Anda di halaman 1dari 10

INDIKASI KETERDAPATAN ENDAPAN PLASER PEMBAWA TIMAH DAN UNSUR TANAH

JARANG (REE), DI PERAIRAN TODAK, SINGKEP, KEPULAUAN RIAU

INDICATION OF PLACER DEPOSIT OCCURENCES FOR TIN AND RARE EARTH ELEMENTS IN THE
TODAK WATERS, SINGKEP, RIAU ISLANDS

Udaya Kamiludin, I Nyoman Astawa, dan Moh. Akrom Mustafa

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174

Diterima : 04-05-2015 Disetujui : 13-07-2015

ABSTRAK

Penelitian geofisika di Perairan Todak, Singkep, Kepulauan Riau menggunakan seperangkat peralatan seismik
pantul dangkal saluran tunggal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjang penelitian keterdapatan endapan plaser
pembawa timah dan unsur tanah jarang (REE). Hasil interpretasi rekaman seismik diperoleh terdapatnya lembah/
mangkuk yang terbentuk secara alami akibat adanya terobosan batuan granit, di mana lembah/mangkuk-mangkuk ini
merupakan tempat terjadinya sedimentasi dari hasil pelapukan batuan di sekitarnya. Hasil interpretasi rekaman seismik
pantul saluran tunggal analog di perairan Todak, Singkep, dapat diklasifikasikan menjadi 3 runtunan yaitu runtunan
A, B, dan runtunan C.
Kata kunci : Data seismik, endapan plaser, lembah/mangkuk, Perairan Todak.

ABSTRACT

Geophysical research at Todak, Singkep, Riau Archipelago Province, by using single channel sahllow seismic
refletion. The purpose of research is to support placer deposit bearing tin and rare earth element research at this
area. From seismic interpretation can be recognized the distribution of valley/bowls which is naturally formed, caused
by granite rock intrusion. Those valleys are sedimentation places of wheathered rock from the surrounding area.
Beside that, the seismic research also for determining the placer deposit thickness. Interpratation of analog single
channel seismic records in the Todak waters, Singkep, result 3 seismic sequences and intrusive feature, A sequences,
B, and C.
Keywords. Seismic data, placer deposit, valley/basin, Todak Watres.

PENDAHULUAN (Katili, 1985). Punggungan ini merupakan bagian


Kebutuhan dunia akan timah yang terus dari jlur timah batuan granit (Tin Belt Granite) dari
meningkat, yang dilatarbelakangi oleh Kraton Sunda yang memanjang dari daratan
pengurangan penggunaan timah hitam di negara Thailand, Semenanjung Malaysia, Kepulauan Riau,
maju, dan peningkatan konsumsi untuk berbagai Singkep, Bangka-Belitung hingga Kalimantan
kebutuhan telah memberikan dampak kenaikan Barat (Batchelor, 1983). Batuan dasar granit ini
harga yang signifikan dan cenderung akan terus muncul di sepanjang jalur timah yang mempunyai
meningkat. Begitu pula dengan unsur tanah jarang jenis berbeda-beda. Pulau Singkep merupakan
(REE) sebagai mineral ikutan dalam konsentrat jalur utama pada Main Tin Belt Granite dan
timah memiliki nilai ekonomi cukup strategis bagi termasuk pada Western Tin Belt Granite (Gambar
negara, nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan 1). Sebagai daerah jalur timah, diperkirakan di
timahnya. daerah ini terdapat lembah (paleo-channel) sebagai
Pulau Singkep dan pulau-pulau di sekitarnya daerah sedimentasi pasir asal daratan dan laut
secara geologi merupakan tinggian batuan dasar yang mengandung konsentrat timah.
berada di sebelah timur Cekungan Sumatera Sumberdaya mineral timah dan tanah unsur
Selatan dan di sebelah utara Cekungan Sunda jarang (REE) di Perairan Singkep sampai saat ini

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 13, No. 2, Agustus 2015
109
Gambar 1. Peta Jalur Granit Regional Asia Tenggara (Batchelor, 1983).

belum diketahui secara pasti, karena keterbatasan kegiatan penelitian geologi dan geofisika di
data geologi kelautan secara rinci dan publikasi Perairan Singkep.
terdahulu. Data yang tersedia masih bersifat Maksud dari penelitian geofisika di Perairan
regional, dan masih memerlukan kajian-kajian Singkep adalah untuk mengetahui sebaran lembah-
terpadu dari berbagai publikasi. Kajian potensi saat lembah purba, dan ketebalan sedimen yang
ini mengacu pada data geologi dan sungai-sungai mengisi lembah-lembah tersebut, sedangkan
purba (paleo-channel) regional bagian timur Pulau tujuannya adalah untuk untuk menunjang
Singkep. penelitian keterdapatan endapan plaser pembawa
Berdasarkan keberadaan timah di daratan timah dan unsur tanah jarang (REE), dan
Pulau Singkep, maka perlu dilakukan penelitian memudahkan bagi peneliti berikutnya untuk
keberadaan timah (kasiterit) dan REE yang memilih lokasi penelitian lanjutan yang lebih
terdapat sibagai endapan letakan dalam detail.
hubungannya terhadap proses pelapukan batuan Secara administrasi daerah penelitian
granit yang akhirnya diendapkan sebagai endapan termasuk dalam Kecamatan Singkep, Kabupaten
plaser pembawa timah di Perairan Singkep. Lingga, Propinsi Kepulauan Riau, dan secara
Berdasarkan hal tersebut di atas Pusat geografis terletak pada 104o 14' 45" - 104o 34' 45''
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan,
Bujur Timur dan 0o 30' 00'' - 0o 45' 00'' Lintang
Bandung pada Tahun Anggaran 2014 melakukan
Selatan (Gambar 2).

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


110 Volume 13, No. 2, Agustus 2015

Gambar 2. Peta Lokasi Daerah Penelitian (Akrom, dkk., 2014).

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 13, No. 2, Agustus 2015
111
GEOLOGI REGIONAL METODE PENELITIAN
Geologi regional daerah penelitian mengacu Metode yang diterapkan dalam penelitian ini
pada peta geologi Lembar Dabo, Sumatera sekala adalah metode penentu posisi, dan metode
1:250.000, oleh Sutisna, dkk., (1994), yang geofisika. Adapun peralatan yang digunakan dalam
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan masing-masing metode tersebut adalah sebagai
Pengembangan Geologi, Bandung. Adapun urutan berikut :
stratigrafinya dari muda ke tua adalah sebagai • Metode penentu posisi adalah untuk
berikut : menentukan posisi kapal pada saat
• Aluvium (Qa), yang terdiri atas kerakal, pengambilan data lapangan. Dalam penelitian
kerikil, pasir, dan lempung. ini metode penentu posisi yang digunakan
• Granit Tanjung Buku (Jgt), mempunyai ciri-ciri adalah metode elektrik yang merupakan
berbutir kasar, kejinggaan, alkali feldspar, bagian dari metode penentuan posisi yang
berukuran 2,5 sentimeter, tercampur dengan berorientasi pada teknologi instrumen.
kuarsa agregat, sedangkan biotit berupa Peralatan yang digunakan adalah peralatan
agregat hitam dalam batuan, hipidiomorfik DGPS (Differensial Global Positioning System)
dengan struktur genesan. Susunan mineralogi dimana metode ini mempunyai ketelitian yang
terdiri dari kuarsa, ortoklas, mikroklin, biotit, lebih tinggi dari Metode GPS absolut.
muskovit dan mineral tambahan seperti : • Metode seismik menggunakan seperangkat
zirkon dan apatit; yang hanya tersingkap di peralatan seismik pantul dangkal saluran
bagian baratdaya Pulau Singkep. tunggal, dengan sistem Sparker dengan catu
• Granit Muncung (Tgm), umumnya daya 500 Joule, sapuan 0.50 per detik.
menunjukkan ukuran butir relatif lebih halus Peralatan yang digunakan adalah Hydrofone
dan tidak genesan dibandingkan dengan granit Bentos 2 x 50 elemen aktif, Graphic Recorder
di daerah Tanjungbuku. EPC 3200, Power Supply EG & G 232 A, Band
• Komplek Malihan Persing (PCmp), di Pulau Pass Filter Khron Hite 3700, Triggered
Singkep, dan Pulau Selayar diterobos oleh Capasitor Bank EG&G 231 A, TVG amplifier
batuan granitan, yang disebut sebagai Granit TSS 307, dan Sweel Filter TS 305.
Muncung berumur Trias Akhir, dan Granit
Tanjungbuku berumur Jura. HASIL DAN PEMBAHASAN
• Kuarsit Bukit Duabelas (PCmpk), kuarsit Panjang lintasan seismik yang diperoleh lebih
dengan sisipan filit, dan batusabak (Gambar 3). kurang 179 kilometer terdiri dari 29 (dua puluh
sembilan) lintasan, dengan arah lintasan dominan
Endapan plaser timah dapat diikuti
barat-timur, dan utara-selatan, dan beberapa
penerusannya ke arah laut. Sebaran plaser timah
lintasan dengan arah baratlaut-tenggara. Arah
sebagai indikasi pembawa timah akan dapat
lintasan tersebut disesuaikan dengan kondisi
diketahui berdasarkan sebaran batuan granit
geologi daerah penelitian (Gambar 4).
pembawa timah yang terangkat pada Kala Holosen
Penafsiran rekaman seismik, dilakukan
Awal atau pada kala Plio-Plistosen. Pada saat
dengan mengacu pada konsep seismik stratigrafi
terangkat endapan timah plaser dalam bentuk
dengan memperhatikan kontak ketidakselaran
gravel patches akan terjebak di sekitar cekungan
berupa pepat erosi (erosional truncation), kontak
kecil batuan granit. Dan saat sekarang, endapan-
toplap, dan kontak baselap. Kontak baselap dapat
endapan tersebut tersebar di sekitar perairan
dibagi menjadi dua yaitu kontak onlap, dan kontak
dangkal tertutup oleh endapan sedimen dasar laut
downlap (Ringis, 1986).
muda (Camm dan Hosking, 1985).
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Dabo,
Pola-pola endapan plaser tersebut juga akan
Sumatera ( Sutisna, dkk., 1994), kondisi geologi
berbentuk lain sesuai dengan bentuk morfologi
(stratigrafi) daerah penelitian secara garis besar
permukaan batuan granit, dan menurut Camm dan
dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu pra-Tersier, dan
Hosking, 1985 (Gambar 5) endapan tersebut dapat
Kuarter. Stratigrafi daerah ini belum secara
terbentuk dan dijumpai terutama di daerah dekat
terbuka dipelajari, sehingga satuan-satuan batuan
pantai dan daratan, dimana sedimen penutupnya
di lembar ini didefinisikan secara litostratigrafi dan
telah terabrasi dan tersingkap endapan plaser
nama satuannya berdasarkan rekomendasi kode
pembawa timah pada celah/cekungan morfologi
stratigrafi Indonesia; terutama didefinisikan hanya
granit.
dari lokasi tipe untuk formasi baru yang diusulkan
di lembar ini.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


112 Volume 13, No. 2, Agustus 2015
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 2, Agustus 2015
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penelitian (Sutisna, dkk., 1994).

113
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 2, Agustus 2015
Gambar 4. Peta Lintasan daerah penelitian (Mustafa, dkk., 2014).

114
Hasil interpretasi, rekaman seismik dapat runtunan ini berbutir sangat halus, dan homogen.
dibagi menjadi 3 (tiga) runtunan yaitu runtunan A, Berdasarkan geologi regional daerah penelitian
B, dan runtunan C. Jika dikaitkan dengan geologi runtunan dengan tanpa gambar pantul dalam (free
regional daerah penelitian maka runtunan A adalah reflector), diduga merupakan sedimen kaolin hasil
runtunan tertua yang diduga sebagai batuan urutan pelapukan batuan granit. Kontak antara Runtunan
pra-Tersier, dan sekaligus merupakan sebagai A dengan Runtunan B yang dalam seismik
seismic basement atau runtunan yang terdalam stratigrafi disebut sebagai kontak onlap.
yang dapat ditembus oleh peralatan seismik pantul Konfigurasi pantulan Runtunan C adalah
dangkal saluran tunggal, sedangkan runtunan C paralel, diduga material sedimen runtunan
adalah runtunan termuda yang proses tersebut homogen. Ketebalan runtunan C sangat
sedimentasinya masih berlangsung hingga tipis, hanya di beberapa lokasi saja ketebalan
sekarang, dan diduga sebagai endapan Kuarter runtunan ini dapat ditarik batas runtunannya,
(Gambar 5). seperti pada Lintasan 45 (L-45), Lintasan 20 (L-
Konfigurasi pantulan dalam runtunan A adalah 20), Lintasan 14 (l-14), dan Lintasan 12 (L-12).
chaotic, dengan morfologi berupa tonjolan- Kontak antara Runtunan B dengan Runtunan C
tonjolan, bahkan ada yang sampai menembus juga kontak onlap. Jika dikaitkan dengan geologi
lapisan sedimen yang paling muda. Diantara regional darah penelitian, Runtunan C diduga dapat
tonjolan-tonjolan batuan granit secara alami disebandingkan dengan Endapan Kuarter yang
membentuk cekungan-cekungan kecil, di mana terdiri atas kerikil, pasir, lempung, dan lumpur
cekungan-cekungan tersebut merupakan wadah (Gambar 6).
batuan sedimen yang berasal dari hasil pelapukan Struktur geologi berupa sesar juga
batuan di sekitarnya, yang diduga mengandung berkembang di daerah penelitian. Sesar ditemukan
mineral timah, dan unsur tanah jarang (REE). pada Lintasan 9 (L-09), yang terletak di bagian
Berdasarkan hal tersebut di atas, diduga Runtunan selatan daerah penelitian, Lintasan 44 (L-44) yang
A merupakan batuan granit, yang menembus terletak di Perairan Teluk Baruk, Lintasan 38 (L-
hingga ke kolom air yaitu sebagai batuan intrusi. 38) yang terletak di bagian timur daerah
Runtunan A di bagian timur daerah penelitian penelitian, Lintasan 45 (L-45) yang terletak di
diduga dapat disebandingkan dengan satuan granit Perairan Teluk Baruk (Gambar 5-6).
Muncung yang berumur Trias Akhir bertipe S, Salah satu sasaran penelitian yaitu mencari
yang ternyata merupakan petunjuk untuk timah. alur purba, di mana alur tersebut diduga
Granit ini biasanya mempunyai kandungan Nb, Pb, kemungkinan besar mengandung sedimen letakan
Sn, Ta, dan W, sedangkan Runtunan A yang yang mengandung timah dan unsur tanah jarang.
terletak di bagian barat daerah penelitian diduga Hasil interpretasi data seismik alur purba tersebut
dapat disebandingkan dengan satuan Granit ditemukan pada Lintasan 38 (L-38) yang terletak
Tanjungbuku dan Gunung Buku yang berumur di bagian timur daerah penelitian, dan Lintasan 45
Yura bertipe I (Cobbing, 1992). Granit tipe I ini (L-45) yang terletak di Perairan Teluk Beruk.
mungkin menunjukkan aktivitas hidrotermal yang Wilayah ini merupakan wilayah yang diusulkan
dapat menghasilkan mineral, seperti emas, yang sebagai lokasi pilihan jika nantinya akan dilakukan
ditemukan di Sungai Airmas. Di utara Pulau penelitian lanjutan yang sifatnya lebih detail
Singkep. Saat ini emas mulai didulang oleh (Gambar 5).
penduduk, dan selama pengamatan terlihat butir- Ketebalan sedimen yang mengisi cekungan-
butir emas yang didulang berukuran nugget, lebih cekungan kecil yang dibentuk oleh terobosan
kurang mencapai ukuran 3-5 milimeter. batuan granit sangat bervariasi, mulai dari yang
Konfigurasi pantulan runtunan B sub-paralel mempunyai ketebalan beberapa meter hingga
hingga paralel, sedikit chaotic, bahkan ada yang mencapai 90 milidetik. Sedimen yang paling tebal
bebas pantulan (free reflector). Gambar pantul ditemukan pada Lintasan 45 (L-45) yang terletak
dalam yang sub-paralel pada umumnya, sedimen di Perairan Teluk Baruk. Jika kita diasumsikan
yang menyusun runtunan tersebut terdiri atas cepat rambat gelombang suara batuan sedimen
material dengan ukuran hampir homogen, 1600 meter/detik maka ketebalan batuan sedimen
sedangkan gambar pantul dalam yang paralel, pada yang paling tebal mencapai lebih kurang 72 (tujuh
uamumnya material yang menyusun sedimen puluh dua) meter. Wilayah ini juga merupakan
runtunan ini besar butirnya homogen. Runtunan wilayah yang disarankan sebagai lokasi pilihan jika
dengan tanpa gambar pantul dalam free reflector, nantinya akan dilakukan penelitian lanjutan yang
pada umumnya material penyususn sedimen sifatnya lebih detail (Gambar 5).

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 13, No. 2, Agustus 2015
115
Alur purba Milidetik (TWT)
Muka laut Tenggara
Baratlaut 0
C
50
B
100
Runtunan A
150
200

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 13, No. 2, Agustus 2015
Gambar 5. Hasil Penafsiran Rekaman Seismik di Lintasan 18 (L-18).

116
Batuan intrusi
Timur Muka laut Barat Milidetik (TWT)
0

Dasar laut

B 50

Runtunan A

100
Multipel

150

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 13, No. 2, Agustus 2015
Gambar 6. Hasil Penafsiran Rekaman Seismik di Lintasan 06 (L-06).

117
KESIMPULAN and Indonesia, Thesis Ph.D., Dept. Of
Hasil pengolahan data, rekaman seismik Geology, University Malaya, Kuala Lumpur.
daerah penelitian dapat dibagi menjadi 3 (tiga) Camm, G.S., dan Hosking, K.F.G., 1985.
runtunan yaitu Runtunan A, B, dan C. Runtunan A Stanniferous Placer Development on an
merupakan runtunan tertua yang merupakan Evolving Landsurface with Special
seismic basement. Kontak antara Runtunan A Reference to Placers Near St Austell,
dengan Runtunan B, maupun kontak antara Cornwall, Journ. Geological Soc. Vol. 142,
Runtunan B dengan Runtunan C adalah kontak No. 5, p803-813.
yang dalam seismik stratigrafi disebut sebagai
kontak onlap. Cameron, N.R., Clarke, M.C.G., Aldiss, D.T.
Jika dikaitkan dengan geologi regional darah Aspden, J.A. & Djunuddin, A. 1980. The
penelitian, Runtunan A diduga dapat geological evolution of Northern Sumatera.
disebandingkan dengan Granit Muncung yang Proceeding of the Indonesian Petrolium
berumur Trias Akhir bertipe S, yang ternyata Association, 9th Annual Convention, 149-
merupakan petunjuk untuk timah, dan Granit 187.
Tanjungbuku dan Gunung Buku yang berumur Gafoer, S., Amin, T.C. Setyogroho, B. 1972. The
Yura bertipe I. Runtunan B diduga dapat Geological Map of Indonesia. Palembang
disebandingkan dengan Formasi Semarung yang Quadrangle Scale 1:10,000,000. GRDC,
berumur Kapur Akhir, dan Runtunan C diduga Bandung.
dapat disebandingkan dengan Endapan Kuarter. Hamilton, W., 1979. Tectonics of the Indonesia
Struktur geologi yang ditemukan di daerah Region. United States Geological Survey,
penelitian adalah berupa sesar yang terdapat pada Professional Paper 1078.
Lintasan 6 (L-06), yang terletak di bagian selatan
Katili, J.A. 1969. Permian Volcanism and Its
daerah penelitian, Lintasan 18 (L-18) yang terletak
Relation to the Tectonic Development of
di Perairan Teluk Baruk, Lintasan 11 (L-11) yang
Sumatera. Bull. Volcan., 33, p. 530-540
terletak di bagian timur daerah penelitian,
Lintasan 17 (L-17) yang terletak di Perairan Teluk Mustafa, M.A., Kamiludin, U., Astawa, I.N.,
Baruk. Surachman, M., Kurnio, H., 2014. Laporan
Penyelidikan Timah dan Unsur Tanah Jarang
UCAPAN TERIMA KASIH di Perairan Todak Singkep Kep. Riau,
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Puslitbang. Geologi Kelautan, laporan
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan intern, tidak dipublikasi.
Geologi Kelautan atas kepercayaan yang diberikan Ringis, J., 1986. Seismic Stratigraphy in Very High
kepada penulis untuk bisa menjadi anggota tim Resolution Shallow Seismic Data, CCOP,
lapangan dalam pelaksanaan penelitian ini, dan Tech. Pub. 17, p. 115-126.
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Sutisna, K., G. Burhan, dan B. Hermanto, 1994.
Kepala Tim, serta teman-teman yang ikut dalam Peta Geologi Lembar Dabo, Sumatera, Pusat
kegiatan ini yang tidak bisa penulis sebut satu Penelitian dan Pengembangan Geologi,
persatu. Bandung.

DAFTAR ACUAN
Batchelor, B.C., 1983. Late Cenozoic Coastal and
Offshore Stratigraphy in Western Malaysia

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


118 Volume 13, No. 2, Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai