Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN SIKAP CARING

MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Francisca Sri Susilaningsih1, Valentina Belinda Marlianti Lumbantobing2,


Marisa Mar’atus Sholihah3
1,2
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
3
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
E-mail: marisa14002@mail.unpad.ac.id

Abstrak
Kecerdasan emosional penting dimiliki oleh mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat profesional. Kemampuan
mengelola emosi yang baik akan membantu seseorang untuk dapat memahami diri sendiri dan orang lain, memiliki
empati terhadap orang lain, serta mampu melakukan tindakan yang tepat dalam berbagai situasi. Kemampuan tersebut
mempengaruhi sikap seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, dimana dalam pelaksanaannya caring
adalah inti dalam setiap asuhan keperawatan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
hubungan antara kecerdasan emosional dengan sikap caring mahasiswa keperawatan Universitas Padjadjaran.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi (descriptive correlational) yang bersifat kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan angkatan 2014 sampai 2017 yang berjumlah 607 mahasiswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate random sampling dan didapatkan jumlah sampel
sebanyak 241 mahasiswa. Terdapat 2 instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner kecerdasan
emosional dan kuesioner sikap caring yang telah diuji masing-masing nilai validitas dan reliabilitasnya. Analisa
univariat dengan tabel distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian
menunjukkan kecerdasan emosional mahasiswa tinggi (51%) dan sikap caring positif (45,2%). Hasil uji hubungan
didapatkan korelasi positif antara kecerdasan emosional dengan sikap caring mahasiswa (Pvalue = 0.000; r = 0,515) yang
berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan sikap caring mahasiswa.
Kesimpulan penelitian ini adalah hampir setengah mahasiswa keperawatan Unpad yang memiliki kecerdasan emosional
rendah, 72% memiliki sikap caring dengan kategori negatif. Sehingga saran bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti
faktor-faktor lain yang mempengaruhi sikap caring mahasiswa serta upaya untuk meningkatkan sikap caring tersebut.

Kata Kunci : Caring, Kecerdasan Emosional, Sikap

Abstract
Emotional intelligence is important to be owned by nursing students as prospective professional nurses. The ability to
manage emotions well will help someone to understand themselves and others, have empathy for others, and be able to
take appropriate actions in various situations. This ability influences the attitude of a nurse in providing nursing care,
wherein caring is the core in any given nursing care. The purpose of this study was to analyze the relationship between
emotional intelligence and caring attitudes of nursing students at Padjadjaran University.This study uses descriptive
correlational methods that are quantitative. The population in this study were nursing students from 2014 to 2017
totaling 607 students. The sampling technique used was proportionate random sampling and obtained a total sample of
241 students. There are 2 instruments used in this study, namely emotional intelligence questionnaire and caring
attitude questionnaire which has been tested for each value of validity and reliability. Univariate analysis with
frequency distribution table and bivariate analysis with Rank Spearman correlation test.The results showed high
emotional intelligence of students (51%) and positive caring attitude (45.2%). The results of the relationship test
showed a positive correlation between emotional intelligence and student caring attitudes (Pvalue = 0.000; r = 0.515)
which means that there is a significant positive relationship between emotional intelligence and student caring
attitudes.The conclusion of this study is that almost half of Unpad nursing students who have low emotional
intelligence, 72% have a negative caring attitude. So the suggestion for further researchers to examine other factors
that influence student caring attitudes and efforts to improve the caring attitude.

Keywords : Attitude, caring, emotional intelligence

1
Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan (Marisa Mar’atus Sholihah)

PENDAHULUAN Pendidikan keperawatan yang dilaksanakan di


Universitas Padjadjaran salah satu tujuannya
Keperawatan merupakan suatu seni dan adalah untuk mendidik mahasiswa agar
ilmu pengetahuan yang mengajarkan tentang memiliki sikap dan kemampuan untuk
bagaimana memberikan pelayanan keperawat- memberikan perhatian dan penghargaan
an dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan terhadap sesama manusia dengan
rasa hormat terhadap harga diri tiap klien, menggunakan kurikulum berbasis kompetensi
baik individu, keluarga, dan/atau masyarakat. yang didalamnya menjadikan konsep caring
Pemberian pelayanan keperawatan ini harus sebagai landasan pembelajaran (Pedoman
didasari oleh sikap caring yang bersifat Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas
khusus dan bergantung pada hubungan Keperawatan Unpad, 2016). Pembelajaran
perawat-klien (Perry & Potter, 2010). Caring tentang konsep caring sendiri di Fakultas
akan memberikan kontribusi besar terhadap Keperawatan Unpad sudah diajarakan sejak
kesehatan dan kesejahteraan klien karena tingkat pertama, kemudian untuk
dapat membantu perawat untuk mengenali memebentuk sikap caring dan melatih
intervensi dan membantu untuk fokus mahasiswa untuk menerapkan sikap caring
terhadap klien yang dilayani, sehingga tersebut, maka nilai-nilai caring selalu ada
membuat perawat mengetahui masalah klien, disetiap pembelajaran klinis.
mencari, serta melaksanakan solusinya (Perry Berdasarkan hasil penelitian Ginting
& Potter, 2010). (2011) mengenai sikap caring mahasiswa
Menurut Darbyshire dan McKenna fakultas keperawatan Universitas Padjadjaran
(2013, dalam Scott 2014) mengemukakan dengan menggunakan instrumen yang
bahwa peran keperawatan dalam pelayanan dikembangkan berdasarkan 10 faktor carative
kesehatan saat ini sedang mengalami “krisis caring Jean Watson, dari 212 mahasiswa
caring dalam keperawatan” dan menjadi menunjukkan sebanyak 107 mahasiswa (51%)
perdebatan saat ini. Dalam hal ini, pendidikan memiliki sikap caring pada kategori negatif
memegang peranan penting dalam (unfavorable) dan 105 mahasiswa (49%) yang
mengembangkan keterampilan dalam berada pada kategori positif (favorable).
memberikan pelayanan keperawatan yang Sikap seseorang menunjuk pada status
penuh perhatian atas dasar caring sehingga mental orang tersebut, yang merupakan suatu
nantinya dapat memberikan perawatan reaksi atau respon dari individu yang masih
konstruktif yang berorientasi pada kebutuhan tertutup sehingga hanya dapat ditafsirkan dari
pasien. Sikap caring tidak terbentuk secara tingkah laku yang tertutup tersebut dan
otomatis begitu saja, tetapi harus dilatih, selanjutnya akan diwujudkan dalam bentuk
diajarkan, dididik, dan dikembangkan perilaku. Sikap merupakan kesadaran individu
sehingga mahasiswa memiliki karakter yang yang akan menuntun tingkah laku seseorang
berbudi luhur (Scott, 2014). sehingga orang tersebut akan bertindak sesuai
Mahasiswa Fakultas Keperawatan dengan sikap yang diekspresikan (Sunaryo,
Unpad adalah mahasiswa yang mendapat 2013).
pendidikan keperawatan sebagai persiapan Beberapa penelitian menunjukkan
untuk nantinya menjadi seorang perawat bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan
profesional yang mampu melaksanakan emosional dengan perilaku caring,
asuhan keperawatan berdasarkan aspek etik diantaranya hasil penelitian Sarifudin (2015),
dan legal serta mampu bertanggung jawab. Darmini dkk (2017), dan Sumarni (2016)

2
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.1, Januari 2020: 1-15

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan Sulisno (2015) mengemukakan bahwa


yang signifikan antara kecerdasan emosi dan interaksi caring antara mahasiswa dalam satu
perilaku caring perawat dengan arah korelasi angkatan semakin lama seharusnya semakin
yang positif sehingga semakin tinggi nilai baik karena pada setiap tingkat perkuliahan
kecerdasan emosi maka semakin baik pula mahasiswa mengalami perkembangan
perilaku caring-nya. psikologi dan mengalami perkembangan ilmu
Menurut Cooper (1998, dalam Sunaryo, pengetahuan yang didapat dari pengalaman
2013) kecerdasan emosional adalah maupun praktik klinis selama perkuliahan,
kemampuan merasakan, memahami, dan apalagi pembelajaran tentang caring sendiri
secara selektif menerapkan daya dan sudah diajarkan sejak tingkat pertama. Selain
kepekaan emosi sebagai sumber energi dan itu, fenomena perilaku mahasiswa tersebut
pengaruh yang manusiawi. Sunaryo (2013) tidak sesuai dengan pernyataan yang
menyebutkan bahwa kunci keberhasilan dan dikemukakan oleh Goleman (1998) tentang
kemajuan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan emosional dimana seseorang
kecerdasan intelektual saja, tetapi juga dikatakan cerdas secara emosional seharusnya
ditentukan oleh kecerdasan emosional dan ia mampu mengenali emosi diri (self
didukung dengan kecerdasan spiritual. awareness), mampu mengelola emosi diri,
Kecerdasan emosional memgang konsep mampu memotivasi diri sendiri, mampu
dunia dan kecerdasan spiritual memegang mengenali emosi orang lain (empati), dan
konsep akhirat, keduanya harus seimbang mampu membina hubungan dengan orang lain
dimana kecerdasan emosional diperlukan (social skill).
dalam membina hubungan antara manusia Berdasarkan pengamatan peneliti
dengan manusia, kemudian kecerdasan terhadap mahasiswa fakultas keperawatan
spiritual antara manusia dengan tuhannya selama perkuliahan semester tujuh (tingkat
(Agustian, 2007). akhir), ditemukan beberapa fenomena sikap
Goleman (2005) membagi kecerdasan yang terlihat selama perkuliahan diantaranya
emosional menjadi lima dimensi, yaitu sikap mahasiswa yang tidak menyapa atau
dimensi mengenali emosi diri (self senyum saat berpapasan dengan dosen/
awareness), dimensi mengelola emosi diri, pegawai lain atau mahasiswa yang berbeda
dimensi memotivasi diri sendiri, dimensi angkatan, main gadget, sulit berkonsentrasi,
mengenali emosi orang lain (empati), dan atau mengantuk saat jam perkuliahan
dimensi membina hubungan dengan orang berlangsung sehingga terlihat bersikap acuh
lain (social skill). Menurut Sun dan Ok (2013) ketika ada dosen atau teman yang sedang
kecerdasan emosional penting dimiliki oleh berbicara di depan kelas, datang terlambat dan
mahasiswa keperawatan sebagai calon mengobrol saat perkuliahan sedang
perawat professional agar dapat memahami berlangsung sehingga mengganggu
diri sendiri dan orang lain, memiliki empati konsentrasi mahasiswa lain. Sulisno (2015)
terhadap orang lain, mampu mengendalikan mengemukakan bahwa interaksi caring antara
dan mengarahkan emosinya menjadi perilaku mahasiswa dalam satu angkatan semakin lama
yang positif, mampu melakukan tindakan seharusnya semakin baik karena pada setiap
yang tepat dalam berbagai situasi, dan tidak tingkat perkuliahan mahasiswa mengalami
bertindak berdasarkan dorongan emosi, serta perkembangan psikologi dan mengalami
tidak berperilaku impulsif (perilaku yang perkembangan ilmu pengetahuan yang
dilakukan tanpa berfikir terlebih dahulu). didapat dari pengalaman maupun praktik

3
Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan (Marisa Mar’atus Sholihah)

klinis selama perkuliahan, apalagi keperawatan yang dikaitkan dengan


pembelajaran tentang caring sendiri sudah kecerdasan emosional mahasiswa karena
diajarkan sejak tingkat pertama. beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan
Selain itu, fenomena perilaku bahwa perilaku caring dapat dipengaruhi oleh
mahasiswa tersebut tidak sesuai dengan kecerdasan emosional, dimana suatu perilaku
pernyataan yang dikemukakan oleh Goleman dapat didasari oleh sikap (Frymier, 2017) dan
(1998) tentang kecerdasan emosional dimana kecerdasan emosional berasal dari faktor
seseorang dikatakan cerdas secara emosional emosional yang dikendalikan, meliputi
seharusnya ia mampu mengenali emosi diri amarah, ketakutan, kebahagiaan, cinta dan
(self awareness), mampu mengelola emosi kasih sayang, terkejut, jijik, dan rasa sedih
diri, mampu memotivasi diri sendiri, mampu (Goleman, 2005).
mengenali emosi orang lain (empati), dan Menurut Azwar (2013) menyatakan
mampu membina hubungan dengan orang lain bahwa sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh
(social skill). faktor emosional. Akan tetapi berdasarkan
Berkaitan dengan perilaku, Sunaryo penelitian Yulianti, Agustina, dan Komariah
(2013) menyatakan bahwa perilaku seseorang (2012) tentang hubungan faktor-faktor yang
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor memengaruhi sikap caring pada mahasiswa
kebutuhan, motivasi, faktor perangsang dan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
penguat, kepercayaan dan sikap. Selain itu, Padjadjaran, mengemukakan bahwa faktor
Sunaryo mengemukakan bahwa walapun emosional mahasiswa tidak memiliki
tidak semua perilaku seseorang didasari oleh hubungan bermakna dengan sikap caring
sikap, akan tetapi sikap akan sangat mahasiswa. Berdasarkan uraian di atas,
memengaruhi perilaku, baik positif maupun peneliti tertarik untuk membuat sebuah
negatif. Sikap belum merupakan tindakan penelitian dengan judul “Hubungan
atau aktivitas melainkan suatu kecenderungan Kecerdasan Emosional dengan Sikap Caring
atau kesadaran untuk menentukan tingkah Mahasiswa Keperawatan Universitas
laku yang hanya dirasakan dari dalam diri Padjadjaran”. Diharapkan penelitian ini dapat
individu senidiri, sehingga manifestasi sikap memberikan informasi sebagai bahan rujukan
tidak dapat langsung dilihat (Sunaryo, 2013). dalam penelitian selanjutnya mengenai faktor-
Frymier (2017) menjelaskan bahwa sikap faktor yang memengaruhi kecerdasan
memang bukan merupakan satu-satunya emosional untuk meningkatkan sikap caring
faktor yang memengaruhi perilaku seseorang. mahasiswa.
Akan tetapi, sikap tersebut dapat
mengarahkan seseorang untuk berperilaku METODE PENELITIAN
(Frymier, 2017). Penelitian deskriptif korelasi
Penelitian sebelumnya oleh Ginting (descriptive correlational) yang bersifat
(2011) yang telah dikemukakan di atas kuantitatif ini dilakukan dengan pendekatan
menunjukkan bahwa sikap caring mahasiswa cross sectional, terdiri dari variabel
fakultas keperawatan Unpad lebih dari independen yaitu kecerdasan emosional
setengahnya berada pada kategori mahasiswa dan variabel dependen yaitu sikap
unfavorable (negatif / tidak mendukung objek caring mahasiswa. Penelitian ini dilakukan
sikap), sehingga penelitian ini dapat dijadikan pada bulan Juli 2018 di kampus Fakultas
sebagai evaluasi perkembangan (update Keperawatan Universitas Padadjaran
terbaru) dari sikap caring mahasiswa Jatinangor.

4
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.1, Januari 2020: 1-15

Populasi dalam penelitian ini adalah Watson, terdiri dari 32 item pernyataan,
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas diukur dengan menggunakan skala likert,
Padjadjaran berjumlah 607 mahasiswa, terdiri dengan nilai koefisien validitasnya adalah ≥
dari angkatan 2014 berjumlah 170 0,349 dan reliabilitasnya 0,94 (uji Product
mahasiswa, angkatan 2015 berjumlah 130 Moment dari Pearson). Kemudian dari hasil
mahasiswa, angkatan 2016 berjumlah 147 penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas
mahasiswa, dan angkatan 2017 berjumlah 160 dan reliabilitas kembali terhadap kedua
mahasiswa. Jumlah sampel dalam penelitian instrumen yang digunakan. Nilai uji validitas
ini dihitung dengan menggunakan rumus pada instrumen kecerdasan emosional
Slovin dan didapatkan jumlah sampel adalah berkisar dari 0,160-0,611 dan pada instrumen
241 mahasiswa, terdiri dari 67 mahasiswa sikap caring berkisar dari 0,406-0,686. Kedua
A2014, 52 mahasiswa A2015, 58 mahasiswa instrumen dapat dikatakan valid karena r
A2016, dan 64 mahasiswa A2017. hitung > r tabel (r tabel untuk n=241 adalah
Pengumpulan data dilakukan dengan 0,126).
menggunakan google form, yaitu dengan Peneliti mengolah data dengan program
membagikan link tautan google form tersebut SPSS (Statistical Product and Service
kepada setiap ketua angkatan untuk kemudian Solution) dan Microsoft Excel. Data yang
dibagikan kepada masing-masing angkatan- diperoleh dianalisis dengan teknik analisis
nya. Adapun teknik pengambilan sampel yang univariat untuk mengidentifikasi kecerdasan
digunakan adalah proportionate sampling, emosional dan sikap caring mahasiswa, dan
yaitu peneliti hanya mengambil sesuai jumlah uji korelasi Rank Spearman untuk mengetahui
sampel yang dibutuhkan (241 mahasiswa) hubungan antara kecerdasan emosional
dari keseluruhan responden yang mengisi dengan sikap caring mahasiswa. Data yang
google form (399 mahasiswa). Sampel telah diolah kemudian dideskripsikan dengan
diambil berdasarkan urutan teratas yang menggunakan tabel distribusi frekuensi.
mengisi google form.
Penelitian ini menggunakan dua buah
instrumen, yaitu instrumen kecerdasan HASIL PENELITIAN
emosional dan instrumen sikap caring. Berikut ini distribusi karakteristik
Adapun instrumen kecerdasan emosional responden pada penelitian ini terdiri dari
yang digunakan adalah instrumen yang telah angkatan, usia, jenis kelamin, tempat tinggal,
dikembangkan oleh Priyanti (2010) suku, dan jumlah organisasi yang
berdasarkan lima dimensi kecerdasan pernah/sedang diikuti. Tabel 1 di bawah
emosional teori Goleman, terdiri dari 52 item menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas
pernyataan, diukur dengan menggunakan Keperawatan Unpad mayoritas berjenis
skala likert, dengan nilai koefisien kelamin perempuan dan responden terbanyak
validitasnya berkisar dari 0,45-0,95 dan nilai pada penelitian ini adalah angkatan 2014
reliabilitasnya 0,873 (uji korelasi Rank dengan rentang usia 18-20 tahun. Sebagian
Spearman). Adapun instrumen sikap caring besar responden bertempat tinggal kost
yang digunakan adalah instrumen yang (71,0%), bersuku Sunda (58,5%), dan
dikembangkan oleh Ginting (2011) pernah/sedang mengikuti organisasi sebanyak
berdasarkan teori 10 faktor karatif caring Jean 1-3 (75,2%).

5
Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan (Marisa Mar’atus Sholihah)

Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Mahasiswa Keperawatan Universitas Padjadjaran 2018 (n= 241)
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Angkatan
2014 67 27,8
2015 52 21,6
2016 58 24,1
2017 64 26,6
Usia
18-20 tahun 138 57,2
21-23 tahun 103 42,8
Jenis Kelamin
Laki-laki 26 10,8
Perempuan 215 89,2
Tempat Tinggal
Kost 171 71,0
Dengan orang tua 58 24,1
Lainnya 12 5,0
Suku
Sunda 141 58,5
Non-Sunda 100 41,5
Jumlah Organisasi yang
pernah/sedang diikuti
58 24,1
0
181 75,2
1-3
2 0,8
≥4

Berikut hasil analisis data antara skor kecerdasan emosional mahasiswa dan sikap caring
mahasiswa keperawatan Universitas Padjadjaran dengan nilai mean. Berdasarkan tabel 2 dapat
diketahui bahwa jumlah mahasiswa keperawatan Unpad yang memiliki kecerdasan emosional
dengan kategori tinggi dan rendah memiliki persentase yang hampir sama.
Tabel 2.
Kecerdasan Emosional Mahasiswa Keperawatan Universitas Padjadjaran (n= 241)
Frekuensi Persentase
Dimensi Kategori
(f) (%)
Kecerdasan Rendah 118 49
Emosional Tinggi 123 51
Rendah 114 47,3
Mengenaliemosidiri(Self awareness)
Tinggi 127 52,7
Rendah 91 37,8
Mengelolaemosidiri
Tinggi 150 62,2
Rendah 115 47,7
Memotivasidirisendiri
Tinggi 126 52,3
Mengenalidanmemahamiemosi orang Rendah 119 49,4
lain (empati) Tinggi 122 50,6
Membinahubungandengan orang lain Rendah 116 48,1
(social skill) Tinggi 125 51,9

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa keperawatan Unpad
cenderung memiliki sikap caring negatif pada beberapa faktor karatif.

6
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.1, Januari 2020: 1-15

Tabel 3.
Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan Universitas Padjadjaran (n= 241)
Frekuensi Persentase
Faktor Karatif Kategori
(f) (%)
Sikap Negatif 132 54,8
Caring Positif 109 45,2
Negatif 119 49,4
Humanistic-altruistic system of value
Positif 122 50,6
Negatif 142 58,9
Faith-hope
Positif 99 41,1
Negatif 140 58,1
Sensitivity to self and others
Positif 101 41,9
Helping-trusting, human care Negatif 123 51
relationship Positif 118 49
Expressing positive and negative Negatif 104 43,2
feelings Positif 137 56,8
Creative problem-solving caring Negatif 130 53,9
process Positif 111 46,1
Negatif 128 53,1
Transpersonal teaching-learning
Positif 113 46,9
Supportive, protective, and/or Negatif 121 50,2
corrective mental, physical, societal,
Positif 120 49,8
and spiritual environment
Negatif 106 44
Human needs assistance
Positif 135 56
Existential-phenomenological- Negatif 148 61,4
spiritual forces Positif 93 38,6

7
Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan (Marisa Mar’atus Sholihah)

Berikut disajikan tabel 4. mengenai tabulasi silang antara kecerdasan emosional dan sikap caring mahasiswa keperawatan Unpad dengan
karakteristik demografi.

Tabel 4. Kecerdasan Emosional dan Sikap Caring Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa Keperawatan Unpad (n= 241)

Kecerdasan Emosional Sikap Caring


Karakteristik Rendah Tinggi Total Negatif Positif Total
F % F % F % F % F % F %
Angkatan 2014 24 35,8 43 64,2% 67 100% 36 53,7% 31 46,3% 67 100%
2015 28 53,8% 24 46,2% 52 100% 35 67,3% 17 32,7% 52 100%
2016 22 37,9% 36 62,1% 58 100% 30 51,7% 28 48,3% 58 100%
2017 44 68,8% 20 31,3% 64 100% 31 48,4% 33 51,6% 64 100%
Usia (tahun) 18-20 77 55,8 61 44,2% 138 100% 71 51,5% 67 48,5% 138 100%
21-23 41 39,8 62 60,2% 103 100% 61 59,2% 42 40,8% 103 100%
Jenis Kelamin Laki-laki 13 50% 13 50% 26 100% 18 69,2% 8 30,8% 26 100%
Perempuan 105 48,8% 110 51,2% 215 100% 114 53% 101 47% 215 100%
Kost 87 50,9% 84 49,1% 171 100% 96 56,1% 75 43,9% 171 100%
Tempat Dengan orang 24 41,4% 34 58,6% 58 100% 30 51,7% 28 48,3% 58 100%
Tinggal tua
Lainnya 7 58,3% 5 41,7% 12 100% 6 50% 6 50% 12 100%
Suku Sunda 65 46,1% 76 53,9% 141 100% 75 53,2% 66 46,8% 141 100%
Non Sunda 53 53% 47 47% 100 100% 57 57% 43 43% 100 100%
Organisasi
0 31 53,4% 27 46,6% 58 100% 32 55,2% 26 44,8% 58 100%
yang
1–3 87 48,1% 94 51,9% 181 100% 99 54,7% 82 45,3% 181 100%
pernah/sedang
≥4 0 0% 2 100% 2 100% 1 50% 1 50% 2 100%
diikuti

8
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.1, Januari 2020: 1-15

Berikut ini hasil analisis data antara kecerdasan emosional dengan sikap caring mahasiswa
keperawatan Unpad.
Tabel 5.
Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan Unpad
(n=241)
Kecerdasan Emosional P value r

Sikap Caring Tinggi Rendah Total

f (%) f (%) f (%)

Positif 76 (61,8%) 33 (28%) 109 (45,2%) 0,000 0,515

Negatif 47 (38,2%) 85 (72%) 132 (54,8%)

Total 123 (100%) 118 (100%) 241 (100%)

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan hasil Berdasarkan karakteristik angkatan


analisis hubungan antara kecerdasan responden, hasil penelitian menunjukkan
emosional dengan sikap caring mahasiswa mahasiswa yang memiliki tingkat kecerdasan
yaitu Pvalue= 0,000 (Pvalue< α) dengan r = emosional paling tinggi adalah angkatan
0,515 artinya terdapat hubungan positif yang 2014. Menurut Hurlock (1980) tingkat
signifikan antara kecerdasan emosional kedewasaan seseorang akan meningkat
dengan sikap caring mahasiswa. seiring dengan perkembangan usia yang juga
memengaruhi kematangan emosi seseorang,
dimana semakin matang emosi seseorang
PEMBAHASAN
maka ia akan semakin mampu melakukan
Berdasarkan hasil penelitian ini penyesuain diri terhadap masalah yang
menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa dihadapi.
keperawatan Unpad yang memiliki Sementara itu, mahasiswa yang
kecerdasan emosional dengan kategori tinggi memiliki tingkat kecerdasan emosional
dan rendah memiliki persentase yang hampir rendah paling banyak adalah angkatan 2017
sama, dimana lebih dari setengah mahasiswa dan dari segi usia adalah mahasiswa yang
keperawatan Unpad berada pada kategori berusia 18-20 tahun. Usia 18-20 tahun
kecerdasan emosional tinggi. Hal ini berarti merupakan usia peralihan dari remaja menuju
dapat dikatakan bahwa mahasiswa sudah dewasa dini dimana semakin mendekatnya
mampu mengontrol emosi diri sendiri usia kematangan yang sah membuat para
sehingga tidak bersikap impulsif, tetap remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan
bersikap tenang meskipun dalam situasi sulit, stereotip remaja sehingga tingginya emosi
mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pada saat remaja masih terbawa hingga usia
dan perubahan yang terjadi, memiliki dewasa dini (Hurlock, 1980). Penyebab lain
kontrolinternal atas diri sendiri, terbuka rendahnya tingkat kecerdasan emosional
terhadap gagasan baru, bertanggung jawab mahasiswa kemungkinan adalah karena
atas konsekuensi yang terjadi, dan mampu belum terpenuhi atau masih adanya tuga-tugas
mengatasi berbagai masalah yang terjadi perkembangan belum terselesaikan sesuai
dalam kehidupannya (Fitch,2017). perkembangan usia (Hurlock, 1980).

9
Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan (Marisa Mar’atus Sholihah)

Berdasarkan jenis kelamin, pada Existential-phenomenological-spiritual


penelitian ini tidak terdapat perbedaan forces. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
signifikan dimana persentase antara laki-laki mahasiswa terhadap spiritualitas terutama
dan perempuan yang memiliki kecerdasan menyangkut tentang misteri kehidupan dan
emosional tinggi hampir sama, dimana kematian masih kurang. Sikap ini akan
perempuan memiliki persentase yang sedikit memengaruhi komunikasi seseorang untuk
lebih banyak. Penelitian ini sesuai dengan mengarahkan orang lain berfikir positif dalam
pernyataan Goleman (1995, dalam Sahu & menghadapi permasalahn hidupnya sehingga
Das 2016) yang menegaskan bahwa tidak ada apabila sikapnya negatif maka orang tersebut
perbedaan gender dalam skor kecerdasan akan sulit menemukan makna hidup dan
emosional, karena walaupun pria dan wanita kebahagian (Costello&Barron, 2017).
mungkin memiliki profil kekuatan dan Sementara itu sikap caring dengan
kelemahan yang berbeda dalam dimensi kategori positif paling banyak terdapat pada
kecerdasan emosional yang berbeda, namun faktor karatif kelima yaitu Expressing positive
tingkat keseluruhan kecerdasan emosional and negative feelings (56,8%). Hal ini berarti
mereka setara. Laki-laki memiliki kecerdasan mahasiswa dapat menerima ungkapan
emosional yang berbeda dengan perempuan perasaan positif dan negatif dari orang lain
yaitu dalam hal kesadaran diri (self yang dapat diwujudkan dengan memberikan
awareness), dimana perempuan memiliki kesempatan kepada orang lain untuk
kecerdasan emosional yang lebih tinggi, mengungkapkan perasaannya dan hadir secara
sedangkan dalam hal pengaturan emosi, tulus untuk mendengarkan cerita orang lain
kestabilan dan altruistik laki-laki lah yang dengan penuh perhatian (Perry & Potter,
memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi 2010).
(Waghmare, 2015). Berdasarkan usia, hasil penelitian
Berdasarkan organisasi yang diikuti menunjukkan mahasiswa yang berusia lebih
mahasiswa, mahasiswa yang mengikuti muda (18-20 tahun) memiliki persentase sikap
organisasi ≥4 seluruhnya memiliki kecerdasan caring positif lebih besar (48,5%), sebaliknya
emosional tinggi. Hal ini karena orang yang mahasiswa yang berusia lebih tua (21-23
aktif mengikuti kegiatan organisasi akan lebih tahun) memiliki persentase sikap caring
dapat mengembangkan keterampilan positif lebih sedikit (40,8%). Selain itu,
intelektual dan konsep-konsep yang penting mahasiswa angkatan 2017 sebagai angkatan
untuk kecakapan sosial sebagai salah satu termuda yang berusia rata-rata 18-19 tahun
indikator kecerdasan emosional melalui juga memiliki sikap caring positif yang lebih
situasi praktis dalam organisasi yang banyak(51,6%) dibandingkan angkatan
diikutinya, dan organisasi juga merupakan lainnya. Hasil penelitian ini tidak sesuai
salah satu sarana pembentukan nilai-nilai dengan hasil penelitian Sulisno (2015)
yang nantinya akan membentuk sikap dan tentang perbedaan interaksi caring mahasiswa
perilaku orang tersebut (Hurlock, 1980). tingkat I, II, dan III dimana hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis pada variabel tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa
sikap caring menunjukkan sebagian besar tingkat III yang telah mendapat pengalaman
mahasiswa keperawatan Unpad cenderung klinis dan komunitas mempunyai nilai
memiliki sikap caring negatif pada beberapa interaksi caring paling baik. Hal ini
faktor karatif, dan yang paling cenderung kemungkinan terjadi karena semakin
negatif adalah faktor karatif kesepuluh yaitu memasuki tingkat yang lebih tinggi maka

10
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.1, Januari 2020: 1-15

beban stress dan tuntutan kompetensi baik dan sebaliknya mahasiswa yang memiliki
teori maupun skill praktik yang harus dikuasai kecerdasan emosional rendah sebanyak 118
mahasiswa juga meningkat, sehingga orang cenderung memiliki sikap caring
mahasiswa diatas angkatan muda menjadi dengan kategori negatif sebanyak 85 orang
kurang peka/perhatian terhadap sekitarnya. (72%).
Berdasarkan jenis kelamin, hasil Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian menunjukkan persentase sikap penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
caring positif mahasiswa perempuan lebih Yulianti, Agustina, dan Komariah (2012)
besar (51,6%) dibandingkan mahasiswa laki- yang menyatakan bahwa tidak terdapat
laki (34,6%). Dalam hal ini perempuan hubungan signifikan antara sikap caring
biasanya memiliki kepedulian dan perasaan mahasiswa dengan faktor emosional dimana
yang lebih peka terhadap orang disekitarnya faktor emosional ini akan menentukan
(Morhardt, 2017) namun karena jumlah kecerdasan emosional seseorang (Goleman,
mahasiswa laki-laki dan perempuan tidak 2005), apabila emosi tersebut negatif maka
proporsional dimana mahasiswa perempuan akan menimbulkan sikap berupa prasangka
yang menjadi mayoritas sehingga besar dan yang seringkali negatif juga (Azwar, 2013).
signifikansi perbedaan berdasarkan jenis Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa
kelamin tidak dapat ditentukan secara pasti. penelitian sebelumnya, seperti hasil penelitian
Faktor lingkungan yang diteliti dalam Sarifudin (2015) dan Sumarni (2016) yang
penelitian ini diantaranya adalah tempat menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
tinggal mahasiswa, suku, dan organisasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dan
diikuti mahasiswa di lingkungan kampus. perilaku caring dengan arah korelasi yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil positif, yaitu semakin tinggi kecerdasan
penelitian Yulianti, Agustina, dan Komariah emosional seorang mahasiswa, maka perilaku
(2012) yang mengatakan bahwa faktor caringnya juga akan semakin baik.
lingkungan tidak memiliki hubungan Kecerdasan emosional dibutuhkan
bermakna dengan sikap caring karena untuk dapat menghadapi dan memahami diri
masing-masing karakteristik tersebut sendiri dan orang lain, emosi akan membantu
memiliki persentase rata-rata hampir sama seseorang dalam melakukan pengendalian
antara responden yang memiliki sikap caring diri, penghargaan diri, kesadaran diri,
positif dan yang memiliki sikap caring negatif kepekaan sosial, dan adaptasi sosial, serta
jika dilihat berdasarkan kategori lingkungan. membantu seseorang menumbuhkan sikap
Berdasarkan hasil analisis bivariat pada empati, rasa peduli, cinta dan kasih sayang,
serta menentukan sikap dan perilaku
penelitian ini menunjukkan Pvalue= 0,000
seseorang (Segal, 1999).
(Pvalue< α) dengan nilai r = 0,515 artinya ada Selain itu dalam profesi keperawatan,
hubungan positif yang signifikan antara perawat akan dihadapkan dengan berbagai
kecerdasan emosional dengan sikap caring kondisi yang tidak terduga seperti keputusan
mahasiswa. Keeratan hubungan memperkuat hidup dan mati, kondisi kritis, atau keadaan
data hasil penelitian yang menunjukkan buruk lainnya oleh karena itu perawat harus
bahwa mahasiswa yang memiliki kecerdasan memiliki kecerdasan emosional yang baik
emosional tinggi sebanyak 123 orang untuk menghasilkan kinerja keperawatan
cenderung memiliki sikap caring dengan yang efektif (Ramesh, 2015). Menurut
kategori positif sebanyak 76 orang (61,8%), Goleman (1998) kecerdasan emosional dapat

11
Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan (Marisa Mar’atus Sholihah)

dipelajari dan dikembangkan melalui caring-nya, dimana mahasiswa yang memiliki


pengalaman dan pendidikan. tingkat kecerdasan emosional rendah
Berkaitan dengan hal tersebut, lembaga cenderung memiliki sikap caring negatif.
pendidikan sebagai faktor eksternal Oleh karena itu kecerdasan emosional perlu
memegang peranan penting terhadap untuk diasah dan ditingkatkan melalui proses
kecerdasan emosional. Lembaga pendidikan pembelajaran dan pelatihan baik melalui
berperan dalam meletakan dasar pengertian kegiatan intrakurikuler maupun
dan konsep moral dalam diri individu, ekstrakurikuler agar nantinya mahasiswa
menanamkan pemahaman tentang baik dan keperawatan Unpad menjadi perawat
buruk, serta sebagai garis pemisah antara profesional yang mampu memberikan asuhan
sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan keperawatan dengan penuh perhatian, empati
(Azwar, 2013). dan belas kasih.
Pendidikan merupakan kegiatan yang Dari hasil penelitian, diharapkan
dijalankan dengan sengaja, teratur, dan penelitian ini dapat menjadi data dasar dan
terencana dengan tujuan untuk mengubah dan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya
mengembangkan perilaku yang diinginkan mengenai faktor-faktor lain yang
(Laelasari, 2014). Fakultas Keperawatan memengaruhi sikap caring mahasiswa serta
Universitas Padjadjaran (Fkep Unpad) upaya yang dapat dilakukan untuk
sebagai pusat Pendidikan Tinggi Keperawatan meningkatkan sikap caring tersebut.
tertua kedua di Indonesia dalam hal ini
berkomitmen untuk menghasilkan sumber DAFTAR PUSTAKA
daya manusia keperawatan yang berkualitas Agustian, Ary Ginanjar. (2007). Rahasia
tinggi (Profil Fkep Unpad, 2016). Sukses Membangun Kecerdasan
Kecerdasan emosional dapat di Emosi dan Spiritual. Jakarta : Arga
aplikasikan dalam proses belajar mengajar Publishing.
mencakup pengembangan kesadaran diri akan Ardiana, A. Sahar, J. dan Gayatri, Dewi
perasaan-perasaan yang dialami, penerimaan (2010). Dimensi Kecerdasan
dan pengelolaan perasaan, relasi yang Emosional: Memahami dan
dibangun dengan peserta didik dan juga Mendukung Orang Lain terhadap
Perilaku Caring Perawat Pelaksana
kemampuan untuk menciptakan lingkungan
Menurut Persepsi Klien. Jurnal
belajar yang kondusif agar peserta didik siap Keperawatan Indonesia, volume 13,
untukmenerima pelajaran (Laelasari, 2014). No, 3.
Jadi, faktor yang dapat memengaruhi Arifin, Johar. (2017). SPSS 24 untuk
kecerdasan emosional di lingkungan Penelitian dan Skripsi.Jakarta : PT
pendidikan diantaranya adalah pengalaman Elex Media Komputindo.
dan proses belajar mengajar selama berada di Asmadi.(2008). Konsep Dasar
lingkungan pendidikan tersebut. Keperawatan.Jakarta : EGC.
Costello, M., & Barron, A. M. (2017).
KESIMPULAN Teaching Compassion: Incorporating
Hasil penelitian menunjukkan hampir Jean Watson’s Caritas Processes into a
Care at the End of Life Course for
setengah mahasiswa keperawatan Unpad
Senior Nursing Students. International
masih memiliki kecerdasan emosional yang Journal of Caring Sciences, 10(3),
rendah dan berdampak pula terhadap sikap 1113–1117. Retrieved from

12
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.1, Januari 2020: 1-15

www.internationaljournalofcaringscie Goleman. (1998). Kecerdasan Emosional.


nces.org Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Cheng, L., Liu, Y., Ke, Y., & Wang, W. Griffin, Mary dkk. (2010). Emotional
(2017). Comparison of Caring Ability Intelligence and Nursing Performance
Between Chinese and American among Nursing Students. United
Nursing Students. Western Journal of States : Elsevier.
Nursing Research, 39(2), 290–304.
https://doi.org/10.1177/019394591665 Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan
6613
Sepanjang Rentang Kehidupan.
Cooper, Robert K. (1998). Executive EQ : Jakarta : Erlangga.
Kecerdasan Emosional dalam
Kepemimpinan dan Organisasi. Ibrahim, K., Kosasih, C. E., & Anna, A.
Jakarta : Gramedia. (2006). Sikap Mahasiswa Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas
Darmini, A. A. A. Y., Susanti, N. L. P. D., & Padjadjaran terhadap Perawatan
Kamaryati, N. I. P. (2017). Gambaran Pasien HIV/AIDS, (214). Retrieved
Kecerdasan Emosional dan Perilaku from http://repository.unpad.ac.id/216
Caring Perawat di Rumah Sakit 35/
Daerah Badung, Bali.Jurnal
Keperawatan Komprehensif, 3, 94– Kaur, D., Sambasivan, M., & Kumar, N.
100. (2013). Effect of spiritual intelligence,
emotional intelligence, psychological
Dwidiyanti, Meidiana. (2007). “Caring” ownership and burnout on caring
Kunci Sukses Perawat/Ners behaviour of nurses: A cross-sectional
Mengamalkan Ilmu. Semarang : study. Journal of Clinical Nursing,
Hasani. 22(21–22), 3192–3202. https://doi.
Fitch, Mike. (2017). Developing Emotional org/10.1111/jocn.12386
Intelligence ( E . I .) Competencies Laelasari. (2014). Pentingnya Kecerdasan
Emotional Intelligence (“ EQ ”) Emosional Saat Belajar. Edunomic, 2,
Emotional Intelligence (“ EQ ”), 1–36. 33–36.
Fkep Unpad. (2016). Profil Fakultas Lee, O. S., &Gu, M. O. (2013). The
Keperawatan Universitas Relationship between Emotional
Padjadjaran. http://fkep.unpad.ac.id/ intelligence and Communication skill,
profil%20fkep.php Clinical competence & Clinical
Frymier, A. B., & Nadler, M. K. (2017).The practice stress in Nursing
Relationship between Attitudes and Students.Journal of the Korea
Behaviors.From Persuasion: Academia-Industrial Cooperation
Integrating Theory, Research, and Society, 14(6), 2749–2759. https://
Practice, 42–58. https://doi.org/ doi.org/10.5762/KAIS.2013.14.6.2749
10.1037/h0034475 Morhardt, Harby. (2017). Gender Differences
Gasya, Ibrahim. (2007). Hubungan antara in Family Caregiving. Northwestern
Kecerdasan Emosi dengan Derajat University Feinberg School of
Stress pada Mahasiswa tingkat Akhir. Medicine.https://www.caregiving.org/
Universitas Gunadarma, Jakarta. wp-content/uploads/2017/04/9NAC-
Morhardt.pdf
Ginting, Riama Yanti. (2011). Hubungan Tipe
Kepribadian dengan Sikap Caring Morrison, Paul dan Philip Burnard. (2008).
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Caring and Communicating :
Universitas Padjadjaran.[SKRIPSI] Hubungan Interpersonal dalam
Jatinangor : Universitas Padjadjaran. Keperawatan, Ed 2. Jakarta : EGC.

13
Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan (Marisa Mar’atus Sholihah)

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Studies, 51(2), 177–180.


Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2013.
Rineka Cipta. 08.006
Ouellette, J. (2003). How To Improve Senduk, Yacinta. (2007). Mengasah
Emotional Intelligence (Ei) At Work, Kecerdasan Emosi Orang Tua untuk
1–3. Mendidik Anak.Jakarta : PT Elex
Pajnkihar M., Stiglic G., dan Vrbnjak D. Media Komputindo.
(2017). The Concept of Watson’s Şenyuva, E., Kaya, H., Işik, B., & Bodur, G.
Carative factors in nursing and their (2014).Relationship between Self-
(di)harmony with patient satisfaction. compassion and Emotional
Peer-Reviewed & Open Access. Intelligence in Nursing
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art Students.International Journal of
icles/PMC5299993/ Nursing Practice, 20(6), 588–596.
https://doi.org/10.1111/ijn.12204
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan
Fakultas Keperawatan Tahun Siwantoro, E. (2013). Efektifitas Pemberian
Akademik 2016/2017. http://fkep. Modul Caring Berbasis Kecerdasan
unpad.ac.id/prodiS1.php Emosional terhadap Peningkatan
Kompetensi Keperawatan Mahasiswa
Potter & Perry. (2010). Fundamental Ners Dian Husada.Jurnal
Keperawatan Buku 1 Edisi 7.Jakarta : Keperawatan & Kebidanan - Stikes
Salemba Medika. Dian Husada Mojokerto, 22–30.
Prihandhani, I. G. A. S. (2015).Hubungan Smith, Marlaine C. dan Marilyn E. Parker.
Faktor Individu dan Budaya 2015. Nursing Theories & Nursing
Organisasi dengan Perilaku Caring Practice, Fourth Edition. America :
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat F.A Davis Company.
Inap Rumah Sakit Umum Ganesha
Gianyar.Thesis, 3, 54–59. Strickland, Ora Lea dan Colleen Dilirio.
(2003). Measurement of Nursing
Priyanti, Septina. (2010). Gambaran Tingkat Outcomes, Second Edition. America :
Kecerdasan Emosional Mahasiswa Springer Publishing Company.
A2006 Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjadjaran.[SKRIPSI] Sugiyono.(2011). Statistik Non Parametris
Jatinangor : Universitas Padjadjaran. untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sahu, Tapas Lata dan R. P. Das. (2016). Sulisno, Madya. dan I. H. U. (2015). Interaksi
Gender Difference and Emotional Caring Mahasiswa Keperawatan
Intelligence in Selected Hospitals – A Tingkat I, II, dan III. Jurnal
Study. India : Berhampur University. Managemen Keperawatan, 3(1), 36–
41.
Sapountzi-Krepia, et al. (2013). The Concept
of “ Care ” as Perceived by Greek Sumarni, T. (2016). Perilaku Caring pada
Nursing Students : a Focus Group Mahasiswa Keperawatan D3 STIKES
Approach. International Journal of Harapan BangsaPurwokerto, 9.
Caring Sciences, 6(3), 392–401. Sunaryo.(2013). Psikologi untuk
Keperawatan Edisi 2.Jakarta : EGC.
Sarifudin, Y. B. (2015). Caring Perawat pada
Praktek Keperawatan Program Studi Swarjana, I Ketut(2016). Statistik
Ners. Kesehatan.Yogyakarta : CV Andi
Offset.
Scott, P. A. (2014). Lack of Care in Nursing:
Is Character the Missing Ingredient? Tjun, Lauw Tjun, Santy Setiawan, Sinta
International Journal of Nursing Setiana. (2009). Pengaruh Kecerdasan

14
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.1, Januari 2020: 1-15

Emosional terhadap Pemahaman Learning.https://books.google.co.id/bo


Akuntansi Dilihat dari Perspektif oks?id=ygF-
Gender.Jurnal Akuntansi, 1(2), 101– bw6lRxwC&printsec=frontcover&dq=
118. Human+Caring+Science+:+A+Theory
+of+Nursing.+Canada+:+Jones+%26+
Tridhonanto, Al dan Barenda Agency.(2009).
Bartlett+Learning.&hl=id&sa=X&ved
Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ)
=0ahUKEwij2pGam6jeAhWKP48KH
Buah Hati.Jakarta : PT Elex Media
aKGAX4Q6AEIKTAA#v=onepage&
Komputindo.
q=Human%20Caring%20Science%20
Utami, Desi Vera. (2013). Persepsi Diri %3A%20A%20Theory%20of%20Nur
Mahasiswa A 2009 sebagai sing.%20Canada%20%3A%20Jones%
Mahasiswa Semester Akhir terhadap 20%26%20Bartlett%20Learning.&f=f
Kemampuan Caring di Fakultas alse
Keperawatan Universitas
Widanti, Hardjajani, Karyanta. 2015.
Padjadjaran. [SKRIPSI] Jatinangor :
Hubungan Kestabilan Emosi dengan
Universitas Padjadjaran.
Problem Solving pada Mahasiswa
Waghmare, Ramesh D. (2015). Gender Program Studi Psikologi Universitas
Difference in Emotional Intelligence Sebelas Maret Surakarta. Jurnal
among College Students. Indian Ilmiah Psikologi Candrajiwa Volume
Association of Health : Indian Journal 4 no 2.http://candrajiwa.psikologi.
of Health and Wellbeing. fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/artic
Wahyudi, Sutria, E., & Ashar, M. U. le/view/108
(2017).Faktor-faktor yang Yulianti, E., Agustina, H. R., & Komariah, M.
Berhubungan dengan Perilaku Caring (2012) Hubungan Faktor-faktor yang
Perawat di Ruang Perawatan Memengaruhi Sikap Caring pada
Interna.Journal of Islamic Nursing, 2 Mahasiswa Fakultas Keperawatan
Nomor 2. Universitas Padjadjaran,(Unpublished
Watson, J. (2012). Human Caring Science : A Mini Thesis) Universitas Padjadjaran,
Theory of Nursing. Canada : Jones & Bandung.
Bartlett

15

Anda mungkin juga menyukai