Penelitian Genap 2017 Yosef
Penelitian Genap 2017 Yosef
Daniel Parubang
dan
Yosef Patandung
SCOK
NI OTO
P A LO P O
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana peranan balai
pemasyarakatan (Bapas) kelas II Palopo dalam bimbingan klien anak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk, mengetahui peranan balai pemasyarakatan (BAPAS)
kelas II Palopo dalam bimbingan klien anak.
D. Manfaaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. Tiap-tiap
individu memiliki peran yang berbeda satu dengan yang lainnyayang didasarkan pada
pola pergaulan dan lingkungan sekitarnya, dalam hal ini peran menekankan pada
fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.
Seorang penegak hukum sebagaimana halnya dengan warga masyarakat lain
jugamempunyai kedudukan (status) dan peran (role). Kedudukan merupakan posisi
tertentu yang terdapat baik dalam organisasi, instansi, maupun kemasyarakatan.
Dalam hal kedudukan memiliki tingkatan, yang mungkin tinggi, sedang ataupun
rendah. Kedudukan sebenarnya merupakan perwujudan yang isinya adalah hak-hak
dan kewajiban-kewajiban dari peran atau role yang ada dalam organisasi, intansi
maupun kemasyarakatan tersebut. Seseorang dikatakan menjalankan peran manakala
ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
status yang disandangnya. Peran dapat dijabarkan kedalam unsur-unsur sebagai
berikut :
1) Peran yang ideal (ideal role)
2) Peran yang seharusnya (expected role)
3) Peran yang dianggap oleh diri sendiri (perceived role)
4) Peran yang sebenarnya dilakukan (actual role).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa peran yang ideal dan peran yang
seharusnya merupakan harapan-harapan yang “pantas” atau “layak” yang diharapkan
dari kedudukan atau pemegang peran tersebut yang timbul dari intervensi dari pihak
luar, sedangkan peran yang dianggap diri sendiri serta peran yang sebenarnya
dilakukan merupakan pengejawantahan dari dalam diri pribadi.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain
deskriftifyakni desain yang memberi kemudahan bagi peneliti untuk merekam,
memantau dan mengikuti proses suatu peristiwa atau kegiatan sebuah organisasi
sebagaimana adanya dalam suatu kurun waktu tertentu dan selanjutnya
diinterpretasikan untuk menjawab masalah penelitian. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah indepth interview dan observasi.
BAB IV
Nama Jabatan
Abdullah Ali, SE Kepala sub seksi bimbingan klien anak
Sarwana Staf sub seksi bimbingan klien anak
P. Poli Pembimbing kemasyarakatan
HajarAswad, ST.,SH.,S.An Pembimbing kemasyarakatan
Sumber: Balai Pemasyarakatan (2016)
Hasil wawancara dengan Abdullah Ali, selaku kepala Sub Bimbingan Klien
Anak mengatakan bahwa bimbingan yang diberiakn BAPAS terhadap klien anak
yaitu bimbingan kesadaran beragama, bertujuan agar anak yang bermasalah dengan
hukum menyadari bahwa perbuatan di masa lalunya adalah salah dan melanggar
ajaran agama, sehingga pada masa yang akan datang diharapkan anak tidak
mengulangi kesalahan karena adanya pemahaman terhadap ajaran agama yang baik
telah dimiliki anak.Pola yang diterapkan oleh Balai Pemasyarakat dalam bimbingan
anak yang bermasalah dengan hukum agar memiliki kesadaran beragama yang baik
adalah dengan menyampaikan ceramah. Penyelenggaraan bimbingan kesadaran
beragama bagi anak yang bermasalah dengan hukum dilaksanakan secara adil dan
tidak diskriminatif. Artinya Balai Pemasyarakatan palopo memprogramkan
bimbingan kesadaran beragama ini secara menyeluruh bagi anak-anak yang memiliki
latar belakang agama yang berbeda-beda.
untuk selalu patuh beribadah dan dapat melakukan usaha-usaha sosial secara gotong-
royong, sehingga pada waktu mereka kembali ke masyarakat mereka telah memiliki
sifat-sifat positif untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat di lingkungannya.
Hasil wawancara petugas Bapas diatas bahwa bimbingan klien anak di Balai
Pemasyarakatan Kelas II Palopo positif telah melaksanakan bimbingan bagi klien
anak yang sesuai dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1995 tentang,
pemasyarakatan dimana disebutkan bahwa system pemasyarakatan diselenggara
dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar menjadi
manusia seutuhnya, menyadari kesalahanya, memperbaiki diri dan tidak mengulangi
tindak pidana, sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat
berperan aktif dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang
baik dan bertanggung jawab. Dengan adanya perlindungan hukum dan hak-haknya
bagi anak merupakan salah satu sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak
Indonesia. Pengembangan hak-hak anak dalam proses peradilan pidana adalah suatu
hasil interaksi dari berbagai fenomena yang saling terkait dan saling mempengaruhi.
Dimulai dengan memperhatikan aspek-aspek mental, fisik, sosial, ekonomi, guna
13
Hal ini terwujud dalam penyusunan Litmas oleh petugas Bapas sehingga
kepribadian anak, keluarga, kondisi sosial dan ekonomi serta motivitasi dari tindak
pidana diketahui, dipahami, kemudian dirancanglah suatu pola penanggulangan
dengan mempertimbangkan setiap anak dan situasinya secara individual. Peran Bapas
dalam perlindungan hak anak berupa penyusunan Litmas atas permintaan pihak
Kepolisian dan mendampingi anak yang berhadapan dengan hukum dalam sidang
pengadilan. Laporan hasil Litmas tersebut memuat hal-hal yang menyangkut
mengenai kehidupan anak tersebut, baik dalam keluarga, lingkungan, lingkungan
sekolah, teman bermain, dan faktor-faktor anak melakukan tindak pidana. Laporan
hasil Litmas tersebut yang akan menjadi bahan pertimbangan bagi Hakim dalam
menjatuhkan putusannya. Bapas merupakan sebuah institusi yang berkaitan erat
dengan sistem peradilan pidana yang melaksanakan penegakan hukum dengan
memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat tanpa mengabaikan nilai-nilai hak
asasi manusia sebagai salah satu tugas yang harus dijalankan.
Mengenai penanganan anak yang berhadapan dengan hukum, dibutuhkan
perlindungan khusus terhadap hak anak berkenaan dengan peranan Bapas, antara lain
anak berhak mendapat pendampingan khusus sejak dini; Anak berhak untuk
mendapatkan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi dirinya; Anak
berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih
sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan
berkembang dengan wajar; Anak berhak untuk mendapatkan sarana dan prasarana
khusus. Anak berhak diperlakukan secara manusiawi sesuai dengan harkat dan
martabat anak.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Peranan Bapas dalam bimbingan klien Anak yang dilakukan sudah
terlaksanasesuai dengan landasan Undang-undangNo. 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan dan Peraturan Pemarintah No. 31 Tahun 1999 tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan, Bapas Palopo
melaksanakan pembimbingan kepada klien anak pemasyarakatan sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh anak dengan melihat kondisi fisik maupun psikis.
2. Namun kendala yang ditemui dalam melaksanakan bimbingan terhadap klien
anak pemasyarakatan terjadi dari berbagai aspek. Antara lain mulai dari regulasi
yang kaku dan kurang terakomodir dalam batasan kerja dari Balai
Pemasyarakatan Palopo, petugas Bapas palopo yang minim dalam hal personil
maupun kompetensi menjadi permasalahan internal Bapas palopo, sarana
prasarana menjadi kendala dalam melaksanakan peran Bapas palopo untuk
membimbingan klien anak pemasyarakatan. Klien Anak itu sendiri terkadang
menjadi permasalahan yang menghambat kerja Bapas Palopo mulai dari lokasi
atau tempat tinggal anak yang jauh sampai dengan kurang aktifnya keluarga anak.
dan biaya yang dibutuhkan baik dari pihak Bapas Palopo maupun dari pihak klien
anak itu sendiri.
B. Saran
1. Perlu adanya integrasi atau saling terkait satu dengan yang lain baik secara formal
maupun informal antar instansi penegak hukum untuk menertibkan dan
memperjelas alur dalam Sistem Peradilan Pidana yang baik.
2. Instansi Bapas Palopo merupakan pranata hukum dalam halpembimbingan
terhadap anak yang tersangkut kasus hukum padakhususnya namun tidak sedikit
masyarakat yang mengetahui peranmaupun fungsi dari Bapas, maka perlu adanya
sosialisasi atau keterbukaan informasi kinerja Bapas untuk masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
15
Subondo, H. 2007. Jurnal Ilmu Hukum Pandecta Vol. 1 No. 1. Penjatuhan Pidana
atau Tindakan Terhadap Anak DalamPerspektif Sistem Peradilan Pidana.
Semarang: FH UNNES.
Sermi D. Perkara Pengajuan Hak Asuh Anak Di Bawah Umur Dalam Perceraian
(Studi Kasus Di Pengadilan Agama Kota Palopo). Fakultas Pendidikan dan
Kewarganegaraan, Universitas Cokroaminoto Palopo
LAMPIRAN
JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN
16
1. Honor
Waktu
Pelaksana Honor (Rp) (jam/minggu Minggu Total Honor (Rp)
)
Peneliti - - - -
Sub total (Rp) -
2. Peralatan Penunjang
- - 1 - -
4. Transportasi
Total Harga
Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan (Rp)
Perjalanan (Rp)
Pengambilan
Perjalanan ke
sampling data 4 Rp. 20000,- Rp. 50000,-
instansi
teknis
Perjalanan ke
- - - -
instansi
Perjalanan ke Pengujian hasil 3 Rp. 20000,- Rp. 60000,-
17
instansi
Perjalanan ke Pengambilan data Rp. 20000,-
2 Rp. 40000,-
instansi hasil pengujian
Sub total (Rp) Rp. 150.000,-
4. Lain-lain
Justifikasi Harga Satuan
Kegiatan Kuantitas
Pemakaian (Rp) Total Harga (Rp)
Laporan - - - -