Anda di halaman 1dari 6

Dari Buku

DIy dibentuk dengan UU No.3 Tahun 1950 tentang pembentukan daerah


istimewa.

Dibentuk berdasar kan UU No. 13 tahun 2012

Kewenangan dalam urusan keistimewaan DIY meliputi

1. Tata cara pengisian jabaatan,kedudukan tugas,dan wewenang gubernur


serta wakil
2. Kelembagaan peerintah DIY
3. Kebudayaan
4. Pertahanan
5. Tata ruang

SUMber 1
Yogyakarta (1945-sekarang)
Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disebut DIY, adalah daerah provinsi
yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia[76]. Keistimewaan adalah
keistimewaan kedudukan hukum yang dimiliki oleh DIY berdasarkan sejarah dan
hak asal usul[77] menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 untuk mengatur dan mengurus kewenangan istimewa[78]. Kewenangan
Istimewa adalah wewenang tambahan tertentu yang dimiliki DIY selain wewenang
sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tentang pemerintahan daerah [79].
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah istimewa sejak pembentukannya
secara de jure tahun 1950[80], maupun sejak pengakuannya secara de facto pada
1945[81]. Dalam undang-undang pembentukan DIY[80], DIY berkedudukan hukum
sebagai daerah istimewa setingkat provinsi. Sedang keistimewaannya terletak
pada pengangkatan kepala daerah istimewa dan wakil kepala daerah istimewa
dari Sultan dan Paku Alam yang bertahta. Namun, bentuk keistimewaan DIY tidak
dicantumkan dalam undang-undang pembentukan tetapi hanya dalam undang-
undang pemerintahan daerah yang mengatur semua daerah di Indonesia secara
umum[82]. Dengan realitas ini, pada tahun 1965 kedudukan hukum DIY diturunkan
menjadi daerah provinsi biasa[83], dan akhirnya pada tahun 1999 dan 2004
keistimewaan DIY memasuki wilayah kekosongan hukum[84].
Pasca penerbitan UU 13/2012, keistimewaan DIY meliputi (a). tata cara pengisian
jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur; (b).
kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; (c). kebudayaan; (d). pertanahan; dan (e).
tata ruang[85]. Keistimewaan dalam bidang tata cara pengisian jabatan, kedudukan,
tugas, dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur antara lain syarat khusus
bagi calon gubernur DIY adalah Sultan Hamengkubuwana yang bertahta, dan
wakil gubernur adalah Adipati Paku Alam yang bertahta. Gubernur dan Wakil
Gubernur memiliki kedudukan, tugas, dan wewenang sebagaimana Gubernur dan
Wakil Gubernur lainnya, ditambah dengan penyelenggaran urusan – urusan
keistimewaan[86]. Keistimewaan dalam bidang kelembagaan Pemerintah Daerah
DIY yaitu penataan dan penetapan kelembagaan, dengan Perdais, untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
masyarakat berdasarkan prinsip responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan
partisipasi dengan memperhatikan bentuk dan susunan pemerintahan asli [87].
Keistimewaan dalam bidang kebudayaan yaitu memelihara dan mengembangkan
hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma,
adat istiadat, benda, seni, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat DIY,
yang diatur dengan perdais[88]. Keistimewaan dalam bidang pertanahan yaitu
Kasultanan dan Kadipaten berwenang mengelola dan memanfaatkan tanah
Kasultanan dan tanah Kadipaten ditujukan untuk sebesar-besarnya
pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial, dan kesejahteraan masyarakat[89].
Keistimewaan dalam bidang tata ruang yaitu kewenangan Kasultanan dan
Kadipaten dalam tata ruang pada pengelolaan dan pemanfaatan tanah
Kasultanan dan tanah Kadipaten[90].

Sumber 2
Yogyakarta disebut sebagai daerah istimewa karena hingga kini masih berbentuk
kerajaan. Sejak kapan Yogyakarta memiliki julukan sebagai Daerah Istimewa
Yogyakarta?
Tepatnya sejak tanggal 15 Agustus 1950, Undang-Undang Republik Indonesia
mengukuhkan bahwa Yogyakarta merupakan daerah istimewa yang setara
dengan provinsi. Keistimewaan ini digambarkan dalam undang-undang melalui
status Yogyakarta yang istimewa dengan sistem otonomi daerah yang khusus.
Keberadaan Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman sejak zaman
dahulu, menjadi cikal bakal munculnya keistimewaan. Pembicaraan untuk
membentuk Yogyakarta sebagai daerah istimewa sebetulnya sudah bermula
sebelum Indonesia merdeka. Namun, tak bisa dengan mudah menyematkan kata
istimewa, butuh sebuah rumusan undang-undang untuk membuatnya sah di mata
hukum.
Untuk mengukuhkan kedudukan Yogyakarta, membutuhkan waktu yang sangat
lama. Bahkan ketika sidang RUU, sempat terjadi perbedaan pendapat antara BP
KNID dengan kedua penguasa di Yogyakarta. BP KNID menginginkan supaya
Yogyakarta menjadi daerah biasa seperti daerah umumnya. Sedangkan kedua
penguasa monarki di Yogyakarta ingin supaya Yogyakarta menjadi daerah yang
istimewa. Hingga akhirnya, hasil dari sidang tersebut membentuk RUU berjumlah
10 pasal dan disetujui oleh kedua pemimpin monarki.
Selanjutnya, kedua raja mengeluarkan maklumat sebagai bentuk persetujuan
dengan BP DPR DIY pada 18 Mei 1946. Melalui maklumat tersebut, secara resmi
nama Daerah Istimewa Yogyakarta disematkan dan menjadi tanda dari
bersatunya kedua monarki yang ada di Yogyakarta.

Ilustrasi Jalanan Malioboro, Yogyakarta. Foto: Shutter Stock


Undang-Undang Mengatur Hak Memiliki Otonomi Daerah Khusus
Seperti dikutip dari laman resmi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
dalam sebuah tulisan berjudul 'Sejarah Keistimewaan Yogyakarta' menyebut
bahwa Indonesia dengan ibu kota Yogyakarta hanya merupakan negara bagian
dari Republik Indonesia Serikat (RIS) yang memiliki kedudukan di Jakarta hingga
17 Agustus 1950. Setelahnya hal itu diatur ke dalam sebuah perundang-
undangan.
“Secara formal dibentuk dengan UU Nomor 3 Tahun 1950 yang diubah dengan UU
No. 19 Tahun 1950. Kedua UU tersebut diberlakukan mulai 15 Agustus 1950
dengan PP No. 31 Tahun 1950. UU 3/1950 tentang Pembentukan Daerah
Istimewa Yogyakarta sangatlah singkat (hanya 7 pasal dan sebuah lampiran daftar
kewenangan otonomi)” tulis di laman tersebut.
Kedua UU itulah yang kemudian diberlakukan pada 15 Agustus 1950 dengan PP
Nomor 31 Tahun 1950, meski tanggal penetapannya pada 3 Maret 1950. Hanya
ada 7 pasal di dalamnya. Masing-masing mengatur soal nama keistimewaan, ibu
kota, dewan perwakilan rakyat, juga urusan rumah tangga.
Dari perundang-undangan tersebut diatur wilayah, ibu kota, jumlah anggota
DPRD, macam-macam kewenangan, serta aturan yang sifatnya peralihan. Di
dalam UU Nomor 3/1950, disebutkan secara jelas bahwa Yogyakarta merupakan
daerah istimewa setara provinsi namun bukan provinsi. Daerah Istimewa
Yogyakarta bukanlah sebuah kerajaan konstitusional.
Penamaan daerah istimewa setara dengan provinsi dan sebetulnya mirip dengan
provinsi namun memiliki konsekuensi hukum dan politik yang berbeda.
Contohnya dalam hal kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Sumber 3
6 alasan mengapa Yogyakarta menjadi Daerah Istimewa

==================================================================
==================

1. Kebudayaan sistem kerajaan yang telah melekat.

Quote:
Sebelum bergabung dengan Negara kesatuan Republik Indonesia, Yogyakarta memiliki
sistem pemerintahan berbentuk kerajaan (Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat dan
Pakualaman) dan kebudayaan sistem pemerintahan kerajaan masih melekat pada
masyarakat ataupun aparat di pemerintahan Jogja yang selalu patuh dan mengikuti
semua peraturan yang di keluarkan oleh raja. Seperti halnya individu yang tak ingin
kehilangan identitasnya, maka masyarakat Yogyakarta akan mempertaruhkan diri untuk
identitas budaya tersebut. Keistimewaan Yogyakarta merupakan mahar atas
bergabungnya Ngayogyakarto ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Amanat Sri Sultan yang kemudian disebut Amanat 5 September tersebut


merupakan bentuk dukungan Kerajaan Ngayogyakarto Hadiningrat terhadap
NKRI.

Quote:
Ketika Indonesia diproklamasikan sebagai suatu negara merdeka oleh Soekarno Hatta,
sebenarnya Kerajaan Yogyakarta dan begitu juga kerajaan-kerajaan lain di wilayah
bekas jajahan Belanda bisa saja melepaskan diri dari NKRI. Namun ternyata Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII memberikan dukungan terhadap NKRI dan
dalam amanat yang ditandatangani Sri Sultan bersama Paku Alam menyatakan “Bahwa
Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari
Negara Republik Indonesia.” Isi lain dari amanat Sri Sultan tersebut adalah, “Bahwa
kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri
Ngajogjakarta Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada
dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat mulai
saat ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja kamipegang
seluruhnya.”

3. Amanat Paku Alam VIII yang menyatakan,

Quote:
“Bahwa Negeri Paku Alaman jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari
Negara Republik Indonesia.” Berikutnya, “Bahwa kami sebagai Kepala Daerah
memegang segala kekuasaan dalam Negeri Paku Alaman, dan oleh karena itu
berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam
Negeri Paku Alaman mulai saat ini berada ditangan Kami dan kekuasaan-kekuasaan
lainnja Kami pegang seluruhnja.”

4. Keistimewaan Yogyakarta juga di dukung oleh para founding father terutama


soekarno dengan payung hukum piagam penetapan.

Quote:
Payung hukum ini sebenarnya sudah dikeluarkan oleh Soekarno yang duduk di
BPUPKI dan PPKI pada 19 Agustus 1945. Piagam penetapan ini kemudian diserahkan
kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII pada 6 September 1945.
Isi piagam penetapan itu adalah, “Piagam Kedudukan Sri Paduka Ingkeng Sinuwun
Kangjeng Sultan Hamengku Buwono IX, Kami, Presiden Republik Indonesia,
menetapkan:

Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo,


Abdurrahman Sayidin Panotogomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX Ing Ngayogyakarta
Hadiningrat, pada kedudukannya, Dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kangjeng
Sultan akan mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga, untuk keselamatan
Daerah Yogyakarta sebagai bagian daripada Republik Indonesia.
5. Keistimewaan Yogyakarta dikuatkan dalam hal Sejarah Pembentukan
Pemerintahan DIY

Quote:
Terkait dengan perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia sesuai UUD 1945, Pasal
18 & Penjelasannya yang menjamin hak asal-usul suatu daerah sebagai daerah swa-
praja (zelfbestuurende landschaappen).

6. Berdasar putusan Mahkamah tentang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Quote:
Saat ini Yogyakarta merupakan salah satu daerah istimewa yang dimiliki Indonesia.
“Yogyakarta menjadi daerah istimewa karena faktor sejarah”.

Anda mungkin juga menyukai