Anda di halaman 1dari 4

Aplikasi Seismik Pantul Dangkal Untuk Identifikasi Sisa Kaksa Serta Daerah Cekungan Kundur

Kepulauan Riau

Suci Restu, Lantu, Sabrianto Aswad

Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Hasanuddin

Email: toalalarestu@gmail.com

Abstrak. Penelitian di daerah bekas tambang yang diduga masih meninggalkan sisa sedimen timah sekunder
yang berpotensi. Dalam proses penambangan tidak semua sampai pada basement yang merupakan batas
terbawah endapan timah sekunder atau kaksa. Sedimen kaksa yang masih tertinggal dari proses
penambangan yang masih berpotensi disebut sisa kaksa. Analisis dan interpretasi data seismik pantul
dangkal di perairan laut Kundur Kepulauan Riau, adapun data pendukung berupa data bor. Dari interpretasi
menghasilkan data meliputi data kedalaman dasar laut (seafloor), sisa kaksa, lembah purba dan kedalaman
batuan dasar (basement). Lintasan penelitian dibagi menjadi 2 blok horisontal dengan yang arahnya dari
Barat daya ke Timur laut. Dari hasil interpertasi diperoleh daerah lembah dan sisa kaksa yang masih
berpotensi .Pada penelitian ditemukan luas total yang masih berpotensi (sisa kaksa) berkisar 258219,1137 m2
dari 15 lokasi diperoleh sumber daya hipotetik kurang lebih 246,5087794 ton, sedangkan untuk daerah yang
diduga sebagai lembah diperoleh 4 lokasi dengan luas total berkisar 622539,2269 m2 diperoleh jumlah
sumber daya hipotetik kurang lebih 748,1097 ton.

Kata kunci : seismik, sisa kaksa, lembah.

PENDAHULUAN seismik pantul dangkal dan metode seismik


pantul dalam. Seismik pantul dangkal (shallow
Latar Belakang seismik reflection) biasanya diaplikasikan untuk
eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya.
Salah satu hasil eksplorasi yang berpotensi besar Sedangkan seismik dalam digunakan untuk
di Indonesia adalah timah. Sumber daya timah eksplorasi daerah prospek hidrokarbon (minyak
di Indonesia banyak terdapat di daerah utara dan gas bumi). Penelitian ini dilakukan untuk
Sumatera yang termasuk dalam jalur granit yang menyelidiki kemungkinan masih adanya sisa
terdapat memanjang daerah Asia Tenggara. endapan timah sekunder yang berpotensi pada
Persebaran timah di Indonesia terdapat di daerah bekas tambang. Dengan dugaan masih adanya
Kepulauan Riau, Pulau Bangka, Pulau Belitung, potensi sumberdaya timah sekunder disekitar
Pulau Singkep dan Pulau Karimun atau daerah bekas penambangan laut oleh kapal keruk
persebaran timah mengikuti jalur timah Asia dan kapal isap. Sebagaimana yang telah
Tenggara (the south east tin belt). Kawasan laut dilakukan oleh penelitian sebelumnya, seperti
Kepulauan Riau memiliki potensi mineral timah Enrika (2004) mengenai Pendugaan Lapisan
sekunder (placer) yang terbentuk dari rombakan Timah Dengan Metoda Seismik Pantul Dangkal
batuan yang mengandung mineral kasiterit dan (studi kasus : Perairan Selatan Bangka –
terendapkan pada cekungan atau perangkap (Tim Belitung), sehingga pada penelitian di kawasan
Survey, 2011). laut Kepulauan Riau penggunaan metoda
seismik pantul dangkal (shallow seismik
Untuk mengetahui sumber daya mineral dan reflection) cocok untuk pemetakan kondisi
energi dibutuhkan suatu ilmu dan teknologi atau bawah permukaan daerah bekas tambang.
instrumen yang dapat menggambarkan bentuk
yang ada di dasar laut salah satunya, yaitu Ruang Lingkup
metode seismik. Metode seismik merupakan
salah satu metode eksplorasi geofisika yang Penelitian ini dibatasi pada analisis data rekaman
didasarkan pada pengukuran respon seismik pantul singel channel dan data bor untuk
gelombang suara yang menjalar pada suatu mendapatkan informasi geologi yang dapat
medium dan kemudian di refleksikan dan secara jelas menggambarkan kondisi stratigrafi
direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan lapisan bawah permukaan laut. Sekaligus dapat
sedimen atau batas-batas batuan. Metode diperkirakan sebaran daerah sisa kaksa dan
seismik pantul dibagi menjadi dua yaitu metode daerah lembah (ancient valley) yang potensial
mengandung mineral timah. Karena dalam Jumlah lintasan yang diperoleh dan dianalisis
penambangan tidak menutup kemungkinan pada penelitian ini sejumlah 24 lintasan dan
terjadinya kesalahan menentukan kedalaman jumlah data yang dipeoleh 10868 data. Data
basement yang merupakan batas terbawah tersebut meliputi data kedalaman dasar laut
endapan timah sekunder. (seafloor), sisa kaksa, lembah purba dan
kedalaman batuan dasar (basement).
Tujuan Penelitian Lintasan penelitian dibagi menjadi 2 blok
Penelitian ini bertujuan untuk : horisontal dengan yang arahnya dari Barat daya
1. Identifikasi dan pemetaan keberadaan ke Timur laut. Peta lintasan seismik pantul
sisa kaksa bekas penggalian kapal keruk daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1
dan kapal isap serta daerah lembah
purba (ancient valley).
2. Prediksi volume dari sisa kaksa dan
lembah purba (ancient valley) yang
masih berpotensi.

TINJAUAN PUSTAKA

Endapan timah sekunder

Proses terbentuknya endapan timah sekunder


merupakan hasil pelapukan dari timah primer
dimana medianya adalah angin maupun air Gambar 4. 4 Penampang Seismik Lintasan 37A
melalui proses transportasi dan sedimentasi. Dengan Data Bor
Defenisi lain dri endapan placer adalah endapan
mineral yang berasal dari hasil pelapukn insitu Untuk lintasan 37A telah dilakukan pengeboran
atau hasil konsentrasi mekanis mineral berat pada titik SR1 dimana pada hasil interpretasi
yang tahan terhadap proses pelapukan dan seismik menunjukkan batas dari tailing dengan
mempunyai nilai ekonomis. insitu pada kedalaman 13 meter di bawah
Berdasarkan genesanya, endapan sekunder permukaan laut (mdpl) dari batas sefloor,
(placer) dibagi menjadi endapan alluvial, sedangkan untuk hasil data bor batas antara
endapan elluvial, endapan collvial dan endapan tailing dengan insitu pada kedalaman 17,5 mdpl
terhambur (dessiminated) ditunjukkan pada dari batas seafloor. Dari data bor didapatkan
gambar 2.3. hasil TDH 0,410 m3/kg.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Litasan Penelitian

Gambar 4. 6 Penampang Seismik Lintasan 37 A


Setelah Interpretasi.

Pada gambar penampang diatas yang telah


diinterpertasikan, kedalaman laut yang terukur
berkisar antara 10 mdpl sampai 21 mdpl. Pada
lintasan ini ditemukan kolong bekas penggalian
kapal keruk dengan kedalaman berkisar antara
21 mdpl sampai 27 mdpl. Batas tailing dengan
sisa kaksa dari hasil interpretasi sangat terlihat
Gambar 4.1 Lintasan seismik penelitian jelas. Batas perbedaan itu ditemukan pada
kedalaman 10 mdpl sampai 48 mdpl dengan
Pemilihan lokasi dan arah lintasan penelitian
ketebalan sisa kaksa 5 meter. Pada lintasan ini
ditentukan berdasarkan kondisi geologi,
juga ditemukan lembah kecil dengan kedalaman
morfologi batuan dasar dan jalur sungai purba
23 mdpl sampai 35 mdpl.
regional di daerah penelitian.
Seafloor kedalaman basement dengan rentang kedalaman
18 – 48 mdpl.
Panjang Lintasan

Kedalaman

Gambar 4. 15 Hasil interpretasi seafloor.


Gambar 4.19 Hasil Slice Daerah Lembah
Pada peta seafloor perairan Pulau Kundur
menunjukkan morfologi dasar laut yang tidak Dari penampang hasil slice data basement
beraturan, menunjukkan bahwa daerah tersebut dengan data bor bertujuan untuk melihat
hasil aktifitas kegiatan penambangan dan ketepatan hasil data interpretasi seismik dengan
penggalian pasir dan timah oleh kapal keruk dan data bor. Dari penampang terlihat sebagian dari
kapal isap. Berdasarkan hasil interpertasi data hasil kolerasi batas basement dengan data bor
seismik, diperoleh kedalaman seafloor dengan terdapat batas bor tidak pas dengan batas
rentang kedalaman 10 – 27 mdpl. Hasil seismik basement di karenakan pada garis lintasan
menunjukkan dari arah barat daya ke arah timur memiliki selisih jarak horizontal 15 meter
laut dengan kedalaman mulai 10 mdpl, semakain dengan data bor.
kearah timur laut permukaan saefloor semakin
menurun hingga 20 mdpl, sedangkan pada Hasil Interpretasi Daerah Sisa Kaksa dan
daerah bekas keruk kedalaman seafloor berkisar Daerah Lembah
20 – 27 mdpl. Secara umum kondisi morfologi
dasar laut pada daerah penelitian ini rata-rata
kedalaman adalah sekitar 10 – 27 mdpl, namun
tidak menutup kemungkinan morfologi dasar
laut akan mengalami perubahan selama aktifitas
penambangan dan penggalian terus berjalan.

Basement

Gambar 4.20 Hasil Interpretasi Sisa Kaksa dan


Lembah

Dari hasil interpretasi seismik didapatkan 15


blok yang diduga sisa kaksa dengan luas,
ketebalan dan TDH yang berbeda menghasilkan
jumlah sumber daya kurang lebih 168,9534 Ton,
sedangkan untuk daerah lembah didapatkan 4
Gambar 4. 16 Hasil interpretasi basement. blok dengan jumlah sumber daya berkisar
748,1097 Ton .
Pada penelitian basement bertujuan untuk
memperoleh gambaran dan model penentuan
batas lembah dan batas sisa kaksa. Berdasarkan
hasil interpertasi data seismik, diperoleh
PENUTUP Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Kesimpulan
Fathullah, S.H. 2010. Identifikasi patahan pada
Berdasarkan hasil penelitian seismik pantul lapisan sedimen menggunakan metode seismik
dangkal (shallow seismik reflection) yang telah refleksi 2D di barat Sumatera. Program Studi
dilakukan pada tahap ini dapat disimpulkan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
sebagai berikut: Islam Negeri Syarif Hidyatullah. Jakarta.
1. Pada hasil penampang seismik dapat Ika P. 2009. Geologi Dan Studi Di Karakteristik
diinterpretasikan sisa kaksa memiliki Endapan Timah Sekunder Berdasarkan Data
kedalaman dan lokasi yang berbeda- Bor dan Data Geofisika untuk Tujuan Eksplorasi
beda dikarenakan pengaruh kedalaman Di PT. Timah Tbk Pada Daerah Penganak Dan
bekas keruk dan kedalaman basement. Sekitarnya Kabupaten Bangka Barat Provinsi
Ketebalan dari sisa kaksa dipengaruhi Kepulauan Bangka Belitung. Jurusan Teknik
oleh kedalaman bekas keruk dan Geologi Fakultas Teknologi Mineral Institut
basement, semakin dangkal bekas keruk Sains Dan Teknologi TD, Paradede. Medan.
dengan basement yang dalam maka
potensi sisa kaksa akan semakin besar, Mardiah. 2013. Karakteristik Endapan Timah
begitupun sebaliknya. Untuk daerah Sekunder Daerah Kelayang Dan Sekitarnya
yang diduga lembah ditandai dengan Kebupaten Bangka Barat.
hasil interpretasi basement yang
membentuk sinklin atau cekungan. Retno J. 2011. Gelombang Seismik. Jurnal Fisika
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
2. Dari hasil interpertasi diperoleh daerah
yang masih berpotensi (sisa kaksa). Pada Ryan S.W. 2010. Peran Geologist dalam
penelitian ditemukan luas total yang Eksplorasi Endapan Timah Placer PT. Timah
masih berpotensi (sisa kaksa) berkisar Tbk Pulau Bangka, Bangka Belitung. Program
258219,1137 m2 dari 15 blok, dari blok Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik
sisa kaksa tersebut memiliki ketebalan Universitas Diponegoro. Semarang.
rata-rata yang bebeda-beda berkisar 1 Sigit P, Sujoko. 2009. Buku Panduan Pelatihan
sampai 10 meter. Untuk hasil sumber Geologi Dasar, Pemetaan dan Perhitungan
daya setelah melakukan penghitungan Cadangan. Pangkal Pinang.
volume dengan mengalihkan TDH rata-
rata maka diperoleh sumber daya Sabrianto A. 2006. Seismik Eksplorasi. Modul
hipotetik kurang lebih 246,5087794 ton. Kuliah Program Studi Geofisika Jurusan Fisika
Sedangkan untuk daerah yang diduga FMIPA Universitas Hasanuddin. Makassar.
sebagai lembah diperoleh 4 blok dengan
luas total berkisar 622539,2269 m2 Sukandarrumidi. 2007. Geologi Mineral Logam.
diperoleh jumlah sumber daya hipotetik Gadjah Mada University. Yogyakarta.
kurang lebih 748,1097 ton.
Tim Survey Geofisika. 2011. Laporan Survey
Profiler di Laut Tambelas – Kundur Barat
Periode November – Desember 2011. Tim
DAFTAR PUSTAKA Survey Geofisika PT. Timah Tbk. Pangkal
Pinang.
Awali P. 2002. Acquisition, Processing and
Interpretation of Seismic Data. Jurusan Wisnu W. 2010. Tahapan Eksplorasi Endapan
Geofisika dan Meteorologi. Institut Teknologi Timah dan Perhitungan Cadangan PT. Timah
Bandung. Bandung. Tbk. Program Studi Teknik Geologi Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro. Semarang.
Baharuddin, M. 2002. Analisa Seismik Pantul
Saluran Tunggal diperairan Ketapang Barat
Kalimantan Barat. Skripsi Program Studi
Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Enrika S. 2004. Pendugaan Lapisan Timah


dengan Metoda Seismik Pantul Dangkal. Skripsi

Anda mungkin juga menyukai