Proposal IDEAS 2019
Proposal IDEAS 2019
Barbel Shake
Sumber: https://knoema.com/atlas/topics/Agriculture
Berdasarkan data yang di lansir oleh Food and Agriculture Organization Of
The United Nation tersebut, Indonesia merupakan negara dengan penghasil tebu no.7
dari 97 negara penghasil tebu di dunia[ CITATION Wor16 \l 1057 ]. Hal ini merupakan
kebanggaan tersendiri, namun sekaligus menjadi beban atas bangsa ini, bahwa hal
yang terpenting adalah bagaimana dengan sumber daya alam yang tersedia di
Indonesia sedemikian banyaknya, kita dapat memanfaatkanya dengan baik dan benar.
Sampai saat ini mungkin jika kita mendengar kata “tebu”, yang terlintas pertama kali
di kepala kita adalah kata “gula” atau hal yang sedikit lebih antimainstream yaitu “es
tebu”. Namun lain halnya dengan apa yang terjadi di Brazil, negara penghasil tebu
no. Satu di Dunia. Tebu atau sugar cane dikembangkan dengan sangat serius,
mereka dapat menghasilkan banyak hal dan banyak produk inovatif dari tanaman
tersebut, seperti minuman sari tebu yang sudah dikemas dengan botol dan bisa
bertahan lama, bahan bakar pesawat terbang, briket dari ampas tebu dan bahkan
bungkus plastik mudah larut dalam cairan yang mereka sebut dengan Biocycle. Selain
itu mereka memiliki pusat pengembangan produk berbahan dasar tebu sendiri yang
diplopori oleh UNICA Sugar Cane Asosiation Industry[ CITATION And10 \l 1057 ].
Dengan ini, dapat dikatakan bahwa Indonesia masih sangat jauh daripada
cukup untuk dapat bersaing dengan Brazil, masalah yang terjadi di Indonesia adalah,
bahwa semua unit yang berperan dalam pengembangan produk pertanian merupakan
kalangan akademisi dan praktisi khusus, sehingga peran petani di sini hanya sebatas
pengelola lahan dan penjual tebu ke pabrik saja. Penyuluhan dan pengenalan
pemberdayaan petani untuk membuat produk kreatif masih sangat jarang, yang mana
ini membuat petani tebu di Indonesia masih belum siap untuk bersaing di era milenial
dan SDGS serta revolusi industri 4.0 ini. selain itu, rendahnya harga tebu yang
ditetapkan oleh pabrik gula membuat jerih payah petani tidak sebanding dengan
penghasilan yang didapat, maka dibutuhkan ide yang dapat meringankan beban petani
tebu dengan harga dan biaya yang terjangkau untuk para petani tebu di Indonesia.
Berangkat dari beberapa permasalahan tersebut, maka kami mengusulkan ide
perencanaan bisnis dengan judul Tebshake, shake drink berbahan dasar sari tebu
dengan konsep barbel shake bottle. Yaitu minuman es tebu, dikocok dengan tiga
varian rasa yang tersedia seperti lemon, jeruk nipis, dan susu dengan gelas shake
berbentuk barbel. Yang diunggulkan disini adalah edit value dari minuman es tebu
yang biasanya hanya sekedar diperas saja, namun kini hadir dalam bentuk shake
drink dan pelayananya yang unik menggunakan gelas shake berbentuk barbel,
sehingga penjual akan bergaya sebagaimana orang bermain barbel pada umumnya.
Hal ini akan memberikan daya tarik tersendiri dan diferensiasi atas produk shake
drink yang ada.
Nama Perusahaan Barbel Shake Company
Bidang Usaha Minuman (Drink Shake)
Model Bisnis yang Pemberdayaan masyarakat berbasis usaha
Diterapkan mandiri.
b. Misi
1) Terus berinovasi dalam menciptakan menu rasa yang menarik dan unik untuk
mendapatkan loyalitas para pelanggan.
2) Mengajarkan nilai moral enterpreneur ketika melakukan pelatihan kepada
masyarakat, guna menciptakan pengusaha yang baik dan benar.
3) Memberikan pelayanan yang baik dan ramah dalam upaya menarik para
pembeli.
4) Menjadikan usaha kami sebagai kiblat dari usaha berbasis tenaman tebu.
5) Menciptakan pusat pengembangan dan penelitian tanaman tebu di masa yang
akan datang.
3. Pembahasan
Analisis SWOT
Strenght
Tebshake menjadi wujud keterlibatan antara mahasiswa terhadap
petani tebu, minuman dari hasil edit value es tebu dan maksimalisasi potensi
dari tanaman tebu menjadi produk minuman kreatif, kemudian pembuatan
minuman menggunakan drink shake bottle berbentuk barbel dan gaya seperti
memainkan barbel merupakan ciri khas yang menjadi diferensiasi atas
minuman shake lainya.
Weakness
Tebshake merupakan produk baru, sehingga ditakutkan masyarakat
tidak suka, selain itu petani tebu yang kami bina masih kurang produktif. Hal
ini dibuktikan dengan tidak adanya inisiatif terhadap pengelolaan hasil panen
selain menjualnya kepada pabrik serta banyaknya angka buta huruf yang
membuat kami sulit untuk bekerjasama untuk memahamkan mereka atas
pembinaan yang kami lakukan.
Opportunity
Tebshake merupakan minuman shake baru yang langka khususnya di
wilayah kampus Universitas Islam Indonesia, sehingga memberikan peluang
baru bagi proses pemasaran Tebshake untuk kedepanya.
Treatment
Setiap produk baru yang unik dan belum pernah dibuat akan
mengalami banyak tantangan dalam menghadapi produk-produk subsitusi,
sehingga diperlukan inovasi dan kekereatifitasan yang baik, bagus dan benar
agar produk tersebut tidak mudah ditiru orang atau perusahaan lain.
Aspek Fungsional
Aspek Rencana Oprasi
Tempat yang akan digunakan untuk usaha kami adalah kampus kami
sendiri, yaitu Universitas Islam Indonesia, sebagaimana pembagian
wilayah usaha akan disesuaikan dengan jumlah kantin yang ada di
setiap fakultas. namun pada awalnya kami akan memulai di fakultas
kami terlebih dahulu. Di kampus kami sendiri terdapat 6 gedung
fakultas dengan 5 kantin yang tersedia, harapanya stand kami dapat
menjangkau setiap kantin yang tersedia, dikarenakan letak antar
fakultas yang cukup jauh.
Metode yang kami gunakan dalam mengelola produksi usaha
kami adalah konsep pemberdayan usaha masyarakat penjual es tebu
berbasis usaha mandiri , dimana pada awalnya usaha mereka belum
cukup diminati oleh pelanggan, dikarenakan strategi penjualan dan
pemasaran yang masih tergolong ikut ikutan saja. Maka kami
melakukan modifikasi terhadap usaha mereka dan menciptakan produk
berbahan baku sejenis dengan tampilan unik serta menarik.
Sebagaimana rencana kami untuk meletakan stand both di
setiap kantin yang tersedia di kampus, maka kami bukanlah penjual
langsung satu-satunya, melainkan para pemilik usaha es tebu yang
sudah menjadi mitra kami, sehingga alat dan kebutuhan lainya kami
membeli langsung dari para pengusaha es tebu, dimana hal ini selain
memberdayakan usaha mereka, akan menjadi mediasi bagi mereka
untuk mendapatkan pembelajaran dan pelatihan tentang
kewirausahaan, terlebih terhadap usaha mereka sendiri. Adapun tebu
sebagai bahan utama dari Tebshake, akan kami pasok setiap stand
sebanyak 20 batang, dimana setiap batangnya akan mengahsilkan 2-4
gelas sari tebu. Berikut merupakan tahap-tahap pembuatan Tebshake:
Aspek Rencana Pemasaran
Pemasaran produk dilakukan melalui dua cara promsi. Pertama
pelayanan, berupa proses pembuatan Tebshake yang dapat dilihat dan
dicoba langsung oleh konsumen. Sedangkan yang kedua, sistem
pemasaran pada media promosi yang dilakukan melalui internet, sosial
media, penyebaran brosur, dan pamflet serta pemasangan poster.
Adapun analisis pasarnya sebagi berikut :
Kami masuk ke pasar sebagai market challenger (penantang
pasar) di daerah Ngaglik, Sleman tepatnya di Universitas Islam
Indonesia pada awalnya. Tentunya untuk memasuki pasar tersebut
diperlukan suatu alat pemasaran teknis untuk menghasilkan respon
positif dari konsumen yang meliputi 7P, yaitu product, price, place,
promotion, people, proces, dan physical evidence.
1.) Product
Kami berusaha menyajikan sesuatu yang berbeda dari produk sejenis
yang telah dipasarkan dalam katagori drink shake. Sebuah produk minuman
shake berupa ice shake dengan proses pembuatan menggunakan botol shake
berbentuk barbel yang berbahan dasar sari tebu.
2.) Price
Harga yang kami tawarkan relatif murah. Kami menyediakan 2 tipe
ukuran:
a) Ukuran A (Large) kami beri harga Rp. 15.000
c) Ukuran C (small) kami beri harga Rp. 8000
3.)Promotion
Promosi pertama akan dilakukan dengan membagikanya secara gratis
di masjid usai sholat jumat. Sambil memberikan statement singkat. “jangan
lupa kunjungi stand kami di kantin fakultas anda !” dan memberikan anjuran
untuk follow akun sosial media yang kami buat. Disisi lain kami tidak lupa
aktif dalam event-event tertentu seperti bazar dan acara wisuda.
4.) Placement
Sistem distribusi kami adalah dengan penjualan secara langsung
(Direct Selling) melalui stand yang sudah ada di setiap kantin fakultas. Selain
itu, rencana selanjutnya kami akan membuat kemasan botol dan gelas Clip
agar dapat didistribusikan secara konsinyasi ke luar kampus.
5.) Process
Proses produksi ini kami lakukan manual dengan tangan, bekerja
sama dengan beberapa mahasiswa. Sehingga dapat meningkatkan
keterampilan mitra, yang bertujuan menciptakan atau melatih masyarakat
dalam berwirausaha, hingga pada akhirnya para mitra dapat mengolah sendiri
ataupun membuka usaha sendiri.
6.) Physical Efidence
Fasilitas yang kami gunakan di perusahaan ini yang pertama adalah
wujud both stand yang nyata dan membuat konsep produksi comunal
Branding, yaitu menyatukan seluruh penjual tebu dan es tebu yang ada di
wilayah Ngaglik, Sleman. Kemudian membuat satu label usaha untuk semua
produk yang didistribusikan.
5
2 4 Mitra
Pemilik Usaha
Manajer
Pemasaran
Keuangan
3
1 Manajer a. Mengontrol jalanya usaha Rizal
b. Mengadakan hubungan denga pemilik modal
c. Mengadakan pertemuan dan evaluasi rutin
d. Memutuskan setiap kebijakan
2 Administrasi a. Membuat catatan pembukuan harian, Luqman
mingguan dan membuat laporan bulanan
b. Administrasi dan akuntansi
3 Marketing a. Memasarkan produk Luqman
b. Menetapkan harga
c. Menentukan segmen pasar
d. Menetapkan posisi pasar
4 Produksi a. Mencari bahan baku Luqman
b. Meningkatkan kualitas produk
c. Mempertahankan kualitas produk
5 Branding a. Menciptakan desain logo perusahaan Ulil
b. Menciptakan desain bungkus produk
6 Penyedia a. Memastikan tersedianya bahan/ikan Mitra
bahan baku
b. Menghimpun atau memasok ikan untuk
menjaga ketersediaan bahan baku di gudang
Aspek
Peralatan Penunjang Harga (Rp) Rencana
Mesin Peras Tebu 2.500.000 Keuangan
Printing 3D 3.200.000
Gelas Kocok 250 ml (2) 140.000
Filamen (1Pack)f 1.200.000
Pisau (2) 40.000
Saringan (2) 140.000
Both Portabel 2.050.000
Total 9.290.000
Modal Awal:
FC+VC+Investasi Awal
= 9.290.000+(1.063.000 + 595.000)
= 10.948.000
Laba:
HPP x (Persentase Keuntungsn)
= 5.526x 45%
= 2.4 86.7
Harga Jual:
HPP+Laba
= 5.526 + 2486.7
= 8.012.7
= 8000
BEP Harga BEP Kuantitas
TR TC TR TC
Q.300 1.658.000 P.8000 1.658.000
P.Q FC+VC P.Q FC+VC
Q = 300 1.658.000 P = 8000 1.658.000
P 5.526 P 207,25
Dibulatkan
207
BEP (Harga)
Jika Tebshake dijual dengan harga Rp 8000/ Bulan, maka:
8000 x 300 pcs = 2. 400.000
BEP = 5.526 x 300 = 1.657.800
Maka, Margin Laba = 2.400.000- 1.657.800 = 742.200
BEP (Kuantitas)
Jadi, jika ingin mendapatkan laba, maka penjualan Tebshake perbulan
harus melebihi dari 207 Gelas/ Pcs
Laba Bersih:
Akumulasi Laba – Biaya Oprasional
= 1.418.000 – 150.000
= 1.268.000
Payback Period:
Total Modal/ Laba Bersih
= 10.948.000/ 1.268.000
Analisis Kelayakan Usaha
π
= x 100 %
TC
1.268.000
=
10.948.000
= 0,12%
Outcome: Implikasi Kepada Masyarakat
Meninjau dari bentuk aplikasi bisnis yang akan kami lakukan
terdapat beberapa implikasi yang akan dihasilkan terhadap masyarakat. Diantaranya
adalah:
Para pedagang tebu yang tidak dapat mengembangkan dan
mengelola usahanya dapat terbantu untuk melakukan edit
value terhadap produk yang mereka jual, dan sangat
memungkinkan untuk menarik pelanggan setelahnya.
Akan menciptakan kondisi Revenue Streams ynag signifikan
Memberikan inovasi kepada para petani tebu untuk dapat
mengelola tanaman tebu selain menjualnya kepada pabrik
tebu.
Membuka peluang usaha baru bagi para petani tebu
Terciptanya wawasan baru atas pengembangan bisnis yang
akan dilakukan
Melatih mahasiswa untuk dapat secara kritis dan aktif serta
tanggap atas perubahan dinamika usaha yang begitu ketat.
Menunjukan kepada masayrakat luas bahwa Indonesia
memiliki salah satu hasil pertanianya yang dapat digunakan
utuk membuat produk kreatif dan inovatif .
4. Daftar Pustaka
Andre Tosi Furtado, a. a. (2010). The Brazilian Sugarcane Innovation System. Elsevier, 156-
166.
2) Tampilan Produk