Deskripsi
Deskripsi
Innovation
Mindset
Deskripsi
Tuntutan bisnis saat ini menuntut adanya perubahan yang dinamis, terutama untuk terus
beradaptasi dengan dinamisnya perubahan ekspektasi pelanggan. Untuk menjawab tuntutan
tersebut, organisasi bisnis perlu memunculkan inovasi-inovasi yang lingkupnya dapat saja
meliputi proses, produk, pelayanan atau bahkan model bisnis baru. Hal tersebut didukung
oleh hasil survey MoSTI yang menunjukkan bahwa pada abad 21, perusahaan yang sukses
dalam bisnis apabila bisnisnya berbasiskan inovasi, seperti Apple, Microsoft, 3M, dll.
Creative thinking adalah proses berpikir sistemik, mulai dari pola berpikir kreatif sampai
dengan proses menerjemahkan gagasan-gagasan kreatif menjadi suatu bentuk inovasi yang
bermanfaat. Proses berpikir inovasi umumnya mengalami banyak hambatan, baik yang dating
dalam diri dan kebiasaan berpikir individu maupun lingkungan organisasi. Oleh sebab itu,
para pelaku organisasi dan karyawan harus memahami hambatan-hambatan tersebut untuk
kemudian menguasai pola pikir baru yang kreatif dan inovatif.
Pelatihan creative thinking ini akan mengajak peserta untuk memahami: pola pikir kreatif,
teknik merangsang munculnya ide-ide kreatif, penggunaan teknik-teknik berpikir kreatif, dan
langkah-langkah terapan untuk memonitor pelaksanaan proses inovasi ditempat kerja.
Customer, siapapun dia, akan selalu berubah dan membutuhkan sesuatu yang baru. Kemudian
setelah beberapa saat, dia akan merasa tidak puas dengan perubahan tersebut. Misalnya anda
sudah memiliki laptop. Namun kebutuhan anda berevolusi (change). Anda butuh spesifikasi
yang lebih besar. Anda tidak puas (discontent) dengan spesifikasi laptop yang sekarang
karena sudah tidak bisa menunjang pekerjaan anda.Maka kemudian, anda pasti akan mencari
solusi untuk problem tersebut. Biasanya dengan mencari selengkap mungkin data spesifikasi
laptop sekaligus harganya (research). Kemudian mulai membanding-bandingkan satu penjual
dengan penjual lain (comparation).
Setelah cukup mendapatkan informasi, customer akan menentukan mana yang akan dia beli
dan dari mana dia akan membeli. Namun sebelum melakukan pembelian, customer akan
dihinggapi rasa takut (fear) dulu. Apakah product yang dia beli benar-benar memenuhi
kebutuhannya, apakah dia membeli dari tempat yang tepat, apakah ada yang lebih mura. Hal-
hal seperti ini manusiawi. Apalagi semakin tinggi nilai barang, maka semakin besar rasa takut
akan hinggap.
Di sinilah kemampuan anda menganalisa keadaan sangat dibutuhkan. Anda harus dapat
membaca dan menjawab setiap ketakutan customer, dari yang terkatakan maupun yang tidak.
Sebab, sekali rasa takut ini hilang, maka customer akan memutuskan untuk melakukan
pembelian (commitment).
Setiap orang memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik. Salah satunya dengan
menggantikan kebiasaan lama yang buruk dengan kebiasaan baru yang tentunya lebih baik.
Namun keinginan tersebut sering kandas di tengah jalan karena niatan kita luntur seiring
waktu. Sebenarnya apa sih penyebab sulitnya mengubah kebiasaan. Ternyata ada 5 hal yang
harus diperhatikan dalam mengubah kebiasaan.
Lebih penting mana, fokus pada mengubah kebiasaan atau mengubah lingkungan sekitar?
Jika Anda menjawab mengubah kebiasaan, maka wajar saja Anda mengalami kesulitan.
Misal Anda ingin hidup sehat, maka siapkan makanan sehat di rumah. Hindari menyimpan
makanan yang tidak sehat di rumah. Dengan ketiadaan makanan tidak sehat, maka Anda pun
tidak akan tergoda untuk mencicipinya.
Perubahan dalam kehidupan tentu menimbulkan rasa tidak nyaman. Misalnya Anda ingin
membiasakan diri berolahraga. Tapi Anda menghabiskan hari libur dengan bersantai-santai.
Kebiasaan bersantai ini menyulitkan kita untuk memulai kebiasaan berolahraga. Atasilah hal
ini dengan perlahan-lahan menginggalkan kebiasaan lama. Mungkin bisa melakukan olahraga
sederhana di dalam rumah.
Optimisme memang menjadi modal utama dalam mengubah kebiasaan. Namun terlalu
berfokus pada hasil akhir tentu tidak baik. Misal saat Anda ingin diet. Gaya hidup dan cara
makan Anda langsung berubah drastis. Tentu ini tidak baik bagi tubuh dan tekad Anda.
Karena merasakan tidak enaknya perubahan ini, maka di tengah jalan tak jarang Anda
berhenti. Cobalah untuk perlahan-lahan mengikuti program diet yang Anda pilih.
Baru sekali berolahraga, Anda sudah membayangkan memiliki gaya hidup sehat. Namun
kenyataan berkata lain, Anda merasa keletihan setelah berolahraga. Kejadian ini membuat
Anda menyesali keputusan untuk berolahraga. Jika hal ini terjadi pada Anda, segera sadari
khayalan dan realitas adalah dua hal yang berbeda.
Hari ini Anda memutuskan untuk diet. Keesokan harinya Anda langsung menghindari
cemilan. Tentu Anda akan berpikir ‘betapa mudahnya merubah kebiasaan’. Menganggap
mudah keputusan untuk berubah sebetulnya sangat berisiko. Ya berisiko Anda cepat
melepaskan kebiasaan baru karena Anda beranggapan akan mudah lagi memulainya.
Maka cara yang paling tepat adalah tentukan tanggal pasti Anda ingin memulai kebiasaan
baru tersebut. Sambil menunggu hari H, lakukan berbagai persiapan untuk menghadapi
rintangan-rintangan yang bermunculan.
Tahapan Perubahan
Lihatlah ke sekeliling kita, tentu ada banyak orang yang tampaknya memiliki perilaku
mengganggu, biasanya tanpa disadarinya. Misalnya seseorang yang selalu cemberut, marah-
marah, cuek atau memiliki kebiasaan yang buruk seperti minum-minuman keras, merokok
berat dll. Secara alami dimulai dari hati nurani, kita selalu menginginan dia berubah dari
kondisinya saat ini. Saat kita maju untuk membantunya banyak reaksi yang mungkin
ditampilkan dan sering itu membuat kita yang ingin membantu menjadi sakit hati dan kesal
dengan tanggapannya.
Reaksi kita atas tanggapan buruknya akan lebih mudah kita pahami dan perbaiki jika kita
memahami adanya tahapan perubahan. Di tahun 1992, Prochaska, DiClemente, and Norcross
membuat transtheoretical model of client change. Dalam model ini, mereka mengajukan
bahwa terdapat lima tahapan dalam perubahan menuju kondisi yang lebih baik. Tahapan yang
selalu dialami tersebut adalah:
4. Action: Individu telah mulai berhasil dan terlibat dalam tindakan yang mengarah
dalam hasil yang diinginkan tapi belum mencapai hasil yang sesuai dengan yang
dicitakan.
Salah satu aspek lain dari berpikir kreatif ini bermimpi. Aktivitas mimpi ini, diyakini menjadi
salah satu kebutuhan penting dalam cara kerja otak, dan pada kenyataannya sangat sedikit
orang yang diketahui memiliki pernah berimimpi. Mengulangi mimpi yang pernah kami
alami, mungkin adalah sesuatu yang mungkin sulit. Ketika kita mencoba untuk berpikir
analitis mungkin sebuah gambar yang kita lihat dalam mimpi seolah-olah itu tidak ada
hubungannya dengan satu sama lain. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu itu sangat
mengganggu.
Brainstorming
Brainstorming adalah metode untuk memunculkan penyelesaian masalah yang kreatif dengan
mendorong anggota kelompok untuk melemparkan ide sembari menahan kritik atau
penilaian. Brainstorming, dalam banyak bentuknya, telah menjadi tool standar untuk ideation
(pengembangan ide baru). Barangkali ini karena fleksibilitasnya:
Teknik masukan acak (random input) adalah salah satu teknik yang digunakan untuk
memperoleh keterampilan berpikir kreatif (salah satu bagian dari keterampilan berpikir
tingkat tinggi/higher order thikning skills). Masukan acak adalah teknik berpikir lateral, yang
menggerakkan anda atau siswa anda di luar pola pemikiran biasa sehingga anda atau siswa
anda dapat mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif.