Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENELITIAN

PELAKSANAAN METODE SOSIODRAMA TERHADAP KEMAMPUAN


MENGUNGKAPKAN ISI CERITA SISWA DI SDN 23 BATARA KOTA PALOPO

Yosef Patandung

SCOK
NI OTO
P A LO P O

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
JANUARI 2017
2
3

RINGKASAN

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana gambaran
pelaksanaan metode sosiodrama pada siswa di SDN 23 Batara Kota Palopo; (2)
Bagaimana gambaran kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23
Batara Kota Palopo?; (3) Apakah ada pengaruh pelaksanaan metode sosiodrama
terhadap kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23 Batara Kota
Palopo?.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain


penelitiaan yang digunakan adalah true experimental design. Dalam model ini
terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Gambaran tingkat kemampuan


mengungkapkan isi cerita pada kelompok eksperimen yang telah diberi perlakuan
berupa metode sosiodrama sebanyak 2 kali, ternyata menunjukkan peningkatan
kemampuan mengungkapkan isi cerita. Hal ini disebabkan karena tingkat
kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa mengalami peningkatan yang
signifikan dari kategori sedang menjadi sangat tinggi. Lain halnya dengan
kelompok kontrol yang diberikan perlakuan berupa metode konvensional ternyata
menunjukkan perubahan yang tidak signifikan yakni dari ketegori sedang meningkat
ke kategori tinggi.; (2) Ada perbedaan yang signifikan nilai antara siswa yang
diberikan metode sosiodrama dengan siswa yang diberikan metode konvensional
untuk meningkatkan kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23
Batara Kota Palopo.
4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada hakekatnya pendidikan adalah usaha untuk mempersiapkan generasi

bangsa agar mampu menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Pendidikan

merupakan suatu upaya yang dilakukan sebagai suatu proses pemberdayaan tanpa

akhir agar manusia mampu menghadapi dinamika kehidupan, diupayakan untuk

meningkatkan kompetensi siswa, mencerdaskan kehidupan bangsa dalam penguasaan

ilmu pengetahuan, memanfaatkan peluang bagi kelangsungan peradaban manusia

dalam kehidupan yang akan dapat mengantarkan anak bangsa survive dalam

hidupnya. Dengan pendidikan diharapkan anak didik dapat mengembangkan

potensinya sesuai dengan minat dan bakatnya, kreatif, mandiri terarah menuju

kedewasaan dengan penuh tanggung jawab.

Dalam proses pembelajaran seperti bahasa Indonesia, guru dalam

menyampaikan materi biasanya menggunakan metode-metode yang umum, seperti:

ceramah, tanya jawab, diskusi dengan beberapa strategi pendidikan yang ditunjang

dengan penggunaan beberapa media pendidikan. Kegiatan belajar mengajar belum

sepenuhnya menekankan pada kemampuan berbahasa, namun lebih pada penguasaan

materi. Hal ini terlihat dari porsi materi yang tercantum dalam buku paket lebih

banyak diberikan dan diutamakan oleh para guru bahasa Indonesia. Sedangkan

pelatihan berbahasa yang sifatnya lisan ataupun praktek hanya memiliki porsi yang
5

jauh lebih sedikit. Padahal kemampuan berbahasa tidak didasarkan atas penguasaan

materi bahasa saja, tetapi juga perlu latihan dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Salah satu cara atau teknik yang dianggap dapat menumbuhkan kemampuan

mengungkapkan pendapat mengenai isi cerita pada siswa kelas V adalah dengan

melalui penggunaan metode sosiodrama, karena metode tersebut belum dimanfaatkan

secara maksimal sebagai salah satu teknik dalam menumbuhkan kemampuan

berbicara siswa di dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan metode sosiodrama pada siswa di SDN

23 Batara Kota Palopo?

2. Bagaimana gambaran kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di

SDN 23 Batara Kota Palopo?

3. Apakah ada pengaruh pelaksanaan metode sosiodrama terhadap

kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23 Batara Kota

Palopo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan metode sosiodrama pada siswa

di SDN 23 Batara Kota Palopo.


6

2. Untuk mengetahui gambaran kemampuan mengungkapkan isi cerita pada

siswa di SDN 23 Batara Kota Palopo.

3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan metode sosiodrama terhadap

kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23 Batara Kota

Palopo.

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan dan untuk

menambah pengetahuan khususnya tentang pelaksanaan metode sosiodrama untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan isi cerita.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi guru dalam

mengembangkan metode sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam mengungkapkan isi cerita.


7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Sosiodrama

Banyak sekali strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru

dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya. Namun, strategi yang

digunakan sebaiknya tidak hanya sebatas untuk menyampaikan materi saja, akan

tetapi bagaimana guru melibatkan siswanya dalam proses belajar, sehingga mereka

memiliki pengalaman-pengalaman sukses, merasa diterima, dihormati, dikagumi, dan

dimanusiakan.

Sanjaya (2007:159) menyatakan bahwa”

Metode Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk


memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,
permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah
kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain
sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan
siswa untuk memecahkanya.

Djumhur & Surya (2001:109) mengemukakan bahwa “Sosiodrama

dipergunakan sebagai salah satu teknik untuk memecahkan masalah-masalah sosial

dengan melalui kegiatan bermain peran”. Di dalam sosiodrama ini sesorang akan

memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial. Selanjutnya Wingkel

(2004:470) mengemukakan bahwa “Sosiodrama merupakan dramatisasai dari

persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain,tingkat

konflik- konflik yang dialami dalam pergaulan sosial”


8

B. Langkah-langkah Penggunaan Metode Sosiodrama

Sanjaya (2007:120-122) mengemukakan bahwa langkah-langkah yang biasa

berhubungan dengan proses metode sosiodrama atau bermainan peran, yaitu: “1)

menentukan masalah, 2) membentuk situasi, 3) membentuk karakter, 4) mengarahkan

pemain, 5) memahami peran, 6) menghentikan atau memotong, 7) mendiskusikan dan

menganalisis permainan”.

Uraian penjelasannya, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Menentukan Masalah: Partisipan kelompok dalam memilih dan menentukan

masalah sangat diperlukan. Masalah harus signifikan dan cukup dikenal oleh

pemain maupun pengamat. Masalah harus valid, jelas, dan sederhana sehingga

peserta dapat mendiskusikan secara rasional.

2) Membentuk Situasi: Desain peran yang dimainkan atau situasi tergantung pada

hasil yang diinginkan. Kehati-hatian perlu diambil untuk menghindari situasi yang

kompleks, yang mungkin mengacaukan perhatian pengamat dari masalah yang

dibahas.

3) Membentuk Karakter: Keberhasilan proses permainan peran sering ditentukan

oleh peran dan pemain yang layak dipilih. Peran yang akan dimainkan harus

dipilih secara hati-hati. Pilihlah peran yang akan memberikan sumbangan untuk

mencapai tujuan pertemuan.

4) Mengarahkan Pemain: Permainan yang spontan tidak memerlukan pengarahan.

Akan tetapi, permainan peran yang terencana memerlukan pengarahan dan

perencanaan yang matang. Penting bagi pemain untuk dapat memainkan perannya
9

pada saat yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang diinginkannya. Pengarahan

diperlukan untuk memberitahukan tanggungjawab mereka sebagai pemain.

5) Mendiskusikan dan menganalisis permainan.

Langkah terakhir ini harus menjadi “pembersih”. Jika peranan dimainkan dengan

baik, pengertian pengamat terhadap masalah yang dibahas akan semakin baik.

Diskusi harus lebih difokuskan pada fakta dan prinsip yang terkandung daripada

evaluasi pemain. Suatu ide yang baik, jika membiarkan pemain mengekspresikan

pandangan mereka terlebih dahulu.

C. Kelebihan dan Kelemahan Metode Sosiodrama

Kelebihan dan kekurangan metode sosiodrama atau bermain peran menurut

Djamarah dan Zain (2010:89-90), adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan:

a) Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi

bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi

cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya.

Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.

b) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main

drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan

waktu yang tersedia.

c) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan

akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka
10

dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik

kelak.

d) Kerja sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-

baiknya.

e) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung

jawab dengan sesamanya.

f) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah

dipahami orang lain.

2) Kelemahan:

a) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi

kurang kreatif.

b) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka

pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.

c) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit

menjadi kurang bebas.

d) Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang

kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.


11

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen.

Sugiyono (2010:107) mengemukakan bahwa “penelitian kuantitatif merupakan

penelitian dengan data berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Sedangkan metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi

yang terkendali”.

B. Desain Penelitian

Desain penelitiaan yang digunakan adalah true experimental design. Dalam

model ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana

pengambilannya dilakukan secara random. Desain penelitian ini digambarkan dengan

contoh gambar sebagai berikut:

R 01 X 02
R 03 - 04 Sumber: Sugiyono (2010:223)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas

tinggi di SDN 23 Batara Kota Palopo yang menerapkan pembelajaran sosidrama,

yaitu kelas III, IV dan kelas V. Kelas III terdiri dari dua kelas yaitu kelas IIIa dan
12

Kelas IIIb, kelas IV terdiri dari dua kelas yaitu kelas IVa dan IVb, dan kelas V terdiri

dari dua kelas yaitu kelas Va dan Vb.

2. Sampel

Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto,

2006:131). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

probability sampling dengan jenis teknik simple random sampling. Teknik simple

random sampling adalah teknik yang pengambilan sampelnya dilakukan secara acak

dari sebuah populasi yang telah ditentukan tanpa memperhatikan tingkatan

kemampuan yang dimiliki individu dalam populasi tersebut.

D. Instrumen Penelitian

1) Uji Validitas Instrumen

Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam

mengukur apa yang harus diukur. Uji valididtas dilakukan dengan

menggunakan rumus korelasi Person Product:


n(∑XY)-(∑X).(∑Y)
ri =

(1)
(Meyers, 2003: 45)

Keterangan :
ri : Koefisien korelasi
n : Jumlah responden
Y : Jumlah skor total seluruh item
X : Jumlah skor tiap item
13

2) Uji Relibialitas instrumen

Uji relibialitas instrumen dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat

pengumpul data instrumen yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan

dengan menggunakan rumus alpha.

r11 =

(2)

(Cohen, 2007: 160)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes: Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes adalah

sejumlah pertanyaan/pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang

ia ketahui (Arikunto, 2006).

2. Observasi: disamping teknik tes, maka dalam pendekatan data lain yang esensial

dan dapat menunjang data yang lain, maka akan digunakan pula teknik observasi

yaitu pengamatan langsung dilapangan serta mencatat partisispasi, kejadian dan

perubahan reaksi selama mengikuti pelaksanaan metode sosiodrama.

Tabel 1. Kriteria penentuan hasil observasi

Persentase Kriteria
80 % - 100 % Sangat tinggi
60 % - 79 % Tinggi
40 % - 59 % Sedang
20 % - 39 % Rendah
14

0 % - 19 % Sangat Rendah
Sumber: Abimanyu (1983: 26)
3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk

memperoleh data tentang siswa yang menjadi subjek penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif untuk

menunjukkan gambaran pelaksanaan metode sosiodrama dan gambaran kemampuan

mengungkapkan isi cerita pada siswa. Nilai statistik deksriptif meliputi rata-rata,

simpangan baku, rerata tertinggi, rerata terendah, dan persentase perubahan pretest

dengan posttest. Selain itu data skor variabel terikat ditampilkan dalam bentuk grafik.

Untuk kepentingan tersebut, maka dilakukan perhitungan rata-rata dengan rumus:

Me=
∑ Xi
n (Sugiyono, 2007: 49)
Di mana:
Me : Mean (rata-rata)
∑ : Jumlah
Xi :Nilai X ke i sampaike n
n : Banyaknya subjek

2. Analisis Statistik Inferensial

Menguji hipotesis ada tidaknya pengaruh pelaksanaan metode sosiodrama

terhadap kemampuan mengungkapkan isi cerita setelah diberi perlakuan berupa


15

metode sosiodrama, maka dirumuskan hipotesis yang disesuaikan dengan uji

hipotesis yang digunakan.


16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Kemampuan Mengungkapkan Isi Cerita Sebelum dan Sesudah


Diberikan Metode Sosiodrama pada Siswa di SDN 23 Batara Kota Palopo

Tingkat kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23 Batara

Kota Palopo untuk kelompok eksperimen saat pretest sebanyak 3 responden atau 15

persen berada pada kategori tinggi dan 17 responden atau 85 persen berada pada

kategori sedang. Setelah diberikan perlakuan berupa metode sosiodrama sebanyak 2

kali, maka tingkat kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23

Batara Kota Palopo, dimana sebanyak 20 responden atau 100 persen berada pada

kategori sangat tinggi, yang berarti semua responden berada pada kategori sangat

tinggi.

Tingkat kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23 Batara

Kota Palopo pada kelompok kontrol saat pretest secara umum berada pada kategori

sedang yakni sebanyak 4 responden atau 20 persen berada pada kategori tinggi dan 16

responden atau 80 persen berada pada kategori sedang. Namun saat postest kondisi

tersebut tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana 15 responden atau 75

persen pada kategori tinggi dan 5 responden atau 25 persen pada kategori sedang

berarti kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23 Batara Kota

Palopo kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan metode konvensional tidak

mengalami perubahan yang signifikan.


17

2. Pengaruh Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan


Mengungkapkan Isi Cerita pada Siswa di SDN 23 Batara Kota Palopo

Untuk mengetahui pengaruh metode sosiodrama untuk meningkatkan

kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23 Batara Kota Palopo

melalui analisis statistik inferensial untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini dengan menggunakan uji statistik nonparametric dengan Uji

Mann-Whitney..

a. Uji normalitas data

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji One Sample

Kalmogorovsmirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah “bahwa

jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi

normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak

normal”

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data (terlampir). diketahui

bahwa nilai signifikansi sebesar 0,20 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang di uji berdistribusi normal. Oleh karena itu persyaratan

uji hipotesis salah satu telah dipenuhi.

b. Uji homogenitas Data

Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas diketahui bahwa nilai signifikansi

varibel ekperimen berdasarkan variabel kontrol = 9,085 > 0,05, artinya data varibel

data kelompok ekperimen berdasarkan data kelompok kontrol mempuyai varian yang

sama.
18

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk mengungkap perbedaan yang

signifikan antara siswa yang diberikan metode sosiodrama dengan siswa yang

diberikan metode konvensional untuk meningkatkan kemampuan mengungkapkan isi

cerita pada siswa di SDN 23 Batara Kota Palopo, sebelum mengetahui perbedaan

tersebut maka harus diubah hipotesisnya menjadi hipotesis kerja yaitu: “Tidak ada

perbedaan yang signifikan nilai antara siswa yang diberikan metode sosiodrama

dengan siswa yang diberikan metode konvensional untuk meningkatkan kemampuan

mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23 Batara Kota Palopo Adapun kriteria

pengujiannya adalah Tolak Ho jika jika p-value < 0,05.

Berdasarkan data empirik hasil analisis statistik menunjukkan perolehan nilai

adalah 0.000 (0.000 < 0.05) (terlampir). Berdasarkan uji hipotesis ternyata hipotesis

nihil (Ho) dinyatakan ditolak dan konsekuensinya hipotesis kerja (Ha) diterima, maka

dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan nilai antara siswa yang diberikan

metode sosiodrama dengan siswa yang diberikan metode konvensional.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan nilai

antara siswa yang diberikan metode sosiodrama dengan siswa yang diberikan metode

konvensional untuk meningkatkan kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa

di SDN 23 Batara Kota Palopo, artinya semakin diberi metode sosiodrama, maka

akan diikuti dengan meningkatnya kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa

di SDN 23 Batara Kota Palopo.


19
20

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Gambaran tingkat kemampuan mengungkapkan isi cerita pada kelompok

eksperimen yang telah diberi perlakuan berupa metode sosiodrama sebanyak 2

kali, ternyata menunjukkan peningkatan kemampuan mengungkapkan isi cerita.

Hal ini disebabkan karena tingkat kemampuan mengungkapkan isi cerita pada

siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari kategori sedang menjadi

sangat tinggi. Lain halnya dengan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan

berupa metode konvensional ternyata menunjukkan perubahan yang tidak

signifikan yakni dari ketegori sedang meningkat ke kategori tinggi.

2. Ada perbedaan yang signifikan nilai antara siswa yang diberikan metode

sosiodrama dengan siswa yang diberikan metode konvensional untuk

meningkatkan kemampuan mengungkapkan isi cerita pada siswa di SDN 23

Batara Kota Palopo.

B. Saran-Saran

Hasil penelitian ini maka disarankan pada guru sekolah dapat menggunakan

metode sosiodrama dalam menangani masalah-masalah yang dialami oleh siswa

secara terprogram dan bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait. Kepada kepala

sekolah, hendaknya dapat bekerjasama dengan guru dalam menangani masalah-

masalah siswa khusunya untuk meningkatkan penuasaan metode atau model

pembelajaran yang lebih pada setiap guru.


21

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Browne, Rollo. 2005. Towards A Framework For Sociodrama. A Thesis Presented to


the Board of Examiners of the Australia and New Zealand: Psychodrama
Association Incorporated.

Cohen, L. Manion, L dan Morisson, K. 2007. Research Methods in Education. Sixt


Edition. New York: Routhledge.

Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Faisal, M. 2010. Kajian Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan


Nasional.

Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.


Jakarta: Bumi Aksara.

Meyers, J.L. & Well, A.W. 2003. Research Design and Statistical Analysis. London:
Lawrence.

Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudjana, Nana. 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah production.

Sudrajat, Ahmad. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kauntitatif, Kualitatif


dan R&D. Bandung: Alfabeta.
22

LAMPIRAN
JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN

1. Honor
Waktu
Pelaksana Honor (Rp) (jam/minggu Minggu Total Honor (Rp)
)

Peneliti - - - -
Sub total (Rp) -

2. Peralatan Penunjang

Justifikasi Harga Satuan Harga Peralatan


Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) Penunjang (Rp)

- - 1 - -

Sub total (Rp) -


3. Bahan Habis Pakai
Justifikasi Harga Satuan Harga Peralatan
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) Penunjang (Rp)
Penyusunan
angket, lembar
Kertas A4 3 Rp. 32000,- Rp. 96000,-
observasi dan
Laporan
Penyusuna
Tinta Printer nangket, lembar 2 Rp. 180000,- Rp. 360000,-
observasi, laporan
Sub total (Rp) Rp. 456.000,-

4. Transportasi

Total Harga
Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan (Rp)
Perjalanan (Rp)
Pengambilan
Perjalanan ke
sampling data 4 Rp. 20000,- Rp. 50000,-
instansi
teknis
23

Perjalanan ke
- - - -
instansi
Perjalanan ke
Pengujian hasil 3 Rp. 20000,- Rp. 60000,-
instansi
Perjalanan ke Pengambilan data Rp. 20000,-
2 Rp. 40000,-
instansi hasil pengujian
Sub total (Rp) Rp. 150.000,-

4. Lain-lain
Justifikasi Harga Satuan
Kegiatan Kuantitas
Pemakaian (Rp) Total Harga (Rp)
Laporan - - - -

Sub total (Rp) -

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN (Rp) -

Anda mungkin juga menyukai