Anda di halaman 1dari 4

Nama : Claudia Natassya Toar

NRP : 08211740000074
Kelas : Teori Perencanaan C

RESUME DEBAT
TOPIK 1
“Penggusuran Kawasan Permukiman Kumuh Taman Sari”

A. Pendapat Tim Pro

Tamansari merupakan permukiman kumuh yang menjadi target penertiban lahan oleh pemerintah Kota
Bandung yang nantinya akan dibuatkan rumah deret untuk menggantikan rumah warga semula yang padat dan
tidak teratur. Pemkot Bandung sudah memenangkan gugatan yang dilayangkan warga sebelumnya di
Mahkamah Agung. Putusan itu sudah inkrah sehingga SK Kepala DPKP3 Nomor 538.2/1325A/DPKP3/2017
tentang Penetapan Kompensasi Bangunan, Mekanisme Relokasi dan Pelaksanaan Pembangunan Rumah Deret
Tamansari yang jadi dasar penggusuran sah secara hukum. Pada 2017, Pemkot Bandung yang kala itu dipimpin
Ridwan Kamil merencanakan untuk membangun proyek rumah deret di kawasan pemukiman padat penduduk
tersebut. Ditegaskan bahwa program Rudet di tanah seluas sekitar 5.000 m2 itu adalah membangun tanpa
menggusur. Sebab nantinya setelah Rudet selesai dibangun maka warga yang semula pindah bisa kembali lagi.
Selain itu juga pemerintah ingin memperbaiki kuaitas hidup ekonomi masyarakat.
Khusus untuk warga Tamansari akan dibebaskan dari biaya sewa selama 5 tahun dan pemerintah akan
memberikan pembinaan ekonomi untuk meningkatkan penghasilan warga.

B. Pendapat Tim Kontra

Jika ditinjau dari pendapat tim kontra terkait penggusuran kawasan permukiman kumuh tamansari, bahwa
pemerintah sudah melakukan konsolidasi tetapi belum seluruh kepala keluarga (KK) bersedia untuk direlokasi.
Menurut tim kontra, perencanaan harus didemokratisasi yang mana ada proses kerjasama antara pemerintah
serta warga masyarakat yang terlibat. Kelompok kontra memberikan statementnya yaitu “Pemerintah Kota
Bandung tidak dapat mengakomodasi persyaratan hunian layak bagi warga Tamansari”. Menurut UN- HABITAT
(2008) faktor- faktor yang dianggap penting bagi kaum miskin dalam usahanya untuk memilki sebuah rumah
yaitu : lokasi, ruang untuk bekerja, sistem pendukung komunitas, dan biaya terjangkau. Jika ditinjau dari lokasi,
lokasi rusunawa yang diberikan Pemkot Bandung berada jauh dari Tamansari. Sedangkan jika ditinjau dari
ruang untuk bekerja, kebanyakan warga Tamansari mengatakan bahwa rumah yang pernah mereka huni
tersebut merupakan tempat tinggal sekaligus ruang kerja. Statement selanjutnya yang diutarakan dari tim kontra
yaitu “Pemerintah Kota Bandung tidak mempunyak sertifikat hak milik tanah”. Berdasakan Permendagri No.19
Tahun 2016 seharusnya barang milik daerah mempunyai fotokopi dokumen perolehan dan sertifikat. Statement
ketiga yaitu “Menurut Badan Pertanahan Nasional, kedudukan lahan di RW 11 Kelurahan Taman Sari adalah
status quo, sehingga Pemkot Bandung tidak memiliki hak untuk melakukan penggusuran”. Jika ditinjau dari
sudut pandang post-modernism dan pertimbangan terkait hak hunian layak bagi masyarakat, Pemkot Bandung
telah gagal menjalankan misi perencanaannya.
C. Pendapat Pribadi (Pro)

Menurut saya, saya setuju dengan adanya penggusuran kawasan permukiman kumuh Tamansari.
Sebenarnya maksud pemerintah itu baik ingin menata kembali kawasan “kampung tengah kota” menjadi hunian
yang layak. Hunian yang direncanakan oleh pemerintah ini yaitu rumah deret. Lewat penataan kembali ini
dengan penyediaan rumah deret akan memperbaiki lingkungan kawasan permukiman. Pemerintah bukan
menggusur begitu saja rumah- rumah warga Tamansari melainkan jika pembangunan rumah deret sudah usai
maka warga yang pindah nantinya akan bisa menempati kembali.

TOPIK 2

“Mixed Used Podomoro City Deli Medan”

A. Pendapat Tim Pro

Medan sebagai kota terbesar ketiga di indonesia, yang diharapkan menjadi pusat bisnis maupun destinasi
wisata. Kehadiran mix use ini juga diharapkan dapat menunjang aktivitas pelaku bisnis sekaligus menjadi
magnet bagi masyarakat luas dan menjadi destinasi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup.
Kawasan superblok merupakan kelompok bangunan dengan konsep mixed-use development. Secara prinsip,
kawasan superblok bertujuan untuk memudahkan aktivitas sehari-hari dengan tersedianya beragam fasilitas
hunian dan sarana umum seperti apartemen, perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, pusat
pendidikan, dan lainnya.
Menurut tim pro, bahwa ada beberapa kelebihan yang ditekankan dari adanya pembangunan Podomoro City
Medan ini yaitu :
 Penggunan lahan terintegrasi dimana Fasilitas hunian dan sarana umum seperti apartemen,
perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, pusat pendidikan, dan lainnya tersedia dalam
satu lokasi.
 Mengurangi kemacetan. Commuting akan ditinggalkan oleh mereka yang tinggal di superblok karena
jarak antar fasilitas dapat ditempuh dengan berjalan kaki sehingga tidak perlu menggunakan kendaraan
bermotor untuk bepergian. Selain itu disediakan juga moda transportasi umum yang juga menekan
penggunaan kendaraan bermotor sehingga mengurangi pencemaran emisi gas pada lingkungan.

B. Pendapat Tim Kontra

Berdasarkan pendapat tim kontra, bahwa adanya pembangunan Podomoro City Deli ini berdampak pada
aspek ekonomi, lingkungan, sosial, hukum, dan lalu lintas. Jika ditinjau dari aspek lingkungan, bahwa
pembangunan drainase bangunan proyek Podomoro City Deli memakan badan jalan sekitar tiga meter dan juga
sebanyak 25 pohon mahoni di Jalan Guru Patimpus tepatnya samping proyek superblock Podomoro Deli City
telah ditebang tanpa izin. Selain itu juga adanya Potensi terjadinya banjir karena berkurangnya lahan resapan
air, hasil pembuangan limbah bangunannya yang tidak diproses dengan baik, sehingga menimbulkan
pencemaran lingkungan sekitar hingga climate change, berkurangnya ketersediaan air tanah bagi penduduk
lingkungan sekitar, dan dampak kebisingan dan dampak pada kualitas udara yang menurun.

Jika ditinjau dari aspek sosial, pembangunan Podomoro City Deli ini berdampak pada permasalahan
dengan Siaran TVRI  Sumatera Utara tidak bisa diakses oleh publik karena terhambat bangunan superblok
Agung Podomoro City, gedung Agung Podomoro City di jalan Guru Patimpus-Medan dengan ketinggian 100
meter mengakibatkan jalu studio trasmitter line berupa trans microwave terhalang/tidak dapat mengirimkan
signalnya, dan masyarakat sekitar sudah merasa resah akibat aktivitas proyek, dan suara yang dihasilkan dari
pengerjaan yang tidak pernah berhenti mengganggu jam istirahat warga. Selain itu juga pada proses
pembangunan mix-used di daerah padat permukiman, penggunaan alat-alat berat pada saat proses
pembangunan cukup mengkhawatirkan jika mencelakai penduduk sekitar.

Jika ditinjau dari aspek lalu lintas, saat masa konstruksi, banyak kendaraan material yang keluar-masuk di
jam-jam sibuk dan tidak menjalankan Peraturan Wali Kota No 17 tahun 2011 tentang operasional pembangunan
serta mobilisasi kendaraan sehingga sering terjadi kemacetan saat jam-jam sibuk. Selain itu banyak gedung
perkantoran dan pusat bisnis yang akan menimbulkan kemacetan tidak ada rekayasa lalin. Pengerjaan galian
dan truk yang parkir di seputaran Jalan Putri Hijau juga membuat arus lalu lintas di daerah tersebut menjadi
padat merayap. Pada masa operasional mixed-use juga menyebabkan kurang tertatanya sirkulasi internal
maupun eksternal sehingga berdampak penumpukan kendaraan di titik tertentu, kurang adanya rekayasa lahan
parkir sehingga banyak penghuni yang parkir on-street. Serta tidak diimbanginya pembangunan mix-used dengan
prasarana angkutan umum, sehingga memicu penghuni menggunakan kendaraan pribadi

Selain itu jika ditinjau dari aspek ekonomi, penyerapan tenaga kerja cenderung diambil dari golongan yang
memiliki keterampilan sehingga tidak memiliki dampak bagi masyarakat sekitar, penurunan kemampuan warga
untuk membayar pajak dalam menghadapi lahan/bangunan milik mereka, berpotensi menimbulkan kompetisi
industri dan perubahan tingkat harga, tempat hiburan dan rekreasi yang lain akan tergeser, kebutuhan tempat
tinggal di Kota Medan akan semakin tinggi seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi daerah, dan yang
terakhir yaitu meningkatnya harga tanah secara signifikan.

Jika ditinjau dari aspek hukum, pembangunan proyek Podomoro tidak memiliki AMDAL juga tidak patuh
dalam pemenuhan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) proyek bangunan Podomoro City Deli di Jalan Putri Hijau
Medan yang bangunannya berada di kawasan terlarang yaitu di Garis Sempadan Bangunan (GSB) yang
menyimpang. Selain itu juga Podomoro Deli City juga tidak patuh dalam pemenuhan ANDALALIN, akibatnya
terjadi kemacetan dan belum ada rekayasa lalu lintas

Adapun statement- statement lain yang disampaikan yaitu : 1. Pembangunan ini hanya dilihat dari aspek
ekonomi yaitu seputar keuntungan belaka tanpa memperhatikan aspek lain seperti lingkungan. Kota yang
berkelanjutan harusnya mampu memiliki keseimbangan antara aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. 2.
Pembangunan secara vertikal mempunyai dampak negatif bagi lingkungan. 3.terjadinya penurunan muka tanah,
hal ini dikarenakan ketidaksanggupan menampung bobot berat gedung-gedung besar bertingkat maupun
skyscraper tersebut terutama apabila pembangunan terjadi secara terpusat. 4. Dikarenakan apabila terjadi
bencana seperti gempa, berada di gedung tinggi memiliki resiko timbulnya korban dan kerugian lebih besar
karena salah satu faktor yaitu faktor evakuasi yang sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding
hunian non-vertikal.

C. Pendapat Pribadi (Konta)

Menurut saya, saya setuju dengan kelompok kontra terkait pembangunan Mixed Used Podomoro City Deli.
Jika dilihat, adanya pembangunan Podomoro City Deli ini banyak sekali memberikan dampak negatif jika ditinjau
dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan, hukum, dan lalu lintas. Pembangunan Podomoro City Deli ini hanya
mempertimbangkan dari segi ekonomi yaitu untuk mencari keuntungan tetapi mengabaikan hal yang lainnya.
Pembangunan ini tidak memiliki amdal dan juga tidak patuh dalam pemenuhan IMB.

Anda mungkin juga menyukai