Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN PRODUKSI BATUBARA PT ADARO INDONESIA

KABUPATEN BARITO SELATAN, KALMANTAN TENGAH

OLEH:
ADYSYAHPUTRA HASIBUAN (1810813210015)
MUHAMMAD FAISAL ALDI (1810813210019

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................1-1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1-1
1.2. Tujuan Kerja Praktek...........................................................................1-2
1.3. Ruang Lingkup....................................................................................1-2
1.4. Metodologi Praktikum..........................................................................1-3
1.5. Jadwal Kegiatan..................................................................................1-4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2-5
2.1. Dasar Teori..........................................................................................2-5
2.2. Parameter Kualitas Batubara..............................................................2-6
2.3. Cadangan dan Kualitas Batubara........................................................2-8
2.4. Kegiatan Pengolahan Batubara.........................................................2-10
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................3-12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Cadangan Batubara Perdaerah........................................................2-8


Tabel 2. 2 Kualitas Batubara.............................................................................2-9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Diagram Alir Penelitian.................................................................1-3

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batubara dikenal sebagai “Emas” hitam. Masyarakat mengenalnya


sebagai batu hitam yang bisa terbakar. Batubara terbentuk dari tumbuhan
pembentuk dan aliran sedimen yang melalui 2 (dua) tahap yaitu penggambutan
(peatifivation) dan dan tahap pembatubaraan (coalification). Kegiatan
pertambangan batubara dimulai dengan melakukan pengupasan tanah pucuk
(top soil removal) dilan!utkan dengan pengupasan tanah penutup (overburden)
hingga produksi batubara yang dilakukan secara sistematis.

Dari skala produksi hanya satu juta ton pada tahun 1992 sampai saat
ini, Adaro meningkatkan produksinya secara konsisten, sehingga laju
pertumbuhan tahunan gabungan (compound annual growth rate, CAGR)
mencapai 9%. Para pelanggan yang merupakan perusahaanperusahaan
terkemuka mengetahui bahwa Adaro adalah pemasok yang dapat diandalkan
dengan rekam jejak pertumbuhan produksi. Pada tahun 2013, Adaro mencatat
rekor tertinggi produksi tahunan sebesar 52.3 juta ton karena dukungan kinerja
operasional yang tinggi di tengah kondisi pasar yang sulit. Adaro telah melalui
masa-masa sulit dengan sukses dan karenanya tetap yakin bahwa operasi inti
perusahaan akan terus berkinerja baik di tengah situasi sulit saat ini.

Produksi dan kebutuhan pasar batubara di Indonesia akan terus


meningkat seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan
energi. Industri pertambangan batubara di Kalimantan Selatan berkembang
dengan pesat sejalan dengan bertambahnya permintaan pasar, baik untuk
mengatasi kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor.

Lingkup pertambangan merupakan lingkup kedisliplinan ilmu yang


sangat kompleks. Semua kajian ilmu saling berhubungan untuk pencapaian
target yang diharapkan. Pada tambang batubara sering ditemukannya
masasalah pada operasional dan pengendalian kualitas dari batubara itu sendiri.
Sehingga hal ini memerlukan peninjauan agar kualitas dari dari batubara sesuai
dengan apa yang apa yang diinginkan oleh konsumen.

1-1
Tingginya permintaan pasar ini disebabkan karena batubara digunakan
sebagai salah satu bahan baku dalam suatu industri, namun agar dapat
dimanfaatkan tentunya harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh
konsumen atau pasar. Salah satunya adalah ukuran butir batubara. Untuk itulah
pada umumnya batubara sebelum dimanfaatkan (hasil dari tambang) dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.

Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktek tersebut adalah


perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia
memberikan pengalaman ilmu praktek secara langsung di lapangan kepada
mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek. Hal ini penting diperhatikan,
karena melalui kerja praktek diharapkan sumber daya manusia meningkat
hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna nantinya pada
masa mendatang serta dapat mempunyai pandangan umum mengenai
aktivitas kegiatan penambangan di sebuah perusahaan.
Adapun latar belakang dalam pemilihan judul ini adalah keinginan
untuk mendalami dan mendapatkan pengalaman serta mengetahui lebih lanjut
tentang kegiatan produksi batubara yang dilakukan di PT Adaro Indonesia.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dilaksanakanya penelitian kerja praktek pada kali ini


sebagai berikut:
1. Mengetahui tipe batubara yang diproduksi oleh perusahaan.
2. Mengetahui kadar batubara di daerah penelitian.
3. Mempelajari proses kegiatan produksi batubara.

1.3. Ruang Lingkup


Pada pembahasan di dalam proposal ini terfokus pada bagaimana
produksi batubara di PT Adaro Indonesia Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan
Tengah. Aspek yang ditinjau adalah penentuan parameter kualitas batubara dari
analisis kimia yang dilakukan. Analisis yang dilakukan yaitu mengetahui kadar air
bebas, analisi proksimat, nilai kalori dan kandungan sulfur dari sampel batubara
tersebut. Mengetahui kegiatan proses pengolahan batubara

1-2
1.4. Metodologi Praktikum
Metode praktikum yang dilakukan adalah dengan dengan cara metode
cara metode pengamatan langsung pada saat pengambilan data dilapangan dan
metode tidak langsung dengan membaca beberapa literature baik buku maupun
jurnal yang berkaitan dengan judul penelitian yang akan dilakukan. Serta
beberapa informasi tambahan berupa pengalaman dari ahli praktisi di lapangan.

DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Start

Studi Literatur

Observasi Lapangan
 Parameter kualitas batubara
 Prinsip dan Mekanisme Kerja alat
pengolahan batubara

Data primer: Data sekunder:


 Analisis proksimat  Peta dasar daerah
 Proses pengolahan pengamatan
batubara  Kondisi daerah
 Parameter yang pengamatan
diperlukan pada alat  Waktu kerja terencana
pengolahan  Target produksi

Pengolahan Data:
 Menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat
dan kadar abu
 Produktivitas alat (pengumpanan, crusher, belt
conveyor dan output)

Analisa Data:
 Kualitas batubara dari parameter yang ada
 Sinkronisasi alat
 Ketercapaian target produksi

Hasil:
 Persamaan dasar pelaporan analisis kualitas batubara
 Produktivitas alat

Rangkuman:
Penentuan kualitas batubara akan dilakukan dengan analisis
kimia pada batubara diantaranya berupa analisis proksimat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi alat-alat pengolahan
batubara dan cara perawatanya.

Finish

Gambar 1. 1 Diagram Alir Penelitian

1-3
1.5. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Kerja Praktik dilaksanakan selama bulan, yaitu pada tanggal
sampai dengan . Rencana jadwal kegiatan dapat diliat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Rencana Jadwal Kegiatan Kerja Praktek

Minggu Ke-
No Uraian Kegiatan
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 … Selesai
0

1 Orientasi Lapangan

2 Pengambilan Data

Pengolahan dan
3
Analisis Data

4 Penyusunan Laporan

5 Bimbingan

6 Presentasi

1-4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori

Batubara sudah mulai terbentuk jauh sebelum manusia lahir di bumi.


Diperkirakan pada awal sejarah planet bumi. Beberapa juta tahun yang lalu
sebagian besar permukaan bumi tertutup air. Daratan pada umumnyaa rendah
dan ditutupi rawa-rawa.Rawa-rawa tersebut ditumbuhi oleh tumbuhan sejenis
paku-pakuan besar, ganggang dan varietas pohon-pohon besar yang sudah
punah saat ini. Batubara dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis mulai dari
grade yang paling rendah yaitu peat, lignit, subbituminus, bituminus dan sampai
grade paling tinggi yaitu antrasit.

Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang
mempengaruhi potensi kegunaannya. kualitas batubara ditentukan oleh maseral
dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank).
Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada
batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat.
analisis proksimat dilakukan untuk menentukanj!umlah air (moisture), zat terbang
(volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan
analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada
batubara seperti : karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan
dan juga unsur jarang[ CITATION Muc06 \l 1033 ]

Secara umum, urutan peringkat batubara dari yang paling rendah


sampai dengan yang tertinggi adalah sebagai berikut: lignit, sub-bituminous,
bituminous, semi-antrasit, dan antrasit. Semakin tinggi peringkat batubara, maka
kandungan air, zat terbang, hidrogen dan oksigen semakin rendah, sedangkan
kandungan karbon, reflektansi vitrinit dan nilai kalori akan semakin tinggi.
Sebagian Batubara digunakan sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik,
produksi baja dan semen atau dapat diolah lebih lanjut menjadi batubara cair
atau liquifaction dan menjadi produk gas atau gasifikasi.

Beberapa jenis batubara memerlukan pengolahan atau peningkatan nilai


tambah terlebih dahulu sebelum dapat dipasarkan atau dikirim ke konsumen.

2-5
Salah satu cara peningkatan nilai tambah yang dapat dilakukan adalah dengan
mengolah batubara bongkahan hasil penambangan menjadi bentuk lain yang
memiliki kualitas yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar atau industri.
Batubara jenis sub-bituminous termasuk kualitas rendah sehingga memiliki
harga yang relatif rendah juga. Untuk meningkatkan harga batubara seperti ini
dapat dilakukan usaha peningkatan nilai tambah.

[ CITATION Ard18 \l 1033 ]

2.2. Parameter Kualitas Batubara

Untuk mengetahui kualitas dari batubara maka dapat diketahui


dengan menggunakan parameter-parameter dari batubara. parameter'parameter
dari batubara adalah sebagai berikut.

1. Kadar air bebas ( Free Moisture )

Kadar air bebas adalah banyaknya air yang terkandung dalam batubara
baik yang terikat serta akibat pengaruh kondisi luar (kadar air bebas). kadar air
bebas sangat dipengaruhi oleh faktor keadaan seperti ukuran butir dan
faktor iklim. kandungan air dalam batubara secara umum ada dua yaitu air
permukaan atau air bebas (free moisture) dan kadar air sisa (residual moisture).
kadar air sisa dapat diketahui setelah batubara dilakukan pengu!ian di dalam
oven.

Kandungan air bebas secara mekanis terdapat dalam permukaan dan


retakan'-retakan serta kapiler-kapiler besar (makro kapiler) batubara dan
mempunyai tekanan gas normal. jumlah kadar air bebas secara prinsip
tergantung dari kondisi yaitu dari lembab sampai kering. hal tersebut juga
tergantung dari penambangan, benefisiasi, transportasi, penanganan, dan
penyimpanan juga distribusi ukuran butirnya. Kadar air bawaan berada pada
mikro pori, yang mempunyai tekanan lebih rendah dari tekanan uap normal.
Kadar air bawaan ini penting diketahui, karena dapat digunakan untuk
mengindikasi peringkat batubara. Batubara makin tinggi kadar air
bawannnya, peringkatnya makin rendah.

2. Analisis proksimat (Proxymate Analysis)

2-6
Analisis proksimat merupakan suatu analisis untuk menentukan
kualitas batubara yang meliputi : kadar air bawaan, kadar abu, zat terbang dan
karbon tertambat. Adapun analisis proksimat tersebut yaitu sebagai berikut.

a. Kadar air bawaan (Inherent Moisture)

Kadar air bawaan adalah air yang terikat pada struktur kimia batubara
itu sendiri. Kadar air bawaan berhubungan erat dengan nilai kalori, dimana bila
kadar air bawaan berkurang maka nilai kalori meningkat.

b. Kadar abu (ash content)

Seperti telah diketahui bahwa kadar batubara terdiri : air, material batu
bara (coal matter) dan material bukan batu bara (mineral matter). Mineral matter
terdiri atas 2 macam yaitu mineral matter bawaan (inherent mineral matter) serta
material mineral dari luar batubara (extraneous mineral matter). Inherent mineral
matter berhubungan dengan tumbuh'tumbuhan yang hidup di rawa-rawa dan
sulit dipisahkan dari batubara. Extraneous mineral matter terjadi saat terambil
waktu penambangan (parting), yang terbawa waktu ter!adi banjir ke lapisan
batubara pada waktu pembentukannya. Extraneous mineral matter dapat
dipisahkan dari batubara dengan proses pencucian. jika batubara dipanaskan
maka mineral matter tersebut akan mengalami perubahan secara kimia menjadi
abu.

c. Zat terbang (Dolatile Matter)

Zat terbang merupakan zat aktif yang menghasilkan energi atau panas
apabila batubara tersebut dibakar. Zat terbang ini umumnya terdiri dari gas-gas
yang mudah terbakar seperti hidrogen (H), karbon monoksida dan methan (CH4).

Dalam pembakaran batubara dengan sat terbang tinggi akan mempercepat


pembakaran karbon padatnya, sebaliknya Zat terbang rendah akan mempersulit
proses pembakaran. Zat terbang terdiri dari combustible gasses (gas-gas yang
mudah terbakar) seperti gas hydrogen, CO, CH2 serta gas-gas yang dapat
dikondensasikan seperti tar dengan sejumlah kecil gas-gas yang tidak terbakar

2-7
seperti CO2 dan air yang terbentuk karena hasil dehidrasi dan kalsinasi. Zat
terbang juga dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan peringkat
batubara. Pengaruhnya dalam preparasi batubara adalah jika kandungan Zat
terbang tinggi (24> %) maka batubara akan mudah terbakar. Untuk mengatasi
hal tersebut sebaiknya batubara tidak dilakukan penggerusan terlalu halus,
karena sangat berpotensi untuk mudah meledak.

d. Karbon tetap (Fixed Carbon)

Merupakan karbon yang tertinggal sesudah kadar air dan Zat


terbangnya hilang. Dengan adanya pengeluaran kadar air dan Zat terbang maka
karbon tertambat secara otomatis akan naik,sehingga makin tinggi kandungan
karbonnya kelas batubara makin baik Analisis proksimat dihitung dengan
menggunakan alat Leco TGA yang menganalisis berat sampel setelah
dipanaskan .

3. Nilai kalori (Calorific value)

Nilai kalori yaitu besarnya panas yang dihasilkan dari pembakaran


batubara, yang dinyatakan dalam Kkal,kg, BTU/lb, MJ/kg. Dalam penentuan nilai
kalori batubara digunakan alat Calorymeter system dengan mengukur kapasitas
panas dan kenaikan temperatur dari 1 gr sampel yang dimasukkan ke
calorymeter system.

Dalam penentuan nilai kalori batubara ada bermacam basis analisis


dan pengujian dilakukan untuk menunjukkan parameter kualitas batubara. Data
hasil analisis nilai kalori batubara dapat dilaporkan dalam beberapa macam
dasar pelaporan sesuai keperluan analisis tersebut.

4. Kandungan Sulfur

Sulfur merupakan zat pencemar, maka adanya sulfur yang tinggi sangat
tidak dikehendaki. ada 3 macam bentuk sulfur yaitu:

a. Pyritic Sulfur (FeS2) biasanya berjumlah 20- 80 %dari total sulfur dan
berasosiasi dengan abu batubara.

2-8
b. Organic sulfur biasanya berjumlah relatif dan bervariasi antara 20- 80 % dari
total sulfur. Sulfur organik terikat secara kimia dengan substansi atau zat- zat
lain.
c. Sulphate sebagaian besar terdiri dari kalsium sulfat dan besi sulfat.
[ CITATION Saw16 \l 1033 ]

2.3. Cadangan dan Kualitas Batubara


Kegiatan eksplorasi oleh konsultan PT Adaro Indonesia berhasil
menemukan cadangan batubara dalam jumlah yang sangat besar (lebih dari satu
milyar ton) yang terdapat di tiga daerah, yaitu: Paringin, Wara dan Tutupan.
Batubara disini terdapat dalam Formasi Warukin yang berumur Miosen atas.
Cadangan batubara terkira adalah sumber daya mineral terunjuk dan sebagian
sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologi masih lebih rendah,
yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis (SNI 1998).
Cadangan batubara terbukti adalah sumber daya mineral terukur yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis (SNI 1998). Jumlah
cadangan di tiga tempat tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Cadangan Batubara Perdaerah

No. Daerah Terkira Terbukti


1 Paringin 326,4 41,41
2 Tutupan 145,76 1.129
3 Wara 244,93 426,98
Jumlah 717,09 1.597,39

Kualitas merupakan hal terpenting dalam batubara, karena dari kualitas


mempengaruhi harga penjualan dari batubara yang akan dijual kepada pembeli
dengan mengacu pada kualitas standar batubara. Kualitas batubara yang dimiliki
oleh PT Adaro dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini

Tabel 2. 2 Kualitas Batubara

No Analisis Batubara Dry Basis


1 A. Analisis Proksimat
% abu 1,77
% zat terbang 47,67
% karbon tertambat 50,56

2-9
B. Analisis Ultimat
71,33
%C 4,94
%H
0,89
%N
0,12
%S
20,94
%O
2 Nilai Kandungan Panas 6836,34
kkal/kg
3 Nilai HGI ( Hardgrove Grindability Index) 58,74
4 Titik Leleh Abu
- Suhu permulaan terjadinya 11090C
perubahan 11120C
- Suhu mulai melunak 11210C
- Suhu terbentuknya setengah bola 11520C
- Suhu mulai meleleh
5 Analisis Kimia Abu
- SiO2 62,41%
- Al2O3 11,40 %
- TiO2 0,59 %
- MnO2 0,07 %
- Fe2O3 7,89 %
3,06 %
4,35 %
- Na2O 4,41 %
- MgO 1,29 %
- CaO 4,16 %
- K2O 0,08 %
99,71 %

- SO3
- P2O5
[ CITATION Ikh15 \l 1033 ]

2.4. Kegiatan Pengolahan Batubara

Kegiatan pengolahan bahan galian termasuk pengolahan batubara pada


umumnya dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Preparasi
Preparasi pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan
untuk mereduksi ukuran butir dengan tujuan untuk memenuhi ukuran sesuai
dengan penggunaannya. Reduksi ukuran butir biasanya dilakukan dengan alat
peremuk yang antara lain alat crusher atau grinder. Proses peremukan atau
crushing biasanya dikerjakan dalam tiga tahapan, yakni:

2-10
a. Primary crushing, suatu tahapan untuk meremuk umpan dengan ukuran 2
inch – 90 inch dan umpan ini biasanya berasal dari hasil tambang. Alat yang
digunakan berupa jaw crusher dan gyratory crusher.
b. Secondary crushing, umpan yang dimasukkan sebesar 1 inch sampai 3 inch
yang biasanya berasal dari primary crushing. Alat yang digunakan ialah
stamp mill, roller dan cone crusher.
c. Grinding atau fine crushing, umpan yang dimasukkan sebesar ¼ inch
sampai 3/8 inch. Alat yang digunakan adalah ball mill, tube mill atau pebble
mill, rod mill.
Untuk mencegah adanya re-crushing dan over grinding, serta untuk
menambah produktivitas, maka digunakan alat pembantu berupa ayakan
(screen) atau bisa juga classifier. Screen dan classifier berfungsi untuk
mengelompokkan material hasil crushing atau grinding.
2. Konsentrasi
Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara
batubara dengan pengotornya. Konsentrasi ini diantaranya bisa berdasarkan
warna atau kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG). Pada specific
gravity cara konsentrasinya disebut gravity concentration yang meliputi:
a. Flowing film concentration, proses konsentrasi mendasarkan atas SG pada
aliran tipis.
b. Jigging, proses konsentrasi yang mendasarkan kecepatan mengendap
antara pengotor dengan batubara.
c. Sifat permukaan mineral, proses konsentrasi yang mendasarkan pada
senang atau tidaknya mineral terhadap gelembung udara. Cara konsentrasi
ini disebut Flotasi.

3. Dewatering
Merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan dan
biasanya dilakukan setelah proses konsentrasi. Dewatering ini dikelompokkan
dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Thickening: merupakan tahapan pertama pemisahan padatan dengan cairan
yang mendasarkan atas kecepatan mengendap batubara dalam suatu pulp,
sehingga solid faktornya = 1 (% solid = 50%).
b. Filtrasi: merupakan operasi pemisahan padatan dengan cairan dengan cara
menyaring, sehingga didapat solid factor = 4 (persen solid = 80%).

2-11
c. Drying: adalah operasi penghilangan air dengan jalan pemanasan sehingga
padatan ini bebas dari cairan (%solid = 100%).
[ CITATION Edy15 \l 1033 ]

2-12
BAB 3
PENUTUP

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

3-13
DAFTAR PUSTAKA

Ardra. (2018, Agustus 9). WordPress. Retrieved from Tahap Metoda Pengolahan
Batubara:https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-
mineral/pengolahan-batubara.com

Ikhwan, Yuliadi, H., Usman, & Nasrudin, D. (2015). Universitas Islam Bandung
Repository. Pengunaan Elektronik Detonator Dyno Nobel Guna
Mereduksi Biaya Pembongkaran Over Burden Batubara pad Area
Penambangan PT Adaro Indonesia Kota Tanjung Kabupaten Tabalong
Provinsi Kalimantan Selatan.

Muchidin. (2006). Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. Bandung: Institut


Teknologi Bandung.

Nursanto, E., Sudaryanto, & Untung Sukamto. (2015). Pengembangan Teknologi


Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Pengolahan
Batubara dan Pemanfaatannya untuk Energi, 1-2.

Saleh, S. I. (2016). Studi Karakteristik Dan Bentuk Persebaran Endapan


Batubara Pada PT Adaro Energi Tbk Kabupaten Tabalong Povinsi
Kalimantan Selatan. Gowa: Departemen Teknik Pertambangan Fakultas
Teknik, Universitas Gowa.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai