Anda di halaman 1dari 10

90 Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.

1 Maret 2015

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE


MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS
1 Sarifah, 2 Nita Merlina
1, 2
Program Studi Sistem Informasi
1, 2
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri
Jl. Damai No. 8 Warung Jati Barat (Margasatwa) Jakarta Selatan.Telp. (021) 78839513
sarifah1407@nusamandiri.ac.id, nita@nusamandiri.ac.id

Abstract  Decision Support System as a tool in pemilihan produk handphone yang sesuai
decision making at this time began to be applied in keinginan, kegunaan dan anggarannya.
various areas of life , not least in making a decision
for the selection of a product . One of them , the Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan (SPK),
choice in the purchase of a mobile product that is Analytical Hierarchy Process (AHP).
now available with a variety of options ranging
from the brand, features, and so forth . This PENDAHULUAN
triggers the problem for consumers who would buy
a mobile products because they feel confused to Dunia telekomunikasi saat ini berkembang
choose the product that liking, so do not be sangat pesat, dengan beragam layanan yang
surprised if consumers sometimes choose the ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan
wrong mobile phone that suits their needs because ternama dari segala merk handphone yang
of the plurality of types , specifications and the semakin memanjakan para penggunanya dengan
price offered. Decision Support System using the fitur-fitur modern serta berbagai spesifikasi alat
method of Analytical Hierarchy Process ( AHP ) is komunikasi sampai internet mobile. Hal ini
applied to obtain the weights of criteria and memungkinkan para pengguna handphone dapat
alternatives, so that the final result with the melakukan komunikasi dengan lancar, mudah
highest weight value scoring . Thus it is expected to dan cepat, dimanapun dan kapan pun, baik untuk
help recommend to consumers in the choice of urusan pribadi maupun bisnis.
mobile products that suit , usability and budget . Banyaknya jenis handphone yang
ditawarkan dan daya beli masyarakat yang
Intisari  Sistem Penunjang Keputusan sebagai semakin tinggi dengan kriteria-kriteria yang ada,
alat bantu dalam pengambilan keputusan saat ini mulai dari daya guna, sistem operasi sampai
mulai banyak diterapkan dalam berbagai bidang dengan jaringannya, memicu munculnya
kehidupan, tak terkecuali dalam membuat suatu permasalahan yang membuat konsumen
keputusan untuk pemilihan sebuah produk. Salah mengalami kebingungan dalam memilih produk
satu diantaranya yaitu pemilihan dalam handphone yang sesuai dengan keinginan.
pembelian sebuah produk handphone yang Kondisi tersebut biasanya sering dialami
sekarang ini tersedia dengan berbagai macam konsumen ketika ingin mencoba menentukan
pilihan mulai dari merek, fitur dan lain keputusan dalam membeli sebuah handphone,
sebagainya. Hal ini memicu permasalahan bagi sehingga tak heran jikakonsumen kadang salah
konsumen yang akan membeli sebuah produk memilih handphone yang sesuai dengan
handphone karena merasa kebingungan untuk kebutuhannya dikarenakan kemajemukan tipe,
memilih produk yang sesuai dengan keinginan, spesifikasinya dan harga yang ditawarkan.
sehingga tak heran jika konsumen kadang salah Beberapa penelitian terdahulu sudah
memilih handphone yang sesuai dengan cukup banyak membahas tentang sistem
kebutuhannya dikarenakan kemajemukan tipe, pendukung keputusan dengan menggunakan
spesifikasi dan harga yang ditawarkan. Sistem berbagai macam metode, salah satu diantaranya
Pendukung Keputusan menggunakan Metode adalah penggunaan metode AHP dimana
Analytical Hierarchy Process (AHP) diterapkan kelebihan dari metode AHP dibandingkan dengan
untuk mendapatkan nilai bobot dari kriteria dan metode pengambil keputusan yang lain terletak
alternatif, sehingga diperoleh hasil akhir dengan pada kemampuannya untuk memecahkan
perangkingan nilai bobot tertinggi.Dengan masalah yang multi objektif dengan multi
demikian hal ini diharapkan dapat membantu kriteria. Revano & Herlambang pernah
merekomendasikan kepada konsumen dalam melakukan penelitian pada PT.AUTO 2000
sebagai dealer yang dipercaya untuk

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …


Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015 91

memasarkan kendaraan dengan merk Toyota. PT. intermiten ataupun terus-menerus. Fase
AUTO 2000 sering kali mengalami kesulitan inteligensi dimulai dengan identifikasi
dalam membantu konsumen menentukan jenis terhadap tujuan dan sasaran organisasional
dan tipe kendaraan yang akan mereka beli. Hal yang berkaitan dengan isu yang diperhatikan
ini disebabkan begitu banyaknya merk dan harga dan determinasi apakah tujuan tersebut telah
bersaing yang ditawarkan oleh pihak produsen terpenuhi. Fase Design, meliputi penemuan
otomotif. Dengan mempertimbangkan banyak atau pengembangan dan menganalisis
kriteria dan faktor, diperlukan suatu analisa yang tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal
cermat untuk mengolah semua kriteria tersebut, ini meliputi pemahaman terhadap masalah
maka diperlukan suatu sistem yang dalam hal ini danmenguji solusi yang layak.
digunakan sistem pendukung keputusan dengan 2. Fase Pilihan, merupakan tindakan
menggunakan metode AHP untuk memilih dan pengambilan keputusan yang kritis. Fase
mengelompokkan kriteria-kriteria yang dipilih pilihan adalah fase di mana dibuat suatu
oleh konsumen, sehingga dapat membantu keputusan yang nyata dan diambil suatu.
konsumen dalam memilih kendaraan yang paling Terkait permasalahan tersebut diatas,
tepat, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan diperlukan sistem yang dapat membantu
konsumen dapat menentukan pilihan handphone dalam pengambilan keputusan pemilihan
dengan tepat sesuai keinginan, kegunaan dan handphone agar konsumen
anggarannya, sehingga Metode yang digunakan 3. Fase Implementasi, berarti membuat suatu
dalam proses pengambilan keputusan ini adalah solusi yang direkomendasikan bisa bekerja,
metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yaitu tidak memerlukan implementasi suatu sistem
dengancara membandingkan secara berpasangan komputer.
setiap kriteria yang dimiliki oleh suatu
permasalahan sehingga didapat suatu bobot nilai Analytical Hierarchy Process (AHP)
dari kepentingan tiap kriteria-kriteria yang ada. Menurut Dermawan (2009:92) model
Dimulai dengan proses pendefinisian masalah, proses analitis berjenjang (Analytic Hierarchy
pembuatan struktur hierarki yang diawali Process) diperkenalkan pertama kali oleh Thomas
dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan L. Saaty pada era 1970-an. Model yang berada di
kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif pilihan, wilayah probabilistik ini merupakan model
membuat matrik perbandingan berpasangan, pengambilan keputusan dan perencanaan
menormalkan data, menghitung nilai eigen vector strategis. Ciri khas dari model ini adalah
dan menguji konsistensinya, menghitung eigen penentuan skala prioritas atas alternatif pilihan
vector dari setiap matriks perbandingan berdasarkan suatu proses analitis secara
berpasangan, serta menguji konsistensi hierarki. berjenjang, terstruktur atas variabel keputusan.
Selain itu untuk mendukung seluruh tahap Terdapat empat aksioma-aksioma yang
pengambilan keputusan tersebut, didukung terkandung dalam model AHP (Permana, 2013)
dengan menggunakan software Expert Choice yaitu:
2000, dan diharapkan dapat membantu para 1. Reciprocal Comparison adalah pengambil
konsumen dengan memiliki panduan dalam keputusan harus dapat membuat
pemilihan handphone. perbandingan dan menyatakan preferensinya.
Preferensi tersebut harus memenuhi syarat
BAHAN DAN METODE reciprocal yaitu apabila A lebih disukai
daripada B dengan skala x, maka B lebih
Sistem Pendukung Keputusan disukai daripada A dengan skala 1/x.
Menurut para pakar dalam Turban, 2. Homogeneity adalah preferensi seseorang
Aronson & Liang (2005) pada awal tahun 1970- harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas
an, Scott Morton pertama kali mengartikulasikan atau dengan kata lain elemen-elemennya
konsep penting DSS. Ia mendefinisikan DSS dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau
sebagai “sistem berbasis komputer interaktif, aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen-
yang membantu para pengambil keputusan untuk elemen yang dibandingkan tersebut tidak
menggunakan data dan berbagai model untuk homogeny dan harus dibentuk ckuster
memecahkan masalah-masalah tidak (kelompok elemen) yang baru.
terstruktur”. 3. Independence adalah preferensi dinyatakan
Fase-fase proses pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak
menurut Simon (1977) dalam Turban,Aronson & dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada
Liang (2005:64) meliputi empat fase utama, melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini
yaitu: menunjukkan bahwwa pola ketergantungan
1. FaseInteligensi, meliputi scanning dalam AHP adalah searah, maksudnya
(pemindaian) lingkungan, entah secara perbandingan antara elemen-elemen dalam

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …


92 Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015

satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh λmaks = (λ maks K1 + .. + .. + λ maks Kn)/n
elemen-elemen pada tingkat dasarnya.
4. Exception adalah untuk tujuan pengambilan Keterangan:
keputusan. Struktur hirarki diasumsikan λmaks = nilai rata-rata dari keseluruhan
lengkap, apabila asumsi ini tidak dipenuhi kriteria
maka pengambilan keputusan tidak memakai n = jumlah kriteria dalam matriks
seluruh kriteria atau objektif yang tersedia perbandingan
atau diperlukan sehingga keputusan yang
diambil dianggap tidak lengkap. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan
Menurut Kusrini dalam Hidayat (2014), solusi yang diinginkan, lalu menyusun hirarki
pada dasarnya prosedur atau langkah-langkah dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan
dalam metode AHP meliputi: hirarki adalah dengan menetapkan tujuan
1. komitmen untuk mengikuti suatu tindakan yang merupakan sasaran sistem secara
tertentu. keseluruhan pada level teratas.
2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan 2. Hitung Ratio Konsistensi/Consistency Ratio
prioritas elemen adalah membuat (CR)
perbandingan pasangan yaitu Dengan rumus : CR = CI/IR
membandingkan elemen secara Dimana CR = Consistency Ratio
berpasangan sesuai kriteria yang CI = Consistency Index
diberikan. IR = Index Random
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi 3. Penilaian Kriteria dan Alternatif (Comparative
menggunakan bilangan untuk Judgment)
merepresentasikan kepentingan relative Kriteria dan alternatif dinilai melalui
dari suatu elemen terhadap elemen yang perbandingan berpasangan. Menurut Saaty
lainnya. (1983) dalam Marimin, dkk (2013:195), untuk
3. Sintesis berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah
Pertimbangan-pertimbangan terhadap skala terbaik dalam mengekspresikan
perbandingan berpasangan di sintesis untuk pendapat. Skala 1 – 9 ditetapkan sebagai
memperoleh keseluruhan prioritas atau Total pertimbangan dalam membandingkan
Priority Value (TPV). Hal-hal yang dilakukan pasangan elemen di setiap tingkat hierarki
dalam langkah ini adalah: terhadap suatu elemen yang berada di tingkat
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom atasnya.
pada matriks. Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan pembuat keputusan dengan menilai tingkat
total kolom yang bersangkutan untuk kepentingan satu elementerhadap elemen
memperoleh normalisasi matriks. lainnya. Proses perbandingan berpasangan
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dimulai dari level hirarki paling atas yang
dan membaginya dengan jumlah elemen (n) ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A1,
untuk mendapatkan nilai rata-rata (TPV). A2, dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang
4. Mengukur Konsistensi dibandingkan tersebut akan tampakseperti pada
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk gambar matriks di bawah ini.
mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada
karena kita tidak menginginkan keputusan Tabel 1. Contoh Matriks Perbandingan
berdasarkan pertimbangandengan konsistensi C A1 A2 A3 A4
yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam A1 1 2 3 4
langkah ini adalah: A2 ½ 1 …. ….
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama A3 1/3 …. 1 ….
dengan prioritas relatif elemen pertama, A4 ¼ …. …. 1
nilai pada kolom kedua dengan prioritas
relatif elemen kedua dan seterusnya. 4. Penentuan Prioritas
b. Jumlahkan setiap baris Dalam pengambilan keputusan, hal yang perlu
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan diperhatikan adalah pada saat pengambilan
elemen prioritas relative (TPV) yang data ini diharapkan dapat mendekati nilai
bersangkutan. yang sesungguhnya. Derajat kepentingan
d. Jumlahkan hasil bagi yang diatas dengan pelanggan dapat dilakukan dengan
banyaknya elemen yang ada, hasilnya pendekatan perbandingan berpasangan.
disebut λmaks.

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …


Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015 93

Perbandingan berpasangan (Pairwase c. Global Priority Weights (GPW),


Comparation) sering digunakan untuk menyatakan relative pentingnya sebuah
menentukan kepentingan relatif dari elemen- elemen terhadap tujuan keseluruhan.
elemen dari kriteria-kriteria yang ada.
Dari setiap matriks pairwise comparison dapat Tahapan Penelitian
ditentukan nilai eigen vector untuk Dalam penyusunan skripsi, ada beberapa
mendapatkan prioritas daerah (local priority). tahapan penelitian yang dilakukan guna
Oleh karena matriks pairwise comparison mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
terdapat pada setiap tingkat, maka global dapat dilihat pada sebuah rancangan
priority dapat diperoleh dengan melakukan 1. Konsistensi Logis (Logical Consistence)
sintesa diantara prioritas daerah. Konsistensi memiliki dua makna, pertama
adalah objek-objek yang serupa dapat
CI = λmaks – n dikelompokkan sesuai dengan keseragaman
n-1 dan relevasi. Arti ke dua adalah menyangkut
dimana n = banyaknya elemen tingkat hubungan antara objek- objek yang
didasarkan pada kriteria tertentu.Analytical
dirumuskan sebagai berikut: Hierarchy Process mengukur seluruh
CR = CI konsistensi penilaian dengan menggunakan
RI Consistency Ratio (CR) yang
Dimana CR = Consistency Ratio lain sebagainya.
CI = Consistency Index Pengumpulan data, untuk mendapatkan data
RI = Random Index primer dilakukan dengan wawancara dan
Untuk membuktikan apakah pendekatan di penyebaran kuesioner sedangkan data
atas benar, maka akan dihitung nilai CR sekunder diperoleh dengan mencari referensi
(Consistency Ratio), dimana CR < 0,1 dari studi literatur.
mendapatkan nilai yang sah. 2. Pengolahan data, yaitu denga melakukan
inventarisasi dan klasifikasi data yang
Tabel 2. Daftar Indeks Random Konsistensi terkumpul dari lapangan berdasarkan
Ukuran Matrik Nilai (IR) kategori pemenuhan karakteristik data yang
1,2 0.00 sudah ditentukan. Entri data akan dilakukan
Ukuran Matriks Nilai (IR) setelah data divalidasi dan sudah layak untuk
3 0.58 diolah. Data diolah dalam bentuk spredsheet
dan diolah lebih lanjut dengan menggunakan
4 0.90
metode AHP dan Expert Choice.
5 1.12 3. Analisis data, yaitu dengan menggunakan
6 1.24 analisis data kualitatif dan analisis data
7 1.32 kuantitatif.
8 1.41 4. Kesimpulan dan saran, setelah semua
9 1.45 rangkaian
10 1.49 penelitian diatas dilaksanakan maka akan
11 1.51 dibuat sebuah kesimpulan dan saran.
12 1.48
Instrumen Penelitian
13 1.56 Instrumen penelitian digunakan untuk
14 1.57 mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan
15 1.59 demikian jumlah instrumen yang akan digunakan
untuk penelitian akan tergantung pada jumlah
5. Bobot Prioritas variabel yang diteliti.
Hasil perbandingan berpasangan AHPdalam Dalam penelitian ini variabel yang digunakan
bobot prioritas yang mencerminkan relatif yaitu:
pentingnya elemen-elemen dalam hirarki. 1. Merek
Terdapat tiga jenis bobot prioritas yaitu: 2. Fitur
a. Local Priority Weights (LPW), menyatakan 3. Teknologi
relatif pentingnya sebuah elemen 4. Harga
dibandingkan dengan induknya 5. Baterai
b. Average Priority Weights (APW),
menyatakan relative penting sebuah Sedangkan untuk alternative pilihan produk yang
elemen dibandingkan dengan satu set telah ditentukan sebagai berikut:
induknya. 1. BlackBerry

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …


94 Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015

2. Samsung data yang dipergunakan apabila kesimpulan-


3. iPhone kesimpulan yang diperoleh dapat dibuktikan
dengan angka-angka dan juga dalam perhitungan
Skala pengukuran yang digunakan dalam dipergunakan rumus yang ada hubungannya
wawancara terstruktur kepada responden adalah dengan analisis penulisan (Aisyah, 2010).
skala Guttman, dimana akan didapat jawaban Analisis sistem yang digunakanpada
yang tegas, yaitu “ya – tidak”, dan data yang penelitian ini yaitu analisis dengan perhitungan
diperoleh berupa data interval (dua alternatif). aplikasi Expert Choice 2000, merupakan
penelitian berupa langkah-langkah seperti perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
berikut: perhitungan pemecahanpersoalan dengan AHP
1. Studi Literatur, merupakan hal pertama yang sebagai expert choice. kemudian diolah untuk
dilakukan peneliti untuk mendapatkan mencari satu jawaban berupa matriks
informasiakurat yang berhubungan dengan perbandingan dengan menggunakan perataan
judul skripsi yaitu dengan mengumpulkan jawaban atau Geometric Mean Theory.
referensi yang berasal dari buku, jurnal dan Untuk mendapatkan satu nilai tertentu dari
2. Wawancara yang dilakukan bersifat semua nilai tersebut, masing-masing nilai harus
terstruktur, dimana pertanyaan yang dikalikan satu sama lain, kemudian hasil
diajukanmengharuskan responden perkalian dipangkatkan dengan 1/n dimana n
memberikanjawaban berupa pilihan yang telah adalah jumlah partisipan. Secara sistematis
ditentukan. Untuk hasil wawancara tersebut persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
dapat dilihat pada lampiran.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri atas obyek/subyek yang ditetapkan oleh HASIL DAN PEMBAHASAN
peneliti untuk menjadi fokus penelitian, sehingga
yang menjadi populasi dalam penelitian ini Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki
adalah sejumlah pengguna handphone di wilayah untuk Kriteria Pemilihan Handphone
kampus STMIK Nusa Mandiri Kramat 25, Atrium Berikut ini adalah rekapitulasi hasil
Plaza Senen Jakarta dan wilayah Bekasi. perhitungan matriks penilaian perbandingan
Sampel merupakan objek yang diobservasi berpasangan gabungan dari 30 responden yang
peneliti dengan melakukan penarikan sampel diolah menggunakan Geometric Mean Theory.
secara simple random sampling. Dalam riset ini Setelah diperoleh hasil perhitungan selanjutnya
penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada dikonversikan ke skala perbandingan Saaty.
sebanyak 30 responden. Matriks hasil preferensi tersebut seperti terlihat
pada tabel berikut:
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dilakukan Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Perbandingan
dengan menggunakan sumber primer dan Berpasangan Semua Kriteria
sumber sekunder. Sumber primer dilakukan
Mere Fitu Teknolo Harg Bater
dengan cara wawancara dan penyebaran k r gi a ai
kuesioner secara langsung ke responden Merek 1 0.56 0.491 1.96 1.855
sehingga data yang diperoleh berupa data primer. 4 1
Sedangkan untuk sumber sekunder merupakan Fitur 1.773 1 2.728 2.86 2.490
sumber yang tidak langsung memberikan data, 2
tetapi berdasarkan dari kajian studi pustaka atau Teknol 2.035 0.36 1 3.19 2.624
literatur berupa buku, jurnal ilmiah, media ogi 7 3
informasi melalui web, dan data hasil observasi Harga 0.510 0.35 0.313 1 1.922
dilapangan sehinggayang diperoleh berupa data 0
sekunder. Baterai 0.539 0.40 0.381 0.52 1
2 0
Metode Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian, analisis
yang digunakan berupa analisis data kualitatif
dan analisis data kuantitatif. Analisis data
kualitiatif merupakan suatu analisis data yang
dipergunakan apabila data yang terkumpul tidak
dapat diangkakan, dalam artian hanya berupa
uraian kata menjadi suatu masalah. Sedangkan
analisis data kualitatif merupakan suatu analisa

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …


Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015 95

Adapun prosedur atau langkah-langkah dalam a. Penentuan sasaran yang ingin dicapai
penggunaan metode AHP adalah sebagai berikut: :memilih handphone.
Sistem penunjang keputusan ini menggunakan b. Penentuan kriteria pemilihan: merek, fitur,
metode AHP untuk membantu dalam teknologi, harga dan baterai
pengambilan keputusan pemilihan handphone. c. Penentuan alternative pilihan : Blackberry,
Dalam penentuannya terdapat 5 kriteria dan 3 Samsung dan iPhone
alternatif yaitu:
a. Kriteria : merek, fitur, teknologi, harga, Menentukan Prioritas Elemen
baterai Dengan menggunakan prinsip kerja AHP
b. Alternatif : BlackBerry, Samsung, iPhone yaitu perbandingan berpasangan (pairwise
comparisons),tingkat kepentingan
Penilaian Perbandingan Multi Partisipan (importance)suatu kriteriarelatif terhadap
Hasil data-data perbandingan berpasangan kriteria lain dapat dinyatakan dengan jelas
dari kuesioner yang diberikan kepada responden seperti tabel berikut.
Priority Value (TPV), dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut: Tabel 7. Matriks Perbandingan
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom Berpasangan Kriteria
pada matriks seperti tabel berikut: Mere Fitur Tekno Harga Baterai
k logi
Tabel 5. Penjumlahan Kolom Matriks Merek 1 0.564 0.491 1.961 1.855
Perbandingan Berpasangan Kriteria Fitur 1.77 1 2.728 2.861 2.490
Pemilihan Handphone 3
Mere Fitu Teknol Harg Bater Teknol 2.03 0.367 1 3.193 2.624
k r ogi a ai ogi 5
Merek 1 0.56 0.491 1.96 1.855 Harga 0.51 0.350 0.313 1 1.922
4 1 0
Fitur 1.77 1 2.728 2.86 2.490 Batera 0.53 0.402 0.381 0.520 1
3 1 i 9
Teknol 2.03 0.36 1 3.19 2.624
ogi 5 7 3 Sintesis
Harga 0.51 0.35 0.313 1 1.922 Untuk memperoleh keseluruhan prioritas atau
0 0 Total
Batera 0.53 0.40 0.381 0.52 1 Menghitung Consistency Index (CI)
i 9 2 0 Dengan Rumus : CI = λmaks – n
Σ 5.85 2.6 4.914 9.53 9.891 n–1
Kolom 7 82 5
CI = 5.2385 – 5
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total 5–1
kolom yang bersangkutan untuk memperoleh = 0.0596
normalisasi matriks.
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan Menghitung Rasio Konsistensi / Consistency
membaginya dengan jumlah elemen (n) untuk Ratio (CR)
mendapatkan nilai rata-rata (TPV). Tabel 8. Random Index
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tabel 6. Penjumlahan Baris Matriks
0, 0,0 0.5 0. 1.1 1.2 1.3 1. 1.4 1.4 1,5 1,4 1,5
Perbandingan Berpasangan Kriteria
Pemilihan Handphone RI 00 0 8 90 2 4 2 41 5 9 1 8 6
Me Fitur Tek Ha Bat Ba TP
rek nol rga erai ris V Karena matriks berordo 5, maka nilai RI = 1,12
ogi
Me 0.1 0.21 0.1 0.2 0.1 0. 0.1 Dimana rumus : CR = CI / RI
re 70 03 000 05 875 87 74
k 7 7 43 9 CR = 0.0596 / 1.12
Fit 0.3 0.37 0.5 0.3 0.2 1. 0.3
ur 02 29 552 00 517 78 56
7 0 26 5

Perumusan Masalah
Dalam penyelesaian masalah, maka dilakukan
tiga langkah sebagai berikut:

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …


96 Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015

Teknolog 0. 0. 0.20 0. 0. 1.28 0.25 kriteria yang paling penting bagi calon pembeli
i 34 13 35 33 26 78 76 handphone dengan bobot 0.356 atau 35,6%,
74 67 49 53 berikutnya adalah kriteria teknologi dengan nilai
Harga 0. 0. 0.06 0. 0. 0.58 0.11 bobot 0.258 atau 25,8%, kemudian kriteria
08 13 37 10 19 03 61
merek dengan nilai bobot 0,175 atau 17,5%,
71 03 49 43
kemudian kriteria harga dengan nilai bobot 0,116
Baterai 0. 0. 0.07 0. 0. 0.47 0.09
09 14 76 05 10 50 50 atau 11,6% dan kriteria baterai dengan nilai
21 98 46 11 bobot 0,095 atau 10%. Dalam hal ini untuk
sampel yang digunakan adalah simple random
Mengukur Konsistensi sampling.
Untuk mengetahui seberapa baik konsistensi Perhitungan Total Ranking/Prioritas Global
yang ada, dilakukan beberapa langkah sebagai Dari seluruh perhitungan yang dilakukan
berikut: terhadap ke-5 kriteria yaitu merek, fitur,
a. Mengalikan setiap nilai pada kolom pertama teknologi, harga dan baterai yang selanjutnya
dengan prioritas relative elemen pertama, dikalikan dengan vector prioritas. Dengan
nilai pada kolom kedua dengan prioritas demikian diperoleh tabel hubungan antara
relative elemen kedua dan seterusnya. kriteria dengan alaternatif sebagai berikut:
b. Menjumlahkan setiap baris
Tabel 10. Matriks Hubungan antara
Tabel 9. Penjumlahan Baris Setelah Kriteria dengan Alternatif
Perkalian TPV Mere Fitur Tekn Harga Baterai
TPV TP TPV TP TPV ΣB k ologi
Mer V Tekno V Bate ari Black 0.10 0.086 0.087 0.181 0.1413
ek Fit logi Har rai s Berry 22 5 0 1
ur ga Sams 0.57 0.573 0.548 0.557 0.5901
Merek 0.1 0.2 0.126 0.2 0.17 0.9 ung 52 1 1 4
749 011 6 276 62 06 iPhon 0.32 0.340 0.261 0.261 0.2686
3 e 26 5 5 5
Fitur 0.3 0.3 0.702 0.3 0.23 1.9 1 1 1 1 1
100 565 6 321 66 37
8 Diagram bertingkat seluruh nilai bobot yang
Tekno 0.3 0.1 0.257 0.3 0.24 1.3 diperoleh dapat dilihat pada gambar berikut:
logi 558 307 6 706 93 64 disebut dengan λmaks seperi rumus berikut:
0 λmaks = (λmaks K1 + … + … + λmaks Kn) / n
Harga 0.0 0.1 0.080 0.1 0.18 0.5
892 246 7 161 26 93
1 λmaks=(5.1834+5.4353+5.2957+5.1101+5.1680)
Bater 0.0 0.1 0.098 0.0 0.09 0.4 /5
ai 943 432 2 604 50 91 = 5.2385
0 Memilih Handphone
(1)

c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan Merek Fitur Teknologi Harga Baterai

elemen prioritas relatif (TPV) yang (0.1749) (0.3565) (0.2576) (0.1161) (0.0950)

bersangkutan. · BlackBerry
(0.1022)
· BlackBerry
(0.0865)
· BlackBerry
(0.0859)
· BlackBerry
(0.2615)
· BlackBerry
(0.1413)
· Samsung · Samsung · Samsung · Samsung · Samsung
(0.5752) (0.5731) (0.3536) (0.5574) (0.5901)
· · · · ·
0.9063 0.1749 5.1834 iPhone
(0.3226)
iPhone
(0.3405)
iPhone
(0.5605)
iPhone
(0.1811)
iPhone
(0.2686)

1.9378 0.3565 5.4353


Gambar 1. Hasil akhir seluruh bobot
1.3640 : 0.2576 = 5.2957
0.5931 0.1161 5.1101
Dari hasil analisis di atas, maka jawaban dapat
0.4910 0.0950 5.1680
diperoleh dengan jalan mengalikan matriks nilai
eigen dari alternatif dengan matriks bobot
d. Menjumlahkan hasil bagi yang diatas dengan
kriteria:
banyaknya elemen yang ada,
= 0.0532

Menurut Saaty dalam Marimin (2005:87)


bila nilai CR < 0.10, maka preferensi responden
adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pembobotan untuk
kriteria pemilihan handphone pada tabel di atas
menunjukkan bahwa kriteria fitur merupakan

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …


Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015 97

Tabel 11. Hasil Perkalian Matriks Nilai TPV


Alternatif dengan Matriks Bobot Kriteria
Mere Fitur Tekn Har Bat Tot
k (0.35 ologi ga erai al
(0.17 65) (0.25 (0. (0.0 Ra
49) 76) 11 950 nki
61) ) ng
Blac 0.10 0.08 0.08 0.1 0.1 0.1
kBer 22 65 70 81 413 14 Gambar 4. Inconsistency Ratio Kriteria
ry 1 6 Harga
Sam 0.57 0.57 0.54 0.5 0.5 0.5
sung 52 31 81 57 901 16
4 8
iPho 0.32 0.34 0.26 0.2 0.2 0.3
ne 26 05 15 61 686 68
5 7

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh:


BlackBerry : 0.1146 atau 11,46% Gambar 5. Inconsistency Ratio Kriteria
Samsung : 0.5168 atau 51,68% Baterai
iPhone : 0.3687 atau 36,87%
Sehingga diketahui bahwa urutan prioritas untuk Untuk melihat urutan prioritas pilihan
pemilihan handphone adalah sebagai berikut: handphone menggunakan expert choice seperti
1. Samsung pada gambar berikut:
2. iPhone
3. BlackBerry

Hasil Implementasi dengan Softrware Expert


Choice 2000
Hasil rekapitulasi dari keseluruhan data-
data kuesioner diinput menggunakan software
expert choice 2000 yang hasilnya dapat dilihat
Gambar 6. Grafik Performance
pada gambar berikut:
1. Melakukan penelitian dengan jumlah
responden yang lebih banyak pada jangkauan
wilayah yang lebih luas
2. Merangkung history data dari penelitian
sebelumnya dengan melihat permasalahan
serta metode yang digunakan
3. Untuk penelitian lebih lanjut agar dapat
Gambar 2. Inconsistency Ratio Kriteria dikembangkan lagi dengan penambahan
Fitur kriteria maupun sub kriteria sehingga dapat
diperoleh hasil yang maksimal.

Gambar 3. Inconsistency Ratio Kriteria Gambar 7. Grafik hasil inputan


Teknologi rekapilutasi keseluruhan data responden

Untuk inconsistency ratio kriteria utama pada


expert choice dapat dilihat pada gambar
berikut:

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …


98 Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015

Berdasarkan perhitungan yang telah


dilakukan baik secara manual maupun
menggunakan software expert choice 2000,
masih banyak kekurangan dan kelemahan
sehingga untuk kedepannya perlu dikembangkan
lagi agar menjadi lebih baik, oleh karena itu
disarankan:
Gambar 8. Inconsistency Ratio untuk 1. kriteriaFitur, kemudian kriteria Teknologi,
Pemilihan Handphone kriteria Merek, kriteria Harga dan terakhir
kriteria Baterai. Sedangkan urutan prioritas
untuk pilihan alternatif adalah Samsung,
kemudian iPhone dan terakhir BlackBerry.
2. Dengan melakukan pengujian dan
penghitungan sesuai proses metode AHP
secara manual dan perhitungan dengan
menggunakan software expert choice 2000,
maka diketahui bahwa hasil yang diperoleh
dari perhitungan manual tidak jauh berbeda
dengan perhitungan menggunakan expert
choice 2000. Dengan demikian secara umum
Gambar 9. Grafik Dynamic software telah bekerja dengan baik karena
proses perhitungan telah sesuai dengan yang
Berdasarkan data pada grafik dapat diharapkan.
dijelaskan bahwa Kriteria Fitur dalam
pemilihan handphone yang paling penting REFERENSI
dengan nilai sebesar 36,7%, kemudian
Kriteria Teknologi sebesar 25,6%, kemudian Aisyah, Nurul. 2010. Decision Support System
Kriteria Merek sebesar 17,1%, Kriteria Harga Penyaluran Krdeit Usaha (KUR) Mikro
sebesar 11,2% dan Kriteria Baterai sebesar Menggunakan Metode Analytical Hierarchy
9,3%. Sedangkan urutan prioritas untuk Process (AHP). Skripsi STMIK Nusa
pilihan alternative adalah Samsung sebesar Mandiri Jakarta.
52%, kemudian iPhone sebesar 36,9% dan
BlackBerry sebesar 11,1%. Fitriyani. 2012. Sistem Pendukung Keputusan
Penjurusan SMA Menggunakan Metode
AHP. ISSN: 979-26-0255-0. Semarang:
KESIMPULAN Seminar Nasional Teknologi Informasi &
Komunikasi Terapan 2012 (Semantik
Dari hasil pembahasan penelitian tentang 2012) 23 Juni 2012. Diambil dari
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/se
Handphone Menggunakan Metode Analytical mantik/article/view/214/167. ( 18
Hierarchy Process (AHP), maka penulis dapat Agustus 2014)
membuat suatu kesimpulan sebagai berikut:
Setelah melakukan penelitian, pengujian dan Darmanto, Eko, Noor Latifah & Nanik Susanti.
penghitungan berdasarkan proses penggunaan 2014. Penerapan Metode AHP (Analytic
metode AHP, diperoleh hasil perangkingan bobot Hierarchy Process) Untuk Menentukan
tertinggi yaitu Kualitas Gula Tumbu. ISSN:2252-4983.
Kudus: Jurnal SIMETRIS. Vol. 5 No. 1, April
2014. Diambil dari
www.jurnal.umk.ac.id/index.php/simet/ar
ticle/download/139144.pdf(07 Nopember
2014)

Hidayat, Yunan. 2014. Sistem Pendukung


Keputusan Pemilihan Modem
Menggunakan Metode Analytical Hierarchy
Gambar 9. Inconsistency Ratio Kriteria Process (AHP). ISSN: 2301-9425. Medan:
Merek Pelita Informatika Budi Darma Vol. VI No.
1, Matret 2014. Diambil dari http://pelita-

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …


Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume XI, No.1 Maret 2015 99

informatika.com/berkas/jurnal/2.%20yun Turban, Efraim, Jay E.Aronson, & Ting-Peng


an%20hidayat.pdf (23 Oktober 2014) Liang. 2005. Decision Support Systems and
Intelligent Systems-7th Ed.Jilid 1 (Sistem
Kurniasih, Desi L. 2013. Sistem Pendukung Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas)
Keputusan Pemilihan Laptop Dengan Diterjemahkan oleh: Dwi Prabantini; Ed.1.
Metode TOPSIS. ISSN: 2301 – 9425. Pelita Yogyakarta: Andi.
Informatika Budi Darma, Vol. III, No. 2,
April 2014. Diambil dari http://pelita- BIODATA PENULIS
informatika.com/berkasjurnal322.pdf (14
Nopember 2014) Saripah, Mahasiswa STMIK Nusa Mandiri
Jurusan SIstem Informasi.
Marimin. 2005. Tehnik dan Aplikasi Pengambilan
Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: Nita Merlina, M.Kom. Lahir
Grasindo. di Jakarta pada tahun 1975
dan menyelesaikan program
Marimin, dkk. 2013. Tehnik dan Analisis
Pengambilan Keputusan Fuzzy Dalam Pasca Sarjananya pada Pasca
Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Satjana STMIK Nusa Mandiri
Press. menjadi Staff Pengajar di
STMIK Nusa Mandiri Jakarta
Revano, Rendhie & Dwi Herlambang. Sistem dan menjabat sebagai Kepala Program Studi
Pendukung Keputusan Untuk Pembelian Sistem Informasi, aktif mengajar sampai saat ini
Mobil Merek Toyota Menggunakan
dan selalu membantu mahasiswa dalam
Analytical Hierarchy Process. ISSN: 1978 –
0087. Surabaya: SCAN Vol. II, No. 1. melakukan penelitian dan Membimbing
Diambil dari mahasiswa Skripsi.
http://eprints.upnjatim.ac.id/13461/Rendhie_Re
vano_61-65.pdf(14 Nopember 2014)

Siregar, Choirotunisah. 2014. Sistem Pendukung


Keputusan Pemilihan Handphone Bekas
Dengan Menggunakan Metode Simple
Additive Weighting (SAW). ISSN: 2301 –
9425. Medan: Pelita Informatika Budi
Darma, Vol. VI, No. 1, Maret 2014. Diambil
dari http://pelita-
informatika.com/berkasjurnal/20/choirot
unisah.pdf (14 Nopember 2014)

Permana, Sigit Budi. (2013). Sistem Pendukung


Keputusan Pemilihan Program Studi di
UIN Sunan Kalijaga Menggunakan Metode
Analytical Hiererchy Process (AHP). Skripsi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diambil
dari
www.academia.edu/6448006/Sistem_Pen
dukung_Keputusan_Pemilihan_Program_St
udi(24 Oktober 2014).

Riduwan, 2012. Skala Pengukuran Variabel-


Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi


Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

ISSN 1978-1946 | Sistem Penunjang Keputusan …

Anda mungkin juga menyukai