Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana 2018

Vol.11 No.2 Edisi Khusus September


ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN BAJA TAHAN
KARAT MARTENSITIK FASA GANDA HASIL PERLAKUAN PANAS
DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN MEDIA PENDINGIN

1)
Subagiyo,2)Samsul Hadi,3)Lisa Agustriana, 4) Kasiyanto
1,2,3,4)
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang
Email: subagiyo@polinema.ac.id

ABSTRAK
Baja tahan karat mempunyai sifat mekanik yang baik dibanding dengan bahan lain untuk
kekuatan dan kekerasannya, disamping itu juga dapat ditingkatkan sifat mekaniknya
Khususnya jenis martensitik yaitu dengan proses perlakuan panas.Tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh informasi tentang: Nilai kekuatan tarik dan kekerasan baja
tahan karat martensitik hasil perlakuan panas fasa ganda dengan temperatur dan media
pendingin yang bervariasi.Metode Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen
dengan proses perlakuan panas fasa ganda pada baja tahan karat martensitic, yaitu
memanaskan baja hingga temperature Ferit+Perlit (α+γ) dengan variasi temperature dan
media pendingin, Hasilnya diuji tarik dan diuji kekerasan dengan metode Rockwell C
(HRC). Hasil penelitian menunjukkan kekuatan tarik meningkat dari 68 Kg/mm2 menjadi
125-140 Kg/mm2 diperoleh dari perlakuan panas fasa ganda temperature 880oC, dan
kekerasan juga meningkat dari 22 HRC menjadi 30-37 HRC, tetapi alongasi sedidkit
turun dari 17% menjadi 13-15%.

Kata Kunci: Kekuatan tarik, Kekerasan, Perlakuan panas dan Fasa ganda

I. PENDAHULUAN mobil, hal yang demikian masih terbuka bagi


produsen (manufacturer) atau peneliti untuk
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui melakukan penelitian, karena sampai saat ini
kekuatan tarik dan kekerasan baja tahan karat 63% dari bodi mobil masih terbuat dari baja.
martensitik hasil perlakuan panas fasa ganda Metode penelitiannya adalah menggunakan baja
dengan variasi temperatur dan media pendingin. dengan komposisi 0.16%C; 1.23%Mn;
Dengan ditemukannya baja fasa ganda, 0.023%P; 0.18%S; 0.03%Cr; 0.02%Cu;
hubungan antara kekuatan dan keuletan menjadi 0.005%Al dan 0.02%V dalam presentase berat.
lebih baik, untuk baja karbon rendah atau baja Dilakukan dua macam perlakuan. Pertama,
karbon medium. Baja karbon rendah dan baja material diperlakukan dengan pemanasan
karbon medium yang mempunyai struktur ferit- 1343K (austenisasi) ditahan 3600s kemudian
perlit dapat diubah menjadi ferit yang berbutir thermomechanical rolling pada temperatur
halus dengan gugus martensit (fasa ganda) 1273K – 1298K dan kedua dengan proses
dengan cara memanaskan baja hingga annealing pada temperatur (α+γ) ditahan 3600s
temperatur (α+γ) kemudian didinginkan dengan diquench dalam air dan dipanaskan kembali
cepat. J.Lis dkk (2005) melakukan penelitian hingga temperatur 913K ditahan 5400s dan
dengan judul “PROCESSING AND didinginkan degan cepat (quench) dalam air.
PROPERTIES OF C-Mn STEEL WITH DUAL Hasilnya setelah proses thermo mechanical
PHASE MICROSTRUCTURE”. Latar belakang treatment (TMT) struktur mikro menjadi
penelitian tersebut adalah pengembangan Bainite-Martensite- Austenite island (BMA)
struktur material baru dengan dampak kekuatan dalam matrik ferrite, sedang hasil dari proses
dan plastisitas yang lebih baik yang annealing struktur mikro terdiri dari Ferrite-
memungkinkan dapat mengurangi berat bodi

18
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana 2018
Vol.11 No.2 Edisi Khusus September
Martensite dan terdeteksi sedikit carbide dan temperatur 950oC dan didiamkan di udara 30’
perlite. Kekuatan tarik tertinggi dicapai dari kemudian dipanaskan dalam dapur (furnace)
proses thermomechanical rolling,yaitu TS = 959 pada temperatur 720oC-820oC diproteksi dengan
MPa, YS = 795 MPa dan EL = 9,9% atmosfir Nitrogen (N) ditahan selama 25 menit,
direkomendasi untuk distemper lebih lanjut, kemudian didinginkan dengan cepat (quench)
sedang hasil proses annealing TS = 510 MPa , dalam air. Hasilnya adalah tegangan tarik
YS = 328 MPa dan EL = 37,3 %. meningkat hingga 900 Mpa dan dengan
Subagiyo (2014), dalam penelitiannya tempering elongasinya bertambah (makin tinggi
yang berjudul Pengaruh Tempa dan proses temperatur tempering elongasinya makin
Perlakuan panas fasa ganda dengan temper bertambah, tetapi kekuatan tarik maksimum dan
terhadap sifat mekanik baja AISI 1045, yieltnya menurun).
Kekuatan tarik dan kekerasan AISI 1045 fasa
ganda meningkat, tetapi elongasi menurun Tabel 1. Group baja tahan karat.
yaitu sebelum perlakuan : Kekuatan tarik Series Groups
611,98 N/mm2 , Kekuatan Luluh 343,75 Degsination
N/mm2, kekerasan 16,67 HRC, Kekuatan tarik 2xx Chromium-nickel-manganese,non
menjadi 846 N/mm2, Kekuatan luluh 570,31 hardenable, austenitic, non
N/mm2, dan Kekerasan 38 HRC setelah proses magnetic
Perlakuan panas fasa ganda. 3xx Chromium-nickel,non
hardenable, austenitic, non
II. TINJAUAN PUSTAKA magnetic
4xx Chromium,hardenable,
2.1 Baja tahan karat martensitic, magnetic
Baja tahan karat ( Stainless steel ) ada 3 4xx Chromium,non
hardenable,ferritic, magnetic
jenis yaitu austenitic, feritik dan martensitic,
5xx Chromium, low chromium, heat
digunakan untuk komponen yang memerlukan
resisting
tahan karat dan tahan panas. Untuk identifikasi
baja tahan karat menggunakan 3 angka, angka
Sumber : Sidney H.Avner 1994
pertama menentukan group atau jenis baja tahan
karat, seperti terlihat pada table 1 berikut : 2.2. Baja tahan karat Martensitik
M.Dzupon dkk (2007) melakukan
Baja jenis ini mengandung 11,5% - 18%
penelitian dengan judul ”Dual phase ferrit-
romium, contohnya type 403, 410, 416, 420,
martensite steel micro alloy V-Nb”. Latar 431, 440A, 501 dan 502. Type 410 da 416 yang
belakang dari penelitian ini adalah : baja karbon
paling popular digunakan untuk sudu turbin
multiphase (mp) telah dikembangkan dan dalam bentuk coran ( Casting). Perlakuan panas
hasilnya memiliki sifat mekanik yang sangat
untuk baja jenis ini sama dengan baja karbon
baik (excellent) yaitu memilki penguatan regang
dan baja paduan rendah, pemanasan dilakukan
(strain hardening) yang tinggi, mampu bentuk pada temperature 1850o F dan Tempering
(form ability) yang baik dibanding dengan baja dilakukan pada temperatur 750oF,
HSLA (High Strength Low Alloy Steel).
Metodenya adalah baja yang mempunyai
komposisi C=8.8; Mn=131; Si=1; P=1.4; S=0.8,
Al=414; V=3.3; Nb=5.1; Mo=0.3 (dalam %
berat x 100), bahan tersebut dirol pada

19
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana 2018
Vol.11 No.2 Edisi Khusus September
Kekerasan dicapai sesuai kadar karbon yang
dikandung.

Gambar 2. Daerah Pemanasan Proses Perlakuan


Gambar 1Digram fasa baja tahan karat jenis Panas. Sumber : Syamsul Hadi ,(2016)
Martensitik. Sumber : Sidney H.Avner ,(1994)
2.4. Perlakuan panas fasa ganda
Proses perlakuan panas untuk
2.3. Perlakuan Panas
pembentukan fasa ganda (Dual Phase) dengan
Perlakuan panas atau heat treatmentdapat
proses annealing dan tempering seperti terlihat
didefinisikan sebagai kombinasi operasi
pada gambar diagram berikut (Gambar.3),
pemanasan dan pendinginan terhadap
Pemanasan dilakukan hingga temperatur α + γ
logam/paduan dalam keadaan padat dengan
kemudian ditahan beberapa saat dan
waktu tertentu, dan dimaksudkan untuk
didinginkan dengan cepat (Quenching),
memperoleh sifat tertentu (Wahit Suherman
dilanjutkan dengan pemanasan kembali hingga
1990). Langkah pertama dalam setiap proses
temperatur tempering ditahan beberapa saat
laku panas adalah memanaskan
kemudian didinginkan perlahan.
logam/paduannya sampai temperatur tertentu.
Selama pemanasan dan pendinginan ini akan
terjadi beberapa perubahan struktur mikro, hal
T AC3
ini yang menyebabkan terjadinya perubahan
(oC)
sifat dari logam/paduan tersebut. Proses α+γ
perlakuan panas baja tahan karat jenis
martensitik sama dengan baja karbon dan baja AC1
paduan rendah, yaitu untuk hardening Water
pemanasan hingga temperatur 1850oF atau Quenched
Tempered
sekitar 1100o C dan tempering pada temperatur
750oF atau sekiter 400oC.
t (minutes)

Gambar 3 Diagram perlakuan panas fasa ganda


Sumber : Lis, A. K. Lis and Kolan ,(2005)

20
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana 2018
Vol.11 No.2 Edisi Khusus September
III. METODE PENELITIAN
4.2 Pembahasan.
3.1 Jenis Penelitian 4.2.1. Hubungan antara Kekuatan tarik
Penelitian ini merupakan jenis eksperimen dengan Media Pendingin
bagian dari Lab. Perlakuan dan pengujian bahan
teknik yang dilakukan dengan metoda Tensile strength vs

Tensile Strength
destructive test dengan katagori pengembangan
Cooling media

Kg/mm2
IPTEK bidang Teknik Mesin.
3.2 Tempat Penelitian 150
Penelitian ini dilaksanakan di 100 820
Laboratorium Perlakuan dan Pengujian Bahan 850
50
Teknik, Jurusan Teknik Mesin Politeknik
0 880
Negeri Malang. Dan instansi lain yang
Water Brine Oil
competen.
3.3Diagram Alir Penelitian Berdasarkan data hasil uji tarik dapat
digambarkan grafik hubungan antara kekuatan
Mulai
tarik maksimum dengan media pendingin dan
temperatur perlakuan panas fasa ganda seperti
Referensi grafikdiatas. Dari grafik terlihat bahwapada
temperature pemanasan 850 o C dan 880o C
Identifikasi Masalah
mengalami peningkatan yang signifikan
yaitudari material asli sebelum perlakuan
kekuatan tarik 68 Kg/mm2 menjadi 125-140
Pembuatan Specimen Uji
Kg/mm2 untuk hasil perlakuan pada temperature
880o C dan 105-115 Kg/mm2 untuk hasil
Pengujian/pengumpulan sampel
perlakuan pada temperatur 850oC, sedangkan
untuk perlakuan pada temperatur 820oC dapat
dikatakan tidak terja dikenaikan kekuatan
Analisis Data Hasil Pengujian tariknya, hal ini disebabkan pada temperatur
820oC jumlah austenite sangat sedikit sekali
sehingga sulit untuk bertransformasi menjadi
Penyusunan Laporan martensit. Untuk perlakuan pada temperature
Dan Penulisan Artikel
850oC dan 880oC jumlah austenite sangat
mencukupi sehingga dapat bertransformasi
selesai Menjadi martensit dan ferit tetap, sehingga
didapatkan struktur akhir martensit danferit
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN yang mempunyai kekuatan tarik lebih tinggi
dibanding material asli yang memiliki struktur
4.1 Data hasil percobaan
mikroferit dan cementit. Dan jika dilihat
Material sebelum mengalami Proses
daripengaruh media pendingin menunjukkan
Perlakuan fasa ganda :
bahwa pendinginan air dan air garam kekuatan
1. Kekuatan tarik maks : 68, 0 Kg/mm2
tariknya lebih tinggi, kecuali pada temperatur
2. Kekuatan Luluh (Yielt) : 65,5 Kg/mm2
880oC kekuatan tariknya meningkat pada
3. Alongasi 17 %
pendinginan oli, hal ini dimungkinkan karena
4. Kekerasan : 22,0 HRC
adanya atom karbon dari oli yang berdifusi pada
21
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana 2018
Vol.11 No.2 Edisi Khusus September
temperatur tinggi. Dari hasil diatas meningkatkan kekuatan tarik dan kekuatan
menunjukkan ketiga media pendingin semua luluh adalah temperatur perlakuan.
dapat digunakan karena berhasil membentuk 4.2.3.Hubungan elongasi dengan media
struktur martensit dari austenite dan yang pendingin
banyak menetukan untuk keberhasilan
meningkatkan kekuatan tariknya adalah Elongation vs Cooling
temperatur perlakuan.
4.2.2. Hubungan kekuatan luluh dengan
media
media pendingin 20

Elongation %
820
Yield strength vs 10
850
Cooling media 0 880
Water Brine Oil
150
Yield strength Kg/mm2

100 820 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai


alongasi kebalikan dari nilai kekuatan tarik dan
50 850
luluh, yaitu perlakuan pada temperatur 820oC
0 880 menempati urutan tertinggi sekitar 16,5 %
Water Brine Oil dikuti perlakuan pada temperatur 850oC sekitar
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tren 15% dan perlakuan pada temperature 880oC
peningkatan kekuatan luluh sama dengan tren sekitar 13,5%. Jika dibandingkan dengan
peningkatan kekuatan tarik hanya nilainya yang material asli yang memiliki nilai alongasi 17%
lebih rendah, yaitu sekitar 58-65 Kg/mm2 untuk maka semua perlakuan menurunkan nilai
hasil perlakuan pada temperatur 820oC, dan 85- alongasi.Jika dilihat pengaruh dari media
110 Kg/mm2 untuk hasil perlakuan pada pendingin maka pendinginan dengan media oli
temperature 850oC serta 115-130 Kg/mm2 untuk memiliki nilai alongasi lebih tinggi diikuti
hasil perlakuan pada temperatur 880oC. pendinginan dengan air garam dan air.Dari hasil
Peningkatan nilai kekuatan luluh mengikuti diatas menunjukkan ketiga media pendingin
kekuatan tariknya yaitu tertinggi dihasilkan dari semua menurunkan nilai alongasi, tetapi
perlakuan temperatur 880oC diikuti hasil dar penurunan alongasi relatif tidak signifikan
iperlakuan temperature 850oC dan 820oC. dibandingkan dengan peningkatan kekuatan
Dan jika dilihat dari pengaruh media pendingin yang sangat tinggi.
menunjukkan bahwa pendinginan air dan air 4.2.4. Hubungan kekerasan dengan media
garam kekuatan luluhnya lebih tinggi, kecuali pendingin
pada temperatur 880oC kekuatan luluhnya Berdasarkan data hasil uji kekerasan dapat
meningkat pada pendinginan oli, hal ini sama digambarkan grafik hubunganan antara nilai
dengan pada kekuatan tarik dimungkinkan kekerasan hasil perlakuan fasa ganda dengan
karena adanya atom karbondarioli yang temperatur pemanasan dan media pendingin
berdifusi pada temperatur tinggi. Dari hasil seperti dibawah. Dari grafik dapat dilihat
diatas sama dengan pada kekuatan tarik bahwapada temperatur 850oC dan 880oC terjadi
menunjukkan ketiga media pendingin semua peningkatan nilai kekerasan yaitu dari
dapat digunakan karena berhasil membentuk kekerasan material asli 22 HRC menjadi 30-37
struktur martensit dari austenite, dan yang HRC untuk perlakuan pada temperature 880oC
banyak menetukan untuk keberhasilan dan sekitar 30 HRC untuk perlakuan pada

22
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana 2018
Vol.11 No.2 Edisi Khusus September
temperatur 850oC, sedang untuk perlakuan pada 5.2.1 Untuk temperature 820o C sebaiknya tidak
temperatur 820oC tidak mengalami kenaikan digunakan untuk pembentukan fasa ganda pada
kekerasan karena jumlah austenite sedikit tidak baja tahan karat martensitic, karenapada
bisa bertranformasi martensit, bahkan ada temperatur ini austenite hanya sedikit sehingga
kecenderungan menurunkan kekerasan material sulit terbentuk fasa ganda.
asli, hal ini terjadipada proses pemanasan tidak 5.2.2 Perlu dilakukan untuk bahan jenis lain,
menjadikan fasa ganda tetapi menghilangkan
strain hardening material aslihasil pengerolan DAFTAR PUSTAKA
Amin D.Thamir, Mohammed H. Hafiz, Mahdi
Hardness vs Cooling Mutar Hanoon, Study of the Mechanical
Properties by Using Thermomechanical
media Processing of Alloy Steel, University of
40 Technology, Baghdad,Journal, 2010
820
Hardness HRC

20 E.J. Bradbury, Dasar Metalurgi untuk


850
0 Rekayasawan,GramediaPustakaUtama,
880 Jakarta, 1991.
Water Brine Oil
J. Lis, A. K. Lis and C. Kolan, Processing and
Berdasarkankeempaturaiandiatasmaka proses Properties of C-Mn Steel with Dual Phase
perlakuan fasa ganda pada baja tahan karat Micro Structure, Institute of Material
martensitik dapat dilakukan pada temperature Enginering, Czestochova University of
850 oC dan 880oC terbukti dapat meningkatkan Technology, Poland, Journal, 2005.
kekuatan tarik, kekuatan luluh dan kekerasan JokoTriwardoyo, Metode Peningkatan
sangat signifikan, meskipun alongasinya sedikit Tegangan Tarik dan Kekerasan Pada
turun. Baja, JurusanTeknikMesin, Politeknik
Negeri Semarang, jurnal, 2006.
Kesimpulan Karl-erikThelning, Heat Treatment, Second
1. Dari proses perlakuan panas fasa ganda Steel and Its edition, Buffer worth & Co,
dapat meningkatkan kekuatan tarik dan London, Boston, 1994.
kekerasan baja tahan karat martensitik, yaitu M. Dzupon, L. Parilak, M. Kollava, I Sinaiova,
dari material asli sebelum perlakuan kekuatatan Dual Phase Ferrit – Martensit Steel Micro
tarik 68 Kg/mm2 danKekerasan 22 HRC, Alloy V – Nb, Institute of Materials
menjadi 105-115 Kg/mm2 kekuatan tariknya, Research of Sovak Academy of Science,
kekerasan 23-35 HRC pada temperatur Slovakia, Journal, 2007.
perlakuan 850oC dan pada temperatur perlakuan Sidney H. Avner, Introduction to Physical
880oC kekuatan tariknya 125-140 Kg/mm2 serta Metallurgy, 4th edition, MC. Growhills
kekerasan 30-37 HRC, tetapi diikuti alongasi Book Company, New York, 1994.
sedikit menurun yaitu dari 17% menjadi 13- Subagiyo, Pengaruh Proses Tempadan
15,5%. Perlakuan panas Fasa ganda dengan
2. Pemgaruh media pendingin terhadap temper terhadap sifat mekanik baja AISI
pembentukan fasa ganda tidak signifikan antara 1045, Vol.4 Majapahit Techno ,Jurnal 2014
ketiga media pendinginyaitu air, air garam da Suherman, Wahit, Perlakuan Panas, ITS
noli. Sedang yang sangat berpengaruh adalah Surabaya, 1990
temperatur perlakuan Syamsul Hadi, Teknologi Bahan, CV. Andi
Saran Offset, Yogyakarta, 2016.
23

Anda mungkin juga menyukai