Anda di halaman 1dari 15

1

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG
PENJUMLAHAN PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 03
PEDAGUNG KEC. BANTARBOLANG TAHUN
PELAJARAN 2011 / 2012
Tohirin, 820221646
Tohirinpedagung@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini berjudul ” Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk
MeningkatkanPrestasi Belajar Siswa Tentang Penjumlahan PecahanKelas IV SD Negeri
03PedagungKec. BantarbolangTahun Pelajaran 2011 / 2012. Pemilihan judul di atas
dengan alasan bahwa masih kurangnya keaktifan serta kemampuan siswa kelas IV SDN
03 Pedagung, dalam pembelajaran matematika materi Penjumlahan Pecahan. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pemberdayaan strategi belajar matematika. Adapun salah
satu cara pemberdayaan strategi pembelajaran yang mudah menarik minat dan
dipahami siswa, dengan menggunakan metode demonstrasi dan pemberian tugas. Tujuan
penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan kemampuan siswa
yang terjadi dengan menggunakan metode demnstrasi dalam pengerjaan penjumlahan
pecahan serta tingkat keaktifan, keterampilan dalam menggunakan alat peraga dan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Manfaat penelitian ini bagi
peneliti agar lebih berani mengambil prakarsa profesionalisme dan meningkatkan rasa
percaya diri, pengetahuan serta pengalaman. Sedangkan bagi siswa, dapat lebih kreatif
dan inovatif.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pengumpulan data, dengan
melihat keaktifan, penggunaan alat peraga dan kemampuan siswamenyelesaikan tugas.
Subyek penelitian ini ditujukan pada 26 orang siswa kelas IV SDN 03 Pedagung yang
mana terdiri dari 17 orang siswa laki-laki, 9 perempuan. Penelitian tindakan ini terbagi
dalam 2 (dua) siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan diakhiri refleksi.
Kata Kunci: Demonstrasi, Prestasi, Pecahan

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
1. Latar Belakang
Hasil evaluasi tentang penjumlahan pecahan mata pelajaran Matematika
di kelas IV semester 2 SD Negeri 03 Pedagung dapat diketahui bahwa prestasi
belajar siswa masih rendah yaitu dari 26 siswa yang mengikuti evaluasi, hanya 8
siswa yang mendapat nilai 60 ke atas atau sekitar 30,77 %. Dari temuan ini
penulis mengadakan refleksi diri dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan di
bawah ini :
a. Apakah siswa berminat terhadap materi pelajaran yang disajikan oleh guru ?
2

b. Apakah siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran?


c. Apakah siswa berani bertanya bila menemui kesulitan?
d. Apakah siswa dapat menjawab semua pertanyaan guru?
e. Bagaimana kemampuan siswa dalam menentukan penjumlahan pecahan?
f. Bagaimana hasil evaluasi siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan?
Berdasarkan uraian pertanyaan di atas, penulis mendapatkan jawaban –
jawaban dari permasalahan yang dihadapi oleh siswa antara lain:
a. siswa kurang berminat terhadap materi yang disajikan oleh guru;
b. siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran;
c. siswa tidak berani bertanya bila menemui kesulitan;
d. siswa belum dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru;
e. sebagian besar siswa belum dapat menentukan pecahan senilai;
f. hasil evaluasi pada pecahan senilai masih rendah yaitu 26 siswa yang
mengikuti evaluasi, hanya ada 8 siswa yang mencapai nilai tuntas.
Dari uraian jawaban di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa proses
pembelajaran belum berhasil. Untuk mengetahui kekurangberhasilan
pembelajaran tersebut penulis melakukan refleksi dengan membuat beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah guru sudah membuat rencana pembelajaran ?
b. Apakah guru sudah menggunakan metode yang sesuai dengan materi
pembelajaran ?
c. Apakah guru sudah memanfaatkan alat peraga / media ?
d. Apakah guru sudah menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan materi
pembelajaran ?
e. Apakah guru sudah menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa ?
f. Apakah guru dalam menyampaikan materi tidak terlalu cepat ?
g. Apakah guru sudah memberikan latihan soal yang cukup kepada siswa?
h. Apakah guru sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
materi yang sulit ?
Setelah melakukan refleksi dengan membuat beberapa pertanyaan
tersebut penulis menyadari akan kekurangan dalam proses pembelajaran, penulis
menemukan beberapa hal penyebab rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV SD
Negeri 03 Pedagung pada materi penjumlahan pecahan pecahan antara lain :
a. guru belum membuat rencana pembelajaran;
3

b. guru belum menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang disajikan;
c. guru belum memanfaatkan alat peraga dalam penanaman konsep
penjumlahan pecahan;
d. guru belum menggunakan sumber yang sesuai dengan materi penjumlahan
pecahan ;
e. bahasa yang digunakan guru kurang dipahami oleh siswa;
f. guru dalam menyampaikan materi terlalu cepat;
g. guru kurang memberikan latihan soal – soal;
h. guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Secara garis besar setelah melakukan analisis pembelajaran Matematika
dengan materi pecahan senilai dapat dikatakan bahwa nilai matematika siswa
kelas IV SD Negeri 03 Pedagung belum memenuhi KKM yaitu 60.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka sangat perlu diadakan
perbaikan pembelajaran. pada mata pelajaran Matematika menggunakan metode
demonstrasi dan media gambar, kertas.
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Pedagung dalam
pembelajaran mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut :
Prestasi siswa kelas IV SD Negeri 03 Pedagung dalam pembelajaran Matematika
rendah. Nilai rata-rata kelas masih dibawah KKM yaitu 54,44. Prestasi belajar
siswa dalam proses belajar mengajar sangat rendah. Dari 26 siswa hanya 6 siswa
yang dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar.
3. Analisis Masalah
Analisis masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Pedagung dalam
pembelajaran matematika sebagai berikut :
a. Prestasi siswa dalam pembelajaran matematika rendah karena guru
dalam mengajarkan konsep penjumlahan pecahan hanya menggunakan
metode ceramah.
b. Pemahaman siswa rendah disebabkan guru dalam mengajarkan konsep
penjumlahan pecahan tidak menggunakan alat peraga.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan analisis masalah di
atas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah penggunaan metode
4

demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang penjumlahan pecahan


di kelas IV SD Negeri 03 Pedagung kec. Bantarbolang tahun pelajaran 2011-2012” ?

C. Tujuan Perbaikan
Perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan secara umum
a. Melatih guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada pembelajaran yang
hasil prestasinya rendah.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa tentang penjumlahan pecahan pada mata
pelajaran matematika.
c. Memperbaiki pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika tentang
penjumlahan pecahan melalui metode demonstrasi untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
d. Mendeskripsikan penggunaan alat peraga gambar dan kertas dalam perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tentang
penjumlahan pecahan di kelas IV SD Negeri 03 Pedagung.
e. Meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran
secara profesional.

D. Manfaat Perbaikan
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
a. Mendapatkan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan.
b. Meningkatnya minat siswa dalam mempelajari matematika
c. Dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir.
d. Mendapatkan hasil evaluasi yang meningkat.
2. Bagi guru
a. Dapat mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
b. Guru lebih percaya diri.
c. Membantu guru dalam menciptakan kegiatan pembelajaran secara kreatif dan
inovatif.
d. Memiliki keterampilan menggunakan alternative metode pembelajaran yang
aktif.
5

e. Dapat meningkatkan profesionalisme dan kualitas pembelajaran.


3. Bagi sekolah
a. Mendapatkan lulusan yang lebih berkualitas.
b. Kepercayaan yang diperoleh dari masyarakat dan pemerintah.
c. Menjadi sekolah unggulan karena kwantitas dan kualitas lulusan yang selalu
meningkat.
d. Tersedianya tenaga guru yang professional.
e. Memberikan masukan kepada lembaga pendidikan untuk dapat
memprogramkan dan memfasilitasi peningkatan pembelajaran.
4. Bagi pendidikan di Indonesia
a. Mendorong semangat guru yang lain untuk melaksanakan PTK guna
meningkatkan prestasi pendidikan di Indonesia
b. Menggerakkan guru – guru yang lain untuk melaksanakan PTK sehingga
dapat menambah nilai tambah dalam menyusun portofolio sebagai
pendukung persyaratan uji sertifikasi
Sebagai bahan acuan bagi guru-guru di Indonesia yang akan melaksanakan PTK.
II. Kajian Pustaka
1. Konsep Belajar

Menurut M. Sobry Sutikno dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar

(2010:5), “mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menurut Thursan Hakim dalam Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry

Sutikno (2010:6), “ mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam

kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tinkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fakir,dan lain –

lain kemampuannya”.
6

Menurut Yana Wardana dalam bukunya Teori Belajar dan Mengajar

(2010:6), Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

yang dilakukan manusia, diarahkan kepada tujuan, adanya perubahan tingkah

laku akibat adanya pengalaman.

Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh

faktor dari dalam diri individu (faktor intern) misalnya minat, perhatian,

kebiasaan, motivasi, usaha dan sebagainya. Sedangkan faktor dari luar (faktor

ekstern) misalnya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Menurut Suryabrata dalam Soewarni (1991:3), ciri-ciri kegiatan yang

disebut belajar adalah :

a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu

yang belajar (dalam arti behavioral change) baik aktual maupun potensial.

b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang

berlaku dalam waktu relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena usaha menjadi sangat tergantung sehingga

kurang timbul kreatifnya. Selanjutnya anak menjadi kurang percaya diri akan

kemampuannya

Lebih lanjut Ahmad Rohani (2004: 4) menambahkan bahwa suatu

pembelajaran akan berjalan dan berhasil secara baik, manakala ia mampu

mengubah diri peserta didik dalam arti yang luas serta mampu

menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik selama ia terlibat di dalam

proses pembelajaran itu, dapat dirasakan secara langsung bagi perkembangan

pribadinya. Kunci pokok pembelajaran ada pada seorang guru ( pengajar ) dalam
7

hal ini bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif, sedang

peserta didik pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang

sama – sama menjadi subjek pembelajaran.

2. Pembelajaran

Menurut Rudi Susilana (2010:9.1), Pembelajaran merupakan suatu

sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan dan

mempengaruhi.

Menurut Winataputra (2007:1.20), ciri-ciri pembelajaran adalah inisiasi,

fasilitasi, peningkatan proses belajar siswa dan adanya interaksi yang sengaja

diprogramkan.

Menurut Gatot Muhsetyo (2011:1.26), Pembelajaran matematika adalah

proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian

kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang

bahan matematika yang dipelajari.

Menurut Gatot Muhsetyo (2011:1.26), salah satu komponen yang

menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran

matematika, yang sesuai dengan :

a. Topik yang sedang dibicarakan

b. Tingkat perkembangan intelektual peserta didik

c. Prinsip dan teori belajar

d. Keterlibatan aktif peserta didik

e. Keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari

f. Pengembangan dan pemahaman penalaran matematis


8

3. Aktifitas Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:23), aktifitas adalah

keaktifan atau kegiatan. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh

kepandaian (ilmu) atau berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan

pengalaman. Jadi aktifitas belajar adalah keaktifan atau kegiatan seseorang unutk

berusaha memperoleh kepandaian (ilmu).

Teori kognitif dari Gagne dan Berliner berkenaan dengan prinsip aktifitas

belajar mengemukakan bahwa belajar menunjukan kondisi jiwa yang aktif,

dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi/materi akan tetapi mengolah dan

melakukan transformasi. Siswa dapat memiliki sejumlah aktifitas belajar seperti

mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengindentifikasi, memecahkan,

menyimpulkan dan melakukan transformasi belajar kedalam kehidupan lain yang

lebih luas.

Menurut Uzer Usman ( 1996 ) dalam menciptakan kondisi pembelajaran

yang aktif sehingga dapat menentukan keberhasilan siswa yaitu :

a. Melibatkan siswa

b. Menarik minat

c. Membangkitkan motivasi siswa

d. Prinsip individual

e. Peragaan dalam pembelajaran

Beberapa cara mengaktifkan siswa dalam pembelajaran perbaikan :

a. Membangkitkan motivasi belajar

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Merangsang minat
9

d. Mengarahkan perhatian

e. Membimbing belajar

f. Mengembangkan ingatan

g. Memperoleh balikan

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan dambaan bagi setiap siswa yang sedang

mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dambaan bagi orang tua maupun

guru. Sebenarnya kata Prestasi belajar merupakan suatu pengertian yang terdiri

dari dua kata Prestasi dan belajar, yang masing-masing mempunyai arti sendiri-

sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Prestasi belajar mempunyai arti

sesuatu yang diandalkan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha. 

Pengertian Prestasi belajar tidak hanya yang tersebut di atas akan tetapi

ada pengertian lain mengenal kata prestasi belajar yang dinyatakan oleh Suharto

dan Iryanta Tata dalam http//www.hipni.blogspot.com bahwa Prestasi belajar

adalah suatu yang ada (terjadi) oleh suatu kerja.  Selanjutnya makna kata

“Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. 

Ngalim Purwanto dalam http//www.hipni.blogspot.com menyatakan

bahwa: “Prestasi belajar adalah tingkat kemampuan berpikir”.  Pusat Pengujian

Balitbang Depdikbud menyatakan bahwa : “Prestasi belajar tidak hanya meliput

aspek pengetahuan dan ketrampilan, namun meliputi pula aspek pembentukan

watak seorang siswa”.  


10

a. Dari pendapat-pendapat tersebut, pengertian Prestasi belajar adalah sesuatu

yang didapat atau dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar yang

dinyatakan dengan berubahnya pengetahuan, tingkah laku, dan ketrampilan,

b. Prestasi belajar yang dicapai oleh tiap-tiap anak setelah belajar atau usaha

yang diandalkan oleh guru berupa angka-angka atau skala 

c. Prestasi yang diperoleh murid berupa pengetahuan, ketrampilan, normatif

watak murid yang dikembangkan di sekolah melalui sejumlah mata pelajaran.

5. Jenis – jenis Prestasi belajar

Usman Effendi dan Juhaya S. Praja dalam http//www.hipni.blogspot.com

menyatakan bahwa : Prestasi belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang

bulat. Prestasi belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku yaitu

aspek motorik, aspek kognitif sikap, kebiasaan, ketrampilan maupun

pengetahuannya. Ditandai dengan hafalnya seseorang kepada sesuatu materi yang

dipelajarinya yang dimanifestasikan dalam bentuk-bentuk : (1) pengetahuan, (2)

pengertian, (3) kebiasaan, (4) ketrampilan (skill), (5) apresiasi, (6) emosional, (7)

hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etika atau budi pekerti, dan (10) sikap

(attitude). 

Bloom http//www.hipni.blogspot. membagi tingkat kemampuan atau tipe

Prestasi belajar dari aspek kognitif menjadi enam : (a) pengetahuan hafalan, (b)

pemahaman atau komprehensif, (c) penerapan aplikasi, (d) analisis, dan (f)

evaluasi.

Selanjutnya Abin Syamsudin secara garis besar membagi Prestasi belajar

menjadi tiga golongan, yaitu (1) aspek kognitif meliputi pengetahuan hafalan,

pengamatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi, (2) aspek efektif

meliputi penerimaan, sambutan, penghargaan, apresiasi, internalisasi,


11

karakterisasi, (3) aspek psikomotor meliputi keterampilan bergerak dan

ketrampilan verbal dan non verbal.

Burton menyatakan bahwa, Prestasi belajar adalah, (1) kecakapan, (2)

ketrampilan, (3) prinsip-prinsip atau generalisasi atau pengertian, ketrampilan

mental, (5) sikap-sikap dan respons-respons emosional dan (6) fakta-fakta dan

pengetahuan. Sedang Sindgren, mengemukakan bahwa Prestasi belajar terdiri

dari : (a) ketrampilan (skill), (b) informasi, (c) pengertian (konsep) dan (d) sikap

(attitude).

Selanjutnya Moh. Surya dan Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan

bahwa selain aspek-aspek yang telah dibahas di atas, juga terdapat perubahan

aspek-aspek : (1) pengamatan, adalah proses penerimaan, penafsiran dan

memberi arti dari kesimpulan yang diterimanya melalui alat indra, (2) Berpikir

assosiatif daya ingatan adalah suatu proses berpikir di mana terbentuk hubungan

antara perangsang-perangsang dan respon, (3) inhibisi adalah kesanggupan

seseorang untuk memilih tindakan yang perlu dilakukan dan meninggalkan

tindakan-tindakan yang tidak perlu, dalam rangka interaksinya dengan

lingkungan dan dalam rangka proses belajar.

6. Metode

Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus berorientasi pada

tujuan yang telah ditentukan, untuk itu perlu dipikirkan bagaimana cara agar

dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan efisien. Cara yang ditempuh

untuk mencapai tujuan belajar mengajar ini dinamakan dengan metode belajar

mengajar.

Metode yang digunakan dalam belajar mengajar antara lain :


12

a. Ceramah

Pelaksanaan metode ceramah yang menarik ditentukan oleh kemampuan

guru, karena gurulah yang berperan penuh dalam metode ceramah.

Kepiawian guru dalam menguasai bahan, forum/audience, dan ketrampilan

berbahasa dan intonasinya sangat menentukan keberhasilan metode ini.

b. Diskusi

Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan

dan penyajian materinya melalui suatu problem atau pertanyaan yang harus

diselesaikan berdasarkan pendapat dan keputusan secara bersama.

c. Simulasi

Metode simulasi merupakan metode mengajar yang digunakan dalam

pembalajaran kelompok. Beberapa jenis metode simulasi seperti : bermain

peran 9 role playing , sosiodrama, dan permainan simulasi ( simulation

games).

d. Demonstrasi

Demonstrasi erat hubungannya dengan upaya peragaan. Tujuan pokok

penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk

demonstrasi dalam memperjelas sesuatu atau proses dan memperhatikan cara

melakukan proses terjadinya sesuatu. Sebelum melakukan demonstrasi guru

perlu menguasai bahan pelajaran yang akan didemonstrasikan serta

mengorganisasikan kelas

Demonstrasi menurut Roestiyah NK (1991:83) “ adalah teknik mengajar

di mana guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses sehingga seluruh


13

siswa dalam kelas dapat melihat, mendengar, dan merasakan proses yang

ditunjukkan oleh guru. “

Metode demonstrasi menurut Darajat (1985)

1). Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan

2). Proses belajar siswa

lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari

3). Pengalaman dan

kesan sebagai pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa

Manfaat metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga menurut

S. Nasution ( 1986 )

1). Menambah aktifitas belajar siswa karena siswa turut melakukan peragaan

2). Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanent

3). Membantu siswa dalam mengejar penguasaan atas materi pelajaran,

khususnya yang didemonstrasiokan itu.

4). Membangkitkan minat dan aktifitas belajar siswa.

5). Memberi pemahaman yang lebih tepat dan jelas.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa metode demonstrasi adalah proses penerimaan siswa

terhadap kegiatan / proses belajar mengajar lebih berkesan secara mendalam,

sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Demonstrasi

yang dilengkapi dengan LKS bertujuan agar siswa dapat meningkatkan hasil

prestasi belajar.

Keunggulan metode demonstrasi :


14

1). Membantu siswa untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses

dengan penuh perhatian.

2). Memudahkan berbagai jenis penjelasan

3). Menghindari verbalisme

4). Memberikan keterampilan tertentu pada siswa

5). memberikan pengalaman riil

6). Mampu menjelaskan tentang suatu materi yang abstrak.

Kelemahan metode demonstrasi :

1). Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa

ditunjang hal ini, pelaksanaan demonstrasi tidak efek

2). Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadaitidak selalu

tersedia dengan baik.

3). Demonstrasi memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,

memerlukan waktu yang cukup panjang.

e. Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam menyajikan

atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan

sesuatu serta mengamati secara proses.

f. Penguasaan / Drill /Latihan

Drill adalah penyampaian pelajaran melalui pengulangan dan repetisi

sampai bahan dikuasai siswa. Metode ini sangat efektif untuk melatih

ingatan, keterampilan, dan untuk penyamaan materi. (Udin Winaputra :

1997 : 11.12 )
15

Dalam pembelajaran matematika perlu memperhatikan metode yang

digunakan , sebab metode merupakan salah satu cara yang mempunyai fungsi

penting untuk mengantarkan siswa dalam mencapai keberhasilan suatu

pembelajaran. Adapun fungsi penting yang penulis maksud adalah :

a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran

b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam

kegiatan pembelajaran

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran

d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan

pembelajaran

e. Sebagai alat untuk memotivasi kegiatan pembelajaran

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan


prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan pecahan
kelas IV semester 2 SD Negeri 03 Pedagung.

Anda mungkin juga menyukai