Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN COLORECTAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medical Bedah

Disusun Oleh :
Saepul alam
24.19.1390

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXIV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBALYOGYAKARTA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

CA COLORECTAL

A. Definisi
Kolon adalah bagian terbesar dari usus besar. Panjangnya hampir 5
kaki. Kolon memiliki empat bagian yaitu kolon ascending, transverse,
descending, dan sigmoid. Dindingnya memiliki empat lapisan utama mukosa,
submukosa, muskularis propia, dan serosa atau adventitia. Kanker adalah
penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang abnormal, bila hal ini
terjadi di usus besar atau rectum maka disebut kanker kolorektal (American
Cancer Society, 2017).
American Cancer Society (ACA) tahun 2016, menjelaskan bahwa
kanker kolorektal adalah kanker yang dimulai di usus besar atau rektum.
Kanker ini juga bisa disebut kanker usus besar atau kanker rektum,
tergantung tempat bermulanya. Kanker usus besar dan kanker rektum sering
dikelompokkan bersama karena memiliki banyak kesamaan.
Hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma.
Adenokarsinoma adalah kanker sel yang melapisi kelenjar dan, dalam kasus
kanker usus besar, memmproduksi lendir (National Comprehensive Cancer
Network, 2016) Awalnya kanker kolorektal dapat muncul sebagai polip jinak
tetapi dapat menjadi ganas, menginvasi dan menghancurkan jaringan normal,
dan meluas ke struktur sekitarnya [ CITATION Sme152 \l 1033 ].

B. Etiologi
Sebagian besar kanker kolon dimulai dari polip pada lapisan dalam usus
besar atau rektum Beberapa jenis polip dapat berubah menjadi kanker selama
beberapa tahun, namun tidak semua polip menjadi kanker. Kemungkinan
berubah menjadi kanker tergantung pada jenis polip. 2 jenis polip utama
adalah:
1. Adenomatous polyps (adenoma): Polip ini kadang berubah menjadi
kanker. Karena itu, adenoma disebut kondisi pra-kanker.
2. Hyperplastic polyps dan inflammatory polyps: Polip ini lebih sering
terjadi, namun secara umum tidak bersifat pra-kanker.
Adapun faktor resiko dari kanker kolorektal berdasarkan National Cancer
Institute (2017) adalah :
a. Usia
Menurut ACA (2017), risiko kanker kolorektal meningkat seiring
dengan bertambahnya usia. Proporsi kasus yang di diagnosis pada
individu yang berusia dibawah 50 tahun meningkat dari 6 % pada tahun
1990 menjadi 11% pada tahun 2013. Sebagian besar (72%) pada kasus ini
terjadi pada individu dengan usia di atas 40 tahun.
b. Genetik
Hampir 30% pasien kanker kolorektal memiliki riwayat keluarga dengan
penyakit ini, sekitar 5% diantaranya disebabkan oleh kelainan genetic
yang diwariskan. Individu dengan riwayat keluarga tingkat pertama
(orangtua, saudara kandung atau anak) yang didiagnosis dengan kanker
kolorektal memiliki risiko 2 sampai 4 kali dibandingkan mereka yang
tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tersebut.
c. Riwayat menderita adenoma beresiko tinggi (polip kolorektal yang
berukuran 1 sentimeter atau lebih besar atau memiliki sel yang terlihat
abnormal di bawah mikroskop).
d. Riwayat menderita kolitis ulserativa kronis atau penyakit Crohn selama 8
tahun atau lebih. Penyakit Crohn juga sering disebut colitis
granulomatosis atau colitis transmural, merupakan peradangan di seluruh
dinding granulomatois, sedangkan colitis ulseratif secara primer adalah
inflamasi yang terbatas di selaput lendir kolon. Risiko terjadinya kanker
kolon pada Crohn;s lebih besar.
e. Mengonsumsi alcohol
Konsumsi alcohol sedang dan berat (<12,5 gram perhari, sekitar satu
minuman), dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolon.
Dibandingkan dengan seseorang yang tidak minum alcohol dan hanya
mengonsumsi sesekali, seseorang yang rata-rata mengonsumsi 2 sampai 3
minuman beralkohol per hari memiliki risiko kanker 20% lebih tinggi,
dan yang mengonsumsi lebih dari 3 minuman per hari memiliki sekitar
40% peningkatan risiko.
f. Merokok
Badan Penelitian Kanker Internasional pada November 2009 melaporkan
bahwa merokok dapat menyebabkan kanker kolorektal. Kaitan terhadap
rectum lebih besar dibandingkan dengan kolon.
g. Gaya hidup (obesitas)
Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker kolon yang lebih tinggi pada
pria dibandingkan wanita. Secara khusus seseorang dengan berat badan
normal, pria obesitas memiliki 50% risiko kanker kolon lebih tinggi dan
kanker rectal 20%, sedangkan wanita obesitas memiliki sekitar 20%
peningkatan risiko kanker kolon dan risiko kanker rectal 10%. Obesitas
dapat berdampak negative pada kesehatan metabolic yang merupakan
fungsi utama dari semua proses biokimia didalam tubuh. Studi terbaru
menunjukkan bahwa kesehatan metabolic yang buruk memiliki kaitan
dengan kejadian kanker kolorektal.

C. Manifestasi Klinik
Kanker kolon seringkali dapat dideteksi dengan prosedur skrining. Adapun
manifestasi klinis dari kanker kolon menurut [ CITATION Nat16 \l 1033 ]
adalah :
1. Anemia
2. Perdarahan pada rectum
3. Nyeri abdomen
4. Perubahan kebiasaan defekasi
5. Obstruksi usus atau perforasi.
Sementara [ CITATION Sme152 \l 1033 ] menjelaskan manifestasi klinis dari
kanker kolon maupun kanker rektum yaitu :
1. Keluarnya darah di dalam atau pada feses
2. Penurunan berat badan dan keletihan
3. Lesi di sisi kanan kemungkinan disertai dengan nyeri abdomen yang
tumpul dan melena
4. Lesi sisi kiri dikaitkan dengan obstruksi (nyeri dan kram abdomen,
penyempitan ukuran feses, konstipasi dan distensi) dan darah berwarna
merah terang di feses.
5. Lesi rectal dikaitkan dengan tenesmus (mengejan yang nyeri dan tidak
efektif saat defekasi), nyeri rectal, mengalami konstipasi dan diare secara
bergantian, feses berdarah
6. Tanda-tanda komplikasi : obstruksi usus parsial atau komplet, ekstensi
tumor dan ulserasi ke pembuluh darah sekitar (perforasi, pembentukan
abses, peritonitis, sepsis, atau syok)
7. Dalam banyak kasus, gejala tidak muncul sampai kanker kolorektal
berada dalam stadium lanjut.
D. Pathway

E. Komplikasi
Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal, antara lain :
1. Obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi
2. Perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi organ
peritoneal
3. Perluasan langsung ke organ-organ yang berdekatan

F. Pemeriksaan Penunjang
Smeltzer (2015) mengemukakan pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk
diagnosis kanker kolorektum adalah :
1. Pemeriksaan abdomen dan rectal; pemeriksaan darah samar pada feses;
barium enema; proktosigmoidoskopi; dan kolonoskopi, biopsy, atau
apusan sitologi
2. Pemeriksaaan CEA (carsinoembryogenic antigen) adalah ditemukannya
glikoprotein di membran sel pada banyak jaringan, termasuk kanker
kolorektal. Pemeriksaan ini harus kembali normal dalam 48 jam sejak
eksisi tumor (reliable dalam memprediksi prognosis dan kekambuhan).

G. Peñatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Terapi kanker bergantung pada stadium penyakit dan
komplikasi yang terkait. Obstruksi ditangani dengan cairan IV dan
pengisapan nasogastrik dan dengan terapi darah jika perdarahan cukup
berat. Terapi suportif dan terapi pelengkap ( misalnya kemoterapi, terapi
radiasi, imunoterapi) termasuk dalam penatalaksanaan medis [ CITATION
Sme152 \l 1033 ].
2. Penatalaksanaan bedah
a. Pembedahan adalah terapi primer untuk sebagian besar kanker
kolon dan rectal; jenis pembedahan bergantung pada lokasi dan
ukuran tumor, dan dapat bersifat kuratif atau paliatif.
b. Kolonoskopi dilakukan pada kanker yang terbatas pada satu
tempat. Kolonoskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk
mengevaluasi bagian dalam kolon.
c. Kolotomi laparoskopik dengan polipektomi meminimalkan luasnya
pembedahan yang diperlukan dalam beberapa kasus
d. Neodimium : laser ittrium-aluminium-garnet (Nd:YAG) efektif
pada beberapa lesi
e. Reseksi usus dengan anastomosis dan kemungkinan kolostomi atau
ileostomi sementara atau permanen (kurang dari sepertiga pasien)
atau pembuatan kantung/wadah koloanal (kantung J kolonik).
H. Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan Data
Biodata identitas klien dan penanggung jawab
1. Identitas Klien
Dikaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan dan
lain-lain.
2. Identitas penanggung jawab
Dikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan klien.
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
(Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat ini)
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
(Menjelaskan uraian kronologis sakit klien sekarang sampai klien
dibawa ke RS, ditambah dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan
dalam konsep PQRST)
1) P : Palitatif /Provokatif
(Apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat memperberat
dan menguranginya)
2) Q : Qualitatif /Quantitatif
(Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar, sejauhmana
merasakannya sekarang)
3) R : Region
(Dimana gejala terasa, apakah menyebar)
4) S : Skala
(Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10)
5) T : Time
(Kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tiba-
tiba atau bertahap)
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
(Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan
atau memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita klien saat ini.
Termasuk faktor predisposisi penyakit dan ada waktu proses sembuh)
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
(Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit
turunan atau riwayat penyakit menular)
e. Pola Aktivitas Sehari-hari
(Membandingkan pola aktifitas keseharian klien antara sebelum sakit
dan saat sakit, untuk mengidentifikasi apakah ada perubahan pola
pemenuhan atau tidak)
4. Pemeriksaan Fisik
(Fokus pada struktur dan perubahan fungsi yang terjadi dengan tehnik
pemeriksaan yang digunakan Head to Toe yang diawali dengan observasi
keadaan umum klien. Dan menggunakan pedoman 4 langkah yaitu
Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
5. Data Psikologis
(Berisi tentang status emosi klien, kecemasan, pola koping, gaya
komunikasi, dan konsep diri)
6. Data Sosial
(Berisi hubungan dan pola interaksi klien dalam keluarga dan masyarakat)
7. Data Spiritual
(Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap
kesembuhan penyakit, gangguan dalam melaksanakan ibadah)
8. Data Penunjang
(Berisi tentang semua prosedur diagnostik dan laporan laboratorium  yang
dijalani klien, dituliskan hasil pemeriksaan dan nilai normal, dituliskan
hanya 3 kali pemeriksaan terakhir secara berturut-turut. Bila hasilnya
fluktuatif, buat keterangan secara naratif)
9. Program dan Rencana Pengobatan
(Berisi tentang program pengobatan yang sedang dijalani dan yang akan
dijalani oleh klien)
I. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis, ketidakmampuan mencerna makanan, kurang
asupan makanan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (infeksi)
3. Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan dilakukan dan
diagnosis kanker
4. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan
dehidrasi
J. Rencana/Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
.
1. Ketidakseimbangan 1. Status Nutrisi a. Monitor input dan output cairan
nutrisi: kurang dari 2. Status nutrisi : b. Anjurkan pasien mendiskusikan
kebutuhan tubuh asupan makanan & kebutuhan makanan kepada ahli diet
berhubungan dengan cairan c. Monitor parameter fisiologi (tanda
faktor biologis, 3. Nafsu makan vital, elektrolit), sesuai yang
ketidakmampuan 4. Fungsi dibutuhkan
mencerna makanan, gastrointestinal d. Monitor perubahan pernapasan dan
kurang asupan makanan jantung sebagai indikasi kelebihan
cairan atau dehidrasi.
e. Pantau berat harian dan gejala
f. Menentukan riwayat dari jumlah dan
jenis intake cairan dan kebiasaan
eliminasi
g. Menetukan status nutrisi pasien dan
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.
h. Identifikasi alergi pasien pada makanan
atau ketidakmampuan.
i. Menentukan pilihan makanan pasien.
j. Lengkapi pengkajian nutrisi pasien
k. Monitor proses makan/cairan dan
hitung intake kalori.
l. Anjurkan makan makanan yang disukai
klien.
m. Berikan terapi cairan IV
2. Nyeri akut berhubungan 1. Control nyeri a. Lakukan pengkajian lebih luas terkait
dengan agen cedera 2. Tingkat nyeri nyeri termasuk lokasi, karakteristik,
biologi (infeksi) 3. Pemulihan onset/durasi, frekuensi, kualitas,
pembedahan : intensitas atau kehebatan nyeri dan
penyembuhan faktor presipitasi
4. Status kenyamanan : b.Obervasi ketidaknyamanan nonverbal,
fisik terutama pada ketidakmampuan dalam
5. Pergerakan berkomunikasi efektif
c. Gunakan starategi komunikasi
terapeutik untuk menyatakan
pengalaman nyeri dan menyatakan
penerimaan sebagai respon pasien
terhadap nyeri
d.Mengeksplor pengetahuan dan
keyakinan pasien terhadap nyeri
e. Evaluasi pengalaman nyeri sebelumnya
baik riwayat individu atau keluarga
tentang nyeri kronik atau kecacatan
yang diperoleh
f. Bantu pasien untuk mencari dan
menyediakan dukungan
g.Menentukan pilihan analgesic
h.Monitor tanda vita sebelum
mmeberikan analgesic
i. Pilih dan implementasikan jenis
tindakan (mis., famakoogi, non
farmakologi, interpensonal) untuk
mengurangi nyeri

3. Ansietas berhubungan 1. Tingkat kecemasan a. Monitor TTV


dengan pembedahan 2. Tanda-tanda vital b. Instruksikan klien untuk menggunakan
yang akan dilakukan metode mengurangi kecemasan
dan diagnosis kanker ( seperti teknik nafas dalam, distraksi,
visualisasi, meditasi, relaksasi otot
progressif, mendengar music)
c. Jelaskan semua prosedur pada
pasien/keluarga
d. Informasikan kepada klien atau orang
terdekat kapan dan dimana tindakan
akan dilakukan
e. Berikan kesempatan bagi klien untuk
bertanya ataupun mendiskusikan
perasaannya

4. Risiko 1. Keseimbangan a. Monitor input dan output klien


ketidakseimbangan cairan b. Monitor TTV
elektrolit 2. Hidrasi c. Monitor dengan ketat risiko terjadinya
perdarahan pada pasien
Faktor risiko : d. Pantau adanya tanda dan gejala
- Diare overhidrasi yang memburuk atau
- Kekurangan dehidrasi
volume cairan e. Timbang berat badan harian
- Muntah
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society.(2016, October 15). About Colorectal Cancer. Retrieved


May 14, 2017, from American Cancer Society:
https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-cancer/about/what-is-colorectal-
cancer.html

American Cancer Society.(2017). Colorectal Cancer. Facts & Figures 2017-2019.


Atlanta: American Cancer Society.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Douchterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). Singapore: Elsevier.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Inc. Nursing Diagnoses :
Definitions & Classifications 2015-2017. Jakarta: EGC.

Institute, N. C. (2017, March 6). Colorectal Cancer. Retrieved May 13, 2017, from National
Cancer Institute: https://www.cancer.gov/types/colorectal/patient/rectal-
treatment-pdq

Kesehatan, D. (2005). Pharmaceutical care untuk penyakit tuberkulosis.

Kesehatan, I. K. (2015). Tuberkulosis (TB) paru. Informasi Kedokteran dan Kesehatan.

Meidania, M. (2015). Penatalaksanaan fisioterapi pada tuberkulosis paru di rumah sakit paru
ario wirawan salatiga.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classifications (NOC). Singapore: Elsevier.

Network, N. C. (2016). Colon Cancer. Washington: National Comprehensive Cancer Network.

Smeltzer, S. C. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

Society, A. C. (2016, October 15). About Colorectal Cancer. Retrieved May 14, 2017, from
American Cancer Society: https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-
cancer/about/what-is-colorectal-cancer.html

Society, A. C. (2017). Colorectal Cancer. Facts & Figures 2017-2019. Atlanta: American
Cancer Society.
Sprita, Y. (2015). Lembaran informasi tentang HIV dan AIDS untuk orang yang hidup dengan
HIV. Jakarta: Yayasan Sprita.

Werdhani, R. A. (2015). Patofisiologi, diagnosis, dan klasifikasi tuberkulosis.

Anda mungkin juga menyukai