mengalami
hiperinflasi.Suku bunga riil adalah suku bunga nominal (suku bunga seperti biasanya
dilaporkan) dikoreksi untuk efek inflasi.

Tingkat bunga riil ex post didasarkan pada inflasi aktual, sedangkan tingkat bunga
riil ex ante didasarkan pada inflasi yang diharapkan. Efek Fisher mengatakan bahwa
tingkat bunga nominal bergerak satu-ke-satu dengan inflasi yang diharapkan. Suku bunga
nominal adalah biaya peluang memegang uang. Jadi,orang mungkin mengharapkan
permintaan uang bergantung pada tingkat bunga nominal. Jika ya, maka tingkat harga
tergantung pada kuantitas saat ini uang dan jumlah uang yang diharapkan di masa
depan.Biaya inflasi yang diharapkan termasuk biaya shoeleather, biaya menu, biaya biaya
variabilitas harga relatif, distorsi pajak, dan ketidaknyamanan membuat koreksi inflasi.
Selain itu, penyebab inflasi tak terduga redistribusi kekayaan yang sewenang-wenang
antara debitor dan kreditor.

Satu kemungkinan manfaat inflasi adalah meningkatkan fungsi tenaga kerja pasar
dengan memungkinkan upah riil untuk mencapai tingkat keseimbangan tanpa memotong
upah nominal. Selama hiperinflasi, sebagian besar biaya inflasi menjadi parah. Hiperinflasi
biasanya dimulai ketika pemerintah membiayai anggaran besar defisit dengan mencetak
uang. Mereka berakhir ketika reformasi fiskal menghilangkan butuhkan untuk seigniorage.
Menurut teori ekonomi klasik, uang netral: jumlah uang beredar tidak mempengaruhi
variabel nyata. Karena itu, teori klasik memungkinkan kita untuk belajar bagaimana

9
variabel nyata ditentukan tanpa referensi pada jumlah uang beredar. Keseimbangan dalam
pasar uang kemudian menentukan tingkat harga dan, sebagai hasilnya, semua variabel
nominal lainnya. Pemisahan teoretis ini nyata dan variabel nominal disebut dikotomi
klasik.

BAB 6 Ekonomi Terbuka


Ekspor netto adalah perbedaan antara ekspor dan impor. Mereka sama dengan
perbedaan antara apa yang kita produksi dan apa yang kita tuntut untuk konsumsi,
investasi, dan pembelian pemerintah. Arus modal keluar netto adalah kelebihan tabungan
domestik atas investasi domestik. Neraca perdagangan adalah jumlah yang diterima untuk
ekspor barang dan jasa bersih kami. Identitas akun pendapatan nasional menunjukkan
bahwa arus modal keluar neto selalu sama dengan neraca perdagangan.
Dampak kebijakan apa pun pada neraca perdagangan dapat ditentukan dengan
memeriksa dampaknya terhadap tabungan dan investasi. Kebijakan yang meningkatkan
tabungan atau menurunkan investasi menyebabkan surplus perdagangan, dan kebijakan
yang menurunkan tabungan atau meningkatkan investasi menyebabkan defisit
perdagangan. Nilai tukar nominal adalah tingkat di mana orang memperdagangkan mata
uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Nilai tukar riil adalah tingkat di mana
orang memperdagangkan barang yang diproduksi oleh kedua negara. Nilai tukar riil sama
dengan nilai tukar nominal dikalikan dengan rasio tingkat harga di kedua negara.

BAB 7 Pengangguran dan Pasar Tenaga Kerja


Tingkat pengangguran alami adalah tingkat pengangguran kondisi-mapan. Itu
tergantung pada tingkat pemisahan pekerjaan dan tingkat penemuan pekerjaan. Karena
membutuhkan waktu bagi pekerja untuk mencari pekerjaan yang paling sesuai dengan
keterampilan dan selera masing-masing, beberapa pengangguran friksi tidak bisa dihindari.
Berbagai kebijakan pemerintah, seperti asuransi pengangguran, mengubah jumlah
pengangguran friksional.
Pengangguran struktural terjadi ketika upah riil tetap di atas tingkat yang
menyeimbangkan penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja. Peraturan upah
minimum adalah salah satu penyebab kekakuan upah. Serikat pekerja dan ancaman serikat
pekerja adalah hal lain. Akhirnya, teori upah-efisiensi menunjukkan bahwa, karena
berbagai alasan, perusahaan mungkin mendapati untungnya menjaga upah tetap tinggi
10
meskipun pasokan tenaga kerja berlebih. Apakah kita menyimpulkan bahwa sebagian
besar pengangguran adalah jangka pendek atau jangka panjang tergantung pada bagaimana
kita melihat data. Sebagian besar mantra pengangguran pendek. Namun sebagian besar
minggu pengangguran disebabkan oleh sejumlah kecil pengangguran jangka panjang.

BAB 8 Pertumbuhan Ekonomi I: Akumulasi Modal dan Pertumbuhan Penduduk

Model pertumbuhan Solow menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, tingkat


tabungan ekonomi menentukan ukuran stok modalnya dan dengan demikian tingkat
produksinya. Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi persediaan modal dan
semakin tinggi tingkat output. Dalam model Solow, peningkatan tingkat tabungan
memiliki efek tingkat pada pendapatan per orang: itu menyebabkan periode pertumbuhan
yang cepat, tetapi pada akhirnya pertumbuhan itu melambat ketika kondisi mapan baru
tercapai. Jadi, meskipun tingkat tabungan yang tinggi menghasilkan tingkat output kondisi-
mapan yang tinggi, tabungan itu sendiri tidak dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang persisten.

Tingkat modal yang memaksimalkan konsumsi kondisi-mapan disebut tingkat


Aturan Emas. Jika suatu ekonomi memiliki lebih banyak modal daripada dalam kondisi
mapan Kaidah Emas, maka mengurangi tabungan akan meningkatkan konsumsi di semua
titik waktu. Sebaliknya, jika ekonomi memiliki modal lebih sedikit daripada dalam kondisi
mapan Kaidah Emas, maka mencapai Kaidah Emas memerlukan peningkatan investasi dan
karenanya konsumsi yang lebih rendah untuk generasi sekarang. Model Solow
menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan populasi suatu ekonomi merupakan faktor
penentu jangka panjang lain dari standar kehidupan. Menurut model Solow, semakin tinggi
tingkat pertumbuhan populasi, semakin rendah tingkat steady-state modal per pekerja dan
output per pekerja.

BAB 9 Pertumbuhan Ekonomi II: Teknologi, Empiris, dan Kebijakan

Dalam kondisi stabil dari model pertumbuhan Solow, tingkat pertumbuhan


pendapatan per orang ditentukan semata-mata oleh tingkat eksogen kemajuan teknologi.
Banyak studi empiris telah meneliti sejauh mana model Solow dapat membantu
menjelaskan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Model ini dapat menjelaskan banyak

11
hal yang kita lihat dalam data, seperti pertumbuhan seimbang dan konvergensi kondisional.
Studi baru-baru ini juga menemukan bahwa variasi internasional dalam standar kehidupan
disebabkan oleh kombinasi akumulasi modal dan efisiensi penggunaan modal.

Dalam model Solow dengan pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi,


kondisi mapan Aturan Emas (pemaksimalan konsumsi) ditandai oleh kesetaraan antara
produk marjinal modal bersih (MPK)* * ) dan tingkat pertumbuhan total pendapatan dalam
kondisi mapan (n*g). Dalam ekonomi AS, produk marjinal modal bersih jauh melebihi
tingkat pertumbuhan, yang menunjukkan bahwa ekonomi AS memiliki tingkat tabungan
yang lebih rendah dan modal yang lebih sedikit daripada yang ada dalam kondisi stabil
Aturan Emas.

Pembuat kebijakan di Amerika Serikat dan negara-negara lain sering mengklaim


bahwa negara mereka harus mencurahkan persentase lebih besar dari output mereka untuk
tabungan dan investasi. Meningkatnya tabungan publik dan insentif pajak untuk tabungan
pribadi adalah dua cara untuk mendorong akumulasi modal.

BAB 10 Pengantar Fluktuasi Ekonomi

Ekonomi mengalami fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonomi, yang diukur
secara luas oleh PDB riil. Fluktuasi ini terkait dengan pergerakan dalam banyak variabel
ekonomi makro. Khususnya, ketika pertumbuhan PDB menurun, pertumbuhan konsumsi
turun (biasanya dengan jumlah yang lebih kecil), pertumbuhan investasi turun (biasanya
dengan jumlah yang lebih besar), dan pengangguran meningkat. Meskipun para ekonom
melihat berbagai indikator utama untuk memperkirakan pergerakan dalam perekonomian,
fluktuasi jangka pendek ini sebagian besar tidak dapat diprediksi. Perbedaan penting
antara cara ekonomi bekerja dalam jangka panjang dan cara kerjanya dalam jangka pendek
adalah bahwa harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi kaku dalam jangka pendek.

Kurva permintaan agregat miring ke bawah. Ini memberitahu kita bahwa semakin
rendah tingkat harga, semakin besar jumlah agregat barang dan jasa yang diminta. Dalam
jangka panjang, kurva penawaran agregat adalah vertikal karena output ditentukan oleh
jumlah modal dan tenaga kerja dan oleh teknologi yang tersedia tetapi tidak oleh tingkat
harga. Oleh karena itu, pergeseran permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi
tidak pada output atau kesempatan kerja. Dalam jangka pendek, kurva penawaran agregat

12
bersifat horizontal, karena upah dan harga bersifat kaku pada tingkat yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, perubahan permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan
kerja. Guncangan terhadap permintaan agregat dan penawaran agregat menyebabkan
fluktuasi ekonomi. Karena Fed dapat menggeser kurva permintaan agregat, ia dapat
mencoba untuk mengimbangi guncangan ini untuk mempertahankan output dan
kesempatan kerja pada tingkat alami mereka.

BAB 11 Permintaan Agregat I: Membangun Model IS-LM

Salib Keynesian adalah model dasar penentuan pendapatan. Dibutuhkan kebijakan


fiskal dan investasi yang direncanakan sebagai eksogen dan kemudian menunjukkan
bahwa ada satu tingkat pendapatan nasional di mana pengeluaran aktual sama dengan
pengeluaran yang direncanakan. Ini menunjukkan bahwa perubahan kebijakan fiskal
memiliki dampak berlipat ganda terhadap pendapatan. Setelah kami mengizinkan investasi
yang direncanakan bergantung pada tingkat bunga, silang Keynesian menghasilkan
hubungan antara tingkat bunga dan pendapatan nasional. Suku bunga yang lebih tinggi
menurunkan investasi yang direncanakan, dan ini pada gilirannya menurunkan pendapatan
nasional. Kurva IS yang miring ke bawah merangkum hubungan negatif antara tingkat
bunga dan pendapatan.

Teori preferensi likuiditas adalah model dasar penentuan tingkat bunga. Dibutuhkan
jumlah uang beredar dan tingkat harga sebagai eksogen dan mengasumsikan bahwa tingkat
bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan keseimbangan uang
riil. Teori ini menyiratkan bahwa peningkatan jumlah uang beredar menurunkan suku bunga.

Setelah kami mengizinkan permintaan keseimbangan uang riil bergantung pada pendapatan
nasional, teori preferensi likuiditas menghasilkan hubungan antara pendapatan dan tingkat
bunga. Tingkat pendapatan yang lebih tinggi meningkatkan permintaan akan keseimbangan
uang riil, dan ini pada gilirannya meningkatkan tingkat bunga.

BAB 12 Permintaan Agregat II: Menerapkan Model IS-LM

Model IS-LM adalah teori umum tentang permintaan agregat untuk barang dan
jasa. Variabel eksogen dalam model adalah kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan tingkat

13
harga. Model ini menjelaskan dua variabel endogen: tingkat bunga dan tingkat pendapatan
nasional. Kurva IS mewakili hubungan negatif antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan
yang muncul dari ekuilibrium di pasar barang dan jasa. Kurva LM mewakili hubungan
positif antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul dari ekuilibrium di pasar
untuk keseimbangan uang riil. Keseimbangan dalam model IS-LM — perpotongan kurva IS
dan LM — mewakili secara simultan.

BAB 13 Ekonomi Terbuka Ditinjau Kembali: Model Mundell – Fleming dan Rezim
Nilai Tukar

Model Mundell – Fleming adalah model IS-LM untuk ekonomi terbuka kecil.
Dibutuhkan tingkat harga seperti yang diberikan dan kemudian menunjukkan apa yang
menyebabkan fluktuasi pendapatan dan nilai tukar. Model Mundell-Fleming menunjukkan
bahwa kebijakan fiskal tidak mempengaruhi pendapatan agregat di bawah nilai tukar
mengambang. Ekspansi fiskal menyebabkan mata uang terapresiasi, mengurangi ekspor
neto dan mengimbangi dampak ekspansi biasa terhadap pendapatan agregat. Kebijakan
fiskal memang memengaruhi pendapatan agregat di bawah nilai tukar tetap.

Model Mundell-Fleming menunjukkan bahwa kebijakan moneter tidak


memengaruhi pendapatan agregat di bawah nilai tukar tetap. Setiap upaya untuk
memperluas jumlah uang beredar adalah sia-sia karena jumlah uang beredar harus
menyesuaikan untuk memastikan bahwa nilai tukar tetap pada tingkat yang diumumkan.
Kebijakan moneter memang mempengaruhi pendapatan agregat di bawah nilai tukar
mengambang. Jika investor khawatir memegang aset di suatu negara, tingkat bunga di
negara itu mungkin melebihi tingkat bunga dunia dengan beberapa premi risiko. Menurut
model Mundell-Fleming, jika suatu negara memiliki nilai tukar mengambang, peningkatan
premi risiko menyebabkan tingkat bunga naik dan mata uang negara itu terdepresiasi. Ada
keuntungan untuk nilai tukar mengambang dan tetap. Mengambang nilai tukar membuat
pembuat kebijakan moneter bebas untuk mengejar tujuan selain stabilitas nilai tukar. Nilai
tukar tetap mengurangi beberapa ketidakpastian dalam transaksi bisnis internasional, tetapi
mereka mungkin mengalami serangan spekulatif jika investor internasional percaya bank
sentral tidak memiliki cadangan mata uang asing yang memadai untuk mempertahankan
nilai tukar tetap. Ketika memilih rezim nilai tukar, pembuat kebijakan dibatasi oleh fakta

14
bahwa suatu negara tidak mungkin memiliki aliran modal bebas, nilai tukar tetap, dan
kebijakan moneter independen. tetapi mereka dapat mengalami serangan spekulatif jika
investor internasional percaya bank sentral tidak memiliki cadangan mata uang asing yang
cukup untuk mempertahankan nilai tukar tetap.

BAB 14 Pasokan Agregat dan Pengorbanan Jangka Pendek Antara Inflasi dan
Pengangguran

Dua teori penawaran agregat - harga kaku dan model informasi tidak sempurna -
atribut penyimpangan output dan pekerjaan dari tingkat alami mereka ke berbagai
ketidaksempurnaan pasar. Menurut kedua teori tersebut, output naik di atas level alaminya
ketika level harga melebihi level harga yang diharapkan, dan output turun di bawah level
natural ketika level harga lebih rendah dari level harga yang diharapkan. Ekonom sering
menyatakan penawaran agregat dalam suatu hubungan yang disebut kurva Phillips. Kurva
Phillips mengatakan bahwa inflasi tergantung pada inflasi yang diharapkan, penyimpangan
pengangguran dari tingkat alaminya, dan guncangan penawaran. Menurut kurva Phillips,
pembuat kebijakan yang mengendalikan permintaan agregat menghadapi tradeoff jangka
pendek antara inflasi dan pengangguran.

Jika inflasi yang diharapkan tergantung pada inflasi yang baru diamati, maka inflasi
memiliki inersia, yang berarti bahwa pengurangan inflasi memerlukan guncangan
penawaran yang menguntungkan atau periode pengangguran yang tinggi dan penurunan
output. Namun, jika orang memiliki ekspektasi rasional, maka pengumuman perubahan
kebijakan yang kredibel mungkin dapat memengaruhi ekspektasi secara langsung dan,
karenanya, mengurangi inflasi tanpa menyebabkan resesi. Sebagian besar ekonom
menerima hipotesis tingkat alamiah, yang menyatakan bahwa fluktuasi permintaan agregat
hanya memiliki efek jangka pendek pada output dan pengangguran. Namun beberapa
ekonom telah menyarankan cara di mana resesi dapat meninggalkan bekas luka permanen
pada ekonomi dengan meningkatkan tingkat pengangguran alami. Namun, jika orang
memiliki ekspektasi rasional, maka pengumuman perubahan kebijakan yang kredibel
mungkin dapat memengaruhi ekspektasi secara langsung dan, karenanya, mengurangi
inflasi tanpa menyebabkan resesi.

15
BAB 15 Model Dinamis Fluktuasi Ekonomi

Model dinamis permintaan agregat dan penawaran agregat menggabungkan lima


hubungan ekonomi: persamaan untuk pasar barang, yang menghubungkan kuantitas
yang diminta dengan tingkat bunga riil; persamaan Fisher, yang menghubungkan suku
bunga riil dan nominal; persamaan kurva Phillips, yang menentukan inflasi; persamaan
untuk inflasi yang diharapkan; dan aturan untuk kebijakan moneter, di mana bank sentral
menetapkan tingkat bunga nominal sebagai fungsi inflasi dan output. Keseimbangan
jangka panjang model adalah klasik. Output dan tingkat bunga riil berada pada tingkat
alami mereka, terlepas dari kebijakan moneter. Target inflasi bank sentral menentukan
inflasi, inflasi yang diharapkan, dan tingkat bunga nominal.

Model AD –AS yang dinamis dapat digunakan untuk menentukan dampak


langsung terhadap ekonomi dari setiap guncangan dan juga dapat digunakan untuk
melacak efek guncangan dari waktu ke waktu. Karena parameter aturan kebijakan
moneter mempengaruhi kemiringan kurva permintaan agregat dinamis, parameter
menentukan apakah guncangan penawaran memiliki efek yang lebih besar pada output
atau inflasi. Ketika memilih parameter untuk kebijakan moneter, bank sentral
menghadapi tradeoff antara variabilitas output dan variabilitas inflasi. Model AD –AS
yang dinamis biasanya mengasumsikan bahwa bank sentral merespons kenaikan inflasi
sebesar 1 poin persentase dengan meningkatkan tingkat bunga nominal lebih dari 1 poin
persentase, sehingga tingkat bunga riil juga meningkat. Jika bank sentral merespons
inflasi dengan kurang kuat, perekonomian menjadi tidak stabil.

BAB 16 Memahami Perilaku Konsumen

Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marjinal adalah antara nol


dan satu, bahwa kecenderungan mengkonsumsi rata-rata turun ketika pendapatan naik,
dan bahwa pendapatan saat ini adalah penentu utama konsumsi. Studi data rumah tangga
dan seri waktu pendek mengkonfirmasi dugaan Keynes. Namun studi seri waktu yang
lama tidak menemukan kecenderungan kecenderungan mengkonsumsi rata-rata turun
karena pendapatan meningkat seiring waktu. Pekerjaan konsumsi baru-baru ini
didasarkan pada model konsumen Irving Fisher. Dalam model ini, konsumen menghadapi
kendala anggaran antarwaktu dan memilih konsumsi untuk saat ini dan masa depan untuk

16
mencapai tingkat kepuasan seumur hidup tertinggi. Selama konsumen dapat menabung
dan meminjam, konsumsi bergantung pada sumber daya seumur hidup konsumen.

Hipotesis siklus hidup Modigliani menekankan bahwa pendapatan agak dapat


diprediksi selama hidup seseorang dan bahwa konsumen menggunakan tabungan dan
pinjaman untuk memperlancar konsumsi mereka selama masa hidup mereka. Menurut
hipotesis ini, konsumsi tergantung pada pendapatan dan kekayaan. Hipotesis pendapatan
permanen Friedman menekankan bahwa individu mengalami fluktuasi permanen dan
sementara dalam pendapatan mereka. Karena konsumen dapat menabung dan meminjam,
dan karena mereka ingin memperlancar konsumsinya, konsumsi tidak banyak
menanggapi pendapatan sementara. Sebaliknya, konsumsi terutama tergantung pada
pendapatan permanen.

BAB 17 Teori Investasi

Produk marjinal modal menentukan harga sewa riil modal. Tingkat bunga riil,
tingkat depresiasi, dan harga relatif barang modal menentukan biaya modal. Menurut model
neoklasik, perusahaan berinvestasi jika harga sewa lebih besar dari biaya modal, dan mereka
melepaskan investasi jika harga sewa kurang dari biaya modal.

Berbagai bagian dari kode pajak federal memengaruhi insentif untuk berinvestasi.
Pajak penghasilan perusahaan menghambat investasi, dan kredit pajak investasi — yang
sekarang telah dicabut di Amerika Serikat — mendorongnya. Cara alternatif untuk
mengekspresikan model neoklasik adalah dengan menyatakan bahwa investasi bergantung
pada q Tobin, rasio nilai pasar modal terpasang dengan biaya penggantiannya. Rasio ini
mencerminkan profitabilitas modal saat ini dan yang diharapkan di masa depan. Semakin
tinggi q, semakin besar nilai pasar modal terpasang relatif terhadap biaya penggantiannya
dan semakin besar insentif untuk berinvestasi. Ekonom memperdebatkan apakah fluktuasi di
pasar saham merupakan cerminan rasional dari nilai sebenarnya perusahaan atau digerakkan
oleh gelombang optimisme dan pesimisme yang tidak rasional. Berbeda dengan asumsi
model neoklasik, perusahaan tidak selalu dapat mengumpulkan dana untuk membiayai
investasi. Kendala pendanaan membuat investasi sensitif terhadap arus kas perusahaan saat
ini. Investasi perumahan tergantung pada harga relatif perumahan. Harga rumah pada
gilirannya tergantung pada permintaan akan perumahan dan pasokan tetap saat ini.

17
BAB 18 Alternatif Perspektif tentang Kebijakan Stabilisasi

Pendukung kebijakan aktif memandang ekonomi sebagai subjek dari seringnya


goncangan yang akan mengakibatkan fluktuasi yang tidak perlu dalam output dan
kesempatan kerja kecuali jika kebijakan moneter atau fiskal merespons. Banyak yang
percaya bahwa kebijakan ekonomi telah berhasil menstabilkan ekonomi. Pendukung
kebijakan pasif berpendapat bahwa karena kebijakan moneter dan fiskal bekerja dengan
kelambatan yang panjang dan variabel, upaya untuk menstabilkan ekonomi cenderung
berakhir dengan destabilisasi. Selain itu, mereka percaya bahwa pemahaman kita saat ini
tentang ekonomi terlalu terbatas untuk berguna dalam merumuskan kebijakan stabilisasi
yang berhasil dan bahwa kebijakan yang tidak kompeten sering menjadi sumber fluktuasi
ekonomi. Pendukung kebijakan kebijaksanaan berpendapat bahwa kebijaksanaan
memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada pembuat kebijakan dalam menanggapi
berbagai situasi yang tidak terduga. Pendukung aturan kebijakan berpendapat bahwa
proses politik tidak dapat dipercaya. Mereka percaya bahwa politisi sering melakukan
kesalahan dalam melakukan kebijakan ekonomi dan terkadang menggunakan kebijakan
ekonomi untuk tujuan politik mereka sendiri. Selain itu, para pendukung aturan kebijakan
berpendapat bahwa komitmen terhadap aturan kebijakan tetap diperlukan untuk
menyelesaikan masalah inkonsistensi waktu.

BAB 19 Hutang Pemerintah dan Defisit Anggaran

Utang pemerintah federal AS saat ini tidak luar biasa, tetapi lebih tinggi dari rata-
rata dibandingkan dengan utang negara lain atau dibandingkan dengan utang yang dimiliki
Amerika Serikat sepanjang sejarahnya sendiri. Rasio utang-PDB meningkat tajam selama
Resesi Hebat setelah krisis keuangan 2008-2009, karena penstabil otomatis dan tindakan
fiskal bebas meningkatkan defisit anggaran pemerintah. Ukuran standar dari defisit
anggaran adalah ukuran kebijakan fiskal yang tidak sempurna karena mereka tidak
mengoreksi dampak inflasi, tidak mengimbangi perubahan dalam kewajiban pemerintah
dengan perubahan dalam aset pemerintah, menghilangkan beberapa kewajiban sama sekali,
dan tidak memperbaiki dampaknya. dari siklus bisnis.

18
Menurut pandangan tradisional hutang pemerintah, pemotongan pajak yang didanai
utang merangsang pengeluaran konsumen dan menurunkan tabungan nasional.
Peningkatan dalam pengeluaran konsumen ini mengarah pada permintaan agregat yang
lebih besar dan pendapatan yang lebih tinggi dalam jangka pendek, tetapi mengarah pada
persediaan modal yang lebih rendah dan pendapatan yang lebih rendah dalam jangka
panjang. Menurut pandangan Ricardian tentang utang pemerintah, pemotongan pajak yang
dibiayai utang tidak merangsang pengeluaran konsumen karena tidak meningkatkan
sumber daya konsumen secara keseluruhan — itu hanya menjadwal ulang pajak dari saat
ini ke masa depan. Perdebatan antara pandangan tradisional dan Ricardian tentang utang
pemerintah pada akhirnya merupakan perdebatan tentang bagaimana perilaku konsumen.
Apakah konsumen berwawasan ke depan atau berpandangan pendek? Apakah mereka
menghadapi kendala pinjaman yang mengikat? Apakah mereka secara ekonomi terkait
dengan generasi masa depan melalui warisan altruistik? Pandangan para ekonom tentang
utang pemerintah bergantung pada jawaban mereka atas pertanyaan-pertanyaan ini.

BAB 20 Sistem Keuangan: Peluang dan Bahaya

Tujuan utama dari sistem keuangan adalah untuk mengarahkan sumber daya
penabung ke tangan peminjam yang memiliki proyek investasi untuk dibiayai. Terkadang
tugas ini dilakukan langsung melalui pasar saham dan obligasi. Terkadang hal itu
dilakukan secara tidak langsung melalui perantara keuangan seperti bank.

Tujuan lain dari sistem keuangan adalah untuk mengalokasikan risiko di antara
para pelaku pasar. Sistem keuangan memungkinkan individu untuk mengurangi risiko
yang mereka hadapi melalui diversifikasi. Pengaturan keuangan penuh dengan informasi
asimetris. Karena pengusaha tahu lebih banyak tentang kualitas yang melekat dari usaha
mereka daripada yang menyediakan pembiayaan, ada masalah seleksi yang merugikan.
Karena pengusaha tahu lebih banyak tentang keputusan yang mereka ambil dan tindakan
yang mereka ambil, ada masalah moral hazard. Lembaga keuangan seperti bank
mengurangi (tetapi tidak sepenuhnya menyelesaikan) masalah yang timbul dari informasi
asimetris.

19
BAB III

PEMBAHASAN

A.KELEBIHAN BUKU

- Penjelasan yang padat dan ringan menempatkan pembaca yang baru mengenal
ekonomi makro diberikan kemudahan. Setiap pembahasan yang disampaikan
penulis menyajikan contoh kasus yang semakin mempertajam pemahaman
materi yang disampaikan.
- Cakupan materi pada buku ini sangat luas, juga dilengkapi dengan rumus dan
contoh soal yang lengkap.

B.KEKURANGAN BUKU

- Buku ini menggunakan bahasa asing yang membuat pembaca kurang


paham dengan isi buku.
- Namun, buku ini terlalu berfokus pada perekonomian Amerika Serikat saja.
Walaupun judul buku ini terdapat kata “edisi Asia”, namun ternyata hal itu
hanya meliputi aspek bahasa saja. Sehingga, pembahasan-pembahasan yang
ada, terkadang kurang cocok jika diterapkan di benua yang berjulukan Atap
Dunia ini.

20
BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Buku ini merupakan buku yang layak dijadikan sebagai bahan materi dalam
perkuliahan karna mencakup semua materi tentang ilmu ekonomi makro yang dapat
dijadikan mahasiswa sebagai referensi dalam mengerjakan tugas yang diberikan
dosen.Pembahasan dan tata bahasa yang digunakan dalam buku ini juga sudah cukup
baik,setiap materi yang disajikan saling berkaitan satu sama lain .Buku tersebut bagus
dijadikan pengantar kepada mahasiswa untuk mengetahui konsep-konsep teori ekonomi
makro, sehingga mahasiswa mengetahui dan menguasai apa itu teori ekonomi makro.

B.SARAN

Buku Ekonomi Makro ini sangat layak digunakan seorang mahasiswa sebagai
referensi bagi pembaca dan diharapkan agar memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ada untuk lebih meningkatkan kualitas buku.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. 2016. Macroeconomics. New York: A Macmillan Education


Imprint New York.

22

Anda mungkin juga menyukai