Anda di halaman 1dari 10

Material Akustik

1. Pengertian Akustik

Akustik ( dari bahasa Yunani akouein = mendengar) adalah ilmu terapan yang
dimaksudkan untuk memanjakan indra pendengaran Anda di suatu ruang tertutup
terutama yang relatif besar.Arsitek Romawi dari abad ke 1 Marcus Pollio sudah mulai
melakukan pengamatan cermat tentang gema dan interferensi (getaran-getaran suara
asli dan getaran pantulan yang saling menghilangkan) dari suatu ruangan. Namun
baru pada tahun 1856 akustik ini mulai dibangun sebagai suatu ilmu oleh Joseph
Henry dan akhirnya dikembangkan penuh oleh Wallace Sabine di tahun 1900.
Keduanya adalah fisikawan Amerika. Namun sayangnya kecenderungan sampai saat
ini dinegara kita nampaknya menunjukan bahwa kecuali pada ruangan ruangan
khusus seperti untuk ruang konsert, studio rekaman atau panggung teater, rancangan
akustik umumnya diabaikan. Padahal di ruang manapun , bagi orang-orang yang
indra pendengarannya sensitif, berada diruang yang berakustik buruk merupakan
siksaan.

Akustik adalah ilmu interdisipliner yang berkaitan dengan studi dari semua
gelombang mekanik dalam gas, cairan, dan padatan termasuk getaran, USG, suara,
dan infrasonik. Akustik sendiri memiliki definisi sebagai teori gelombang suara dan
perambatannya pada suatu medium. Seorang ilmuwan yang bekerja di bidang akustik
adalah acoustician sementara seseorang yang bekerja di bidang teknologi akustik
dapat disebut seorang insinyur akustik. Penerapan akustik dapat dilihat di hampir
semua aspek masyarakat modern dengan yang paling jelas adalah industri audio.

Akustik merupakan satu bidang ilmu yang mempelajari tentang suara atau bunyi
yang ditimbulkan dari benda yang bergetar. Apa itu suara? Mungkin pertanyaan ini
terkesan konyol, tapi mungkin juga tak banyak orang dapat menjawabnya, kenapa?
Suara, ia merupakan sesuatu yang tak asing buat kita, karena dalam kehidupan kita
selalu bersinggungan dengan suara (kecuali bagi orang tuli). Suara dapat kita rasakan
dan dengarkan, namun keberadaannya tak pernah dapat kita lihat alias tak kasad mata,
sehingga akan sangat sulit menerangkan seperti apa gambaran suara itu.Jadi apa suara
itu? Suara atau bunyi dapat didefinisikan sebagai gelombang yang bergerak dalam
medium baik gas, cair maupun padat.

2. Penyerapan Bunyi

Doelle (1986) menyatakan efisiensi penyerapan suatu bunyi suatu bahan pada
suatu frekuensi tertentu dinyatakan oleh koefisien penyerapan bunyi. Koefisien
penyerapan bunyi suatu permukaan adalah bagian energi bunyi dating yang diserap, atau
tidak dipantulkan oleh permukaan. Permukaan interior yang keras, yang tak dapat
ditembus (kedap), seperti bata, bahan bangunan batu, dan beton, biasanya menyerap
energi gelombang bunyi  datang kurang dari 5% (0,05). Di lain pihak, isolasi tebal
menyerap energi gelombang bunyi yang datang lebih dari 80% (koefisien penyerapan di
atas 0,8).

Dalam kepustakaan akustik arsitektur dan pada lembaran informasi yang


diterbitkan oleh pabrik-pabrik dan penyalur, bahan akustik komersial kadang-kadang
dicirikan oleh koefisien reduksi bising, yang merupakan rata-rata dari koefisien
penyerapan bunyi pada frekuensi 250, 500, 1000, dan 2000 Hz yang dinyatakan dalam
kelipatan terdekat dari 0,05. Nilai ini berguna dalam membandingkan penyerapan bunyi
bahan-bahan akustik komersial secara menyeluruh bila digunakan untuk tujuan reduksi
bising (Doelle, 1986).

Bila bunyi menumbuk suatu permukaan, maka ia dipantulkan atau diserap.


Energi  bunyi yang diserap oleh oleh lapisan penyerap sebagian diubah menjadi panas,
tetapi sebagian besar ditransmisikan ke sisi lain lapisan tersebut, kecuali bila transmisi
tadi dihalangi oleh penghalang yang berat dan kedap. Dengan perkataan lain penyerap
bunyi yang baik adalah pentransmisi bunyi yang efisien dan arena itu adalah insulator
bunyi yang tidak baik. Sebaliknya dinding insulasi bunyi yang efektif akan menghalangi
transmisi bunyi dari satu sisi ke sisi lain. Bahan-bahan dan kontruksi penyerap bunyi
dapat dipasang pada dinding ruang ataupun digantung di udara (Doelle, 1986).

3. Jenis Material Akustik

a. Penyerap Berporos (Lunak) / Porous Absorber

Material ini biasa dianggap mampu menyerap bunyi dengan baik. Namun
jika dilihat lebih jauh bahwa bunyi memiliki sifat yang berbeda-beda di masing-
masing frekuensi, maka material jenis ini cenderung baik dalam menyerap bunyi
di frekuensi tinggi (>1000Hz). Contoh dari material ini adalah panel akustik
fabrikasi seperti amrstrong acoustic panel / jayabell, mineral wool seperti
rockwool dan glass wool, dan karpet / fabric. Setiap produk dan jenis material
memiliki koefisien absorpsinya masing-masing, namun kecenderungan
penyerapan dapat dilihat dalam gambar berikut :
b. Penyerap Membran / Membrane Absorber

Panel ini biasanya digunakan untuk menyerap energi bunyi di frekuensi


rendah. Penyerap membran memanfaatkan ruang hampa udara di belakang
membran untuk menyerap energi bunyi di frekuensi rendah. Membran berfungsi
sebagai penerima energi bunyi yang kemudian bergetar dan diubah menjadi
energi panas. Membran biasanya terbuat dari panel tipis seperti multipleks 6mm
atau bisa juga lembaran kayu solid 9mm. Panel ini bergantung pada massa panel
dan jarak rongga udara. Semakin besar massa panel dan rongga udara, maka
energi bunyi di frekuensi bawah akan semakin terserap.
4. Prinsip Penyerap Suara/Peredam Ruangan (soundproofing)

Bila anda membangun sebuah ruangan yang digunakan untuk aktifitas yang berkaitan
dengan suara, misalnya Home Theater dan studio ataupun ruang rapat/konferensi dan
ruang konser, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yang pertama adalah bagaimana
membuat ruangan terisolasi secara akustik dari lingkungan sekitarnya dan yang kedua
bagaimana mengkondisikan ruangan agar berkinerja sesuai dengan fungsinya. Hal
pertama sering disebut sebagai insulasi (membuat ruangan kedap suara atau
soundproof), sedangkan yang kedua adalah pengendalian medan akustik ruangan.
Kedua hal ini seringkali tertukar balik bahkan tercampur-campur dalam
penyebutannya, sehingga tidak jarang orang menyebut mineral wool atau glasswool
misalnya sebagai bahan kedap suara, dimana seharusnya adalah bahan penyerap
suara. Bila pernyataan mineral wool/glaswool adalah bahan kedap suara benar, bisa
dibayangkan apa yang terjadi bila dinding ruang hanya terbuat dari bahan mineral
wool/glasswool saja. Alih-alih ingin menghalangi suara tidak keluar ruangan, yang
terjadi adalah suara keluar ruangan dengan bebasnya.

5 Prinsip Dasar Peredam Suara/Peredam Ruangan

Prinsip 1: Massa

Prinsip massa ini berkaitan dengan perilaku suara sebagai gelombang.


Apabila gelombang suara menumbuk suatu permukaan, maka dia akan
menggetarkan permukaan ini. Semakin ringan permukaan, tentu saja semakin
mudah digetarkan oleh gelombang suara dan sebaliknya, seperti halnya kalo anda
mendorong troley kosong akan lebih ringan dibandingkan mendorong troley yang
terisi penuh dengan batu bata. Tentu saja untuk membuat perubahan besar pada
kinerja insulasi, perlu perubahan massa yang besar pula. Secara teoritis, dengan
menggandakan massa dinding kita (tanpa rongga udara), akan meningkatkan
kinerja insulasi sebesar 6 dB. Misalnya anda punya dinding drywall gypsum
dengan single stud, maka setiap penambahan layer gypsum akan memberikan
tambahan insulasi 4-5 dB.

Prinsip 2: Dekopling Mekanik

prinsip dekopling ini adalah prinsip yang paling umum dikenal dalam
konsep insulasi. Sound clips, resilient channel, staggered stud, dan double stud
adalah beberap contoh aplikasinya. Pada prinsipnya dekopling mekanik dilakukan
untuk menghalangi suara merambat dalam dinding, atau menghalangi getaran
merambat dari permukaan dinding ke permukaan yang lain. Energi suara/getaran
akan “hilang” oleh material lain atau udara yang ada diantara 2 permukaan. Yang
seringkali dilupakan, dekopling mekanik ini merupakan fungsi dari frekuensi
suara, karena pada saat kita membuat dekopling, kita menciptakan system
resonansi., sehingga system dinding hanya akan bekerja jauh diatas frekuensi
resonansi itu. Insulasi akan buruk kinerjanya pada frekuensi dibawah ½ oktaf
frekuensi resonansi. Jika anda bisa mengendalikan resonansi ini dengan benar,
maka insulasi frekuensi rendah (yang merupakan problem utama dalam proses
insulasi) akan dapat dicapai dengan baik.

Prinsip 3: Absorpsi atau penyerapan energi suara

Penggunaan bahan penyerap suara dengan cara disisipkan dalam system


dinding insulasi akan meningkatkan kinerja insulasi, karena energi suara yang
merambat melewati bahan penyerap akan diubah menjadi energi panas (utk
menggetarkan partikel udara yang terperangkap dalam pori2 bahan penyerap.
Bahan penyerap ini juga akan menurunkan frekuensi resonansi system
partisi/dinding yang di dekopling. (Pernahkah anda mencoba meletakkan mineral
wool/glasswool didepan center loudspeaker system Home Theater anda? Coba
bandingkan bila anda letakkan di depan subwoofer anda?)

Setelah anda mencoba, maka anda akan memahami, bahwa insulasi atau
soundproofing tidak ditentukan semata oleh bahan penyerap apa yang diisikan
dalam dinding anda. Jika anda menggunakan dinding sandwich konvensional
(kedua permukaan dihubungkan oleh stud dan anda isi celah diantaranya dengan
bahan penyerap suara, suara akan tetap dapat lewat melalui stud tanpa harus
melalui bahan penyerap suara. Jadi bahan penyerap hanya akan efektif bila ada
dekopling.

Prinsip 4: Resonansi

Prinsip ini bekerja bertentangan dengan prinsip 1, 2, dan 3, karena


resonansi bersifat memudahkan terjadinya getaran. Bila getaran terjadi pada
frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi system dinding anda, maka
energi suara akan dengan mudah menembus dinding anda (seberapa tebal dan
beratpun dinding anda). Ada 2 cara untuk mengendalikan resonansi ini:

 Redam resonansinya, sehingga amplituda energi yang sampai sisi lain dinding
akan sangat berkurang. Anda dapat menggunakan visco-elastic damping
compund, tapi jangan gunakan Mass Loaded Vinyl.
 Tekan frekuensi resonansi serendah mungkin dengan prinsip 1, 2 dan 3.

Prinsip 5: Konduksi

Ingat bahwa suara adalah gelombang mekanik, sehingga apabila dinding


anda terhubung secara mekanik kedua sisinya, maka suara akan dengan mudah
merambat dari satu sisi ke sisi lainnya. Untuk mengendalikannya tentu saja ada
harus memotong hubungan mekanis antara sisi satu dengan sisi yang lain,
misalnya dengan dilatasi antar sisi, menyisipkan bahan lain yang memiliki
karakter isolasi lebih tinggi (beda Impedansi Akustik atau tahanan akustik),
menggunakan studs dengan cara zigzag, dsb. Konduksi ini juga yang seringkali
menyumbangkan problem flangking suara antar ruang. (Itu sebabnya pemberian
dekopling/dilatasi pada lantai dan langit-langit juga penting.

Sudahkan ruangan theater atau studio anda mempertimbangkan hal diatas?

Jika belum maka anda dapat melakukan hal ini untuk meningkatkan kinerja
insulasi partisi atau dinding anda:

 Tambahkan massa partisi anda


 Berikan dekopling mekanik pada partisi/dinding anda bila belum ada
 Tambahkan bahan penyerap suara
 Tambahkan damping mekanik pada sistem partisi/dinding anda

5. Jenis-jenis media penyerap suara

Bata : Merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat, bersifat sebagai
pereduksi udara yang sangat baik terutama pada sistem dua paralel dibuat tanpa
hubungan dengan adukan semen atau tanpa pelapis.

Beton : Material hasil campuran dari bahan air mempunyai daya yang kuat
terhadp gaya tekan, digunakan untuk struktur slab atau dinding struktural. Beton
merupakan pereduksi kebisingan udara yang sangat baik, dan tidak bersifat sebagai
penyerap. Bila beton diberi celah udara dapat menyerap kebisingan dengan lebih baik
lagi.
Kaca : Merupakan bahan transparan dari silikat yang sangat ringan, dan bersifat
sebagai pereduksi yang sangat baik terutama pada frekuensi menengah. Kualitas
dapat ditingkatkan dengan sistem berlapis dan berfungsi sebagai penyerap kebisingan
tetapi beresiko pada resonansi frekuensi rendah.

Plywood : Jenis material ini tidak efektif untuk mereduksi bunyi kecuali bila
digabung dengan material lain tetapi bila bentuknya tipis dapat menjadi penyerap
yang kuat pada frekuensi rendah. Bahan plywood merupakan pemantul bunyi yang
cukup baik.

Rangka baja : Merupakan material dengan banyak kemungkinan. Susunan


untuk menopang lantai atau atap sifatnya tidak mereduksi bunyi karena cukup
kaku. Material baja berlubang yang dilengkapi dengan bahan penyerap seperti
fiberglass, bersifat menyerap bunyi (NRC 0,5-0,9). Bahan yang banyak digunakan
dalam sistem ekspos untuk mengurangi kebisingan dan dengung.
Busa akustik : Merupakan material penyerap yang baik (NRC 0,25-0,9)
sebagai bahan pengisi pada kursi teater sehingga dengan kosongnya penonton
tidak akan mengakibatkan perubahan dengung dalam ruang.

Kaca laminasi : Penggabungan dua atau lebih lembar kaca dengan perekat.
Jika dibandingkan dengan kaca tunggal, akan berfungsi sebagai pereduksi bunyi
yang lebih baik.

Karpet : Jenis material yang berfungsi sebagai bahan absorbs ruang dalam
bentuk elemen lantai dengan tingkat penyerapan tinggi. Keberhasilan fungsi
ditentukan oleh tebal dan proporsi bahan
Tirai dan tenunan : Beberapa jenis kain yang berfungsi sebagai penyerap
bunyi yang baik bila memiliki (± 500 gr/m²). Tirai yang ringan hanya memiliki
NRC 0,2 dan tirai yang berat berat dapat memiliki NRC lebih dari 0,7.

Selimut berserat : Berupa fiberglassyang digunakan untuk dinding atau


plafon ekspos, berfungsi mengabsorbsi bunyi serta mereduksi kebisingan dan
dengung (NRC 0,9).

Papan berserat : Biasa digunakan untuk panel dinding atau plafon,


merupakan material penyerap yang baik tergantung dari ketebalannya (NRC 0,75-
0,9).
Fiber mineral dan selulosa : Jenis bahan fiber yang sering digunakan
sebagai ubin, selimut, papan atau semproten untuk penyerap bunyi

Anda mungkin juga menyukai