4311411022/Kimia 2012
Tugas Komputasi 5
Jawab: a. Karena dengan menggunakan metode ab initio, dibutuhkan waktu yang lama dan
kebutuhan yang besar terhadap kemampuan komputer. Dengan metode semiempiris
perhitungannya lebih cepat karena:
dapat diterapkan dalam sistem yang sedang dan menghasilkan fungsi gelombang elektronik
yang memadai untuk dapat memprediksi sifat elektronik. Metode semiempiris memiliki
realibilitas rendah.
b. Metode semiempiris berdasar pada pendekatan HF. Matrick fock disusun dan persamaan
HF diselesaikan secara iteratif. Pendekatan dilakukan terhadap penyusunan matrick Fock,
atau dalam penyederhanaan pada pernyataan energi sistem. Ditinjau ulang bagaimana elemen
matrik Fock dinyatakan sebagai integral pada keseluruhan fungsi basis atomik.
c. Metode semiempiris pemilihan basis set karena parameterisasi dari metode ini bersumber
dari data eksperimen maupun dari hasil perhitungan ab initio yang lebih teliti sehingga harus
diperhatikan golongan senyawa yang ingin di analisis. Metode semiempiris diparameterisasi
berdasar pada sifat khas dari kumpulan molekul yang mempunyai kesamaan sifat. Penerapan
parameter ini dalam perhitungan senyawayang sejenis dengan kelompok senyawa yang
dipakai menyusun parameter akan tinggi kebenarannya, tetapi untuk senyawa yang jauh
berbeda, maka realibilitasnya rendah, sehingga harus dipilih metode yang sesuai.
Mengacu pada hasil perhitungan dengan menggunakan metode semiempirirs AM-1, untuk t-
butil karbokation, jelaskan beberapa hal berikut:
a. Apakah Anda dapat melihat perbedaan panjang ikatan C-H dari atom yang terlibat?
Bagaimana panjang ikatan dapat menunjukkan adanya pengaruh dari hiperkonjugasi?
Berikan penjelasan dengan menggambarkan struktur hasil hiperkonjugasi untuk t-butil
karbokation.
b. Uji panjang ikatan C-C. Jenis ikatan C-C mana yang mempunyai ikatan paling kecil?
Apakah panjang ikatan C-C menunjukkan tentang derajat hiperkonjugasi?
c. Uji sudut ikat dalam setiap karbokation. Bagaimana sudutr ikat yang diharapkan pada
karbokation (yaitu berdasarkan hibridisasi)? Adakah terjadi deviasi dari sudut ikat
tersebut dalam setiap nkarbokation? Berikan penjelasan yang mungkin untuk
terjadinya deviasi tersebut?
d. Uji muatan pada atom H. Apakah setiap atom H mempunyai muatan tinggi? Apakah
nilai positif dari atom H menunjukkan derajat partisipasi dalam hiper konjugasi pada
ikatan C-H?
Jawab:
a. Panjang ikatan C-H dari atom yang terlibat dalam hiperkonjugasi adalah 0,328747Å
dan yang tidak terlihat adalah 0,83053Å
b. Panjang ikatan C-C terkonjugasi adalah 1,52Å yang tidak terkonjugasi sebesar 1,54Å
c. Sudut ikatan dalam setiap karbokation adalah 1200, sedangkan pada alkil sudutnya
sebesar 109,4710.
Sterik
Keadaan transisi
Spesies yang bermuatan
Radikal
Senyaawa aromatis
Hipervalensi
Ikatan hidrogen
Geometri
Kedua metode tersebut menerapkan teori dasar yang sama merintis NDDO oleh Michael
Dewar sementara di University of Texas di Austin. Yang berbeda adalah bahwa bagaimana
parameter metode semi empirical guna mengganti bagian-bagian dari pelaksanaan ab initio
penuh teori Hartree Fock.Selain itu mungkin perbedaan paling penting antara AM1 dan PM3
adalah keterlibatan peneliti dalam proses parameterisasi. PM3 dikembangkan sebagian besar
menggunakan diarahkan proses optimasi matematis dengan bimbingan sangat berkurang dari
pengetahuan kimia atau intuisi, selain itu bahwa metode Dewar pertimbangkan penting.
Dalam AM1, sejumlah besar nilai digunakan dari spektroskopi untuk beberapa pusat satu-
syarat dan yang lainnya parameter diperoleh dengan nilai-nilai ini tetap.(Hal ini
dimungkinkan hanya untuk unsur yang lebih ringan dalam Grup Utama) PM3 diperbolehkan
semua nilai-nilai ini mengambang, menghasilkan parameter substansial lebih.
c. Hal ini dikarenakan oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga oksigen
membentuk energi ikatan rangkap yang lebih kuat. Ikatan ganda karbon-oksigen (karbonil)
lebih kuat dua kali lipat daripada ikatan tunggal karbon-oksigen, namun ikatan ganda karbon-
karbon lebih lemah daripada dua ikatan tunggal karbon-karbon.
4. Hasil perhitungan kimia komputasi untuk senyawa metanoldengan berbagai metode kimia
komputasi disajikan dalam tabel berikut:
a. Jelaskan fakta bahwa metode MM+ tidak mampu menentukan secara tepat momen
dipol dari metanol.
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan notasi himpunan basis yang terdapat pada
metode ab initio di atas (STO-2G, 3-21G, 6,31G, 6-31G*, 6-31G**)
c. Pilih himpunan basis mana yang tepat untuk penentuan sifat methanol, jelaskan alasan
saudara.
d. Apakah saudara dapat menggunkana parameter energi total (kolom-2) untuk
menentukan ketepatan metode kimia komputasi dalam penentuan sifat metanol?
Jelaskan.
e. Dengan melihat hasil perhitungan di atas, tentukan metode mana yang paling tepat
untuk menentukan sifat dari metanol. Jelaskan jawaban saudara.
Jawab:
a. Pada perhitungan momen dipol dari metanol yang digambarkan dengan hyperchem
dan dihitung dengan menggunakan MM+ tidak bisa terhitung dengan baik.
Dibuktikan dengan tidak adanya hasil perhitungan momen dipol pada struktur
metanol tersebut.
b. STO-2G
Akronim untuk kemudian S-T-O rbitals ype disimulasikan dengan 2
Gaussians ditambahkan bersama-sama. Fungsi Gaussian disesuaikan untuk
memberikan cocok sama bagusnya mungkin dengan orbital Slater. Ini adalah salah
satu alasan mengapa metode ab initio tidak tepat apa namanya: perhitungan dari
prinsip-prinsip pertama tanpa konsesi untuk diturunkan parameter empiris. STO 2G
dikenal sebagai basis set minimal, yang berarti bahwa hanya sebagai orbital sebanyak
yang diperlukan untuk mengakomodasi elektron dari atom netral dan
mempertahankan simetri bola.
Dengan demikian, STO-2G hanya memiliki satu fungsi basis per hidrogen,
lima per atom dari Li ke Ne (1s, 2s, 2p 2p y, x, dan 2p z), dan enam untuk elemen baris
kedua Na - Ar (1s, 2s , 2p x, 2p y, 2p z, ). Perhatikan dimasukkannya "inti" orbital, yang
dihilangkan dalam perhitungan semi-empiris. Hanya satu yang paling cocok untuk
jenis tertentu orbital Slater adalah mungkin untuk sejumlah tertentu fungsi Gaussia.
Oleh karena itu, semua set basis STO-2G untuk setiap baris dari tabel periodik adalah
sama, kecuali untuk eksponen fungsi Gaussian. Para eksponen disajikan sebagai
faktor skala, kuadrat yang digunakan sebagai pengali dari eksponen disesuaikan
dalam fungsi aslinya Gaussian terbaik fit. Dengan cara ini, rasio eksponen tetap sama
sedangkan eksponen efektif setiap orbital dapat bervariasi. Basis STO-2G set, dan
lainnya set dasar yang minimal, biasanya cukup baik pada mereproduksi geometri
molekul organik sederhana. Namun, mereka melebih-lebihkan-karakteristik akseptor
k di energi, terutama
untuk cincin kecil. Mereka gagal untuk hal-hal buruk seperti karbokation dan
karbanion.
b. 3-21G
Di sini kita menggunakan basis 3-21G diatur untuk menghitung atom karbon. Ini
berarti kita menjumlahkan 3 gaussians untuk orbital shell batin, dua gaussians untuk
STO pertama orbital valensi dan 1 gaussian untuk STO kedua. Setelah Anda
mengambil file basis set output, Anda bisa menggunakan angka ini untuk menghitung
persamaan Anda. Untuk karbon, Anda akan memerlukan tiga persamaan: orbital 1s,
2s orbital, dan 2p orbital.
c. 6-31G*
* 6-31G menambahkan polarisasi untuk semua atom, dan meningkatkan
pemodelan elektron inti. * 6-31G sering dianggap sebagai kompromi terbaik dari
kecepatan dan akurasi, dan merupakan basis set paling sering digunakan.
d. 6-31G**
Difusi fungsi untuk 6-311G **. 6-311G ** merupakan fungsi yang menambahkan
fungsi polarisasi untuk hidrogen set 6-311G * basis.
c. Himpunan basis yang tepat untuk penentuan sifat metanol adalah INDO. Hal ini
dikarenakan pada perhitungan menggunakan model INDO mendapatkan hasil akhir
yang paling baik dan mendekati hasil akhir dari eksperimen.
d. Iya. Dengan menggunakan parameter energi total pada kolom kedua nantinya kita
akan bisa mendapatkan hasil perhitungan momen dipol, sudut ikatan dan panjang
ikatan yang paling sesuai dengan hasil eksperimen. Apabila hasil perhitungan yang
didapat mendekati hasil dari hasil eksperimen maka dapat diambil kesimpulan bahwa
metode yang digunakan untuk menghitung merupakan metode yang paling tepat
dalam penentuan sifat dari senyawa metanol.
e. Metode yang paling tepat untuk penentuan sifat metanol adalah INDO. Hal ini
dikarenakan pada perhitungan menggunakan model INDO mendapatkan hasil akhir
yang paling baik dan mendekati hasil akhir dari eksperimen.
Metode Energi total Momen Panjang C- Panjang O- Sudut COH
(kekal/mol) Dipol O (Å) H ( Å) (“)
(D)
MM+ 0,060549 1,
AM- -495,9534
STO-3G -71253,199478
3-21 -71544,188762
6-31 G -72156,167876
6-31 G* -72185,824764
6-31 G** -72192,910741
PM 3 -490,8070
RM 1 -383,2363
Eksperimen