Anda di halaman 1dari 5

KARBOHIDRAT

Teofilus B Elva1, Maria Heliana Putri Sanny2, Emanuel Hubertus Logman Andu3

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, INSTIPER Yogyakarta

INTISARI
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama
jaringan dan tumbuh – tumbuhan. Senyawa karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton.
Karbohidrat merupakan karbon yang terhidrasi dengan rumus kimia sebagai berikut C n(H2O)n. Karbohidrat
digolongkan menjadi 3 senyawa yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakatida dan
disakarida biasanya berasa manis sedangkan disakarida berasa tawar. Monosakarida dan disakarida mudah larut
dalam air dan polisakarida kurang larut dalam air. Polisakarida masih dibagi lagi menjadi homopolimer dan
heteropolimer bila penyusunnya merupakan monosakarida yang tidak sejenis. Metode yang digunakan dalam
praktikum ini adalah analisis kualitatif dan ada dua pengujian karbohidrat yang pertama yaitu uji polisakarida
yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam suatu bahan sedangka uji benedict bertujuan
untuk mengetahui adanya gugus reduksi yang bebas pada bahan. Manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat
mengetahui mengetahui adanya polisakarida dan untuk mengetahui gugus reduksi bebas pada senyawa
sakarida (mono atau oligosakarida).
Kata kunci: karbohidrat, homopolimer, heteropolimer, uji polisakarida, uji benedict

1. PENDAHULUAN
Karbohidrat adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O). Susunan atom-atom tersebut dan ikatannya membedakan karbohidrat
satu dengan yang lainnya. Jenis karbohidrat yang terdapat dalam makanan pada umumnya di bagi
menjadi 3 jenis berdasarkan Ukuran melekul nya yaitu monosakarida, Disakarida dan polisakarida.
Polisakarida dalam bahan makana hewani yang dapat dicerna disebut dengan Glikogen. Selain itu
dalam ilmu Gizi karbohidrat di bagai menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
Kompleks.
Molekul monosakarida memliki rumus umum (CH 2O). Glukosa sebagai monosakarida yang
paling
melimpah di dalam tubuh manusia memiliki rumus kimia C 6H12O6, sedangkan ribosa yang berperan
sebagai struktur pembentuk RNA memiliki rumus kimia C 5H10O5. Dua molekul gula akan berikatan
dengan ikatan glikosidik membentuk disakarida. Oligosakarida tersusun atas sedikit molekul gula,
biasanya 3 hingga 9 molekul gula. Oligosakarida dalam makanan akan sulit tercerna sehingga akan
menumpuk pada usus besar. Penumpukan oligosakarida akan menjadi medium tumbuhnya bakteri-
bakteri usus yang akan menghasilkan banyak gas yang akan keluar dalam bentuk kentut (flatus).
Konsumsi makanan dengan jumlah oligosakarida tinggi dapat menyebabkan seseorang menjadi sering
kentut. Makanan dengan jumlah oligosakarida tinggi misalnya adalah ubi rambat. Contoh jenis
oligosakarida adalah rafinosa, ikatan antara galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Puluhan bahkan ribuan
glukosa akan berikatan melalui ikatan glikosidik membentuk polisakarida. Ikatan antar gula terjadi
pada atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 pada gula sebelahnya, oleh sebab itu ikatan antar gula
ini disebut ikatan 1,4 glikosidik. Polisakarida dapat berperan sebagai cadangan makanan dalam
bentuk amilum dan glikogen, ataupun dapat berperan sebagai struktur pembangun seperti selulosa
dan kitin .sehingga ada karbohidrat yang masuk kelompok struktur sederhana seperti monosakarida
dan disakarida dan dengan struktur kompleks atau polisakarida seperti pati, glikogen, selulosa dan
hemiselulosa. Analisis kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas reaksi- reaksi warna yang
dipengaruhi oleh produk-produk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan berbagai
senyawa organik, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugusan hidroksil yang
berdekatan. Reaksi dengan asam-asam kuat seperti asam sulfat, hidroklorat dan fosfat pada
karbohidrat menghasilkan pembentukan produk terurai yang berwarna. Beberapa analisis kualitatif
karbohidrat yang sering dilakukan adalah uji Molish, uji Seliwanof, uji Antrone, dan uji Fenol[1].
Percobaan iodin bertujuan untuk untuk memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan
disakarida. Ion memberikan warna kompleks polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iod,
sedangkan glikogen dan tepung yang sudah dihrolisis sebagian(eritrodekstrin) memberikan warna
merah sampai coklat dengan iodium. Iodine membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi
tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-
sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon tetra klorida, atau karbon
disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit
larut dalam air [3].
Uji benedict dilakukan untuk menguji kandungan karbohidrat seperti monosakarida, disakarida,
dan polisakarida. Uji benedict menunjukkan hasil yang positif jika gula yang dikandung dalam
karbohidrat memiliki sifat pereduksi, yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro
oksida) berwarna merah bata[2].

2. Material Dan Metode


2.1. Material
Adapun bahan-bahan yang dipakai dalam praktikum kali ini adalah larutan glukosa, larutan
sukrosa, larutan amilum dan larutan fruktosa.
2.1. Alat/Instrumen
Adapun alat/instrumen yang dipakai dalam praktikum kali ini adalah gelas beker, tabung
reaksi, pipet tetes, pipet ukur, ball pipet, rak tabung reaksi, kompor, homoginezer.
2.3. Prosedur Kerja
Uji Polisakarida
Menyiapkan peralatan dalam keadaan bersih dan kering. Mengambil 2 mL larutan glukosa,
sukrosa, amilum, dan fruktosa kemudian memasukkan dalam masing-masing tabung reaksi.
Menambahkan beberapa tetes larutan iodine encer. Mengamati perubahan yang terjadi.
Uji Benedict
Menyiapkan peralatan dalam keadaan bersih dan kering. Mengambil 2 mL larutan glukosa,
sukrosa, amilum, dan fruktosa kemudian memasukkan dalam masing-masing tabung reaksi.
Menambahkan 2 mL larutan benedict. Memanaskan dalam waterbath selama 5 menit.
Mendinginkan dengan air mengalir. Mengamati perubahan warna dan endapan yang terjadi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Uji Polisakarida

No Bahan Perubahan Warna Perubahan Warna Banyak


. Awal Akhir Tetesan
1. Larutan Glukosa Bening Orange Keruh 14
2. Larutan Sukrosa Bening Kuning Keruh 10
3. Larutan Amilum Putih Pekat Abu-abu Pekat 20
4. Larutan Fruktosa Kuning Beninng Kuning Pekat

Tabel 2. Uji Benedict

No Bahan Perubahan Warna Perubahan Warna Banyak


. Awal Akhir Tetesan
1. Larutan Glukosa Bening Orange Pekat 40
2. Larutan Sukrosa Bening Orange Terang 40
3. Larutan Amilum Putih Pekat Kuning 40
4. Larutan Fruktosa Kuning Beninng Merah Bata 40

Pada praktikum kali ini mengenai pengujian karbohidrat dengan uji polisakarida dan uji benedict.
Pada uji polisakarida bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya polisakarida pada karbohidrat yang
diuji. Polisakarida adalah polimer karbohidrat yang kompleks terbentuk dari hubungan dari banyak
monomer monosakarida. Pada pengujan polisakarida ini menggunakan larutan iodine, yaitu larutan
berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau
menyengat. Uji Iodin digunakan untuk menunjukan adanya polisakarida. Jika ke dalam bahan yang
mengandung polisakarida diberi larutan iodin dan memberikan warna biru, berarti bahan tersebut
mengandung amilum (amilosa). Amilopektin akan memberikan warna merah ungu, sedangkan
glikogen dan dekstrin akan memberikan warna merah cokelat[3].
Hal yang diamati pada praktikum kali ini adalah karbohidrat. Berdasarkan penyusunnya
karbohidrat dibedakan menjadi 4, yaitu monosakarida yang terdiri atas 1 molekul karbohidrat,
disakarida yang terdiri dari 2 molekul monosakarida, polisakarida yang terdiri dari puluhan sampai
ribuan molekul monosakarida dan oligosakarida yng terdiri atas 3 sampai 9 molekul monosakarida.
Pada pengujian pertama di praktikum ini yaitu pengujian polisakarida. Pada percobaan uji
polisakarida pada bahan glukosa diperoleh warna awal bening dan warna akhir orange keruh dengan
iodine 14, dan pada sukrosa warna awal bening dan warna akhir kuning keruh dengan iodine 10 dan
pada bahan amilum warna awal putih pekat warna akhir abu-abu pekat dengan iodine 20 dan pada
bahan fruktosa warna awal kuning bening warna akhir kuning pekat dengan iodine 20. Pada
penambahan iodine mengakibatkan perubahan warna pada sebuah larutan[3].
Pada pengujian selajutnya yaitu pengujian dengan uji benedict, yang bertujuan untuk mengetahui
gugus reduksi bebas pada senyawa sakarida (mono atau oligosakarida). Pada percobaan uji
benedict,di lakukan percobaan dengan menggunakan bahan glukosa, sukrosa, fruktosa dan amilum.
Masing-masing larutan tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml yang kemudian
ditambah 2 ml larutan benedict pada masing-masing tabung reaksi dan dilakukan pemanasan dengan
menggunakan waterbath atau pemanas listrik selama 5 menit, didinginkan dengan air mengalir, lalu
dimati perubahan warna dan endapan yang terjadi. Pada glukosa diperoleh perubahan warna awal
bening dan warna akhir orange pekat, sedangkan pada sukrosa perubahan warna awal bening dan
warna akhir orange terang , pada amilum warna awal putih pekat dan warna akhirnya kuning, pada
fruktosa warna awal kuning bening menjadi merah bata. Pada uji benedict ini suatu gula reduksi dapat
dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak selamanya
warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasu
atau kadar gula yang dikandung pada setiap larutan yang di uji. Tidak terbentuknya endapan merah
bata dan warna larutan berubah setelah dipanaskan. Hal ini dikarenakan larutan yang di uji tidak
mengandung gula pereduksi, oleh karena itu memperoleh hasil yang negatif [2].

4. KESIMPULAN

Karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau keton yang disusun oleh dua sampai delapan
monosakarida.Karbohidrat dibagi dalam 3 golongan, yaitu: Monosakarida, Oligosakarida,
Polisakarida.Fungsi karbohidrat untuk sumber energi, pemanis pada makanan, penghemat protein,
pengatur metabolism lemak, penawar racun, baik untuk yang terkena konstipasi (sembelit) .Pada uji
benedict digunakan untuk menentukan gula pereduksi dalam karbohidrat, yaitu yang mengalami
reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida.Pada uji polisakarida
menunjukkan terbentuknya kompleks absorbsi yang spesifik pada setiap jenis polisakarida.

REFERENSI
[1] Andarwulan, N., Kusnandar, F & Herawati, D.2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta
[2] Priyadi, A., Fuadah,S.T., Yuliana, S., Asih, T. F.2017. Analisis Karbohidrat Dengan Uji Iodin Dan Uji
Bendict. Jurnal Biokimia Analisis Karbohidrat(1): 5
[3] Sumardjo, D. 2009. Pengantar kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran Dan Program Strata!
Fakultas Bioeksata. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Yogyakarta, Maret 2020


Mengetahui,
Co. Ass Praktikan

(Mutia Septa Faramita Lahay) (Teofilus B Elva)

Anda mungkin juga menyukai