9 Contoh Penerapan
Untuk lebih menanamkan pengertian dan memperdalam pemahaman dari pokok-
pokok bahasan dalam bab ini, berikut ini diberikan beberapa contoh penerapan. Contoh-
contoh mencakup tegangan dan gaya resultanta tegangan kasus deformasi aksial
murni, lentur murni dan torsi murni.
Penyelesaian:
Untuk contoh ini, kita dapat menerapkan hubungan gaya aksial sentris dengan
tegangan merata seperti diatur oleh Pers. (5.3.3). Dengan demikian, tegangan normal
merata adalah
N N 5,400,000 N
30.10 6 N / m 2 30 MPa (5.9.1)
A bd (0.3 m)(0.6 m)
dengan distribusi seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 5.9.1(c).
1
Penyelesaian:
Untuk contoh ini, kita juga dapat menerapkan hubungan gaya aksial sentris
dengan tegangan merata seperti diatur oleh Pers. (5.3.3). Dengan demikian, resultanta
tegangan adalah gaya aksial sentris sebesar
N A (10 MPa)(0.3m)(0.6m)
(5.9.2)
1.810 6 N 1,800 kN
2
Gambar 5.9.3: Tegangan dan Gaya Resultanta, Contoh 5.3
Penyelesaian:
Untuk contoh ini, kita dapat menerapkan hubungan momen lentur dengan
tegangan ekstrim seperti diatur oleh Pers. (5.4.14), yaitu dengan memasukkan
y d / 2 . Dengan demikian momen lentur menjadi
( d / 2) 30 10 6 N / m 2 1
M I zz (0.3 m)(0.6 m) 3
d /2 0. 3 m 12 (5.9.3)
540 kN m
3
Gambar 5.9.4: Gaya Resultanta dan Tegangan, Contoh 5.4
Penyelesaian:
Untuk contoh ini, kita dapat menerapkan hubungan momen lentur dengan
tegangan normal seperti diatur oleh Pers. (5.4.14), yaitu
M z ( x) 300,000 N m (5.9.4)
( y) .y y
I zz 1
(0.3 m)(0.6 m) 3
12
Untuk serat ekstrim atas dan ekstrim bawah, dari Pers. (5.9.4) diperoleh tegangan-
tegangan sebesar
(d / 2) 16.67 MPa
(5.9.5)
(d / 2) 16.67 MPa
Contoh 5.5: Suatu batang dengan penampang berbentuk lingkaran dengan radius
R 0.3 m seperti dalam Gambar 5.9.5, mengalami ragam deformasi torsi
dengan gaya resultanta tegangan berupa momen torsi sebesar
T 300 kN m . Tentukan distribusi tegangan torsi yang koresponden.
Penyelesaian:
4
Untuk contoh ini, kita dapat menerapkan hubungan momen lentur dengan
tegangan ekstrim seperti diatur oleh Pers. (5.6.8c), yaitu dengan memasukkan y R .
Dengan demikian tegangan geser torsi menjadi
T ( x) 300,000 N m
(r ) .r r (5.9.6)
I px 1
(0.3 m) 4
2
yang untuk tegangan geser ekstrim, diperoleh dengan memasukkan nilai r R 0.3 m ,
dengan hasil
( R) 7.074MPa
Gambar 5.9.5: Gaya Resultanta dan Tegangan Geser Torsi, Contoh 5.5
5.10 Rangkuman
Dalam bab ini telah dibahas mengenai deformasi yang dapat dialami oleh
komponen batang. Bahasan mencakup tinjauan perpindahan, deformasi dengan
regangan sebagai parameter pengukur, dan intensitas gaya rekasi dengan tegangan
sebagai parameter pengukur tegangan kemudian diintegrasikan untuk mendapat gaya
resultanta tegangan, yang dengan kriteria keseimbangan kemudian dikaitkan dengan
perpindahan, dan perpindahan dengan gaya luar. Hubungan gaya luar, gaya reaksi dan
perpindahan sesamanya akan dikembangkan di dalam bab-bab selanjutnya.
Sebagai peningkatan pengertian serta pemahaman pokok-pokok bahasan,
beberapa contoh penerapan dalam perhitungan gaya resultanta yang koresponden
dengan distribusi tegangan, dan distribusi tegangan yang koresponden dengan gaya
resultanta tegangan, diberikan untuk masing-masing kasus deformasi aksial, lentur dan
deformasi torsi.