Anda di halaman 1dari 11

Ejaan Bahasa Indonesia Dalam Teks Pemakain Tanda Baca

Penulisan Unsur Serapan

OLEH

MAYA PUTRI AYU SINAGA

I1D120019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SENI TARI DRAMA DAN MUSIK

UNIVERSITAS JAMBI
1. Pemakaian tanda baca

Tanda baca seperti tanda titik (.),  koma (,),  tanda seru (!), dan tanda tanya (?) pastinya sudah
tidak asing bagi teman-teman. Di dalam sebuah kalimat, sangat mudah sekali teman-teman
menemukan tanda-tanda baca tersebut. Namun selain empat tanda baca itu, ternyata masih ada
beberapa tanda baca yang penting kamu ketahui penulisan dan penggunaannya dalam sebuah
kalimat.

Pemakaian dan penulisan tanda baca memang terkesan sepele, namun jika tidak tepat, makna
dari sebuah kalimat bisa berubah. Karena hal tersebutlah, penting mengetahui berbagai penulisan
dan pemakaian tanda baca-tanda baca yang ada dalam bahasa Indonesia, seperti di bawah ini.

 Tanda Titik (.)

Tanda baca yang satu ini hampir selalu bisa dijumpai dalam sebuah kalimat. Menjadi penanda
akhir dari rangkaian kata, tanda titik lazim diletakkan di akhir sebuah kalimat. Namun, ada juga
beberapa penulisan dan pemakaian tanda baca titik (.) lainnya yang harus kamu pahami.

Dipakai untuk mengakhiri singkatan yang belum resmi. Sebagai contoh, tanda ini ditaruh
setelah yang merupakan singkatan yang terhormat, hlm. yang merupakan singkatan
dari halaman, ataupun a.n. yang merupakan singkatan dari atas nama.

Tanda titik (.) tidak dipakai pada judul ataupun keterangan pengirim maupun tujuan pada
surat.

Dipakai untuk membatasi singkatan pada gelar sarjana dengan bidang yang diambilnya,
contohnya S.Pd yang merupakan sarjana pendidikan, S.E yang merupakan sarjana ekonomi,
maupun S.Hum yang merupakan singkatan dari sarjana humaniora.

Dipakai untuk mengakhiri angka ataupun huruf pada bentuk laporan ataupun tabel.

Dipakai dalam daftar pustaka sebagai pembatas antara keterangan yang satu dengan yang
lain. Contoh: Knight, John. 2001. Wanita Ciptaan Ajaib. Bandung: Indonesia Publishing House.
Dipakai sebagai pembatas untuk angka atau bilangan ribuan ataupun kelipatannya dan
dipakai pada pembatas jam dan menit dalam hitungan waktu. Contoh: Saat ini, jumlah penduduk
Jakarta hampir menembus 11.000.000 jiwa.

 Tanda Tanya (?)

Tidak terlalu sulit memakai dan meletakkan tanda baca yang satu ini dalam kalimat.
Berfungsi sebagai penunjuk kalimat tanya, tanda tanya kerap menggantikan posisi tanda titik (.)
di akhir kalimat. Hanya saja, jika (.) lebih mengarah pada kalimat pernyataan, tanda tanya (?)
cenderung mengarah pada  kalimat yang bersifat pertanyaan.

 Tanda Seru (!)

Satu lagi tanda baca yang sering menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir kalimat adalah
tanda seru (!). Tanda baca yang satu ini membentuk sebuah kalimat menjadi bersifat perintah
atau seruan. Akan tetapi, penggunaan tanda seru (1) juga biasa berfungsi untuk menegaskan,
mengajak, atau memengaruhi seseorang.

 Tanda Koma (,)

Ada beberapa fungsi dari tanda koma (,) yang cenderung ditemukan dalam percakapan
ataupun kalimat sehari-hari. Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan tanda koma (,) yang
tepat dalam bahasa Indonesia.

Menjadi pemerinci dalam sebuah kalimat yang memiliki subjek, objek, maupun keterangan
yang lebih dari dua. Pemakaiannya selalu berada di akhir kata yang dirincikan. Khusus pada kata
terakhir, pastikan (,) berada sebelum dan maupun atau yang menjadi kata hubung.

Contoh: Ibu membeli ayam, telur, sayuran, dan bumbu dapur di pasar.

Menjadi pemisah antara anak kalimat yang letaknya berada mendahului induk kalimat.

Contoh: Karena hujan lebat dan tidak membawa payung, Rina menjadi telat pulang ke rumah.

Menjadi pemisah antara petikan kalimat langsung dengan kalimat utama. Jika petikannya berada
belakang pengujar, tanda koma (,) diletakkan sebelum petikan langsung. Namun, jika petikan
kalimat langsungnya mendahului pengujar, tanda koma (,) diletakkan di akhir petikan, sebelum
tanda kutip (“).

Contoh:

Melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi basah kuyub, ibu lantas berkata, “Kamu pasti tidak
bawa payung.”

“Kamu pasti tidak bawa payung,” kata ibu saat melihat Andy tiba di rumah dengan kondisi basah
kuyub.

Menjadi pemisah antara nama dengan gelar.

Contoh: Akhirnya, ia berhasil menjadi sarjana dan kini ia bergelar Ayuningtias, S.E.

Menjadi pemisah nama pengarang yang dibalik pada daftar pustaka.

Contoh: Christian, Diego. 2016. Kepada Gema. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Menjadi pembatas antara satu keterangan dengan keterangan lain yang ada di catatan kaki.

Contoh: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka


Rakyat, 150), hlm. 20.

Mengapit keterangan tambahan di dalam kalimat.

Contoh: Pria yang hampir berusia 80 tahun tersebut, Pak Kusnan, rutin berjalan pagi keliling
kompleks tiap harinya.

 Tanda Titik Dua (:)

Meskipun jarang ditemui pada kalimat sehari-hari, kenyataannya tanda baca yang satu ini
masih penting digunakan dalam beberapa tipe tulisan, seperti berikut ini.

Dipakai untuk membatasi antara sebuah keterangan dengan rinciannya.

Contoh: Menjelang tahun ajaran baru, ibu sibuk membelikan kamu perlengkapan


sekolah: seragam, sepatu, peralatan tulis, juga tas.
Dipakai dalam dialog pada naskah drama yang membatasi antara pengujar dan kalimat yang
diucapkan.

Dipakai sebagai batas antara penerbit dengan kota penerbit dalam daftar pustaka.

Dipakai sebagai pembatas keterangan dalam tulisan yang bersifat laporan.

Contoh:

Nama                                   :

Tempat Tangga lahir        :

Alamat                                 :

Tanda Titik Koma (;)

Pada dasarnya, tanda baca yang satu ini bersifat hampir sama dengan tanda koma (,) di dalam
kalimat. Namun, titik koma (;) baru digunakan jika ada dua penempatan tanda koma (,) yang
salah satunya bersifat lebih tinggi daripada yang lain. Contohnya pada kalimat majemuk yang
memiliki rincian di dalamnya.

Contoh: Sebelum pergi berlibur; aku sudah menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan,


mulai dari pakaian, tiket hotel, kamera, sampai peralatan mandi.

 Tanda Hubung (-)

Tanda baca yang satu ini juga termasuk yang sering dijumpai penggunaannya dalam kalimat
sehari-hari. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang membaut tanda hubung harus dicantumkan
dalam sebuah kalimat.

Dipakai sebagai penghubung antara kata-kata yang mengalami pengulangan.

Contoh: Anak-anak bermain di taman hingga menjelang senja.

Dipakai sebagai penghubung antara imbuhan Indonesia dengan kata asing.

Contoh: Riasan wajahnya begitu rapi karena di-make up langsung oleh perias profesional.


 Tanda Pisah (—)

Sepintas tanda baca yang satu ini mirip dengan tanda hubung (-), hanya saja bentuknya lebih
panjang. Namun, tentu penggunaannya berbeda. Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan
tanda pisah (—) yang tepat dalam bahasa Indonesia.

Seperti fungsi tanda koma (,); tanda baca yang satu ini juga dipakai sebagai pengapit keterangan
tambahan dalam sebuah kalimat.

Menjadi pengganti kata sampai atau hingga dalam keterangan waktu.

Contoh:  Acara perpisahan pada malam itu berlangsung pukul 20.00—23.00.

 Tanda Petik (‘…’)

Ada dua pemakaian tanda petik yang penting dalam kalimat di bahasa Indonesia, seperti
berikut ini.

Dipakai mengapit istilah yang maknanya bersifat konotatif atau tidak sebenarnya.

Dipakai untuk mengapit makna kata yang memang dicantumkan dalam kalimat.

 Tanda Kutip (“…”)

Tanda baca yang satu ini sebenarnya adalah penggunaan ganda dari tanda petik. Hanya saja,
fungsinya jauh berbeda dari tanda petik. Beberapa pemakaian tanda kutip (“…”) yang tepat
kalimat di bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

Dipakai untuk mengapit judul rubrik, judul makalah, bab buku, atau judul karangan lain yang
berlum diterbitkan.

Contoh: Skripsinya berjudul “Analisis Perbandingan Dongeng-dongeng Nusantara dengan Cerita


Rakyat dari Negara Lain”.

Dipakai sebagai pengapit kalimat langsung.

Contoh: Pak RT menyampaikan, “Mulai bulan depan, besar iuran kebersihan akan ditingkatkan


menjadi dua kali lipat daripada semulai.”
 Tanda Garis Miring (/)

Sering dianggap sebagai tanda baca yang kurang formal, sebenarnya garis miring (/) punya
peran penting dalam persuratan, yaitu menjadi pembatas dalam nomor surat. Selain itu, pada
dasarnya fungsi tanda baca ini adalah menggantikan kata tiap.

2. Penulisan Unsur Serapan

Pengertian Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam
suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Masyarakat Indonesia sekarang, telah
banyak menggunakan kata – kata serapan. Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata
serapan adalah suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar,
gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya
menimbulkan dampak positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak
disadari oleh masyarakat.

Ironisnya, masyarakat kita kurang menyadari itu. Mereka justru menunjukkan pemahaman
yang rendah terhadap pemakaian bahasa. Hal ini mengakibatkan terjadinya kesalahan yang
berterima. Artinya, pemakaian bahasa tersebut salah tetapi karena banyak pemakai di masyarakat
akhirnya diterima.

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa
Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19. Dalam
perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di
lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke20.
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang
digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing
. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia
bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur
Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau
mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian,
Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra,
perangkat lunak, suratmenyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapat
dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Proses Penyerapan Kata Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau
kata dari bahasa lain, seperti bahasa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari
bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu
disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan
maupun penulisannya. Kata-kata seperti itulah yang dinamakan dengan Kata-Kata Serapan.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak
menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.

Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi,
yaitu :

a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya.

b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.

c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimya.

Ada beberapa proses atau cara masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia sehingga
bisa terserap. Di bawah ini adalah proses penyerapan tersebut :

1. Adopsi

Proses adopsi adalah terserapnya bahasa asing karena pemakai bahasa tersebut mengambil
kata bahasa asing yang memiliki makna sama secara keseluruhan tanpa mengubah lafal atau
ejaan dengan bahasa Indonesia. Contoh: Hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, dan
lain-lain.

2. Adaptasi

Proses adaptasi adalah proses diserapnya bahasa asing akibat pemakai bahasa mengambil
kata bahasa asing, tetapi ejaan atau cara penulisannya berbeda dan disesuaikan dengan aturan
bahasa Indonesia. Contoh: Option = Opsi Fluctuate = Fluktuatif Organization = Organisasi
Maximal = Maksimal

3. Penerjemahan

Proses penerjemahana terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung
dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia .
Contohnya : overlap = tumpang tindih try out = uji coba

4. Kreasi

Proses kreasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yanga da dalam
bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan.
Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Boleh saja kata yang
ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu
kata saja.

Contoh : effective = berhasil guna spare parts = suku cadang

Bentuk-Bentuk Serapan Bentuk-bentuk serapan dari bahasa asing yang lain adalah dari bahasa
Belanda, bahasa Sansekerta, bahasa Latin, dan bahasa Arab.

Contoh serapan dari bahasa Belanda :

paal → pal

riem → rim

octaaf → oktaf

politiek → politik
Contoh serapan dari bahasa Sansekerta :

catur-caturwarga caturwarga

sapta-saptamarga saptamarga

dasa-dasawarsa dasawarsa

Contoh serapan dari bahasa Arab :

khalal → halal

tawaqal → tawakal

Berikut ini beberapa contoh lain penulisan unsur serapan dari bahasa asing

1. c di muka e, i, oe, dan y menjadi s

central → sentral cen → sen cylinder → silinder

2. cc di muka o,u dan konsonan menjadi k

accomodation → akomodasi

acculturation → akulturasi

accumulation → akumulasi

3. kh (Arab) tetap kh

khusus → khusus

akhir → akhir

4. ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i

politiek → politik

riem → rim

5. ie tetap ie jika lafalnya bukan i


variety → varietas

afficient → efisien

6. oo (Belanda) menjadi o

komfoor → kompor

provoost → provos

7. oo (Inggris) menjadi u

cartoon → kartun

proof → pruf

8. ph menjadi f

phase → fase

physiology → fisiologi

9. q menjadi k

aquarium → akuarium

frequency → frekuensi

10. rh menjadi r

rhythm → ritme

rhetoric → retorika

11. xc di muka e dan i menjadi ks

exception → eksepsi

excess → ekses

Anda mungkin juga menyukai