PDF Conceptual Framework
PDF Conceptual Framework
A CONCEPTUAL FRAMEWORK
Disusun Oleh :
Syahwa Uswatun Nikmah (120110150005)
Lailatur Rahmi (120110150008)
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul ” A Conceptual
Framework” dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang banyak. Tugas makalah ini
disusun
berdasarkan dari sumber buku.
Penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Memed Sueb S.E., MS., Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori
Akuntansi.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. ................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 33
BAB I............................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 6
BAB III ............................................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
“Sistem yang koheren dari tujuan yang saling berkaitan & fundamental yang diharapkan
dapat menyebabkan standar yang konsisten dan yang mengatur dasar, fungsi dan batas-batas
akuntansi keuangan dan pelaporan”. Namun tidak semua akuntan memiliki pendapat yang
sama terhadap kehadiran conceptual framework ini. Beberapa akuntan berpendapat bahwa
membuat general theory melalui sebuah conceptual framework tidak diperlukan. Mereka
beralasan bahwa mereka dapat tetap bertahan didalam pelaksanaan profesi akuntan tanpa
sebuah teori.
Pernyataan tersebut memang benar, namun muncul beberapa masalah terkait praktik
didalam akuntansi karena tidak adanya general theory of accounting yang terstruktur. Salah
satunya adalah, praktik akuntansi dinilai sangat permissivedan tidak konsisten. Tiap-tiap
entitas diperbolehkan untuk memilih metode akuntansinya sendiri.
Oleh karena itu, conceptual framework memiliki beberapa manfaat dan peran penting,
yaitu :
1. Financial reporting requirements dapat lebih konsisten dan logis. Misalnya, kini
seluruh entitas diharuskan menggunakan fair value dalam penilaian aset-nya.
2. Adanya regulations yang memaksa pihak-pihak yang bertanggungjawab untuk
membuat laporan yang sesuai dengan framework .
3. Pihak-pihak yang menyusun financial report dapat lebih bertanggung jawab, karena
seluruh requirements dalam membuat financial report telah tertera jelas didalam
framework.
4. Meminimalisir resiko dari over-regulation.
5. Baik preparers maupun auditors dapat lebih memahami financial reporting
requirementsyang mereka buat atau periksa.
6. Pengaturan financial reporting requirementsdapat lebih economical, karena tiap
issues yang muncul tidak perlu diperdebatkan kembali dari berbagai sudut pandang.
2.2 Tujuan Conceptual Framework
Tujuan dari conceptual framework adalah untuk memberikan pedoman dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum.IASB dan FASB menjelaskan
tujuan utama financial reporting adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang
berguna kepada users, baik ituinvestor maupuncreditor. Informasi tersebut akan dipilih
Mendefinisikan tujuan dari laporan keuangan.
Mengidentifikasi karakter kualitatif yang membuat informasi dari laporan keuangan
berguna.
Mengidentifikasi elemen dasar dari laporan keuangan dan konsep untuk
pengakuan dan pengukuran dari laporan keuangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi yang:
1. Bermanfaat dalam membuat keputusan kredit dan investasi oleh pihak yang ingin
memahahi kegiatan ekonomi dan bisnis perusahaan.
2. Membantu kreditor dan investor yang ada atau potensial, serta users lain dalam
menentukan jumlah, waktu dan ketidakpastian cash flow di masa yang akan datang.
3. Mengenai sumber-sumber ekonomi, tuntutan terhadap sumber ekonomi, dan
perubahan di dalamnya.
setters. Perubahan ini sendiri tentu akan membawa benefit lebih banyak, karena dapat
memperjelas komunikasi mengenai peraturan dan meningkatkan ketelitian tanpa perlu
peraturan yang lebih detail lagi. Lebih lanjut lagi, Nobes mengidentifikasi enam contoh
peraturan yang lebih bersifat rules-based, yakni mengenai lease accounting, employee
benefits, financial assets, government grants, subsidiaries dan equity accounting.
c. Menyediakan detail yang cukup dan struktur yang bisa dioperasikan dan bisa
diaplikasikan secara konsisten.
Information for decision making secara tidak langsung mencakup lebih luas dari
informasi mengenai stewardship. Pertama, karena pengguna dari financial information luas
dan mencakup seluruh menyedia sumber daya. Kedua, informasi akuntansi dilihat sebagi
input data untuk prediksi model bagi users. Maka, kita harus memastikan data apakah yang
benar-benar dibutuhkan untuk memprediksi performa masa depan dan posisinya. Ketiga,
ketika stewardship berfokus pada kejadian di masa lalu untuk melihat apa saja yang sudah
dicapai, prediksi berpatokan pada masa depan. Informasi akuntansi untuk pihak eksternal
memang berdasarkan kejadian di masa lalu, namun masa depan tidak dapat diabaikan begitu
saja ketika masa depan secara tegas dijadikan objective of accounting .
Overall
Accounting Theory
THE DECISION THEORY PROCESS
a. Fokus pada perubahan dalam environment sejak orginal frameworks pertama kali
diisukan, demikian juga terhadap kelalaian di original frameworks, dengan tujuan
untuk dapat menciptakan framework yang berkembang, utuh, dan dapat mencakup
frameworks yang telah ada secara efektif dan efisien
b. Memberikan prioritas untuk menujukan dan mendiskusikan tiap isu di setiap fase yang
memiliki kemungkinan menguntungkan Boards dalam jangka pendek; yakni cross-
cutting issues yang memberi dampak tertentu dalam project mereka, baik untuk
standar baru maupun standar yang sudah direvisi. Sekaligus, tahap dari project
tersebut akan dilakukan secara simultan dan Boards akan mengharapkan keuntungan
dari terlaksananya project tersebut
Fase Topik
C Measurement
D Reporting Entity
Pendapat ini disetujui banyak pihak, namun juga mendapat sanggahan dari pihak-pihak lain
karena dikhawatirkan tujuan dari stewardship tidak cukup ditekankan, ketika fungsi
financial statements untuk menyediakan info bagi pengguna dan dapat memprediksi masa
depan terlalu ditekankan. Padahal di negara-negara Eropa, stewardship adalah kunci dari
corporate governance dan peraturan perusahaan.
understability,
relevance,
reliability, dan
comparability.
Conceptual framework yang telah ada ternyata menuai kritik dari berbagai negara.
Conceptual framework harus menggunakan pendekatan yang scientific, sehingga validasi
framework harus dapat dijelaskan secara logis dan empiris. Tujuan pembuatan conceptual
frameworks adalah untuk menjawab segala pertanyaan-pertanyaan mengenai standar
akuntansi. Conceptual frameworks juga memberikan arahan dan keputusan bagi akuntan
praktisi dalam menjelaskan informasi yang relevan untuk pembuatan keputusan ekonomi.
penemuan lokasi tambang minyak dan gas alam yang berhasil, jika tidak berhasil,
maka beban tersebut dikurangi langsung terhadap pendapatan pada periode tersebut.
Sedangkan, pada prinsip full cost, semua beban yang berkaitan dengan penemuan
lokasi tambang minyak dan gas alam baru (tanpa memperhatikan hasilnya) boleh
dikapitalisasi.
3. Tidak menyelesaikan masalah estimasi.
ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta.
Teori ini bertujuan menjelaskan, meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik akuntansi.
Teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana
interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata. Sedangkan normative accountinga
dalah penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi kelayakan suatu
perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, sehingga lebih
menjelaskan praktik-praktik akuntansi yang seharusnya berlaku (it should be).
Menurut Tinker, terdapat cara lain untuk mengesahkan tingkat teoritikal yaitu dengan
sub-divisi dari akuntansi, tapi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Mautz dan Sharaf juga
mempertanyakan kompatibilitas dari pelayanan auditing dan consulting. Mereka
merekomendasikan pemisahan untuk kedua tipe pelayanan ini untuk menjaga independensi
dari auditor.
Pada tahun 1980, fokus debat secara teoritis berfokus pada struktur dan cara
perhitungan dalam hal mengumpulkan bukti dan proses evaluasi. Knecehel menjelaskan ini
sebagai pertumbuhan pesat pada praktik audit, peningkatan teknologi, dan kebutuhan untuk
mengurangi biaya pada audit proses.
Pada tahun 1990, Knechel menghadapi hambatan yang mencakup tekanan dari klien
kepada auditor untuk mengurangi biaya dan memberikan nilai yang lebih. Hal ini membuat
praktik audit menjadi lebih bergantung pada memeriksa sistem kontrol klien dan juga
mencari dan mengumpulkan bukti dari financial statement yang dibuat sendiri oleh sistem
tersebut, dibandingkan dengan direct testing pada transaksi dan account balance.
Resiko bisnis audit adalah suatu bentuk audit yang mempertimbangkan resiko klien
sebagai bagian dari prosesaudit evidence (1970). Audit risk model meminta auditor untuk
memperhatikan resiko dari opini audit yang tidak sepantasnya sebagai fungsi dari inherent
risk , resiko dimana sistem kontrol dari klien tidak dapat mencegah dan mendeteksi
kesalahan tersebut, dan resiko dimana prosedur auditpun tidak dapat mendeteksi kesalahan
tersebut.
Resiko Bawaan ( Inherent Risk), yaitu kerentanan suatu saldo akun atau golongan
ansaksi terhadap suatu salah saji yang material. Biasanya resiko ini telah ada dari awal dikarenakan sifat bisnis dari entitas yang bersangku
gendalian (Control Risk), merupakan resiko yang baru akan muncul dan terdeteksi pada saat pemeriksaan internal control. Entitas yang re
rnal controlnya lemah.
Deteksi (Detection Risk), adalah resiko yang muncul karena auditor tidak mampu menemukan kesalahan dikarenakan kurang menggunakan
BAB III
PENUTUP
3.1Simpulan
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan Tujuan dari pelaporan keuangan menurut SFAC
NO. 1 (Statement of Financial Accounting Concepts) : Pelaporan keuangan memberikan
informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam
mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Informasi tersebut
harus bersifat comprehensive bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang
kegiatan bisnis dan ekonomi dan memiliki kemauan untuk memelajari informasi dengan
cara yang rasional.
Godfrey Jayne, et al. 2010. Accounting Theory. Sevent Edition JOBLIST.“Kerangka Kerja Konseptual”
(Diakses
tanggal 10 September 2017)