Anda di halaman 1dari 6

Rancangan Pendidikan Kesehatan

Oleh, Syena Aulia Tasya Pratiwi, 1806140363, FG 2, Promosi Kesehatan Kelas A

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Kasus B

Sebuah keluarga memiliki tiga orang anak: dua perempuan dan satu laki-
laki. Ibu mengatakan anak laki-laki yang berusia 15 tahun anaknya tidak suka
bermain dengan teman sebayanya, jarang keluar rumah, dan jarang beraktifitas.
Selain itu juga anaknya senang ngemil sambil main gadget.

Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien

Dari data yang diberikan, tertulis bahwa sebuah keluarga memiliki tiga
orang anak: dua perempuan dan satu laki-laki. Ibu mengatakan anak laki-laki yang
berusia 15 tahun tidak suka bermain dengan teman sebayanya, jarang keluar
rumah dan jarang beraktivitas. Selain itu juga anaknya senang ngemil sambil main
gadget.

Diagnosis dan Tujuan

DIAGNOSIS KEPERAWATAN TUJUAN


(NANDA)
Risiko berat badan berlebih Tujuan Umum:
Definisi: Rentan terhadap Klien mengetahui dan memahami
penumpukan lemak yang tidak normal mengenai pola makan sehat terkait
atau berlebihan karena usia dan jenis asupan kalori yang sesuai untuk
kelamin, yang dapat membahayakan kebutuhan metabolic dan individu,
kesehatan pedoman porsi makanan ,
Faktor risiko : pentingnya sarapan pagi, strategi
- Aktifitas fisik harian rata-rata menghindari makanan dengan
kurang dari yang nilai kalori tinggi sesuai indikator
direkomendasikan untuk jenis gizi.
kelamin dan usia
- Perilaku makan yang tidak Tujuan Khusus:
teratur Setelah dilakukan proses edukasi
- Konsumsi minuman yang klien mampu:
dimaniskan dengan gula - Mempertahankan berat
- Gangguan persepsi makan badan dalam kisaran
- Pengeluaran energi dibawah normal sesuai BMI
asupan energi berdasarkan - Makan sarapan setiap hari
penilaian standar - Berpartisipasi dalam
- Konsumsi alcohol berlebih perencanaan dan persiapan
- Ketakutan akan kekurangan makan
pasokan makan - Konsumsi makanan sehat
- Sering ngemil dan bergizi
- Frekuensi tinggi kalori - Pilihan makanan yang
- Kurangnya pengetahuan sehat dan tepat untuk
- Asupan nutrisi rendah ngemil
- Ukuran porsi lebih besar dari - Mengetahui bahaya yang
yang disarankan muncul bila adanya
- Perilaku menetap selama > 2 ketidakseimbangan asupan
jam/hari nutrisi pada remaja
- Waktu tidur singkat
- Gangguan tidur

Metode

Cooperative learning and group work

Pembelajaran kooperatif adalah kategori luas dari pengalaman belajar


yang berpusat tentang belajar dari sesama peserta. Umumnya peserta sedang
bekerja menuju tujuan bersama. Ini termasuk kerja kelompok seperti
brainstorming. Melalui metode group cooperative peserta dapat melakukan
diskusi dan saling menanyakan sesuatu yang belum dimengerti sambil bermain
dengan kelompok sebayanya tanpa tertekan dalam belajar karena permainan
merupakan kegiatan yang ringan, menyenangkan dan kompetitif. Pembelajaran
dengan metode ini terjadi komunikasi dua arah sehingga dapat membentuk
keterampilan sosial dari peserta didik, sehingga dapat meningkatkan nilai-nilai
sosial (Gilbert, 2011).

Media

Animasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada objek, dalam jarak dan
waktu yang tertentu. Perubahan dapat berupa perubahan posisi, bentuk, dan warna
(Aksoy, 2012). Pentingnya flash animation sebagai media adalah memiliki
kemampuan untuk memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek serta sulit
dijelaskan dengan hanya gambar atau katakata saja. Media animasi dapat
digunakan untuk menjelaskan materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh
mata. Pengetahuan sebagian besar diperoleh melalui indera penglihatan (30%) dan
indera pendengaran (10%). Media ini dapat meningkatkan perhatian, konsentrasi
dan imajinasi remaja kemudian remaja tersebut diharapkan mulai belajar
menerapkan hal yang dipelajari sehingga akhirnya dapat membentuk
pengetahuan , sikap yang baik serta dapat menstimulasi otak remaja untuk
memahami materi yang diberikan secara lebih cepat.

Metode animasi flash biasanya digunakan pada berbagi video situs web
seperti YouTube maupun Instagram dimana untuk mengunggah, melihat, dan
berbagi klip video tanpa biaya. Dijelaskan dalam Gilbert (2011) , flash animation
dapat disematkan pada pendidikan jarak jauh situs web. Hal ini sangat cocok
dengan situasi kondisi pandemi COVID-19 yang sedang terjadi.

Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian keefektifan asuhan keperawatan yang


dinilai dari tujuan keperawatan klien dengan respon klien (Craven & Hirnle,
2009). Cara pertama untuk mengevaluasi perubahan pengetahuan klien mengenai
pentingnya gizi seimbang untuk anak usia sekolah yaitu, oral question. Menurut
Redman (2007), oral question untuk mengetahui secara langsung pemahaman
klien selama pembelajaran dan sering digunakan sebagai kombinasi dengan teknik
pengamatan untuk mengamati perkembangan perilaku klien. Perawat dapat
dengan mudah melihat secara langsung respon klien terhadap hasil pembelajaran.
Pertanyaan yang diajukan oleh perawat harus disesuaikan dengan materi dan
tujuan keperawatan klien. Pertanyaan terdiri dari:

a. Apa definisi gizi seimbang?

b. Bagaimana membagi porsi makan?

c. Apa saja akibat yang ditimbulkan apabila remaja tidak mencukupi gizi
seimbang?

d. Apa saja komponen yang termasuk di dalam gizi seimbang?

e. Berapa kebutuhan remaja di setiap komponen gizi seimbang?

f. Bagaimana strategi untuk memilih dan mengonsumsi gizi seimbang?

g. Bagaimana cara memilih makanan yang sesuai dengan gizi seimbang


sebagai cemilan?

Cara ini memang menunjukkan respon klien sesudah pembelajara secara


langsung, namun dalam mengevaluasi pendidikan kesehatan memerlukan
pendokumentasian melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
untuk memudahkan perawat review hasil pendidikan kesehatan.

Cara kedua untuk mengevaluasi pemenuhan kebutuhan klien dengan cara


merangkum tingkah laku klien yang memerlukan skala untuk mendeskripsikan
hasil pembelajaran. Pengukuran ini disebut skala dan checklist (Redman, 2007;
Pender, Murdaugh, dan Ann, 2014). Checklist ini dapat dijadikan dokumentasi
atas pengamatan respon klien selama proses dan akhir pembelajaran yang
diintegrasikan dengan hasil yang diharapkan. Dengan demikian, memudahkan
perawat untuk membandingkan dan meninterpretasi data serta menganalisis data
hasil temuan dengan hasil yang diharapkan. Berikut instrumen yang diperlukan
cara checklist saat evaluasi.
Instrument Evaluasi

Aspek yang Temuan


Kriteria Evaluasi
dinilai Ya Tidak Keterangan
Pengetahuan Mampu mendeskripsikan mengenai gizi
Klien seimbang
Mampu menyebutkan komponen-
(Domain
komponen yang termasuk di dalam gizi
Kognitif)
seimbang
Mengetahui kebutuhan individu atau
remaja di setiap komponen gizi
seimbang
Mampu menyebutkan strategi untuk
memilih dan mengonsumsi gizi
seimbang
Mampu mendemostrasikan dalam
memilih makanan yang sesuai dengan
gizi seimbang
Demonstrasi Mampu membagi porsi makan
Mampu menyebutkan akibat yang
ditimbulkan apabila remaja tidak
mencukupi gizi seimbang
Keterampilan Mampu berperan aktif selama proses
klien (Domain pembelajaran
Mendengarkan dengan penuh perhatian
Psikomotor)
Dapat memberikan pertanyaan kepada
perawat
Mampu menjawab pertanyaan perawat
Sikap Klien Remaja termotivasi untuk makan
(Domain dengan gizi seimbang
Remaja akan mengonsumsi makanan
Afektif)
dengan gizi seimbang
Remaja dapat memilih makanan dengan
gizi yang seimbang sebagai cemilannya
Referensi

Aksoy, G. (2012) The Effects of Animation Technique on the 7th Grade Science
and Technology Course. Journal of cientific Research. Vol.3,No.3,304-308.
Tahun 2012. Diakses dari http://www.SciRP.org/journal/ce

Craven, R. F., Hirnle, C. J. (2009). Fundamentals of Nursing: Human Health and


Function. (6 th ed). Philadelphia: Lippincott.

Gilbert, Glen G.(2011).Health Education creating strategies for school and


community health, 3 rd. United States Of America : Jones and Bartlett
Publishers

NANDA International, Inc. (2019). Nursing diagnoses: Definition and


classifications. (10th Ed.). Oxford: Wiley Blackwell

Redman, B.K. (2007). The Practice of patient’s education: A case study approach
10thedition. Saint Louis: Mosby Elsevier

Anda mungkin juga menyukai